scholarly journals Analisis Faktor Risiko Terjadinya Stres Kerja pada Dokter Gigi di Kota Palembang

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 262-267
Author(s):  
Chelly Mutiah ◽  
Tan Malaka ◽  
Rico J Sitorus

Stres kerja sering terjadi pada tenaga medis salah satunya dokter gigi. Stres kerja yang berkelanjutan bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti sakit tulang belakang (low back pain) dan sakit kepala (headache).Tujuanpenelitianiniadalah untuk menganalisis faktorrisikoterjadinya stres kerja pada dokter gigi di Kota Palembang. Penelitianini menggunakanpendekatan cross sectional. Sampelpenelitianadalah 85dokter gigi di rumah sakit dan puskesmas di Kota Palembang pada tahun 2017 yang dipilihsecaraacak(simple random sampling)Penelitian dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama sampel melakukan pengisian angket; tahap kedua sampel yang berisiko stres dilakukan wawancara mendalam oleh psikolog.Hasil analisis menunjukan bahwa sampel yang berisiko stres sebanyak tiga orang (3.6%). Faktor risiko yang berpengaruh adalah kondisi lingkungan kerja p value= 0,037 (95%CI 0,98-1,26)dengan PR 1,11.  Hasil wawancara psikolog  mendapatkanbahwa 0,85% responden mengalami depresi ringan, dan 1,7% mengalami stres ringan. Evaluasi dan perbaikan fasilitas di lingkungan kerja dokter gigi perlu dilakukan oleh dinas kesehatan kota Palembang  untuk mencegah peningkatan kejadian stres kerja pada dokter gigi dikemudian hari.

2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 220-227
Author(s):  
Hardi Susanto ◽  
Ajeng Tias Endarti

Low Back Pain  (LBP) merupakan masalah kesehatan yang banyak dialami oleh tenaga kesehatan terutama perawat.  LBP dapat disebabkan oleh berbagai penyakit  muskuloskeletal,  gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah.  Tujuan penelitian ini mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain pada perawat di Rumah Sakit X Jakarta Tahun 2018.  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain  cross sectional. Sampel penelitian meliputi 90 perawat di RS X dengan instrumen kuesioner secara  simple  random sampling  pada periode bulan Juni-Juli 2018. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Faktor risiko yang berhubungan dengan keluhan LBP yaitu umur (p value = 0,005), Indeks Massa Tubuh (p value = 0,007). Sedangkan faktor risiko yang tidak berhubungan yaitu aktivitas berulang, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan kesegaran jasmani. Diharapkan pada perawat untuk menyesuaikan batas kemampuan punggung sesuai usia serta memperhatikan asupan gizi makanan dan bagi pihak RS dapat memberikan fasilitas penunjang terhadap pekerja yang memiliki keluhan LBP.  Kata Kunci : Low Back Pain, Perawat, Faktor risiko.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Yasi Anggasari

Salah satu ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan oleh ibu hamil adalah nyeri pinggang. Biasanya gejala sakit pinggang ini semakin terasa saat usia kehamilan memasuki trimester kedua. Ibu akan mengalami kesulitan berjalan, mengenakan pakaian, mengangkat barang bahkan ketika duduk pun pinggang masih nyeri.  Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh keteraturan prenatal gentle yoga terhadap penurunan tingkat nyeri pinggang pada ibu hamil trimester III di Rumah Bersalin Surabaya. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan tehnik Simple random sampling. Variabel independen adalah Keteraturan prenatal Gentle yoga dan variabel dependen adalah nyeri pinggang ,metode pengumpulan data menggunakan data primer. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square.Hasil penelitiaan menunjukkan sebagian besar  responden mengalami nyeri sedang (70%) setelah dilakukan prenatal yoga .Hasil uji statistik chi square   0,01  < α = 0,05. menunjukkan terdapat Ada pengaruh antara keteraturan prenatal gentle yoga terhadap nyeri pinggang pada ibu hamil di Rumah Bersalin Anugrah Surabaya. Ada pengaruh keteraturan Prenatal Gentle Yoga Terhadap penurunan nyeri Pinggang Pada Ibu Hamil di Rumah Bersalin Anugrah. Ibu hamil diharapkan mengikuti prenatal yoga rutin sehingga dapat mengatasi terjadinya nyeri pinggang.One discomfort that is often complained of by pregnant women is low back pain. Usually, the symptoms of back pain are increasingly felt when gestational age enters the second trimester. Mother will have difficulty walking, wearing clothes, lifting things even when sitting down, the waist still aches. This study aims to determine the effect of prenatal gentle yoga regularity on reducing the level of low back pain in third trimester pregnant women at the Maternity Hospital in Surabaya.This research uses quantitative design with cross sectional research design. The sample in this study was taken by simple random sampling technique. The independent variable is the Prenatal Regularity of Gentle yoga and the dependent variable is low back pain, the data collection method uses primary data. Data analysis using Chi Square statistical test. The results of the study showed that most respondents experienced moderate pain (70%) after prenatal yoga. The results of the chi square statistical test were 0.01 <α = 0.05. shows there is an influence between the regularity of prenatal gentle yoga on low back pain in pregnant women at the Anugrah Maternity Hospital in Surabaya.There is an effect of the regularity of Prenatal Gentle Yoga on the reduction of low back pain in pregnant women at the maternity hospital. Pregnant women are expected to take part in routine prenatal yoga so that they can cope with low back pain.


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 369-373
Author(s):  
Muhammad Naufal Zuhair ◽  
Jumraini Tammasse ◽  
Susi Aulina ◽  
Muhammad Yunus Amran

LATAR BELAKANG : Selama masa pandemi, pemerintah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menurunkan kasus infeksi COVID-19 sehingga intensitas kejadian LBP lebih meningkat daripada sebelum karantina yang mencerminkan efek negatif dari peraturan tersebut. Hal tersebut disebabkan karena adanya perubahan gaya hidup yang signifikan seperti waktu yang dihabiskan untuk duduk meningkat, waktu berolahraga yang berkurang, dan persentase individu melaporkan lebih banyak mengalami stress selama karantina daripada sebelum ditetapkan PSBB. Studi saat ini melaporkan dampak nyeri punggung bawah yang mengakibatkan terganggunya status fungsional penderita disebabkan oleh kebutuhan biaya pengobatan setiap tahun dan keterbatasan kunjungan penderita ke layanan kesehatan, sehingga hal tersebut mengindikasikan penderita nyeri punggung bawah perlu dilakukan evaluasi seberapa besar ketidakmampuan fungsional yang terjadi dan faktor yang mempengaruhinya.   TUJUAN :  Untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri dengan status fungsional penderita LBP di Poliklinik Saraf RSUP Dr. Wahidin Sudirohosudo. METODE :  Observasi analitik dengan pendekatan cross sectional  dan teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling.  Data menggunakan kuesioner Numerical Rating Scale dan Indeks Barthel. Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo selama dua bulan yang dimulai dari Maret 2021 hingga April 2021. HASIL :   Pada hasil analisis data sampel menggunakan uji korelasi kendall's tau-b , didapatkan nilai korelasi (-0,644) dengan nilai kemaknaan hubungan ( p.sig  0,000) menunjukkan korelasi antara intensitas nyeri dengan status fungsional. KESIMPULAN : Intensitas nyeri memiliki hubungan dengan status fungsional penderita Low Back Pain  (LBP) di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. KATA KUNCI  : Nyeri Punggung Bawah , NRS, Indeks Barthel  


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Mario Esau Katuuk ◽  
Michael Karundeng

Abstract : Low back pain is major cause of disability in workers, and nurses is one of a profession that is more susceptible to get low back pain, its because of risk factors severe physical activity such as lifting medical equipment, lifting patients, and moving patients. The purpose of this study is to know relationship between physical activity and low back pain in nurses at Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk Banggai. The method of this study uses cross sectional study design. The sample of this study amounted to 100 nurses with random sampling method, and to determine sample size, using Lameshow formula. The results of this study, out of 100 nurses most of them were diagnosed with low back pain (58%) and have serve physical activity (41%) by using the chi-square test at significance level of 95%, it was found that p-value was 0.001 smaller than significant value of 0.05. In conclusion of this study, there is significant relationship between physical activity and low back pain in nurses at Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk Banggai.Keywords: Low Back Pain, Physical Activity, Nurse.Abstrak : Nyeri punggung bawah merupakan penyebab utama kecacatan pada pekerja, dan perawat adalah salah satu profesi yang lebih rentan terkena Nyeri punggung bawah, dikarenakan salah satu faktor resiko yaitu aktivitas fisik yang berat seperti mengangkat peralatan medis, mengangkat pasien, dan memindahkan pasien. Tujuan studi ini untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan nyeri punggung bawah pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk Banggai. Metode studi ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Sampel studi ini berjumlah 100 perawat dengan metode pengambilan sampel random sampling, dan untuk menentukan besarnya sampel menggunakan rumus Lameshow. Hasil dari penelitian ini, didapatkan dari 100 perawat yang diteliti sebagian besar terdiagnosa nyeri punggung bawah (58%) dan memiliki aktivitas fisik yang berat (41%), dengan menggunakan uji chi-square pada tingkat kemaknaan 95%, didapat bahwa nilai p-value adalah 0,001 lebih kecil dari nilai signfikan 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan nyeri punggung bawah pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk Banggai.Kata Kunci : Nyeri Punggung Bawah, Aktivitas Fisik, Perawat.


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Alit Triwahyuni ◽  
Ni Wayan Tianing ◽  
Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi ◽  
Made Widnyana

Osteoarthritis biasanya menyerang persendian yang mempunyai titik tumpu besar salah satunya knee joint. Kondisi knee osteoarthritis ini dapat menimbulkan keluhan pada area lain salah satunya low back pain. Low back pain yang terjadi pada penderita knee osteoarthritis merupakan low back pain non spesifik tipe miogenik yang terjadi karena indirect muscle function. Terjadinya keluhan low back pain miogenik ini dapat disebabkan oleh knee spine syndrome yaitu kondisi yang menyebabkan berkurangnya sudut lordosis lumbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kejadian knee osteoarthritis dengan keluhan low back pain miogenik pada masyarakat Pasar Kreneng Kota Denpasar Penelitian ini menggunakan rancangan study cross sectional dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan knee osteoarthritis yang dilakukan oleh fisioterapis dan .pemeriksaan low back pain miogenik menggunakan kuisioner Rolland Morris Low Back Pain and Disability serta palpasi. Sampel penelitian berjumlah 52 orang yaitu 42 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Hasil rerata usia dan IMT pada penelitian yakni 52,5 tahun dan 28,1 kg/m2. Pada perhitungan analisis data dengan uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,781 dimana p>0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara knee osteoarthritis dengan kejadian low back pain miogenik pada masyarakat Pasar Kreneng Kota Denpasar. Nilai p yang tidak signifikan ini dipengaruhi oleh faktor alat ukur, sampel yang tidak represntatif, motivasi, persepsi nyeri dan aktifitas fisik sampel. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kejadian knee osteoarthritis dengan keluhan low back pain miogenik pada masyarakat Pasar Kreneng Kota Denpasar.


2020 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 207
Author(s):  
Yanti Yanti ◽  
Anwar Wardi Warongan ◽  
Fitrian Rayasari

Low Back Pain (LBP) merupakan rasa nyeri yang di rasakan pada daerah punggung bagian bawah yang di sebabkan oleh berbagai penyakit serta aktifitas tubuh yang kurang baik. Swiss Ball Exercise adalah latihan  dengan menggunakan media berupa bola swiss yang ditujukan untuk mengurangi nyeri bagian punggung belakang, dengan meningkatkan kekuatan otot-otot abdomen, otot glutea, dan otot ekstensor punggung.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh swiss ball exercise terhadap tingkat nyeri di Puskesmas Pamengkang Cirebon. Desain Penelitian quasi eksperimen pre and  post test with control group, dengan menguunakan tehnik simple random sampling,  total sampel 38 pasien yang terdiri dari 19 responden kelompok intervensi dan 19 responden kelompok kontrol yang menderita low back pain. Hasil uji GLM-MR adanya penurunan tingkat nyeri setelah dilakukan  swiss ball exercise sebanyak 3 kali dalam satu  minggu selama satu bulan dengan tren penurunan nyeri terjadi pada minggu ke 3 (P=value 0,000, α=0,05).  Rata-rata  penurunan tingkat nyeri kelompok intervensi sebesar 4,474 lebih kecil dibanding kelompok kontrol sebesar 5,053. Peneliti memberikan saran agar swiss ball exercise dapat diterapkan sebagai salah satu intervensi mandiri perawat dalam meningkatkan sistem peredaran darah, memperkuat otot-otot lumbosacral dan otot-otot punggung. Penelitian lebih lanjut perlu menambahkan waktu penelitian menjadi dua bulan, untuk dapat menilai titik optimum waktu pelaksanaan swiss ball exercise sebagai intervensi keperawatan. Kata kunci: Swiss ball exercise; tingkat nyeri


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 74-78
Author(s):  
Ida Astuti ◽  
Dony Septriana Rosady ◽  
Nurul Romadhona ◽  
Sadiah Achmad ◽  
Mia Kusmiati

Kejadian nyeri punggung bawah (NPB) di Indonesia bervariasi antara 7,6% sampai 37%,  umumnya terjadi pada usia 45–60 tahun. NPB merupakan nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah dan dapat terasa nyeri yang lokal maupun nyeri radikuler yang terasa di daerah lumbar atau lumbo-sakral. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor risiko keluhan nyeri punggung pada petugas pengumpul sampah di Kecamatan Bandung Wetan periode Maret–Juli 2018. Jumlah sampel 84 responden yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dan analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki keluhan NPB sebanyak 75%. Kebiasaan merokok sedang 64%, indeks massa tubuh (IMT) normal 62%, masa kerja baru 99%, dan responden dengan beban kerja yang ringan 99%. Tidak terdapat hubungan kebiasaan merokok (p=0,811), IMT (p=0,735), beban kerja (p=0,081), dan masa kerja (p= 0,561) dengan keluhan nyeri punggung bawah. Simpulan, tidak terdapat hubungan kebiasaan merokok, IMT, beban kerja, dan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada petugas pengumpul sampah di Kecamatan Bandung Wetan. Terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap NPB seperti posisi kerja dan lama kerja. LOW BACK PAIN AND SMOKING HABITS, BODY MASS INDEX, WORKING PERIOD AND WORKLOAD ON GARBAGE COLLECTORSIncidence low back pain (LBP) in Indonesia are varies between 7.6% to 37%, generally occurs at the age of 45–60 years. LBP is a pain that is felt in the low back area. It could felt local and radicular pain in lumbar or lumbo-sacral area. The objectives of the study was to identify the risk factors of back pain complaints on garbage collectors in Bandung Wetan sub-district during March to June 2018. The subjects were 84 respondents and used simple random sampling technique. This research used observational analytical method with cross sectional approach and data analysis used chi square. The results of this study reveald that most respondents had 75% LBP complaints. Respondents with moderate smoking habits were 64%, respondents with normal body mass index (BMI) of 62%, respondents with a new work period of 99%, and respondents with a light workload of 99%. The results of statistical analysis showed that there were no correlation between smoking habits (p=0.811), BMI (p=0.735), workload (p=0.081) and years of work (p=0.561) with complaints of low back pain. Conclusions, there are no relationship between smoking habits, BMI, workload, and years of service with complaints of low back pain in officers of garbage collectors in Bandung Wetan Subdistrict. There are other factors that have more influence on LBP such as work position and duration of work.


PROMOTOR ◽  
2019 ◽  
Vol 2 (6) ◽  
pp. 495
Author(s):  
Shinta Bonita Amalia

<p>Upaya perlindungan pada pekerja pembuat tusuk sate terhadap risiko bahaya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) seperti <em>Low Back Pain </em>(LBP) merupakan kebutuhan yang mendasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan keluhan LBP pada pekerja pembuat tusuk sate di Desa  Dago Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain <em>cross-sectional, </em>populasi 37 pekerja dengan metode sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sample. Instrumen penelitian yaitu kuesioner, alat timbangan dan <em>microtoise </em>(alat mengukur tinggi badan)<em>. </em>Cara analisis data menggunakan analisa univariat dan bivariat menggunakan uji <em>chi square. </em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia (<em>P Value </em>0,384), IMT (<em>P Value </em>0,603), kebiasaan merokok (<em>P Value </em>0,773), aktivitas fisik (<em>P Value </em>0,211) dan faktor pekerjaan (<em>P Value </em>0,410) dengan keluhan <em>Low Back Pain </em>(LBP). Sedangkan masa kerja (<em>P Value </em>0,037) dengan keluhan <em>Low Back Pain </em>(LBP) terdapat hubungan yang signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah pekerja yang masa kerja ≥ 5 tahun memiliki risiko mengalami <em>Low Back Pain </em>(LBP) dibandingkan dengan pekerja yang memiliki masa kerja ≤ 5 tahun. Disarankan agar adanya edukasi terkait penyakit akibat kerja seperti ergonomi dalam sektor informal khususnya pada pekerja pembuat tusuk sate.</p>


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 63-68
Author(s):  
Yuharika Pratiwi ◽  
Ratih Ayuningtiyas ◽  
Romi Akbar

Low back pain (NPB) is a pain that is felt in the lumbar or lumbosacral areas can be either local pain, radicular pain, or both, and is not a diagnosis of the disease. Almost all populations experience NPB so that it becomes a common health problem in the world. Half of the workers are thought to have experienced NPB. According to the initial survey, more than two-thirds of taxi X drivers experienced NPB. This type of study was quantitative observational with a cross-sectional design, the amount of sample was 43 respondents. The study aimed to determine the relationship between the length of work with the incidence of lower back pain (NPB) of taxi X drivers Pekanbaru. Data analysis was used univariate and bivariate analysis by Chi-square test. The results obtained p-value = 0.008 and PR = 2.917 (95% CI = 1.462-5.819) which means there was a relationship between the length of work with NPB on taxi drivers X Pekanbaru. Taxi drivers who have worked > 8 hours have a risk of 2,917 times more likely to experience NPB compared to those who have worked ≤ 8 hours. The conclusion of the study there was a relationship between the length of work with the NPB on taxi drivers X Pekanbaru which was a risk factor.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Ruth O. Hutasuhut ◽  
Fransiska Lintong ◽  
Jimmy F. Rumampuk

Abstract: Low back pain is a musculoskeletal disorder that is often found in society. Low Back Pain can cause quality of life to deteriorate and inhibits certain activities. Certain influential factors such as age, gender, Body Mass Index, stress, length of sitting, and posture when doing work. Low Back Pain is a risk to medical students. Purpose of this study was to determine the relationship between sitting time and complaints of low back pain in students of the Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University. The research method used is an observational analytic method with a cross-sectional design. Data were collected using a questionnaire and then analyzed using the Pearson Chi-square test. The results showed a p value (p <0.001) between the length of sitting and complaints of low back pain, with a sitting time of 5- 8 hours. In conclusion, there is a significant relationship between sitting time and complaints of low back pain in students of the Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University.Keywords: Low Back Pain, prolonged sitting, medical students  Abstrak: Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan muskuloskeletal yang sering ditemukan dalam masyarakat. NPB dapat menyebabkan kualitas hidup memburuk dan menghambat aktivitas tertentu. Beberapa faktor tertentu yang berpengaruh seperti umur, jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh, stres, lama duduk, dan sikap tubuh ketika melakukan pekerjaan. NPB berisiko terjadi pada mahasiswa kedokteran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik observasional dengan desain potong lintang. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner  kemudian di analisis menggunakan uji statistik Pearson Chi-square. Hasil penelitian menunjukan p value (p < 0,001) antara lama duduk dan keluhan nyeri punggung bawah, dengan lama duduk 5- 8 jam. Sebagai simpulan, terdapat hubungan bermakna antara lama duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.Kata Kunci : Nyeri Punggung Bawah, lama duduk, mahasiswa kedokteran 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document