scholarly journals FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAHAMAN IBU HAMIL TENTANG SITIKER P4K DI WILAYAH KERJA UPT BLUD PUSKESMAS GUNUNGSARI TAHUN 2018

2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Marliana Marliana ◽  
Fachrudi Hanafi

AbstrakAngka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup, tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus, serta penyebab tidak langsung yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender.Salah satu upaya untuk menurunkan yaitu dengan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Berdasarkan data yang didapatkan dari Dikes Lobar Tahun 2017 Puskesmas Gunung Sari memiliki ibu hamil terbanyak di Kabupaten Lombok Barat dengan jumlah 1.372 orang dan ibu hamil yang mengalami komplikasi maternal sebayak 237 orang. Dari 1.372 ibu hamil masih terdapat ibu hamil yang mengalami komplikasi. Tujuan  dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-Faktor Apa Saja yang Berhubungan dengan Pemahaman Ibu Hamil Tentang Stiker P4K Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari Tahun 2018. Metode penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Observasi Analitik.Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu hamil yang telah melakukan K1 dan belum melahirkan pada saat dilakukan penelitian di wilayah UPT BLUD Puskesmas Gunung Sari pada tahun 2018 di sebanyak 95 orang. Penelitian ini berlangsung menggunakan Simple Random Sampling, diperoleh 30 sampel dengan uji chi-square. Hasil uji statistik umur tidak memiliki hubungan dengan nilai (P Value= 0,548), sedangkan pendidikan (P Value=0,001), pekerjaan (P Value=0,054),paritas (P Value=0,004) artinya terdapat hubungan yang signifikan.Faktor pendidikan,pekerjaan, paritas berhubungan dengan pemahaman ibu hamil tentang stiker P4K. Sedangkan faktor umur tidak berhubungan dengan pemahaman ibu hamil tentang stiker P4K. Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia reaches 359 per 100,000 live births, the high maternal mortality rate is caused by various complex causes, namely direct and indirect causes. The direct causes of maternal death in Indonesia are bleeding, infection, eclampsia, prolonged labor and abortion complications, as well as indirect causes, namely social, cultural, economic, educational level, health care facilities, and gender. One effort to reduce the delivery plan and Complication Prevention (P4K). Based on data obtained from Lobar Dikes in 2017, Gunung Sari Public Health Center had the highest number of pregnant women in West Lombok Regency with 1,372 people and pregnant women who experienced maternal complications as much as 237 people. Of the 1,372 pregnant women there were still pregnant women who experienced complications. The purpose of this study is to find out what factors are related to the understanding of pregnant women about P4K stickers in the working area of Gunung Sari Public Health Center in 2018. This research used the research design of Analytical Observation. The population of this research is all pregnant women who have done K1 and not give birth at the time of research in UPT BLUD Puskesmas Gunung Sari in 2018 in as many as 95 people. This research was conducted using Simple Random Sampling, obtained 30 samples with chi-square test. Obtained age statistics test results have no relationship with value (P Value = 0.548), while education (P Value = 0.001), occupation (P Value = 0.054), parity (P Value = 0.004) means that there is a significant relationship. The factor of education,job,parity are relatedtion with pregnant women about P4K sticker,while the factor age  is not relatedtion with pregnant women about P4K sticker. .

Author(s):  
Tirta Anggraini, Sri Susanti Tirta Anggraini, Sri Susanti

ABSTRAK Kontrasepsi adalah upaya mencegah terjadinya kehamilan. Kontrasepsi hormonal yaitu suntik, pil dan AKDR. Penggunaan kontrasepsi suntik sering menimbulkan perubahan pada siklus menstruasi. Pola menstruasi tergantung pada lamanya penggunaan kontrasepsi suntik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian amenorhea di Puskesmas Kertapati Palembang Tahun 2015. Metode penelitian pada penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah populasi sebanyak 400 responden. Tehnik pengambilan sampel  menggunakan simple random sampling. sampel penelitian ini sebanyak 88 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian amenorhea pada akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan ≤ 1 tahun (40,9%) lebih rendah dibandingkan dengan akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan > 1 tahun 78,8 %. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,002 ( p < 0,05 ) maka disimpulkan hasil tersebut terdapat hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian amenorhea. Diharapkan tenaga kesehatan meningkatkan konseling pada akseptor KB suntik kmengenai efek samping yang akan terjadi sehingga akseptor dapat mengerti dan paham mengenai kontrasepsi yang akan digunakan.   ABSTRACT Contraception is effort to prevent pregnancy. Contraception hormonal that is inject, pil, implan. The usage of inject contraception often cause generate changes on menstruation cycle. The change pattern of menstruation cycle depends on periode of using inject contraception. The aim of this research is to know the correlation between duration of 3 month injection contraceptive using with amenorhea incidence at Kertapati Public Health Center Palembang in 2015. Research method on this study used analitic survey with cross sectional approach, whit that is four hundred respondents as population. Sampling techniques by using simple random sampling on 88 respondents. Data collection technique used questionaire. Data analysis used in this research was Chi Square test analiysis. The result of the research indicate that the occurence of amenorhea on mothers consumer of inject contraception ≤ 1 year was (40,9%) lower than while > 1 year was counted (78,8%). Statistical test results obtained p value  (0,002) (p ≤ 0,05). Then concluded that the results there is correlation between duration of 3 month injection contraceptive using with amenorhea at Kertapati Public Health Center Palembang in 2015. Suggestion to health provider to gives counseling for the acceptor about side affect so the clien will understand about contraception.  


Author(s):  
Renny Aditya ◽  
Samuel Tobing ◽  
Mitfahul Jannah

Abstract Objective: to investigate the relationship between education level and occupation of pregnant women with MCH handbook utilization at the Pekauman Public Health Center of Banjarmasin in July–August 2018. Methods: the method that was used is analytical observational research with cross-sectional design. The number of research sample is 50 people with systematic random sampling techniques, and data were analyzed by chi-square statistical tests. Results: the majority of respondents were34 pregnant women (68%) with low education level, and36 pregnant women (72%) were unemployed. There were 36 pregnant women (72%) with ineffective MCH handbook utilization. The statistical result between education level of pregnant women with MCH handbook utilization is p-value = 0.005 (p < 0.05) and between occupation of pregnant woman with MCHhandbook utilization is  p-value =  0.001 (p <0.05). Conclusion: there a significant relationship of education leveland occupation of pregnant women with MCH handbook utilization at the Pekauman Public Health Center of Banjarmasin in July-August 2018. Keywords: level ofeducation, occupation, MCH handbook   Abstrak Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pekerjaan Ibu hamil dengan pemanfaatan buku KIA di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Periode Juli–Agustus 2018 Metode: metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Besar sampel penelitian adalah 50 orang dengan teknik pengambilan systematic random sampling dan datadianalisis dengan uji statistik chi square Hasil: sebagian besar responden adalah 34 ibu hamil (68%) dengan tingkat pendidikan rendah dan 36 ibu hamil (72%) yang tidak bekerja. Terdapat 36 ibu hamil (72%) dengan pemanfaatan buku KIA yang tidak efektif. Hasil uji statistik antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan penggunaan buku KIA adalah p value = 0.005 (p < 0.05) dan antara pekerjaan ibu hamil dengan pemanfaatan buku KIA adalah p value = 0.001 (p < 0.05). Kesimpulan: terdapat hubungan yang bermakana tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu hamil dengan pemanfaatan buku KIA di Puskesmas Pekauman Banjarmasin periode Juli–Agustus 2018 Kata kunci: tingkatpendidikan, pekerjaan, buku KIA


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 9-15
Author(s):  
Nur Alfi Fauziah ◽  
Riting Yuliasari ◽  
Hellen Febriyanti

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by SARS-CoV-2. Based on data from the Lampung Provincial Health Office (2020), four patients who are pregnant have been confirmed positive for COVID-19. At Gilang Tunggal Makarta Public Health Center of West Tulangbawang Regency (2020) there is 1 pregnant woman aged 22 years old and who has a history of having travelled from DKI Jakarta to be confirmed positive for COVID-19. The purpose of this research is to know the correlation between knowledge and pregnant women attitudes with covid-19 prevention behaviours on new habits adaptation in the working area of Gilang Tunggal Makarta Public Health Center West TulangBawang Regency in 2021. This type of research is quantitative by applying an analytic research design with a cross-sectional approach, the population is all pregnant women as many as 34 people, the total sample size from the population. Univariate data analysis used a percentage frequency distribution and bivariate used the chi-square test. The research result showed that the frequency distribution of pregnant women knowledge was higher in the unfavourable category as many 20 people (58.8%), the pregnant women attitude were higher in the negative category as many as 19 people (55.9%) and the prevention behaviour of COVID-19 was higher in the unfavourable category amounted to 21 people (61.8%). The results of the chi-square test showed a correlation between knowledge (p-value = 0.000 0.05) and behavior (p-value = 0.001 0.05) with COVID-19 prevention behavior on new habits adaptation. It is hoped that health workers will be more active in socializing COVID-19 prevention behaviour through direct counselling on demonstration methods accompanied by discussion using leaflets or brochures using interesting pictures and writing also using simple language.


Author(s):  
Tirta Anggraini Tirta Anggraini

ABSTRACT According to WHO abortion the percentage of births ranges between 750-1000 per 100,000 live births, whereas in developed countries maternal mortality ranges between 5-10 per 100,000 live births. Abortion in developing countries the majority (over 90%) do not secure, thus contributing to about 11-13% of maternal deaths in the world. In Indonesia, an estimated 2-2.5% miscarriage every year, so it can significantly reduce the birth rate to 1.7 per year. Maternal mortality in South Sumatra as much as 5% and 5 maternal deaths are caused by bleeding in the year 2010. At the on General Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2011 the incidence of abortion amounted to 318 people. The purpose of this study was to determine the employment relationship with the mother and the incidence of abortion of pregnancy spacing on General Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2011. This research uses descriptive analytical method by crosss sectional approach. The study population was all pregnant women who experience bleeding with gestational age less than 20 weeks as many as 482 people. The research was conducted in May-June 2012. The samples taken by simple random sampling method. Analysis of data using a statistical test Chi - Square. The results of this univariate analysis showed that 178 (81.3%) of respondents who experienced abortion, and 41 (18.7%) of respondents who had not had abortions. 133 (60.7%) of respondents with a mother who worked and 86 (39.3%) of respondents whose mothers did not work. 132 (60.3%) of respondents with a distance of pregnant women <2 years old and 87 (39.7%) of respondents with a distance of pregnant women ≥ 2 years, so the bivariate analysis showed no significant association between maternal employment with the incidence of abortion with a P value = 0.005 and there is a relationship a significant association between the incidence of abortion pregnancy spacing with P value = 0.017. Advice for health workers to seek and improve health education on the prevention and treatment of abortion.   ABSTRAK Menurut WHO persentase terjadinya abortus berkisar  antara 750-1000 per kelahiran 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Negara maju angka kematian maternal berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup. Abortus di Negara berkembang sebagian besar (lebih dari 90%) dilakukan tidak aman, sehingga berkontribusi sekitar 11- 13% terhadap kematian maternal di dunia. Di Indonesia, diperkirakan sekitar 2–2,5% mengalami keguguran setiap tahun, sehingga secara nyata dapat menurunkan angka kelahiran menjadi 1,7 pertahunnya. Kematian ibu di Sumatera Selatan sebanyak 5% dan 5 orang kematian ibu disebabkan oleh pendarahan pada tahun 2010. Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011 angka kejadian abortus berjumlah 318 orang. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu dan jarak kehamilan dengan kejadian Abortus di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang  Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan crosss sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami perdarahan dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu sebanyak 482 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Juni 2012. Sampel penelitian diambil dengan metode simple random sampling. Analisa data menggunakan uji statistik Chi – Square. Hasil penelitian analisis univariat ini menunjukkan bahwa 178 (81,3%) responden yang mengalami abortus, dan 41 (18,7%) responden yang tidak mengalami abortus. 133 (60,7%) responden dengan ibu yang bekerja dan 86 (39,3%) responden dengan ibu tidak bekerja. 132 (60,3%)  responden dengan ibu yang jarak kehamilannya < 2 tahun dan 87 (39,7%) responden dengan ibu yang jarak kehamilannya ≥ 2 tahun, sehingga analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan kejadian abortus dengan P value = 0,005 dan ada hubungan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan kejadian abortus dengan P value = 0,017. Saran bagi tenaga kesehatan untuk mengupayakan dan meningkatkan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan penanganan abortus. 


2017 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
pp. 51-60
Author(s):  
Santoso Ujang Effendi ◽  
Yusran Fauzi ◽  
Yusran Fauzi ◽  
Winda Agustina ◽  
Winda Agustina

Education  Level,  Mother’s Work,  and  Immunization  Completeness  of Babies  in  Working  Area  of  Basuki  Rahmad  Public  Health  Center  BengkuluABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh masih adanya cakupan imunisasi yang tidak lengkap di wilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu. Dampak apabila bayi tidak melalukan imunisasi adalah daya tahan tubuh rendah, mudah terserang virus penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan pendidikan dan pekerjaan ibu dengan kelengkapan imunisasi pada bayi                             di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Survey Analitik dengan desain Cross Sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi 9 bulan sampai 18 bulan yang berjumlah 651 bayi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling yang berjumlah 87 bayi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dengan teknik analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan  uji statistik  Chi-Square (c²) melalui program SPSS. Hasil penelitian ini didapatkan : diketahui bahwa dari 87 orang ibu yang memiliki bayi, terdapat  66 orang ibu (75,9%) berpendidikan menengah, 67 orang ibu (77,0%) yang tidak bekerja, dan  69 orang ibu (79,3%) yang mempunyai bayi dengan imunisasi lengkap, dan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu dengan kelengkapan imunisasi pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu dengan kategori hubungan sedang.  Diharapkan petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang imunisasi dan  meningkatkan pelayanan imunisasi pada bayi. Kata Kunci : bayi, kelengkapan imunisasi, pendidikan, pekerjaanABSTRACTThe background of  this study was the incomplete coverage of immunization in  working area of Basuki Rahmad  Public Health Center Bengkulu. Impacts if   baby did not pass immunization were low body resistance and  susceptible to viral diseases. This study aimed to study the relationship between education level and maternal work with the completeness of  immunization in babies in  working area of Basuki Rahmad  Public Health Center Bengkulu. This study used Analytical Survey research type with Cross Sectional design. The population of this study were all mothers who had babies 9 months to 18 months, amounting to 651 babies. The sampling technique used Simple Random Sampling technique which amounts to 87 babies. Data collection in this research used primary and secondary data with data analysis technique done by univariate and bivariat analysis with Chi-Square statistical test (c²) through SPSS program. The results of  this study were obtained : it was known that of 87 mothers who had babies, there were 66 mothers (75.9%) had medium education, 67 mothers (77.0%) who did not work, and 69 mothers (79.3% ) who had babies with complete immunization, and there was a significant relationship between the level of education and the mother's work with the completeness of immunization in babies in working area of Basuki Rahmad Public Health Center Bengkulu with medium relations category. It was expected that health workers to conduct counseling about immunization and improve immunization services in babies. Keywords : baby, completeness of  immunization, education, occupation


2019 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 70-78
Author(s):  
Waytherlis Apriani ◽  
Desi Fitriani ◽  
Sri Lukitaningsih

The Relationship between Parity and Age with the Use of Hormonal Contraception in Working Area D4 Ketahun Public Health CenterABSTRAKMasih tingginya penggunaan kontrasepsi hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas D 4 Ketahun. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan paritas dan usia dengan penggunaan kontrasepsi hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas  D4 Ketahun Bengkulu Utara. Jenis Penelitian ini adalah Survey Analitik dengan desain Cross Sectiona.  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB Aktif dari Bulan Januari s/d Desember 2017 sebanyak 711 akseptor. Sampel dalam penelitian sebanyak 257 akseptor diambil dengan teknik simplel random sampling. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan data sekunder dengan mengisi cheklist. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariate dengan uji Chi-Square dan Contingenty Coefficient. Hasil penelitian didapatkan: Dari 257 Akseptor KB terdapat 244 Akseptor hormonal, 176 Akseptor multipara, 189 Akseptor usia 20 – 35 Tahun, Terdapat  Ada hubungan antara paritas dengan penggunaan kontrasepsi hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas D4 Ketahun dengan kriteria sedang dan terdapat  Ada hubungan yang antara usia dengan penggunaan kontrasepsi hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas D4 Ketahun dengan kriteria sedang. Diharapkan kepada Puskesmas dapat memberikan pendidikan kesehatan dengan penyuluhan tentang pemilihan alat kontrasepsi yang benar/tepat dan memotivasi akseptor penggunaan kontrasepsi hormonal untuk menjarangkan atau menghentikan kehamilan sebaiknya menggunakan kontrasepsi jangka panjang atau kontrasepsi mantap.  Kata Kunci: kontrasepsi hormonal, paritas,umur  ABSTRACTThe use of hormonal contraception is still high in working area  D4 Ketahun Public Health Center. The aim of this study was to learn the relationship between parity and the use of hormonal contraception in working area  D4 Ketahun Public Health Center. This type of research was an Analytical Survey with a cross section design. The population in this study was all active family planning acceptors from January to December 2017 totaling 711 acceptors. The total sample in the study was 257 acceptors taken by Simple Random Sampling technique. This research data collection used secondary data by filling in a checklist. Data analysis in this study used univariate and bivariate analysis with Chi-Square test and Contingenty Coefficient. The results were obtained: of 257 KB Acceptors, there were 244 hormonal acceptors, 176 multipara acceptors, 189 acceptors aged 20-35 years, There was a relationship between parity and contraceptive hormone use in working area  D4 Ketahun Public Health Center with the use of hormonal contraception in working area  D4 Ketahun Public Health Center  with medium criteria. It was expected that Ketahun Public Health Center can provide health education with a guide on the selection of appropriate contraception and motivate the use of hormonal contraception to spell or reverse the assessment using long-term contraception or steady contraception. Keywords: age, hormonal contraception, parity


2013 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Eka Putri Rahmadhani ◽  
Gustina Lubis ◽  
Edison Edison

AbstrakPemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk mencapai tumbuh kembang optimal dan terlindungi dari penyakit seperti diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare akut pada bayi usia 0-1 tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan secara observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah bayi usia 0-1 tahun yang berkunjung ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kuranji Kota Padang dengan menggunakan simple random sampling. Jumlah bayi dengan kelompok usia 0-5 bulan 29 hari sebanyak 69 orang (51,1%) dan usia 6-12 bulan sebanyak 66 orang (48,9%). Dari hasil penelitian didapatkan bayi usia 0-5 bulan 29 hari yang masih mendapat ASI saja sebanyak 41 bayi (30,4%) dan yang sudah mendapat campuran lain selain ASI sebanyak 28 bayi (20,7%). Jumlah bayi usia 6-12 bulan dengan ASI eksklusif sebanyak 34 bayi (25,2%) dan 32 bayi lainnya (23,7%) non ASI eksklusif. Sebanyak 57 bayi (42,2%) pernah diare dan 78 bayi lainnya (57,8%) tidak pernah. Analisis chi square mendapatkan p=0,001 dan hasil ini signifikan (p<0,5). Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan harus ditingkatkan karena mempunyai hubungan dengan angka kejadian diare akut.Kata kunci: Bayi, ASI Exclusif, diareAbstractExclusive breastfeeding is an effort to achieve optimal growth and development and can be protected from diarrhea. The purpose of this study was to determine the relationship of exclusive breastfeeding with the incidence of acute diarrhea in infants aged 0-1 years in the Kuranji Public Health Center Padang. This study conducted a cross sectional observational study. The sample was a baby aged 0-1 years who visited posyandu in the Kuranji Public Health Center working area using simple random sampling. The result showed 41 infants (30.4%) aged 0-5 months 29 days which is still breastfed only and other than breast milk were 28 infants (20.7%). Number of 6-12 months infants are exclusively breastfed as many as 34 babies (25.2%) while the other 32 babies (23.7%) were not exclusively breastfed. A total of 57 infants (42.2%) had suffered from diarrhea and the other 78 infants (57.8%) had never. Chi square analysis got p = 0.001 and the results are significant (p <0.5). Exclusive breastfeeding for 6 months should be improved because it has relation with diarrhea.Keywords:Baby, Exclusive breastfeeding, diarrhea


Author(s):  
Rini Mayasari Rini Mayasari

  ABSTRACT According to the WHO in 2010 as many as 800 pregnant women died.According to IDHS 2007 maternal mortality rate of 228/100.000 live births. Maternal mortality in South Sumatra in 2009 was 143/100.000 live births.The purpose of this study was to determinerelationship between education andparitas with the incidence hyperemesis gravidarum of pregnant women in General Hospital Palembang BARI on 2013.This study used a survey method with the analytic cross-sectional approach.The samples in this study were all pregnant mothers TM I ever treated in General Hospital Palembang BARIon 2013 amounted to 194 respondents.This research was conducted on February 2014. Samples were taken by random sampling Simple random sampling technique. Analyze data using statistical test Chi-Square with α ( 0,05 ).Results of univariate analysis of this study showed that as many as 46 respondents ( 23,7% % ) who experienced hyperemesis gravidarum and as many as 148 respondents ( 76,3% ) who did not have hyperemesis gravidarum,a total of 4 respondents ( 2,1% ) including high- education age and a total of  42respondents (21,6 % ) including lower education a total of  33 respondents(17,0%)includingprimigravida and as many as 13 srespondents (6,7 % .) including multigravida.So the bivariate analysis showed  significant relationship betweeneducation with the incidence of hyperemesis gravidarum with the P value ( 0,017)and significant relationship betweenparitas with the incidence of hyperemesis gravidarum with the P value ( 0,000 ).Advice tohealth care workerscanimprove servicesandcounseling, especially in the service of Ante Natal Care and more attention to maternal risk hypermesisgravidarum       ABSTRAK Menurut WHO pada tahun 2010sebanyak 800 ibu hamil meninggal dunia. Menurut SDK tahun 2007 angkakematian ibu sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. AKI di Sumatera Selatan tahun 2009 adalah 143/100.000 kelahiran hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan dan paritas dengan kejadian hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM I yang pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI Tahun 2013 berjumlah 194 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2014.Sampel penelitian diambil secara random sampling dengan teknik Simple random sampling. Analisa data menggunakan uji statistik Chi–Square dengan α (0,05). Hasil penelitian analisa univariat ini menunjukkan bahwa sebanyak 46 responden (23,7,0%) yang mengalami hyperemesis gravidarum dan sebanyak 148 responden (76,3%) yang tidak mengalami hyperemesis gravidarum, sebanyak 4 responden (2,1%) termasuk pendidikan tinggi dan sebanyak 42 responden (21,6%) termasuk pendidikan rendah , sebanyak 33 responden (17,0%) termasuk primigravida dan sebanyak 13 responden (6,7%) termasuk multigravida.Sehingga analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kejadian hyperemesis gravidarum dengan P value (0,017) dan ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian hyperemesis gravidarum dengan P value (0,000). Saran kepada petugas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan pelayanan dan penyuluhan terutama dalam pelayanan Ante Natal Care danlebih memperhatikan kehamilan ibu yang berisiko hypermesis gravidarum.      


2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 218
Author(s):  
Fauziah Rizki Andini

 ABSTRACTBackground: Chronic Energy Deficiency can occur in women in reproductive age (WUS) and pregnant woman who have Mid Upper Arm Circumference (MUFA) <23.5 cm. In 2019 the number of occurrences of CED for pregnant women in Prambontergayang Public Health Center was exceeded the target of Tuban Regency by 10.8%. Events of CED can occur due to low levels of education, low knowledge of nutrition, low family income, maternal age <20 years or> 35 years, high maternal parity, and too close the pregnancy distance. Purpose: to analyze factors related to the incidence of CED in pregnant women in the Prambontergayang Health Center in 2019.Method: this study was an observational analytic study with a cross sectional design. The sample of the study was pregnant women in Prambontergayang Public Health Center, which amounted to 179 pregnant women by using simple random sampling. The variables used are age, education, occupation, income, and age of pregnancy. Data analysis was performed using the Chi Square test and Pearson's Test.Results: The results showed that the prevalence of pregnant women who experienced CED was 20.1% and the value of p on the variables of age (p<0.001), education (p=0.013), occupation (p=0.008), and income (p<0.001) had significance <0.05 which meant there was a relationship with the CED events. In the gestational age variable, p> 0.05, which means there was no relationship with the CED.Conclusion: the incidence of CED is related to the condition of pregnant women aged <20 years and> 35 years, low education, not working and low income. But there is no relationship between maternal gestational age with the incidence of CED. The advice that can be given is that the village government invites pregnant women and their families to actively participate in managing the productive economy and the Public Health Center provides information on nutritious foods so as to increase the knowledge of pregnant women.ABSTRAKLatar Belakang : Kekurangan Energi Kronis dapat terjadi padaiwanita usia subur (WUS) daniibu hamil yangimemiliki Lingkar Lengan Atasi(LiLA) <23,5 cm. Pada tahun 2019 jumlah kejadianiKEK ibu hamil di Puskesmas Prambontergayang melebihi target dari Kabupaten Tuban yaitu 10,8%.Tujuan : untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Prambontergayang Tahun 2019.Metode : Jenis penelitian yang digunakan  adalah analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dari penelitian yaitu ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Prambontergayang yang berjumlah 179 ibu hamil yang dihitung dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil : Hasil dari penelitian ini menunjukkkan bahwasanya  usia, pendidikan, penghasilan dan  pekerjaan memiliki hubungan dengan kejadian KEK dengan nilai sig (ρ value) kurang dari 0,05.Kesimpulan : adanya hubungan antara usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan pada KEKIdan tidakiadaihubungan antarai usia kehamilan denganiKEK. Saran bagi Puskesmas Prambontergayang adalah perlu mengadakan penyuluhan yang lebih intensif kepada ibu hamil mengenai penyebab dan dampak KEK bagi kehamilan. Sedangkan untuk peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian dengan jenis penelitiain yang berbeda ataupun variabel yang belum digunakan. Kata Kunci : KEK, ibu hamil, pendidikan, pekerjaan, usia ABSTRACTBackground : Chronic Energy Deficiency can occur in women of childbearing age (WUS) and pregnant women who have an Upper Arm Circumference (LiLA) <23.5 cm. In 2019 the number of KEK incidents of pregnant women in the  Prambontergkesmas Health Center was exceeded the target of the Tuban District of 10.8%. Purpose : Theipurpose of this study was toidetermine theifactors that influence the incidenceiof KEK in pregnantiwomeniin Puskesmas Prambontergayang in 2019. Method : The type of research is analytic using cross sectional approach. The sample of the study was pregnant women in the Prambontergayang Health Center, totaling 179 pregnant women, which were calculated using simple random sampling technique.Result : The results of this study show that age, education, income and employment have a relationship with the KEK  event with a sig (ρ value) of less than 0.05. Conclusion : The conclusioniof the studyiis the relationshipibetweeniage, education, occupation, andiincome in KEK and thereiis no relationshipibetween gestational ageiwith KEK. Suggestions for Prambontergayang Health Center are the need for more intensive counseling for pregnant women regarding the causes and effects of KEK for pregnancy. Whereas the next researcher can conduct research with different types of research or variables that have not been used.  Keywords : KEK, pregnant woman, education, work, age


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 262-269
Author(s):  
Putri Aisyah Mirza ◽  
Delmi Sulastri ◽  
Dessy Arisany

Latar Belakang: Stunting adalah salah satu masalah gizi yang sering dijumpai pada anak. Stunting dapat menimbulkan gangguan pada pertumbuhan fisik serta perkembangan mental dan kecerdasan. Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara panjang badan lahir dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak usia 7-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional pada anak usia 7-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang yang dipilih melalui simple random sampling. Data yang digunakan adalah data hasil wawancara kuesioner dan hasil pengukuran panjang badan anak menggunakan infantometer. Analisis data dilakukan dengan uji chi square. Hasil: Penelitian ini menemukan total 78 anak dengan prevalensi stunting sebanyak 22 (28,2%), anak yang memiliki panjang badan lahir kurang sebanyak 28 (35,9%), dan anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 45 (57,7%). Analisis uji statistik menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara panjang badan lahir dengan stunting (p-value = 0,464; 95% CI: 0,19-1,70), dan hubungan yang tidak signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting (p-value = 0,681; 95% CI: 0,51-3,89). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara panjang badan lahir dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting.     Kata kunci:  stunting, panjang badan lahir, ASI eksklusif   Background: Stunting is one of nutritional problems that commonly found in children. Stunting could affect to physical growth and also mental and intelligence development. Objective: To determine the association of birth length and exclusive breastfeeding with stunting in children aged 7-24 months in the working area of Seberang Padang Public Health Center. Methods: This is an observasional study used a cross sectional approach on children aged 7-24 months in the working area of Seberang Padang Public Health Center who were selected by simple random sampling. Data was collected from administered questionnaire and measurement of height using infantometer. Data was analyzed by chi square test. Results: We found total 78 children with prevalence for stunting was 22 (28,2%), children had short birth length was 28 (35,9%), children had not gotten exclusive breastfeeding was 45 (57.7%). Statistical analysis showed no significant relationship between birth length and stunting (p-value = 0,464; 95% CI: 0,19-1,70), and no significant relationship between exclusive breastfeeding and stunting (p-value = 0,681; 95% CI: 0,51-3,89). Conclusion: There was no significant relationship between birth length and given exclusive breastfeeding with stunting. Keyword: stunting, birth length, exclusive breastfeeding


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document