scholarly journals Ethanol Extracts of Centella asiatica (L.) Urb. Leaf Increase Superoxide Dismutase-2 (SOD-2) Expression on Rat Cerebellar Purkinje Cells After Chronic Stress

2018 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 24
Author(s):  
Desby Juananda ◽  
Dwi Cahyani Ratna Sari ◽  
Mawaddah Ar-Rochmah ◽  
Nur Arfian ◽  
Muhammad Mansyur Romi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres kronis meningkatkan produksi reactive oxygen species (ROS), dan /atau menekan mekanisme pertahanan antioksidan. Efek neuroprotektif dari Centella asiatica (L.). Urb telah dilaporkandapat melindungi neuron dari kerusakan oksidatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstraketanol C. asiatica leaf terhadap ekspresi superoxide dismutase-2 sel (SOD- 2) pada sel Purkinje serebelum tikussetelah diberikan kejutan kronis di kaki. Sebanyak 25 tikus Sprague Dawley jantan dewasa muda diacak ke dalam limakelompok. Kelompok kontrol negatif terdiri dari tikus yang tidak stres; kelompok kontrol stres menerima aquadest; dankelompok lain diobati dengan dosis yang berbeda (mg / kg berat badan / hari, p.o.) ekstrak etanol daun C. asiatica: 150,300 dan 600, masing-masing diikuti oleh pemberian kejutan kronis di kaki selama dua puluh delapan hari. Ekspresi SOD-2 dari lapisan sel Purkinje diukur menggunakan metode imunohistokimia. Data dianalisis dengan one-way ANOVA (p<0,05). Kami menemukan bahwa ekspresi SOD-2 (%) dari lapisan sel Purkinje untuk kelompok kontrol negatif, kelompokkontrol stres, CeA150, CeA300 dan CeA600 kelompok adalah 22,38 ± 9,73, 9,81 ± 2,21, 10,29 ± 3,60, 14,72 ± 6,65, dan22,75 ± 10,93, masing-masing (p <0,05). Analisis post-hoc menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompokkontrol negatif dan kelompok kontrol stres (p <0,05). Ada juga perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrolstres dan kelompok CeA600 (p <0,05), tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan (p> 0,05).Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun C. asiatica meningkatkan ekspresi SOD-2 pada sel Purkinjecerebellar tikus setelah stres kronis.

2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Ahmad Fuadi ◽  
Yoyon Arif ◽  
Yudi Purnomo

Hiperglikemia pada Diabetes Melitus (DM) meningkatkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan berperan terhadap risiko komplikasi nefropati diabetik. Daun gedi merah (Abelmoschus manihot (L.) Medik) berkhasiat sebagai antidiabetik dan antioksidan tetapi penelitian ekstrak etanol daun gedi merah (EEDGM) untuk mencegah nefropati diabetik belum banyak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek EEDGM terhadap kadar SOD dan MDA ginjal tikus model DM.Metode: Tikus Sprague dawley jantan usia 4-6 minggu dikelompokan menjadi 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan (n=25 ekor). Tikus DM dibuat dengan diet tinggi lemak-fruktosa (DTLF) dan streptozotocin (STZ) 25 mg/kgBB i.p multiple dose. Ekstrak etanol daun gedi merah (EEDGM) diberikan per oral selama 4 minggu. Kadar SOD dan MDA ginjal diukur menggunakan SOD rat kit dan MDA rat kit. Hasil dianalisa dengan One Way Anova dilanjutkan dengan uji BNT (p<0,05).Hasil: Pemberian EEDGM dosis 800 mg/kgBB menghambat penurunan kadar SOD jaringan ginjal dengan persentase sekitar 60% dibandingkan KDM (p<0,05). Pemberian EEDGM dosis 400 mg/kgBB menghambat peningkatan kadar MDA jaringan ginjal dengan persentase sekitar 20% dibandingkan KDM (p<0,05). Induksi DTLF dan STZ menurunkan kadar SOD jaringan ginjal dengan persentase sekitar 40% dan meningkatkan kadar MDA jaringan ginjal dengan persentase sekitar 30%.Kesimpulan: Pemberian EEDGM dapat menghambat penurunan kadar SOD dan peningkatan kadar MDA jaringan ginjal tikus model DM.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Ika Dyah Kurniati ◽  
Dyah Mustika Nugraheni

Latar belakang : Reactive Oxygen Species (ROS) merupakan salah satu mediator terjadinya infertilitas. Produksi ROS akan meningkat dengan adanya polusi udara dan merokok. Polynuclear Aromatic Hydrogen (PAH) yang terkandung dalam asap rokok dapat menyebabkan atrofi testis, menghambat spermatogenesis, dan merusak morfologi spermatozoa. Apabila terjadi kerusakan atau atrofi sel-sel penyusun tubulus seminiferus akan terjadi penurunan berat testis. Buah kersen mengandung senyawa antioksidan yang dapat meningkatkan kualitas sperma. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek proteksi ekstrak buah kersen terhadap kerusakan testis tikus Sprague dawley yang terpapar asap rokok.Metode : Tikus sejumlah dibagi 4 kelompok, kemudian di papar asap rokok 7 batang perhari dan ekstrak buah kersen (EBK) selama 4 minggu. Kelompok pertama sebagai kontrol (K1) diberi plasebo, kelompok kedua (K2) dipapar asap rokok saja, sedangkan sisanya merupakan kelompok Perlakuan 1 (P1) diberi EBK 100mg/kgBB/hari dan Perlakuan 2 (P2) diberi EBK 200mg/kgBB/hari. Rasio berat testis di analisis dengan uji statistik parametrik One Way ANOVA Test dilanjutkan analisa Post Hoc Multiple Comparison Test.Hasil : Rasio berat testis pada kelompok kontrol (K1) sejumlah (0,31) kelompok perlakuan 1 (P1) sejumlah (0,24) dan kelompok perlakuan 2 (P2) sejumlah (0,28) sedangkan yang terendah yaitu pada kelompok kontrol paparan asap rokok (K2) sejumlah (0,19). Nilai P =  0,013, menunjukkan bahwa terdapat perbedaaan yang bermakna berat testis antar kelompok.Simpulan : Pemberian ekstrak buah kersen dapat meningkatkan rasio berat testis pada  tikus yang di papar asap rokok.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Hendra Putra ◽  
Fathia Annis ◽  
Yudi Purnomo

Pendahuluan: Hiperglikemia pada diabetes melitus (DM) meningkatkan produksi reactive oxygen species (ROS) yang berperan terhadap komplikasi makroangiopati diabetik. Daun gedi merah dikenal memiliki efek antioksidan dan antihiperglikemia sehingga diharapkan dapat menghambat kerusakan oksidatif pada DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol daun gedi merah dalam mencegah kerusakan oksidatif pada DM dengan mengamati kadar Superoxide Dismutase (SOD) dan Malondialdehyde (MDA) aorta tikus model DM.Metode: Tikus Sprague Dawley jantan berusia 4-6 minggu dikelompokkan menjadi 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan (n= 5 ekor). Hewan coba diinduksi diet tinggi lemak-fruktosa (DTLF) dan Stretpzotocin (STZ) 25 mg/kgBB intraperitoneal multiple dose. Selanjutnya kelompok perlakuan diberikan ekstrak etanol daun Gedi merah (EEDGM) dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB. Pengukuran kadar SOD dan MDA aorta menggunakan Elisa SOD rat kit dan Elisa MDA rat kit. Analisa data menggunakan One Way Anova dilanjutkan dengan uji BNT (p<0,05).Hasil: Pemberian EEDGM dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB menghambat penurunan kadar SOD aorta berturut-turut sekitar 10%, 30% dan 50% dibandingkan kelompok kontrol diabetes melitus (KDM) (p<0,05) sementara kadar MDA aorta diturunkan kurang lebih sekitar 20%, 40%, dan 70% (p<0,05). Induksi DTLF dan STZ pada kelompok KDM menurunkan kadar SOD aorta 50% dan meningkatkan MDA aorta 2 kali lipat dibandingkan KN (p<0,05).Kesimpulan: Pemberian EEDGM 200 – 800 mg/kgBB menghambat penurunan kadar SOD aorta dan menghambat peningkatan kadar MDA aorta tikus model DM.


2011 ◽  
Vol 25 (3) ◽  
pp. 492-502 ◽  
Author(s):  
Lidong Zhai ◽  
Scott W. Ballinger ◽  
Joseph L. Messina

Abstract Acute insulin resistance is common after injury, infection, and critical illness. To investigate the role of reactive oxygen species (ROS) in critical illness diabetes, we measured hepatic ROS, which rapidly increased in mouse liver. Overexpression of superoxide dismutase 2, which decreased mitochondrial ROS levels, protected mice from the development of acute hepatic insulin resistance. Insulin-induced intracellular signaling was dramatically decreased, and cellular stress signaling was rapidly increased after injury, resulting in the hyperglycemia of critical illness diabetes. Insulin-induced intracellular signaling, activation of stress (c-Jun N-terminal kinase) signaling, and glucose metabolism were all normalized by superoxide dismutase 2 overexpression or by pretreatment with antioxidants. Thus, ROS play an important role in the development of acute hepatic insulin resistance and activation of stress signaling after injury.


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 478
Author(s):  
Alles Firmansyah ◽  
Zelly Dia Rofinda ◽  
Erkadius Erkadius

Asap rokok diketahui meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS dapat merusak pembuluh darah dan mengubah reaktivitas trombosit sehingga mengganggu sistem hemostasis. Vitamin C sebagai antioksidan esensial bagi tubuh terbukti dapat mengurangi kerusakan oksidatif akibat ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan potensi vitamin C dalam menghambat gangguan hemostasis melalui pengamatan waktu perdarahan mencit yang dipapar asap rokok. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 21 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pemberian perlakuan pada hari ke-1 hingga ke-14, yaitu P1 (kontrol negatif), P2 (paparan asap rokok 10 menit perhari), dan P3 (vitamin C 0,4 mg/gBB/hari + paparan asap rokok 10 menit perhari). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-0 dan ke-15. Analisis data menggunakan uji t-paired, one-way Anova, dan post-hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu perdarahan P1 mengalami perubahan yang tidak bermakna dari 60,16 ± 3,27 menjadi 57,61 ± 4,88 detik. P2 mengalami perubahan yang bermakna dari 59,34 ± 6,93 menjadi 38,85 ± 3,43 detik. P3 mengalami perubahan yang bermaknadari 59,36 ± 3,07 menjadi 51.85 ± 3,45 detik. Terdapat perbedaan rerata waktu perdarahan setelah perlakuan yang bermakna signifikan (p = 0,000) antara P2 dengan P3. Penelitian ini berhasil membuktikan potensi vitamin C dalam mencegah pemendekan waktu perdarahan lebih lanjut sebagai indikator gangguan hemostasis akibat paparan asap rokok.


2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 35
Author(s):  
Lusy Elwinda ◽  
Rina Amtarina ◽  
M.Yulis Hamidy

Infertility is influenced by many factors, one of them is reactive oxygen species (ROS) containing free radicals. Freeradicals can be neutralized by antioxidants. Watermelon (Citrullus vulgaris Schard.) contains compounds with strongantioxidant activity so that protect the spermatozoa from the toxic effects of ROS. The purpose of this research was todetermine the effect of watermelon juice to the number of spermatozoa’s mice exposed by cigarette smoke. Its designwas the post test only, while the subjects were 20 male mices, which divided into five groups were baseline, K(-), P1,P2 and P3. This experimental study lasted for 14 days. On the 15th day, all mice were terminated and the number ofspermatozoa was examinated. One way anova test showed significant differences of spermatozoa count between groups(p=0,000). Based on post hoc test there were significant differences between group of baseline with K(-) and P1,between group of K(-) with P2 and P3, and between group of P2 with P1 and P3. This study showed that watermelonjuice increased the number of spermatozoa in mice exposed by cigarette smoke and dose 0.32 ml/day gave the besteffect.


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 478
Author(s):  
Alles Firmansyah ◽  
Zelly Dia Rofinda ◽  
Erkadius Erkadius

Asap rokok diketahui meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS dapat merusak pembuluh darah dan mengubah reaktivitas trombosit sehingga mengganggu sistem hemostasis. Vitamin C sebagai antioksidan esensial bagi tubuh terbukti dapat mengurangi kerusakan oksidatif akibat ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan potensi vitamin C dalam menghambat gangguan hemostasis melalui pengamatan waktu perdarahan mencit yang dipapar asap rokok. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 21 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pemberian perlakuan pada hari ke-1 hingga ke-14, yaitu P1 (kontrol negatif), P2 (paparan asap rokok 10 menit perhari), dan P3 (vitamin C 0,4 mg/gBB/hari + paparan asap rokok 10 menit perhari). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-0 dan ke-15. Analisis data menggunakan uji t-paired, one-way Anova, dan post-hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu perdarahan P1 mengalami perubahan yang tidak bermakna dari 60,16 ± 3,27 menjadi 57,61 ± 4,88 detik. P2 mengalami perubahan yang bermakna dari 59,34 ± 6,93 menjadi 38,85 ± 3,43 detik. P3 mengalami perubahan yang bermaknadari 59,36 ± 3,07 menjadi 51.85 ± 3,45 detik. Terdapat perbedaan rerata waktu perdarahan setelah perlakuan yang bermakna signifikan (p = 0,000) antara P2 dengan P3. Penelitian ini berhasil membuktikan potensi vitamin C dalam mencegah pemendekan waktu perdarahan lebih lanjut sebagai indikator gangguan hemostasis akibat paparan asap rokok.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document