scholarly journals Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Penularan HIV-AIDS pada Waria di Kota Padang Tahun 2013

2014 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Vicca Rahmayani ◽  
Akmal M. Hanif ◽  
Susila Sastri

AbstrakKasus HIV/AIDS di Provinsi Sumatera barat sampai Desember 2012 sebanyak 133 kasus positif HIV dan 120 kasus AIDS, jumlah kasus terbesar di kota Padang sebesar 78,94%. Faktor resiko paling banyak melalui hubungan seksual sebesar 32%, dan di antara 40 orang waria penjaja seks dibawah bimbingan LSM APP(Aia Pacah Peduli) dinyatakan 5 waria +HIV. Tujuan penelitian untuk menganalisa hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan penularan HIV-AIDS pada waria di kota Padang. Metode penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian adalah para waria penjaja seks dibawah bimbingan LSM APP Padang. Penentuan jumlah sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel 40 waria penjaja seks. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65% waria penjaja seks memiliki tindakan yang baik, 70% memiliki pengetahuan yang tinggi, dan 52,5% menunjukkan sikap sedang terhadap pencegahan penularan HIV-AIDS. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa ke dua variabel independen berhubungan secara bermakna dengan variabel dependen (p < 0,05) yaitu variabel pengetahuan (p = 0,040) dan sikap (p = 0,048).Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, HIV-AIDS, Waria penjaja seksAbstractCases of HIV/AIDS in West Sumatra province until December 2012, is as many as 133 cases of HIV positive and 120 cases of AIDS, with the largest number is occured in Padang city that is 79.3%. The most influenced risk factor is through a sexual relationship amounted to 32%, and among the 40 transvestites sex workers who have been under the guidance of the APP (Aia Pacah Peduli)—an NGO, there are 5 transvestites with +HIV. This research aims to analyze the relationship of knowledge and attitude with the precautions of HIV/AIDS transmission on transvestites in Padang city. Methode of this research is an observational analytic study with cross sectional study approach. Population were all transvestites sex workers (40) who have been under the guidance of the APP (Aia Pacah Peduli)—an NGO that is 40. The amount of this sample is chosen using total sampling. Data analysis uses statistical test of chi-square. The research results showed that 65% of transvestites sex workers take good preventive action, 70% had high knowledge, and 52.5% show that they took sufficient attitude related to prevention of HIV/AIDS transmission. Chi-square test results showed that the two independent variables are significantly correlated with the dependent variable (p < 0,05), that is knowledge variable (p =0,040) and attitude (p =0,048).Keywords: Knowledge, Attitude, Action, HIV/AIDS, Transvestites sex workers

Author(s):  
Anaswara S. Asok ◽  
Pooja Akoijam ◽  
Avantika Gupta ◽  
Brogen Singh Akoijam

Background: Learning problems significantly interfere with academic activities that require reading, mathematical or writing skills. In India 10-14% of children have specific learning disability. The teacher with adequate knowledge of learning disabilities and skills or competencies can do better justice to the children than teacher with general pedagogy backgrounds. The study aimed to assess the teacher’s knowledge and attitude towards learning disabilities and to determine the association between knowledge and attitude with their background characteristics.Methods: A cross sectional study was conducted among 181 teachers of both government and private schools of Bishnupur. Data collected using self-administered questionnaires assessing the knowledge and attitude. Data entered in IBM SPSS 21. Data was expressed using descriptive statistics like frequencies and percentages. Chi-square test   was used to check significance between proportions.Results: Data was collected from 181 teachers. Mean age of participants was 42.7±1 and 59.1% of them worked in govt. schools and 40.9% in private. 48.1% of them had adequate knowledge on learning disabilities. Majority (93.9%) had favourable attitude. Association between type of school the teachers taught and knowledge was found to be significant (p<0.05). There was no significant association between attitude with any of the socio-demographic variables.Conclusions: More than half of the teachers had inadequate knowledge on learning disabilities while majority of them had favourable attitude. Teachers belonging to govt. schools had better knowledge on learning disabilities.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 138-147
Author(s):  
Maria A.L Dawe ◽  
Petrus Romeo ◽  
Enjelita Ndoen

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an endemic disease commonly found in tropical and subtropical regions. Community behavior and the role of health workers in DHF prevention significantly influence DHF incidence. This study purposed to determine the relationship between community knowledge and attitude and the role of health workers with DHF prevention in the working area of the Bakunase Public Health Center in 2020. The study design was descriptive-analytic with a cross-sectional study approach. The research sample was 99 respondents, taken by simple random sampling technique. Analysis of research data used the chi-square test. The results showed that knowledge (p = 0.003), attitude (p = 0.000), and the role of health workers (p = 0.004) were related to DHF prevention. Most respondents had poor knowledge but showed a positive attitude towards DHF prevention. Intensive counseling on DHF prevention is essential to ensure active community participation in DHF prevention activities.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 74
Author(s):  
Susi Andriani ◽  
Arti Lukitasari ◽  
Kartini Hasbalah

<p>Strategi koping merupakan cara yang dilakukan lansia dalam menyelesaikan masalah, menyesuiakan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan strategi koping pada lansia yang tinggal di rumah dengan di Panti. Jenis penelitian adalah kuantitatif menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Pengambilan sampel dengan cara total sampling pada lansia di UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang dan propotional Sampling di rumah, sampel berjumlah 106 lansia. Analisis hasil penelitian meliputi analisa univariat dan bivariat yang menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan strategi problem focused copin dan emotional focused coping (p=0.001), dan tidak ada hubungan strategi religious coping dengan lansia yang tinggal di rumah dan panti (p&gt;0.05). Disarankan perlu dilakukan berbagai intervensi penyuluhan mekanisme koping dan pada lansia di panti untuk meningkatkan strategi koping dan kualitas hidup yang baik pada lansia yang tinggal di panti dan di rumah.</p><p>Kata Kunci: Strategi Koping, lansia, tempat tinggal.</p><p><br />Abstract</p><p>Elderly use coping strategy to solve problems, to adapt whit changes, and to respond a threatening situation. The purpose of this study was to find out the differences of coping strategies between elderly living at home and at Panti. The research employed quantitative menthode by using comparative descriptive design with cross sectional study approach. Sample was selected by using total sampling for elderly who lived in Panti and proportional sampling for elderly who lived at home. The number of sample was 106 alderly. The result analysis included study univariate and bivariat analysis by chi-square test. The results showed that threre were the differences in coping strategies of elderly who lived at home and at regional technical implementation in panti (p=0.001). It is suggested that it is necessary to undertake intervention in older to improve coping strategies and quality of life in elderly who live people living in nursing home.</p><p>Keywords: Coping strategy, elderly, living.</p>


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 31-37
Author(s):  
Adolfina Tandilangan ◽  
Marselius Fatie

Kurangnya cakupan program intervensi pengendalian HIV dan AIDS di Kota Mimika disebabkan aspek perencanaan yang tidak maksimal, kurangnya dana dan adanya kendala-kendala sarana dan prasarana serta kondisi geografis. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan intervensi perubahan perilaku ODHA di puskesmas Timika dan Puskesmas Timika Jaya dan hubungan pengendalian program dengan implementasi pelaksanaan perubahan perilaku (IPP) pencegahan penyakit HIV-AIDS pada kelompok risiko. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Sampel sebanyak 52 orang yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji statistik mann whitney untuk meliihat perbedaan, uji chi square untuk melihat hubungan antara variabel independen dan dependen, dan uji regresi logistik untuk menentukan pemodelan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pada uji mann whitney diperoleh p=0,313. Hal itu berarti, tidak ada perbedaan intervensi perubahan perilaku responden di puskesmas Timika dan Timika Jaya; (2) ada hubungan perencanaan, biaya, waktu, dan sosial budaya terhadap pelaksanaan IPP; (3) tidak ada hubungan spesifikasi dan ekonomi terhadap pelaksanaan IPP; dan (4) pelaksanaan IPP akan berjalan dengan baik apabila memiliki waktu yang baik dan efektif sebesar satu kati dibandingkan dengan pelaksanaan IPP yang buruk setelah dikontrol oleh perencanaan dan sosial budaya.


2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 607
Author(s):  
Nurlindawati Nurlindawati ◽  
Hardisman Hardisman ◽  
Amel Yanis

Layanan VCT (Voluntary Counsaling and Testing), atau dikenal dengan pelayanan konseling dan testing HIV adalah upaya menegakkan diagnosis HIV/AIDS untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penularan atau peningkatan HIV/AIDS. Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) menjadi penyumbang terbesar dalam penularan HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah menentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan VCT pada LSL di Kota Padang. Penelitian ini merupakan cross sectional study. Sampel adalah bagian dari populasi yang dinilai atau karakteristiknya diukur dan nantinya akan dipakai untuk menduga karakteristik dari populasi. Besar sampel enam puluh satu (61) responden yang diambil secara accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan Chi Square, dan multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu lama menjadi seorang LSL diatas 10 tahun (45,9%), waktu terakhir melakukan kunjungan VCT > Tahun 2019 (59,0%), tempat terakhir melakukan kunjungan VCT di Puskesmas (52,5%), responden melakukan kunjungan VCT minimal tiga bulan terakhir sejak penelitian ini dilakukan (59,0%), uji Chi Square menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kunjungan VCT adalah keyakinan mengenai VCT (p=0,005), dorongan orang lain (p=0,001). praktik organisasi (p=0,001), nilai mengenai manfaat VCT tidak mempunyai hubungan signifikan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa dorongan dari orang lain tentang VCT merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling signifikan dibanding variabel lainnya.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Trivena Larengkeng ◽  
Lenny Gannika ◽  
Rina Kundre

Abstract: Nurses have a big responsibility because nurses are human service occupation that give a service to the society. Being a nurse had many job demands that potentially can be a stressor (burnout). Nurses must have disposition of certain behavior to finish it. One of disposition behavior is self efficacy. The purpose of this research is to know the Corelation between burnout and self efficacy of nurses at medical ward RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Design of this research used Descriptive Analytic With Cross Sectional Study approach. The sample was 61 respondent, used non random samplimg technique. The result of statistic test that used Chi-Square test in significance level was 95%, and significant score p vzlue = 0,020 < α (0,05). Conclusion that there is a corelation between burnout and self efficacy of nurses in medical ward.Keywords : Burnout, Self Efiicacy, NursesAbstrak: Perawat memiliki tanggung jawab yang tinggi karena memiliki pekerjaan yang bersifat human service atau memberikan pelayanan kepada masyarakat, Tanggung jawab dan tuntutan pekerjaan yang banyak dapat berpotensi menjadi stressor (burnout) bagi perawat Perawat dituntut untuk memiliki disposisi perilaku tertentu agar dapat menyelesaikannya. Salah satu disposisi perilaku tersebut ialah efikasi diri (Self efficacy). Tujuan untuk mengetahui hubungan Burnout dengan self efficacy pada perawat di ruang rawat inap RSU Gmim Pancaran Kasih Manado. Desain penelitian yang digunakan yaitu Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Sampel berjumlah 61 responden yang didapat dengan menggunakan tehnik non random sampling. Hasil penelitian uji statistik menggunakan uji Chi-square pada tingkat kemaknaan 95%, didapatkan nilai signifikan ρ Value = 0,020 < α (0,05). Kesimpulan ada hubungan antara burnout dengan self efficacy pada perawat di ruang rawat inap.Kata Kunci : Burnout, Self Efficacy, Perawat


2019 ◽  
Vol 13 (4) ◽  
pp. 197
Author(s):  
Yuliasti Eka Purnamaningrum ◽  
Ratyas Ekartika Puspita Candra Nugrahawati ◽  
Munica Rita Hernayanti ◽  
Anne Vajee

In 2016 Special Region of Yogyakarta was ranked 9th as the province with the highest number of people suffered from HIV/AIDS especially at Sleman regency. Globally, AIDS was the second leading cause of adolescents’s death aged of 10-19 years. The purpose of this study was to find out factors affecting the behaviour of the adolescents towards HIV/AIDS prevention. This research using with cross sectional study design. The sampling technique which used was stratified random sampling resulted in 59 respondents from 11th grade students at SMA Negeri 2 Sleman were selected as sample. Data were collected using questionnaire and analyzed using Chi-Square test and Multiple Logistic Regression. The result showed that most respondents 66,1% had sufficient knowledge. Students who showed supportive attitude was 54,2%. Information obtained were mostly from electronic media. Thirty one students (52,5%) showed a positive behaviour toward HIV/AIDS prevention. Chi-Square test’s result showed that factors significantly related to adolescent’s behaviour toward HIV/AIDS prevention were knowledge and attitude. Variables most affecting was attitude (p-value=0,008; PR=4,4; 95% CI=1,4-13,1).


Author(s):  
Hasti Hasti

Motor development is a process of growing and development of motion ability of children's development conditions with the nerve and brain development of children so every simple movement is the results of complex interaction patterns of various and optimized particular systems and syatems. Motor development is connected with the growth process of motoric associated with knowledge, family income and attitudes of moms. The type of research used is observational research with the "cross sectional study" approach, to know the factors related to motor development of motorcycle of body diposyandu sawi massamaturu village, popular district. Research results show that of the large 30 sample estimates, 14 children with normal motor development and 6 children that the motor development is disturbed. Conclusion in this research a significant relationship between knowledge, and attitude with the motoric development of family income not significant thSe development of children motoric


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document