scholarly journals PERBEDAAN PENGELUARAN ASI PERTAMA ANTARA PIJAT OKSITOSIN DAN BREAST CARE PADA IBU NIFAS DI WILAYAH NATAR LAMPUNG SELATAN

2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 231
Author(s):  
Yusari Asih ◽  
I Gusti Ayu Mirah WS ◽  
Tiya Setiawati

<p>Berdasarkan data cakupan pemberian Asi ekslusif di Provinsi Lampung masih rendah (54,9%) dibandingkan dengan target Indonesia.Berdasarkan data di  puskesmaswilayah natar cakupan pemberian ASI hanya 62,3%, hasil ini dibawah target yaitu sebesar 80%. Hasil survei di wilayah Natar terdapat 8 ibu dari 40 ibu <em>post</em> partum yang tidak memberikan ASI kepada bayinya, 3 diantaranya karena putting susu tidak keluar, 5 diantaranya tidak memberikan ASI dikarenakan ASI sedikit dan memberikan  PASI sebagai gantinya. Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya cakupan pemberian ASI.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan eksperimen menggunakan <em>Quasy Eksperimen</em> dengan pendekatan <em>posttest Only Control Group Design</em> dilakukan pada tahun 2018, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum normal di BPM Siti Hajar. Teknik sampel penelitian ini menggunakan <em>purposivesampling</em>.Data yang diambil adalah data primer alat yang digunakan berupa ceklist dan lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan rerata dan bivariat dengan Mann-Whitney. Hasil uji statistik dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan pengeluaran ASI antara Pijat Oksitosin dan <em>Breast Care</em> dengan <em>p-value</em> 0,002. Diharapkan petugas kesehatan mengajarkan pijat oksitosin agar dapat memperlancar pengeluaran ASI.</p>

2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Zuhrotunida Zuhrotunida ◽  
Yunita Yunita

Persentase nasional angka kejadian proses mulai menyusu kurang dari satu jam (IMD) setelah bayi lahir adalah 34,5 persen. Kurangnya presentasi tersebut diakibatkan oleh salah satunya dikarenakan adanya Peningkatan kejadian Sectio Caesarea yang secara tidak langsung menurunkan kesuksesan dalam menyusui.Hal ini dikarenakan tidak dilakukannya Inisiasi Menyusui Dini serta keterlambatan dalam memberikan.Permasalahan mayoritas yang dialami ibu adalah tidak keluarnya ASI pada hari pertama sampai hari ketiga post partum. Akibatnya, bayi baru lahir yang seharusnya mendapatkan ASI dini akan tertunda dan sebagai alternatifnya diberikan susu formula.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas pijat oksitocin dan breastcare terhadap waktu pengeluaran ASI.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode Quasy Eksperimendengan Rancangan NonEquivalent Control Group Design (pre test dan post test group kontrol).Kelompok intervensi dalam penelitian ini adalah ibu post sectio caesarea yang dilakukan pijat oksitosin sedangkan kelompok kontrol dalam penelitian adalah ibu post sectio caesarea yang dilakukan breast care.Sampel pada penelitian ini adalah sebagian ibu post SC pada bulan maret 2016 yang berada di Ruang Nifas RS DINDA TANGERANG sebanyak 32 ibu yang diambil dengan Teknik Non probability sampling dengan purposive sampling.Hasil penelitianProduksi ASI pada ibu nifas dengan post sc yang dilakukan breast care dapat diketahui bahwa yang mengalami pengaluaran ASI cepat, yaitu sebesar 4 ibu (%) sedangkan 12 ibu (37,5%) mengalami pengeluaran ASI lambat. Dilakukan uji statistic diketahui efektifitas yang kuat antara pijat oksitosin pada ibu dengan post sc terhadap pengeluaran ASI, hal ini dibuktikan dengan p-value 0, 000 (<0,05) dengan nilai r korelasi Sperman sebesar 0,689. Disarankan bagi Ibu Post SC yang mengalami permasalahan ASI hendaknya dilakukan intervensi pijat oksitocin untuk mempercepat pengeluaran ASInya.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 161-167
Author(s):  
Ainun Mardhiah ◽  
Riska Maulidanita ◽  
Winda Agustina

THE EFFECTIVENESS OF LACTACTION MASSAGE ON COLOSTRUM EXPENDITURE             IN THE PUBLIC MOTHER Background :Breastfeeding immediately after delivery provides many benefits for mothers and children. Breast milk that comes out for the first time contains colostrum which is highly nutritious and has antibodies that can protect newborns from disease. Based on the Demographic and Health Survey (IDHS), it is stated that more than half of children (57%) received breast milk within 1 hour after birth and 74 percent of children started breastfeeding within 1 day after birth.Purpose :Knowing to analyzing the effectiveness of lactaction massage on colostrum expenditure in postpartum mothersMethods:The research design used a pre-experimental design with a pretest-posttest control group design. Place of fresearch in the Medan City clinic in 2020.The population and sample in this study were all postpartum mothers on the first-third day totaling 24 people using purposive sampling technique. Comparison of 1: 1, where 12 respondents were intervened with lactaction massage and 12 respondents were the control group. The data that has been collected is processed by computer. Then analyzed the data, namely: Univariate and bivariate analysis using the Wilcoxon test with a significance level of 95% (0.05).Results: There is a difference in the average value of colostrum expenditure before and after the lactaction massage from 0.00 to 5.00. Wilcoxon test results obtained p value = 0.007 <0.05.Conclusion: There is the effectiveness of lactaction massage on colostrum expenditure in postpartum mothers.Suggestion: it is advisable to mothers who give birth to know complete information about the importance of giving colosrum to newborns. Keywords : Colostrum Expenditure, Lactaction Massage,Post Partum ABSTRAK Latar belakang: Pemberian ASI segera setelah melahirkan memberikan banyak manfaat bagi ibu dan anak. ASI yang keluar pertama kali mengandung kolostrum yang bergizi tinggi dan memiliki antibodi yang dapat melindungi bayi baru lahir dari penyakit. Berdasarkan Survei Demografi Dan Kesehatan (SDKI) menyatakan bahwa lebih dari separuh anak (57%) mendapatkan ASI dalam periode 1 jam setelah lahir dan 74 persen anak mulai disusui dalam 1 hari setelah lahir.Tujuan penelitian: untuk menganalisis efektifitas lactaction massage terhadap pengeluaran kolostrum pada ibu nifas.Metode: Desain penelitian menggunakan metode pre eksperimental design dengan pretest-posttest control group design. Tempat penelitian di klinik Kota Medan Tahun 2020. Populasi dan sampel seluruh ibu nifas hari pertama-ketiga berjumlah 24 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Perbandingan 1:1, dimana 12 responden diintervensi lactaction massage dan 12 responden sebagai kelompok kontrol. Data yang telah dikumpulkan, diolah dengan komputer. Kemudian menganalisis data yaitu: Analisis univariat  dan bivariat dengan menggunakan uji t test dengan tingkat kemaknaan 95% (0,05).Hasil: Terdapat perbedaan nilai rata-rata pengeluaran kolostrum sebelum  dan  setelah  tindakan lactaction massage  0,00  menjadi  5,00.  Hasil  uji wilcoxon diperoleh nilai p = 0,007 < 0,05.Kesimpulan: Terdapat efektifitas lactaction massage terhadap pengeluaran kolostrum pada ibu nifas.Saran: Peneliti selanjutnya untuk meneliti variabel lainnya terkait lactaction massage dan pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Kata Kunci: Pengeluaran Kolostrum, Lactaction Massage,Nifas


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 929-939
Author(s):  
Vitria Komala Sari ◽  
Widya Ningsih ◽  
Riska Nelda Putri

: Pembengkakan payudara sering kali diasosiasikan dengan terlambatnya atau kurang seringnya menyusui, atau pengosongan payudara yang tidak efektif. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas kompres daun kubis dan breast care dalam mengurangi pembengkakan payudara pada ibu nifas. Salah satu penanganan secara non farmakologis dapat dilakukan dengan perawatan payudara tradisional (kompres panas dikombinasi dengan pijatan) dan daun kubis. Desain penelitian Quasi experiment dengan Pre-test post-test nonequivalent control group design. Sampel berjumlah 20 orang yang dipilih secara Purposive Sampling, terbagi 10 kelompok intervensi dan 10 kelompok kontrol. Data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh pada bulan Maret – April 2019. Berdasarkan analisa Univariat diperoleh hasil pengurangan pembengkakan payudara pada kelompok yang diberikan kompres daun kubis dan breast care yaitu sebelum (mean 5,5 dan SD 0,527) dan sesudah (mean 1,4 dan SD 0,516). Sedangkan pada kelompok yang diberikan breast care saja yaitu sebelum (mean 5,6 dan SD 0,516) dan sesudah (mean 2,8 dan SD 0,632). Hasil analisis Bivariat terdapat perbedaan rata-rata pengurangan pembengkakan payudara setelah diberikan kompres daun kubis dan breast care dengan mean 6,10 dan p-value = 0,0005.   Kata Kunci    : Pembengkakan Payudara, Daun Kubis, Breast care  


Author(s):  
Sagita Darmasari ◽  
Eryani Putri ◽  
Indah Rahmadaniah

According to UNICEF improper Behaviourand less of knowledge contributed to the death of  a child, one of them, namely the mothers do not realize the importance of breast feeding. According to Basic Medical Research percentage of breastfeeding pattern <1 hourin 2010 i.e. 29,3% and increased to 34,5% in 2013. The breastfeeding patterns 1-6 the first hour of the in 2010 as many as 40,7% and decreased to 35,2% in 2013. A few methods to help improve the ASI production such as oxytocin massage methods, marmet technique, warm compresses, massase rolling (back), breast care, and methods of SEMOS (Stimulation of Endorphin Massage, Oxytocin and Suggestive). This research aimed to know the effectiveness combination of the mermet technique and oxytocin message against the breast milk production of  mothers postpartum. This research used quasi alphabets experiment withpost testmenthods only with control group design. The results of using independent T-bivariat test obtained p value 0,007 < ? (0,05) which means therewas a significant influence between breast milk production of mother postpartum group intervene the breastmilk production of mother postpartum with control group with an average of breast milk production of 30 respondents were  divided into two groups that was 15 respondents of the intervention group obtained 1,113cc whereas 15 respondents of control group obtained 0,547cc. The combination of the marmet technique and oxytocin massage and was effective to stimulatehormone prolactin spending that would stimulate the cells of the alveoli and contain myoepithelial for breast milk  Production of mothers postpartum process on the first days after birth..


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 179
Author(s):  
Eka Yulia Fitri ◽  
Aprina Aprina ◽  
Setiawati Setiawati

<p>Risiko tinggi/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Tujuan Penelitian : diketahui pengaruh senam kegel terhadap penyembuhan luka pada ibu post partum. Jenis  penelitian kuantitatif, desain penelitian metode <em>quasi eksperimen</em> dengan pendekatan <em>Post test with control group design</em>, objek penelitian adalah pengaruh senam kegel dengan ruptur perineum. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin<em>. </em>Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin primi dengan jumlah sampel adalah 60 responden. Analisis data menggunakan uji t independen. Hasil Penelitian: Rata-rata penyembuhan luka pada kelompok eksperimen sebelum senam kegel adalah 10,73 dan setelah senam kegel 4.40. Rata-rata penyembuhan luka pada kelompok kontrol pada pengukuran pertama adalah 10.53 dan pengukuran kedua 5.20. Ada penyembuhan luka pada ibu post partum (<em>p-value</em> 0,015) dengan nilai beda mean 0,800 dan t-test 2,592. Kepada perawat diharapkan selalu mengajarkan senam kegel pada ibu hamil dan terutama pada ibu-ibu primigravida.</p><p> </p>


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 801-812
Author(s):  
Dwi Apriyani ◽  
Masrifan Djamil ◽  
Suryati Kumorowulan

Post partum hypertension contributes to maternal mortality. Postpartum hypertension management can be in the form of pharmacological therapy, but it causes side effects for mother and baby. Several studies have shown that chayote can play a role in lowering blood pressure. This research aimed to prove the effect of chayote extract on reducing blood pressure in postpartum with hypertension. Quasy experiment pretest and posttest control group design. The number of samples was 19 interventions and 19 controls. The intervention group received 400 mg of chayote extract and 10 mg of nifedipine, while the control group received only 10 mg of nifedipine. The intervention was carried out for 7 days. The treatment group experienced significant changes in systolic blood pressure and diastolic blood pressure with p value = 0.000 compared to the control group. The chayote extract has a significant effect on reducing blood pressure in postpartum with hypertension


2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Iin Nilawati ◽  
Dita Selvianti

Tujuan mengetahui penyembuhan luka dan proses involusi uterus serta membandingkan waktunya Desain quasi eksperimental Nonequivalent  Control Group  Design, sampel 30 ibu nifas kelompok eksperimen dan 30 kontrol. Pengumpulan data dengan cara observasi penyembuhan luka maupun involusi uterus hari ke 0-7 post partum, menggunakan instrumen reeda scale. Analisis data dengan uji statistik uji mann witney. Rata-rata waktu penyembuhan luka kelompok kasus 4,73 hari, waktu penurunan TFU hingga tidak teraba lagi yaitu 4,33 hari. P value 0,00 0,05 berarti ada perbedaan percepatan penyembuhan luka perineum dan penurunan TFU kelompok kontrol dan kasus. Jusnalo dapat mempercepat penyembuhan luka perineum dan involusi uteri.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Rahmawati Wahyuni ◽  
Nursari Abdul Syukur

Latar belakang: Perdarahan post partum dapat disebabkan oleh atonia uteri, robekan jalan lahir, retensio plasenta, inversio uteri dan pembekuan darah. Pada umumnya dengan melakukan senam nifas maka dapat mempercepat proses pemulihan kondisi ibu setelah melahirkan dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi selama masa nifas. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum di Wilayah Kerja Puskesmas Temindung Samarinda. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian pre experimental dengan pre test-post test control group design. Subjek penelitian yang diambil adalah semua ibu post partum yang melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Temindung pada bulan Agustus-Oktober 2019. Sampel terdiri dar 2 kelompok dengan 48  responden, yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Analisis statistik uji t independen dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil: Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang signifikan dari penurunan TFU  pada ibu post partum antara kelompok yang melakukan senam nifas dan tidak senam nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Temindung  dibuktikan dengan p-value = 0,002. Kesimpulan dan saran: Pada penelitian ini Ho ditolak yang menunjukan bahwa ada pengaruh senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum di Klinik Kartika Jaya. Diharapkan senam nifas di terapkan oleh Wilayah Kerja Puskesmas Temindung karena bermanfaat dalam proses pemulihan kondisi ibu pasca partus.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Tatu Septiani Nurhikmah ◽  
Ratni N ◽  
Dewi Nurdianti

Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah. Adapun masalah yang menyebabkan ibu gagal dalam menyusui adalah puting susu lecet, payudara bengkak (bendungan air susu ibu), mastitis dan abses payudara. Salah satu metode untuk mengurangi bendungan air susu ibu yaitu dengan cara breast, ada beberapa macam cara metode breast care salah satunya adalah Pijat oketani. Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Desain ini terdiri dari tiga kelompok ibu nifas yang mengalami bendungan air susu ibu pada 4 sampai dengan 7 hari post partum yang dipilih secara acak (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini kelompok tersebut adalah kelompok A yang diberi pijat oksitosin dan kelompok B di beri pijat oketani dilakukan perawatan selama 2 hari. Kesimpulan Pijat oketani untuk mengurangi bendungan air susu ibu aman digunakan pada ibu menyusui, bidan dapat memfasilitasi dan membimbing ibu dalam melakukan pijat tersebut baik di rumah maupun fasilitas kesehatan, hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pemberian ASI eksklusif.Kata kunci: bendungan ASI, oketani, oksitosin


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 155
Author(s):  
Dewi Mayang Sari ◽  
Puryati Puryati ◽  
Susi Nurhayati

ABSTRAK Faktor penyebab utama kejadian puting susu lecet adalah teknik menyusui, perawatan payudara, monoliasis pada mulut bayi, putting susu terpapar zat iritan, serta lidah bayi yang pendek sehingga mengalami nipple crack.Tujuan penelitian untuk mengetahui manfaat pijat oketani dan teknik menyusui terhadap derajat putting susu lecet. Metode menggunakan desain quasi exsperimen dengan pendekatan Non equivalent control group design. Populasi adalah semua ibu menyusui dengan putting susu lecet dengan sampel 20 orang yang dianalisa  secara univariate dan bivariant dengan instrument lembar observasi derajat putting susu lecet. Hasil menunjukan ada pengaruh pijat oketani dan tehnik menyusui pada kelompok intervensi  dengan  p value 0,004,  kelompok kontrol dengan p value 0,000. Dan tidak ada perbedaan efektifitas pijat oketani dan teknik menyusui yang benar dengan kejadian putting susu lecet dengan  p value 0,830. Kata kunci : pijat oketani;  teknik menyusui; putting susu lecet; ibu menyusui  ABSTRACTThe main factors causing the occurrence of nipple blister are breastfeeding techniques, breast care, monoliasis in the baby's mouth, nipples are exposed to irritants, and the baby's tongue is short so that he experiences nipple crack. The purpose of this study was to determine the benefits of oketani massage and breastfeeding techniques on the degree of sore nipples. Method used a quasy-experimental design with a non-equivalent control group design approach. The population was all breastfeeding mothers with nipple blister with a sample of 20 people who were analyzed univariately and bivariantly with an instrument of observation sheet on the degree of nipple blister. The results showed that there was an effect of Oketani massage and breastfeeding technique on the intervention group with p value 0.004, control group with p value 0.000. And there is no difference in the effectiveness of oketani massage and correct breastfeeding technique with the incidence of sore nipples with a p value of 0.830.Keywords: oketani massage; breastfeeding technique; sore nipples; breastfeeding mothers


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document