scholarly journals PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNITIF SISWA PADA METERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 09-17
Author(s):  
Wawan Indra ◽  
Hilarius Jago Duda ◽  
Markus Iyus Supiandi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model problem solving terhadap kemampuan metakognitif siswa ditingkat Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Sungai Tebelian. Kemampuan metakognitif merupakan suatu potensis yang ada didalam diri peserta didik. Pendekatan penelitian yang digunakan berupa pendekatan kuantitatif, metode eksperimen dengan bentuk penelitian quasi eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sungai Tebelian terdiri dari 84 siswa dengan jumlah sampel sebanyak 42 siswa, kelas VIII A (21) sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D (21) sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan metakognitif berupa soal essay sebanyak 6 item. Data yang diperoleh dari hasil analisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif berupa nilai rerata dan inferensial berupa hasil t-test. Hasil analisis statistik deskriptif pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rerata hasil kemampuan metakognitif pretest dan posttest 38,15%, sedangkan dikelas kontrol terjadi peningkatan dengan rerata hasil kemampuan metakognitif 18,91%. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil kemampuan metakognitif dan kesadaran metakognitif sebesar 0,00 dan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil kemampuan metakognitif dan melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model problem solving.

2017 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Diyas Age Larasati

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMA. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sooko tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian merupakan siswa kelas XI IPS 2 dan 3. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Non Equivalent Control Group Design. Berdasarkan selisih nilai pre test dan post test, rata-rata gain score kemampuan pemecahan masalah geografi SMA kelas eksperimen lebih tinggi dengan skor 27,26 dibandingkan dengan kelas kontrol dengan skor 11,88. Hasil perhitungan analisis uji t menggunakan independen sample t test diperoleh data p-level lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) yaitu 0,00. Hasil perhitungan ini membuktikan bahwa model PBL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMA. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model PBL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMAN 1 Sooko.Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan MasalahThe purpose of this study was to clarify the effect of the PBL model of problem-solving ability. This study do in SMA Negeri 1 Sooko 2015/2016. Study of the subject is the student of class XI IPS 2 dan 3. Form of quasi-experimental research design with non equivalent design control group. Subjects were selected based on the value of Middle Exam School (UTS) semester who have the same average (homogeneous). Control using a model class lectures and discussions, while the experimental class using PBL models. Gain score Data were analyzed using independent sample T-test Test with the help of the computer program SPSS 16.0 for Windows. Gainscore learning using PBL model of higher than conventional. The average value of the experiment gainscore class of 27, 26 and 11.88 of control. The results of the analysis of the Independent Sample T-Test Test, the difference shows a p-value of 0.000 level. The level of p-value less than 0.05 (P <0.05). The results of this study there was a significant effect PBL models to the problem-solving abilities. So the conclusion "PBL model significantly influential to the high school geography problem solving skills in SMAN 1 Sooko".Key Words: models of PBL, problem-solving abilities


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Sitti Rahmah Tahir

One ability that students must master is problem solving. Increasing students’ problem-solving ability will improve their mindset. The alternative used to increase students’ problem-solving ability is applying Problem Based Learning model. This study aims to understand the presence or absence of the application of the model of the application of Problem Based Learning to the problem solving of students of class VII PGRI (Equated) Sungguminasa. This type of research is a quasi-experimental design of the Control Posttest Group. The population in this study in all VII class SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa and selected class VII A as an experimental class with consultations with the Problem Based Learning model and class VII C as a control class with training in direct learning models involving the community. The technique of collecting data in this study is the test then analyzed with descriptive and inferential statistics using the t test (Independent Sample t-test). Based on the results of the study concluded that the Problem Based Learning model determines the problem-solving abilities of students of class VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa.AbstrakSalah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa adalah pemecahan masalah. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah akan berpengaruh pada peningkatan mindset siswa. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kemapuan pemecahan masalah siswa adalah dengan mengaplikasikan model Problem Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain Control Group Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini seluruh kelas VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa dan terpilih kelas VII A sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan model Problem Based Learning dan kelas VII C sebagai kelas kontrol dengan perlakuan model pembelajaran langsung yang mewakili populasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial menggunakan uji t (Independent Sample t-test). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa model Problem Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa.


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 69
Author(s):  
Ulva Amalia Putri ◽  
Wahyudi Wahyudi

<p>Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas model <em>Problem Based Learning</em> dan <em>Problem Solving</em> terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IV SD. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan populasi Gugus Kartini di Kecamatan Bergas. Sampel yang diambil pada penelitian ini yaitu 28 siswa SDN Bergaskidul 03 sebagai kelas eksperimen menggunakan dengan model PBL dan 21 siswa SDN Bergaskidul 04 sebagai kelas kontrol yang menggunakan model PS. Teknik pengambilan data yang dilakukan yaitu observasi dan tes. Hasil uji prasyarat menunjukkan data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan analisis uji T menggunakan <em>Independent Sample T-test</em> diperoleh hasil 0,01 sehingga H<sub>o</sub> ditolak dan H<sub>a</sub> diterima yang artinya terdapat perbedaan efektivitas dari kedua model. Tingkat keefektivan kedua model dilihat dari hasil uji N-Gain yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan 0,3714 dalam kategori sedang dan kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 0,3052 dalam kategori sedang. Kedua model mengalami peningkatan dalam kategori sedang, namun peningkatan lebih tinggi terjadi pada kelas eksperimen sehingga dapat diketahui bahwa model pembelajaran PBL lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah daripada model PS.</p>


Author(s):  
Tri Sutrisno

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh penggunaan model problem based learning untuk keterampilan berpikir kritis dalam kewarganegaraan tentang sistem pemerintahan. Objek penelitian ini adalah kelas VI SDN Kolor II Sumenep. Termasuk 2 kelas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, kelas VIA SDN Pajagalan sebagai percobaan kelas I, VI A sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol VIB SDN Kolor II. Tes kelas yang dimaksudkan adalah kelas yang digunakan untuk menguji instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data keterampilan berpikir kritis siswa. Pendekatan penelitian kuantitatif ini, syarat-syarat nilai perolehan kemampuan tes untuk skor keterampilan berpikir kritis atau nilai-nilai dijumlahkan dan dianalisis menggunakan t-test dua sampel independen. Pada validitas tes diperoleh hitungan ≥ r r - kritis (0,349), instrumen tersebut valid dan dapat digunakan. Dalam pengujian andal hitung r> r kritis (0,60), yaitu nilai Alpha 0,966 yang berarti lebih besar dari 0,60. Dengan demikian seluruh instrumen barang bisa diandalkan. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat dari data yang telah dianalisis dengan t 3,730> t-tabel 2,00 (α = 0,05). Dapat disimpulkan bahwa probabilitas kesalahan dalam penelitian ini masih di bawah 0,05. Pengujian hipotesis dapat diputuskan, bahwa dengan harga tinggi 3,730 t-test memiliki tingkat signifikansi 0,000, yang ternyata posisinya masih jauh di bawah nilai α = 0,05. Oleh karena itu penelitian ini berhasil menolak H0 pada tingkat signifikansi 5%. Lebih lanjut, dapat disimpulkan bahwa H1 terbukti benar. Berarti dalam kelompok eksperimen pretest posttest kelompok eksperimen adalah 54,38 adalah 74,38. Sedangkan rata-rata kelompok kontrol pretest adalah 51,94. Grup postes adalah 66,94. Ini adalah bukti bahwa terjadi peningkatan pada kelas eksperimen yang telah diberi perlakuan dengan model problem based learning. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan kemampuan keterampilan berpikir kritis siswa dalam kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Model problem based learning berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa untuk keterampilan berpikir kritis.Kata kunci: Model Problem Based Learning, Kemampuan Berpikir KritisAbstract: This study aims to assess the effect of the use of problem solving based learning model for critical thinking skills  in civics about the system of goverment. Object of this research is a class VI  SDN Kolor II Sumenep. Includes 2 classes used in this study include , VIA SDN Pajagalan class as a class I trial, VI A as an experimental group and a control group VIB SDN Kolor II . Class tests are intended class is used to test the instruments to be used to retrieve data critical thinking skills of students. This quantitative research approaches , the terms of the acquisition value of the test 's ability to critical thinking skills scores or values are summed and analyzed using t-test two independent samples. On the validity of the test obtained count ≥ r r - critical ( 0.349 ), the instrument as valid and can be used. In the test reliably count r > r critical ( 0.60 ) , namely Alpha value of 0.966 which means greater than 0.60. Thus the entire item instrument is reliable. Results of hypothesis testing can be seen from the data that has been analyzed by t 3.730 > t-table 2.00 (α = 0.05). It can be concluded that the probability of error in this study still below 0.05. Hypothesis testing can be decided, that with the high price of 3.730 t-test has significance level of 0.000, which turned out to be his position is still far below the value of α = 0.05. This study therefore managed to reject H0 at significance level of 5 % . Furthermore, it can be concluded that the H1 was proved right. Mean in the experimental group pretest posttest experimental group is 54.38 is 74.38. While the control group mean pretest is 51.94. Postes group is 66.94. This is evidence that an increase in the experimental class that has been given treatment with problem solving-based learning model. Thus we can conclude critical thinking skills  abilities of students in the experimental group was higher than the control group. Problem solving-based learning model a positive effect on students' ability tocritical  thinking skills.Keywords: Problem Based Learning Model, Critical Thinking Skills


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Dhea Fatar Kiranadewi ◽  
Agustina Tyas Asri Hardini

Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan permasalahan kemampuan berpikir kritis siswa yang rendah pada pelaksanaan pembelajaran PPKn, sehingga diperlukan model pembelajaran yang mampu melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan tingkat efektivitas antara model problem-based learning dan Problem Solving dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis belajar PPKn siswa di kelas IV SD. Jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment design) yang menggunakan teknik analisis deskriptif. Desain penelitian pola nonequivalent control group design, uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji T independent Sample T test. Subyek penelitian yaitu kelas IV dengan jumlah siswa 58 yang meliputi 28 siswa kelas IV SD. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pemberian tes kepada siswa. Dari hasil nilai postest teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data statistik kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan pengujian hipotesis dengan uji T sig. (2-tailed) diperoleh 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) dengan thitung  5,902> ttabel 2,002, dan nilai rata-rata penggunaan model problem based learning yaitu 80,00 yang mengalami peningkatan sedang dengan nilai N-Gain 0,48, sedangkan nilai rata-rata lebih rendah dari model Problem solving yaitu 69,50 dengan nilai N-Gain 0,23. Simpulan penelitian ini adalah model problem based learning terbukti lebih efektif dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis PPKn pada siswa dibandingkan menggunakan model Problem Solving. Adapun implikasi dalam penelitian ini yaitu melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan berfikir kreatif, imajinatif, refleksi, tentang model dan teori, dan mengenalkan dan mencoba gagasan baru, serta mendorong siswa untuk memperoleh kepercayaan diri.


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 171-181
Author(s):  
Mukhlis Mukhlis

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran model problem solving materi stoikiometri pada mata kuliah Kimia Dasar I, terhadap peningkatan motivasi belajar, KGS dan pemahaman konsep mahasiswa dan mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap penerapan model tersebut. Sampel penelitian diberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran problem solving. Pengumpulan data dilakukan dengan tes awal dan tes akhir untuk KGS dan pemahaman konsep, serta uji angket motivasi belajar mahasiswa. Pengolahan data dilakukan dengan uji t-test untuk uji beda. Penelitian ini dilakukan pada Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Ar-Raniry. Hasil penelitian menunjukkan, skor nilai rata-rata motivasi belajar meningkat dari 53,77 menjadi 87,25 dan skor N-gain rata-rata 72,18, termasuk kategori tinggi. Kemudian skor nilai KGS mahasiswa meningkat dari 38,71 menjadi 74,52 dan pemahaman konsep mahasiswa dari 39,03 menjadi 79,53. Skor N-gain kedua variabel tersebut sebesar 59,84 dan 66,72, termasuk kategori sedang. Hasil uji t-test kedua variabel tersebut pada interval kepercayaan 95%, nilai t(hitung) yaitu 12,09 dan 19,15. Nilai t(tabel) = 1,70, sehingga terdapat perbedaan signifikan antara tes awal dan tes akhir KGS dan pemahaman konsep mahasiswa. Adapun tanggapan mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran model problem solving,  menunjukkan skor nilai rata-ratanya sebesar 80,83%, termasuk kategori baik.   Kata Kunci : Problem solving, motivasi belajar, KGS, Pemahaman Konsep, Stoikiometri. Abstract. This study aims to determine the aplication effect of problem solving model learning in stoichiometry for the Chemistry I subject, with increasing of learn motivation, KGS and students conceptual understanding and then determine the students response for problem solving learning model. The researching sample given treatment by  problem solving learning model The data collection done by a pretest and postest for KGS and students conceptual understanding, then learning motivation by questionnaire test. The data processed  by t-test for different test between pretest and posttes. This research study conducted at Education Chemical Studies Program, FITK UIN Ar-Raniry. The results showed that the average scores of learning motivation  increased from 87.25 into 53.77 and average N-gain score 72.18, included of high category. Then the KGS student scores increased from 38.71 into 74.52 and students conceptual understanding from 39.03 into 79.53. The average N-gain  scores both variables at 59.84 and 66.72, into medium category. The results of  t-test these two variables at confidencing interval for 95%, the value of t(count) are 12.09 and 19.15. Then the t(table) = 1.70, so there is a significant difference between the pretest and posttest of KGS and students conceptual understanding. The student response with problem solving learning model aplication, showing the average scores of 80.83%, included both category. The students strongly to solving for every problem in stoichiometry at subject of Chemistry I.Keywords: Problem solving, motivation, KGS, concepts understanding, stoichiometry. 


Author(s):  
Maulani Rizky Gumilang ◽  
Wahyudi Wahyudi ◽  
Endang Indarini

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan media komik dengan model problem posing pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah R&D dengan model pengembangan ADDIE. Kevalidan produk diperoleh melalui uji pakar dengan instrumen validasi pakar. Kepraktisan produk diperoleh melalui uji coba terbatas dengan instrumen angket. Keefektifan diperoleh melalui uji coba satu kelas dengan one grup pretest-posttest design kemudian hasilnya diuji menggunakan Paired Samples T Test. Hasil dari penelitian ini adalah media komik dengan model problem posing untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Media pembelajaran dinyatakan valid berdasarkan hasil uji pakar media menunjukkan bahwa media komik termasuk kategori tinggi, pakar materi menilai media komik termasuk kategori tinggi, dan pakar pembelajaran menilai media komik termasuk kategori tinggi. Media pembelajaran dinyatakan praktis berdasarkan hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa siswa dapat menggunakan media komik. Media pembelajaran juga dinyatakan efektif berdasarkan hasil Paired Samples T Test pretest-posttest menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pada pretest dan posttest siswa. Kata kunci: pengembangan, komik, problem posing, kemampuan pemecahann masalah.   ABSTRACT This study aims to develop and test the validity, practicality, and effectiveness of comic media with a problem-posing model on the subject of mathematics in elementary schools. The research method used was R&D with the ADDIE development model. The validity of the product was obtained through expert testing with expert validation instruments. The practicality of the product was obtained through limited trials using questionnaire instruments. Effectiveness was obtained through a one class trial with one group pretest-posttest design then the results were tested using the Paired Samples T Test. The results of this study are that comic media with problem-posing model improve mathematical problem-solving abilities. The learning media is declared valid based on the test results of media experts test showing that comic media is in the high category, material experts rate comic media as a high category, and learning experts rate comic media as a high category. Learning media are stated practical based on the results of the students’ response questionnaires indicating that students can use comic media. Learning media are also declared effective based on the results of the Paired Samples T Test pretest-posttest which shows that there are significant differences between the learning outcomes at the pretest and posttest of student. Keywords: development, comic, problem posing, problem solving ability


EDUSAINS ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 123-134
Author(s):  
Nurma Yunita Indriyanti ◽  
Sulistyo Saputro ◽  
Rizki Lukman Sungkar

MODEL PROBLEM SOLVING DAN MODEL PROBLEM POSING DILENGKAPI MULTI REPRESENTASI TETRAHEDRAL KIMIA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA AbstractA learning model has its characteristics with advantages and disadvantages. A Teacher has a particular way of delivering chemistry materials. This study aims to investigate the implementation of Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) and Problem Posing (PP) to enhance students' conceptual understanding of the topic of the mole concept. The learning model implemented was enriched with the tetrahedral chemistry representation, which included levels of the human element, macroscopic, sub-microscopic, and symbolic. This research used a quasi-experimental method with a randomized pretest-posttest comparison group research design. Data collection used paper-and-pencil tests to sixty-four grade 10 students in a public high school in Sragen, Indonesia. Data analysis employed an independent sample t-test. The research findings indicated that the PP model was able to generate a higher degree of students' conceptual understanding than the TAPPS model and have more students with sound conceptual understanding than the TAPPS model. The chemistry teaching integrated with the tetrahedral chemistry representation increased students' sub-microscopic and symbolic levels of understanding. The new approach should be embedded in every chemistry learning model for enhancing students' understanding.AbstrakSebuah model pembelajaran mempunyai ciri tersendiri dengan kelebihan dan kekurangannya. Guru mempunyai cara khusus dalam menyampaikan materi kimia. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki penerapan Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan Problem Posing (PP) untuk meningkatkan tingkat pemahaman konseptual siswa dalam materi konsep mol. Model pembelajaran yang diterapkan tersebut diperkaya dengan representasi tetrahedral kimia, yang mencakup level human element, makroskopis, submikroskopis, dan simbolik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain penelitian komparasi grup pretest-posttest yang diacak. Pengumpulan data menggunakan tes tertulis terhadap 64 siswa kelas 10 dari salah satu SMA di Sragen, Indonesia.  Analisis data menggunakan independent sample t-test. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa model PP mampu menghasilkan tingkat pemahaman konseptual siswa yang lebih tinggi daripada model TAPPS. Pembelajaran kimia yang terintegrasi dengan representasi tetrahedral kimia mampu meningkatkan tingkat pemahaman sub-mikroskopis dan simbolis siswa. Pendekatan baru tersebut perlu dimasukkan di setiap model pembelajaran kimia untuk meningkatkan pemahaman siswa.


Author(s):  
Akhsin Amrulloh ◽  
Sukamto . ◽  
Husnul Hadi

Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika di kelas V Sd N Wonolopo 02 Semarang adalah rendahnya dalam kemampuan pemahaman operasi hitung dan pemecahan masalah matematika pada siswa, sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model problem solving berbantu media kalkulator ajaib untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep operasi hitung pada siswa kelas V SD N Wonolopo 02 Semarang Tahun Ajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain Pre-Experimental Designs (nondesigns) dengan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V yang berjumlah 36 siswa. Sampel yang diambil adalah semua siswa kelas V yang berjumlah 36 siswa, dengan menggunakan teknik Nonprobability Sampling dengan jenis teknik sampling jenuh. Nilai pemahaman konsep operasi hitung diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Hasil penelitian ini diperoleh dengan melakukan analisis data awal, uji normalitas dengan uji lilliefors, analisis data akhir dengan uji t-test dan uji N-Gain. Berdasarkan pada analisis data akhir yang telah dilakukan perhitungan uji t-test diperoleh thitung > ttabel yaitu 4,36 > 2,021 maka hipotesis dapat diterima, dan perhitungan dengan uji N-Gain diperoleh 0,36 dengan kategori sedang. Dapat disimpulkan bahwa model problem solving berbantu media kalkulator ajaib efektif untuk meningkatkan kemampuan konsep operasi hitung pada siswa kelas V SD N Wonolopo 02 Semarang. Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat disampaikan adalah supaya model pembelajaran problem solving berbantu media kalkulator ajaib dapat digunakan sebagai alternative guru dalam mengajar. Kata kunci: Model Problem Solving, Media Kalkulator Ajaib, Pemahaman Konsep, Operasi Hitung


Author(s):  
Mawardi Mawardi ◽  
Mariati Mariati

<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan keefektifan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dibandingkan dengan model Problem Solving. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu menggunakan model nonequivalent control group design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SDN Bener 02 dan siswa kelas 3 SDN Bener 01 sejumlah 42 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument lembar observasi dan soal tes. Tehnik analisis data menggunakan uji Independent Sample T Test yang dikenakan pada skor postes dan gain score. Hasil uji t skor postes menunjukkan t hitung 3,417 dan t tabel 2,021 dengan signifikansi 0,001 serta t hitung gain score sebesar 2,129 dan t tabel 2,021 dengan signifikansi 0,039. Karena nilai signifikansi &lt; 0,05 dan t hitung &lt; t tabel maka HO ditolak, Ha diterima, artinya ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada siswa kelas 3 SD di gugus Diponegoro Tengaran. </p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document