ANALISIS RESPON MEDAN GEOMAGNET ANTARA STASIUN DI EKUATOR MAGNET DAN STASIUN BIAK SAAT BADAI GEOMAGNET PADA MERIDIAN MAGNET 210⁰ MM
Geomagnetic storm is a geomagnetic disturbance that occurs globally. Until now believed that the greatest impact of geomagnetic storms occurred in the high latitudes and decreases with decreasing latitude to the equator. However, based on the data component of the geomagnetic field H obtained CPMN other phenomena, that is H minimum of Onagawa station (31,15o LU; 212,63o BT magnetic coordinates) is smaller than the H minimum at Biak station (9,73o latitude; 207,39o BT magnetic coordinates) during geomagnetic storms on July 15, 2000. This reality is different from what was believed to be on top. To ensure this, then done the analysis of the geomagnetic field H component response based on the latitude using the geomagnetic field data from Biak station and stations around 210o MM for the whole event a strong geomagnetic storms (Dst <-100 nT) during 1995-2001. Results of the analysis showed that the response time of geomagnetic field geomagnetic storm in Biak is greater than at the magnetic equator (YAP) with an difference average of H is 59,27 nT. EEJ and CEJ pattern in the EEJ region (10o S to 10o N magnetic coordinate) shown could effected to the response of geomagnetic geomagnetic. The most important to note that if the geomagnetic response in Indonesia higher than in the geomagnetic equator (YAP) then the occurrence probability of GIC in Indonesia is higher. AbstrakBadai geomagnet merupakan gangguan geomagnet yang terjadi secara global. Sampai saat ini dipercaya bahwa dampak terbesar badai geomagnet terjadi di lintang tinggi dan semakin menurun dengan menurunnya lintang sampai di ekuator. Namun, berdasarkan olah data komponen H medan geomagnet dari CPMN diperoleh fenomena lain yaitu H minimum dari stasiun Onagawa (31,15⁰ LU; 212,63⁰ BT koordinat magnet) lebih kecil dari H minimum Balai Penjejakan dan Kendali Wahana Antariksa (BPKWA) Biak (9,73⁰ LS; 207,39⁰ BT koordinat magnet) saat badai geomagnet 15 Juli 2000. Kenyataan ini berbeda dari apa yang telah dipercayai di atas. Untuk memastikan hal ini maka dilakukan analisis respon komponen H medan geomagnet berdasarkan lintang menggunakan data komponen H medan geomagnet dari BPKWA Biak dan stasiun di sekitar 210⁰ MM untuk seluruh kejadian badai geomagnet kuat (Dst < -100 nT) selama 1995-2001. Hasil analisis diperoleh bahwa respon medan geomagnet saat badai geomagnet di Biak lebih besar dari pada di ekuator magnet (YAP) dengan rata-rata selisih ∆H-nya 59,27 nT. EEJ dan CEJ di daerah EEJ (10⁰ LU sampai 10⁰ LS magnet) terbukti mempengaruhi respon geomagnet. Hal terpenting yang perlu diperhatikan dari hasil ini adalah bahwa jika respon geomagnet di Indonesia lebih tinggi dibandingkan di daerah ekuator geomagnet (YAP) maka potensi kemunculan GIC juga lebih besar terjadi di Indonesia.