scholarly journals Nyeri Punggung Bawah serta Kebiasaan Merokok, Indeks Massa Tubuh, Masa Kerja, dan Beban Kerja pada Pengumpul Sampah

2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 74-78
Author(s):  
Ida Astuti ◽  
Dony Septriana Rosady ◽  
Nurul Romadhona ◽  
Sadiah Achmad ◽  
Mia Kusmiati

Kejadian nyeri punggung bawah (NPB) di Indonesia bervariasi antara 7,6% sampai 37%,  umumnya terjadi pada usia 45–60 tahun. NPB merupakan nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah dan dapat terasa nyeri yang lokal maupun nyeri radikuler yang terasa di daerah lumbar atau lumbo-sakral. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor risiko keluhan nyeri punggung pada petugas pengumpul sampah di Kecamatan Bandung Wetan periode Maret–Juli 2018. Jumlah sampel 84 responden yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dan analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki keluhan NPB sebanyak 75%. Kebiasaan merokok sedang 64%, indeks massa tubuh (IMT) normal 62%, masa kerja baru 99%, dan responden dengan beban kerja yang ringan 99%. Tidak terdapat hubungan kebiasaan merokok (p=0,811), IMT (p=0,735), beban kerja (p=0,081), dan masa kerja (p= 0,561) dengan keluhan nyeri punggung bawah. Simpulan, tidak terdapat hubungan kebiasaan merokok, IMT, beban kerja, dan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada petugas pengumpul sampah di Kecamatan Bandung Wetan. Terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap NPB seperti posisi kerja dan lama kerja. LOW BACK PAIN AND SMOKING HABITS, BODY MASS INDEX, WORKING PERIOD AND WORKLOAD ON GARBAGE COLLECTORSIncidence low back pain (LBP) in Indonesia are varies between 7.6% to 37%, generally occurs at the age of 45–60 years. LBP is a pain that is felt in the low back area. It could felt local and radicular pain in lumbar or lumbo-sacral area. The objectives of the study was to identify the risk factors of back pain complaints on garbage collectors in Bandung Wetan sub-district during March to June 2018. The subjects were 84 respondents and used simple random sampling technique. This research used observational analytical method with cross sectional approach and data analysis used chi square. The results of this study reveald that most respondents had 75% LBP complaints. Respondents with moderate smoking habits were 64%, respondents with normal body mass index (BMI) of 62%, respondents with a new work period of 99%, and respondents with a light workload of 99%. The results of statistical analysis showed that there were no correlation between smoking habits (p=0.811), BMI (p=0.735), workload (p=0.081) and years of work (p=0.561) with complaints of low back pain. Conclusions, there are no relationship between smoking habits, BMI, workload, and years of service with complaints of low back pain in officers of garbage collectors in Bandung Wetan Subdistrict. There are other factors that have more influence on LBP such as work position and duration of work.

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Yasi Anggasari

Salah satu ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan oleh ibu hamil adalah nyeri pinggang. Biasanya gejala sakit pinggang ini semakin terasa saat usia kehamilan memasuki trimester kedua. Ibu akan mengalami kesulitan berjalan, mengenakan pakaian, mengangkat barang bahkan ketika duduk pun pinggang masih nyeri.  Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh keteraturan prenatal gentle yoga terhadap penurunan tingkat nyeri pinggang pada ibu hamil trimester III di Rumah Bersalin Surabaya. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan tehnik Simple random sampling. Variabel independen adalah Keteraturan prenatal Gentle yoga dan variabel dependen adalah nyeri pinggang ,metode pengumpulan data menggunakan data primer. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square.Hasil penelitiaan menunjukkan sebagian besar  responden mengalami nyeri sedang (70%) setelah dilakukan prenatal yoga .Hasil uji statistik chi square   0,01  < α = 0,05. menunjukkan terdapat Ada pengaruh antara keteraturan prenatal gentle yoga terhadap nyeri pinggang pada ibu hamil di Rumah Bersalin Anugrah Surabaya. Ada pengaruh keteraturan Prenatal Gentle Yoga Terhadap penurunan nyeri Pinggang Pada Ibu Hamil di Rumah Bersalin Anugrah. Ibu hamil diharapkan mengikuti prenatal yoga rutin sehingga dapat mengatasi terjadinya nyeri pinggang.One discomfort that is often complained of by pregnant women is low back pain. Usually, the symptoms of back pain are increasingly felt when gestational age enters the second trimester. Mother will have difficulty walking, wearing clothes, lifting things even when sitting down, the waist still aches. This study aims to determine the effect of prenatal gentle yoga regularity on reducing the level of low back pain in third trimester pregnant women at the Maternity Hospital in Surabaya.This research uses quantitative design with cross sectional research design. The sample in this study was taken by simple random sampling technique. The independent variable is the Prenatal Regularity of Gentle yoga and the dependent variable is low back pain, the data collection method uses primary data. Data analysis using Chi Square statistical test. The results of the study showed that most respondents experienced moderate pain (70%) after prenatal yoga. The results of the chi square statistical test were 0.01 <α = 0.05. shows there is an influence between the regularity of prenatal gentle yoga on low back pain in pregnant women at the Anugrah Maternity Hospital in Surabaya.There is an effect of the regularity of Prenatal Gentle Yoga on the reduction of low back pain in pregnant women at the maternity hospital. Pregnant women are expected to take part in routine prenatal yoga so that they can cope with low back pain.


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Alit Triwahyuni ◽  
Ni Wayan Tianing ◽  
Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi ◽  
Made Widnyana

Osteoarthritis biasanya menyerang persendian yang mempunyai titik tumpu besar salah satunya knee joint. Kondisi knee osteoarthritis ini dapat menimbulkan keluhan pada area lain salah satunya low back pain. Low back pain yang terjadi pada penderita knee osteoarthritis merupakan low back pain non spesifik tipe miogenik yang terjadi karena indirect muscle function. Terjadinya keluhan low back pain miogenik ini dapat disebabkan oleh knee spine syndrome yaitu kondisi yang menyebabkan berkurangnya sudut lordosis lumbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kejadian knee osteoarthritis dengan keluhan low back pain miogenik pada masyarakat Pasar Kreneng Kota Denpasar Penelitian ini menggunakan rancangan study cross sectional dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan knee osteoarthritis yang dilakukan oleh fisioterapis dan .pemeriksaan low back pain miogenik menggunakan kuisioner Rolland Morris Low Back Pain and Disability serta palpasi. Sampel penelitian berjumlah 52 orang yaitu 42 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Hasil rerata usia dan IMT pada penelitian yakni 52,5 tahun dan 28,1 kg/m2. Pada perhitungan analisis data dengan uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,781 dimana p>0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara knee osteoarthritis dengan kejadian low back pain miogenik pada masyarakat Pasar Kreneng Kota Denpasar. Nilai p yang tidak signifikan ini dipengaruhi oleh faktor alat ukur, sampel yang tidak represntatif, motivasi, persepsi nyeri dan aktifitas fisik sampel. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kejadian knee osteoarthritis dengan keluhan low back pain miogenik pada masyarakat Pasar Kreneng Kota Denpasar.


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 220-227
Author(s):  
Hardi Susanto ◽  
Ajeng Tias Endarti

Low Back Pain  (LBP) merupakan masalah kesehatan yang banyak dialami oleh tenaga kesehatan terutama perawat.  LBP dapat disebabkan oleh berbagai penyakit  muskuloskeletal,  gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah.  Tujuan penelitian ini mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain pada perawat di Rumah Sakit X Jakarta Tahun 2018.  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain  cross sectional. Sampel penelitian meliputi 90 perawat di RS X dengan instrumen kuesioner secara  simple  random sampling  pada periode bulan Juni-Juli 2018. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Faktor risiko yang berhubungan dengan keluhan LBP yaitu umur (p value = 0,005), Indeks Massa Tubuh (p value = 0,007). Sedangkan faktor risiko yang tidak berhubungan yaitu aktivitas berulang, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan kesegaran jasmani. Diharapkan pada perawat untuk menyesuaikan batas kemampuan punggung sesuai usia serta memperhatikan asupan gizi makanan dan bagi pihak RS dapat memberikan fasilitas penunjang terhadap pekerja yang memiliki keluhan LBP.  Kata Kunci : Low Back Pain, Perawat, Faktor risiko.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 246
Author(s):  
Amila Amila ◽  
Evarina Sembiring ◽  
Rinco Siregar

Introduction. The nurses who works at Intensive Care Unit (ICU) and Emergency Unit often suffering Low Back Pain (LBP) because they have high mobility and unergonomic condition. The purpose of this study were to identify the correlation among age, body mass index and working position of nurses with the low back pain who work in ICU and emergency unit at Sari Mutiara Indonesia general hospital. Methods. The data obtained was analyzed by analytic correlational with cross-sectional approach. The Sampel of this study was recruited with total sampling as 31 nurses. The data was analyzed by spearman correlation with α = 0.05. Result. The result of this study found that there was a signifi cant correlation between age with low back pain (r = 0.466 ; p <0.05). While body mass index and working position there was no signifi cantly correlation with low back pain ( r=0.195; p > 0.05 and r = - 0.172;p >0.05), respectively. Discussion. It can be recommended to occupational safety team to organize training the manner of working according to ergonomic standard, in addition to develope standar operating procedure for nurses in the hospital.Keywords : Risk factors, low back pain, nurse


2021 ◽  
pp. 79-88
Author(s):  
Nadila Putri Pramesti ◽  
Hidayat Kussugiharso Wibowo ◽  
Prima Maharani Putri

Background: The incidence of low back pain in Indonesia is still relatively high with an injury prevalence of 6.5%. One of the contributor of the high incidence rate is caused by occupational factors such as works that are repetitive in nature, that imposes forced power, and static work. One of the job that poses this risk is batik craftsmen. It is estimated that there are 15.000 batik craftsmen who are actively working in Central Java Province. The aim of  study was to determine association between individual factors and incidence of low back pain in batik craftsman. Methods: This study is a quantitative study with cross-sectional design, conducted in February 2021 in Central Sokaraja Village. Sample collection was carried out with total sampling method with a total sample of 60 respondents. Data analysis technique used in this study was Chi square test Results: The result of Chi square test showed that there is a significant association between work period and low back pain (p=0.001), there is a significant association between sitting duration and low back pain (p=0.028), there is a significant association between work load and low back pain (p=0.002), there is no significant association between gender and low back pain (p=0.081), there is no significant association between age and low back pain (p=0.632), and there is no significant association between body mass index and low back pain (p=0.807). From multivariate analysis, it was found that there is a significant association between work period and low back pain (p=0.026). Conclusion: There is a significant association between work period, sitting duration, and work load with low back pain, while there is no significant association between age, gender and body mass index (BMI) with low back pain.


2020 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 42-47
Author(s):  
Hambar Triyono ◽  
Kris Linggardini

Low Back Pain (LBP) is one of the pains due to work, usually called lower back pain, and has always become the main cause of a disability, in which its effect has influenced the activities in the workplace. The risk factors influencing the pain occurrence include individual factor (age, gender, years of service, body mass index, smoking habit, exercising habit), psychosocial factor, and occupational factor. The aim of the sesearch was determine the factors influencing low back pain occurrence in nurses of Rumah Sakit Islam Purwokerto. The research used a quantitative descriptive design with a cross-sectional study. The sampling technique was total sampling with 75 respondents. The research instrument was a questionnaire with Chi-Square test. The research result indicates that there is no correlation between the factor of gender (0.648), smoking habit (0.418), and exercise habit (0.484) to low back pain occurrence. This is because the p value from the Chi Square test = 0.05.Mean while, it is found that there is a correlation between the factor of age (0.045), body mass index (0.000), years of service (0.002), occupational (0.002), and psychosocial (0.032) to low back pain occurrence. This is because the p value from the Chi Square test = 0.05. The factors influencing low back pain occurrence in nurses of Rumah Sakit Islam Purwokerto are the factors of age, years of service, body mass index, occupational, and psychosocial.


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 369-373
Author(s):  
Muhammad Naufal Zuhair ◽  
Jumraini Tammasse ◽  
Susi Aulina ◽  
Muhammad Yunus Amran

LATAR BELAKANG : Selama masa pandemi, pemerintah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menurunkan kasus infeksi COVID-19 sehingga intensitas kejadian LBP lebih meningkat daripada sebelum karantina yang mencerminkan efek negatif dari peraturan tersebut. Hal tersebut disebabkan karena adanya perubahan gaya hidup yang signifikan seperti waktu yang dihabiskan untuk duduk meningkat, waktu berolahraga yang berkurang, dan persentase individu melaporkan lebih banyak mengalami stress selama karantina daripada sebelum ditetapkan PSBB. Studi saat ini melaporkan dampak nyeri punggung bawah yang mengakibatkan terganggunya status fungsional penderita disebabkan oleh kebutuhan biaya pengobatan setiap tahun dan keterbatasan kunjungan penderita ke layanan kesehatan, sehingga hal tersebut mengindikasikan penderita nyeri punggung bawah perlu dilakukan evaluasi seberapa besar ketidakmampuan fungsional yang terjadi dan faktor yang mempengaruhinya.   TUJUAN :  Untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri dengan status fungsional penderita LBP di Poliklinik Saraf RSUP Dr. Wahidin Sudirohosudo. METODE :  Observasi analitik dengan pendekatan cross sectional  dan teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling.  Data menggunakan kuesioner Numerical Rating Scale dan Indeks Barthel. Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo selama dua bulan yang dimulai dari Maret 2021 hingga April 2021. HASIL :   Pada hasil analisis data sampel menggunakan uji korelasi kendall's tau-b , didapatkan nilai korelasi (-0,644) dengan nilai kemaknaan hubungan ( p.sig  0,000) menunjukkan korelasi antara intensitas nyeri dengan status fungsional. KESIMPULAN : Intensitas nyeri memiliki hubungan dengan status fungsional penderita Low Back Pain  (LBP) di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. KATA KUNCI  : Nyeri Punggung Bawah , NRS, Indeks Barthel  


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Mario Esau Katuuk ◽  
Michael Karundeng

Abstract : Low back pain is major cause of disability in workers, and nurses is one of a profession that is more susceptible to get low back pain, its because of risk factors severe physical activity such as lifting medical equipment, lifting patients, and moving patients. The purpose of this study is to know relationship between physical activity and low back pain in nurses at Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk Banggai. The method of this study uses cross sectional study design. The sample of this study amounted to 100 nurses with random sampling method, and to determine sample size, using Lameshow formula. The results of this study, out of 100 nurses most of them were diagnosed with low back pain (58%) and have serve physical activity (41%) by using the chi-square test at significance level of 95%, it was found that p-value was 0.001 smaller than significant value of 0.05. In conclusion of this study, there is significant relationship between physical activity and low back pain in nurses at Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk Banggai.Keywords: Low Back Pain, Physical Activity, Nurse.Abstrak : Nyeri punggung bawah merupakan penyebab utama kecacatan pada pekerja, dan perawat adalah salah satu profesi yang lebih rentan terkena Nyeri punggung bawah, dikarenakan salah satu faktor resiko yaitu aktivitas fisik yang berat seperti mengangkat peralatan medis, mengangkat pasien, dan memindahkan pasien. Tujuan studi ini untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan nyeri punggung bawah pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk Banggai. Metode studi ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Sampel studi ini berjumlah 100 perawat dengan metode pengambilan sampel random sampling, dan untuk menentukan besarnya sampel menggunakan rumus Lameshow. Hasil dari penelitian ini, didapatkan dari 100 perawat yang diteliti sebagian besar terdiagnosa nyeri punggung bawah (58%) dan memiliki aktivitas fisik yang berat (41%), dengan menggunakan uji chi-square pada tingkat kemaknaan 95%, didapat bahwa nilai p-value adalah 0,001 lebih kecil dari nilai signfikan 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan nyeri punggung bawah pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk Banggai.Kata Kunci : Nyeri Punggung Bawah, Aktivitas Fisik, Perawat.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 335
Author(s):  
Helti Lestari Sitinjak

<p><em>More than six million women worldwide use contraceptive injection</em><em> and</em><em> the popular contraceptive method used is contraceptive pill. Combined pill contraceptives have side effects, which are increased triglyceride and total cholesterol levels and changes in carbohydrate metabolism while the DMPA is irregular menstruation / amenorrhea, weight changes and lipid changes.</em><em> </em><em>The purpose of this study was to determine differences in triglycerides and body mass index of family planning family planning combined pills with DMPA.</em><em> </em><em>This research is an observational with Cross Sectional Comparative approach to 36 combination pill acceptor and 36 DMPA acceptor. This study was conducted ini the area of Andalas and Lubuk Buaya Health Cente</em><em>r</em><em>. The sampling method used in this research was simple random sampling method.</em><em> The analysis was used </em><em>T-Independent test</em><em> and Chi Square</em><em> test</em><em>. </em><em>The results showed that</em><em> </em><em>triglyceride levels</em><em> </em><em>combined contraceptive pil</em><em>l (157,52 ± 49,25 mg/dl) vs DMPA (115,23 ± 31,84 mg/dl), p = 0,00. </em><em>Body Mass Index</em><em> levels of overweight </em><em>combined contraceptive pill</em><em> acceptor higher than DMPA (p = 0,08). </em><em>Results of this study concluded that there was</em><em> </em><em>significant difference in </em><em>average of triglyceride levels</em><em> </em><em>and </em><em>Body Mass Index</em><em> </em><em>in the combined contraceptive pill and DMPA acceptor</em><em> and statistically the </em><em>difference</em><em> was significant in </em><em>triglyceride levels</em><em>. </em></p><p> </p><p align="justify"><em><em>Lebih dari enam juta wanita di seluruh dunia menggunakan Keluarga Berencana suntik dan metode kontrasepsi yang populer digunakan akseptor Keluarga Berencana adalah pil. Efek samping dari kontrasepsi pil kombinasi adalah meningkatkan kadar trigliserida, kolesterol total dan perubahan metabolisme karbohidrat dan Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) adalah menstruasi yang tidak teratur/amenore, perubahan berat badan dan perubahan lipid. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan trigliserida dan indeks massa tubuh akseptor keluarga berencana pil kombinasi dengan DMPA.  Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional Comparative terhadap 36 akseptor pil kombinasi dan 36 akseptor DMPA. Tempat penelitian di wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Lubuk Buaya. Pengambilan sampel penelitian secara simple random sampling. Analisis data yang digunakan yaitu uji T-Independen dan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada DMPA kadar trigliserida pil kombinasi (157,52 ± 49,25 mg/dl) vs DMPA (115,23 ± 31,84 mg/dl), p = 0,00. Indeks Massa Tubuh (IMT) pada kelompok obesitas akseptor pil kombinasi lebih tinggi dibandingkan DMPA (p=0,08). Kesimpulkan penelitian ini adalah terdapat perbedaan kadar trigliserida dan Indeks Massa Tubuh antara akseptor Keluarga Berencana pil kombinasi dengan DMPA namun secara statistik kadar trigliserida yang terdapat perbedaan.</em></em></p>


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 262-267
Author(s):  
Chelly Mutiah ◽  
Tan Malaka ◽  
Rico J Sitorus

Stres kerja sering terjadi pada tenaga medis salah satunya dokter gigi. Stres kerja yang berkelanjutan bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti sakit tulang belakang (low back pain) dan sakit kepala (headache).Tujuanpenelitianiniadalah untuk menganalisis faktorrisikoterjadinya stres kerja pada dokter gigi di Kota Palembang. Penelitianini menggunakanpendekatan cross sectional. Sampelpenelitianadalah 85dokter gigi di rumah sakit dan puskesmas di Kota Palembang pada tahun 2017 yang dipilihsecaraacak(simple random sampling)Penelitian dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama sampel melakukan pengisian angket; tahap kedua sampel yang berisiko stres dilakukan wawancara mendalam oleh psikolog.Hasil analisis menunjukan bahwa sampel yang berisiko stres sebanyak tiga orang (3.6%). Faktor risiko yang berpengaruh adalah kondisi lingkungan kerja p value= 0,037 (95%CI 0,98-1,26)dengan PR 1,11.  Hasil wawancara psikolog  mendapatkanbahwa 0,85% responden mengalami depresi ringan, dan 1,7% mengalami stres ringan. Evaluasi dan perbaikan fasilitas di lingkungan kerja dokter gigi perlu dilakukan oleh dinas kesehatan kota Palembang  untuk mencegah peningkatan kejadian stres kerja pada dokter gigi dikemudian hari.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document