HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN IBU DAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI INSTALASI RAWAT INAP KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TAHUN 2011

Author(s):  
Tirta Anggraini Tirta Anggraini

ABSTRACT According to WHO abortion the percentage of births ranges between 750-1000 per 100,000 live births, whereas in developed countries maternal mortality ranges between 5-10 per 100,000 live births. Abortion in developing countries the majority (over 90%) do not secure, thus contributing to about 11-13% of maternal deaths in the world. In Indonesia, an estimated 2-2.5% miscarriage every year, so it can significantly reduce the birth rate to 1.7 per year. Maternal mortality in South Sumatra as much as 5% and 5 maternal deaths are caused by bleeding in the year 2010. At the on General Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2011 the incidence of abortion amounted to 318 people. The purpose of this study was to determine the employment relationship with the mother and the incidence of abortion of pregnancy spacing on General Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2011. This research uses descriptive analytical method by crosss sectional approach. The study population was all pregnant women who experience bleeding with gestational age less than 20 weeks as many as 482 people. The research was conducted in May-June 2012. The samples taken by simple random sampling method. Analysis of data using a statistical test Chi - Square. The results of this univariate analysis showed that 178 (81.3%) of respondents who experienced abortion, and 41 (18.7%) of respondents who had not had abortions. 133 (60.7%) of respondents with a mother who worked and 86 (39.3%) of respondents whose mothers did not work. 132 (60.3%) of respondents with a distance of pregnant women <2 years old and 87 (39.7%) of respondents with a distance of pregnant women ≥ 2 years, so the bivariate analysis showed no significant association between maternal employment with the incidence of abortion with a P value = 0.005 and there is a relationship a significant association between the incidence of abortion pregnancy spacing with P value = 0.017. Advice for health workers to seek and improve health education on the prevention and treatment of abortion.   ABSTRAK Menurut WHO persentase terjadinya abortus berkisar  antara 750-1000 per kelahiran 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Negara maju angka kematian maternal berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup. Abortus di Negara berkembang sebagian besar (lebih dari 90%) dilakukan tidak aman, sehingga berkontribusi sekitar 11- 13% terhadap kematian maternal di dunia. Di Indonesia, diperkirakan sekitar 2–2,5% mengalami keguguran setiap tahun, sehingga secara nyata dapat menurunkan angka kelahiran menjadi 1,7 pertahunnya. Kematian ibu di Sumatera Selatan sebanyak 5% dan 5 orang kematian ibu disebabkan oleh pendarahan pada tahun 2010. Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011 angka kejadian abortus berjumlah 318 orang. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu dan jarak kehamilan dengan kejadian Abortus di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang  Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan crosss sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami perdarahan dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu sebanyak 482 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Juni 2012. Sampel penelitian diambil dengan metode simple random sampling. Analisa data menggunakan uji statistik Chi – Square. Hasil penelitian analisis univariat ini menunjukkan bahwa 178 (81,3%) responden yang mengalami abortus, dan 41 (18,7%) responden yang tidak mengalami abortus. 133 (60,7%) responden dengan ibu yang bekerja dan 86 (39,3%) responden dengan ibu tidak bekerja. 132 (60,3%)  responden dengan ibu yang jarak kehamilannya < 2 tahun dan 87 (39,7%) responden dengan ibu yang jarak kehamilannya ≥ 2 tahun, sehingga analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan kejadian abortus dengan P value = 0,005 dan ada hubungan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan kejadian abortus dengan P value = 0,017. Saran bagi tenaga kesehatan untuk mengupayakan dan meningkatkan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan penanganan abortus. 

Author(s):  
Rini Mayasari Rini Mayasari

  ABSTRACT According to the WHO in 2010 as many as 800 pregnant women died.According to IDHS 2007 maternal mortality rate of 228/100.000 live births. Maternal mortality in South Sumatra in 2009 was 143/100.000 live births.The purpose of this study was to determinerelationship between education andparitas with the incidence hyperemesis gravidarum of pregnant women in General Hospital Palembang BARI on 2013.This study used a survey method with the analytic cross-sectional approach.The samples in this study were all pregnant mothers TM I ever treated in General Hospital Palembang BARIon 2013 amounted to 194 respondents.This research was conducted on February 2014. Samples were taken by random sampling Simple random sampling technique. Analyze data using statistical test Chi-Square with α ( 0,05 ).Results of univariate analysis of this study showed that as many as 46 respondents ( 23,7% % ) who experienced hyperemesis gravidarum and as many as 148 respondents ( 76,3% ) who did not have hyperemesis gravidarum,a total of 4 respondents ( 2,1% ) including high- education age and a total of  42respondents (21,6 % ) including lower education a total of  33 respondents(17,0%)includingprimigravida and as many as 13 srespondents (6,7 % .) including multigravida.So the bivariate analysis showed  significant relationship betweeneducation with the incidence of hyperemesis gravidarum with the P value ( 0,017)and significant relationship betweenparitas with the incidence of hyperemesis gravidarum with the P value ( 0,000 ).Advice tohealth care workerscanimprove servicesandcounseling, especially in the service of Ante Natal Care and more attention to maternal risk hypermesisgravidarum       ABSTRAK Menurut WHO pada tahun 2010sebanyak 800 ibu hamil meninggal dunia. Menurut SDK tahun 2007 angkakematian ibu sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. AKI di Sumatera Selatan tahun 2009 adalah 143/100.000 kelahiran hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan dan paritas dengan kejadian hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM I yang pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI Tahun 2013 berjumlah 194 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2014.Sampel penelitian diambil secara random sampling dengan teknik Simple random sampling. Analisa data menggunakan uji statistik Chi–Square dengan α (0,05). Hasil penelitian analisa univariat ini menunjukkan bahwa sebanyak 46 responden (23,7,0%) yang mengalami hyperemesis gravidarum dan sebanyak 148 responden (76,3%) yang tidak mengalami hyperemesis gravidarum, sebanyak 4 responden (2,1%) termasuk pendidikan tinggi dan sebanyak 42 responden (21,6%) termasuk pendidikan rendah , sebanyak 33 responden (17,0%) termasuk primigravida dan sebanyak 13 responden (6,7%) termasuk multigravida.Sehingga analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kejadian hyperemesis gravidarum dengan P value (0,017) dan ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian hyperemesis gravidarum dengan P value (0,000). Saran kepada petugas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan pelayanan dan penyuluhan terutama dalam pelayanan Ante Natal Care danlebih memperhatikan kehamilan ibu yang berisiko hypermesis gravidarum.      


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Marliana Marliana ◽  
Fachrudi Hanafi

AbstrakAngka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup, tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus, serta penyebab tidak langsung yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender.Salah satu upaya untuk menurunkan yaitu dengan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Berdasarkan data yang didapatkan dari Dikes Lobar Tahun 2017 Puskesmas Gunung Sari memiliki ibu hamil terbanyak di Kabupaten Lombok Barat dengan jumlah 1.372 orang dan ibu hamil yang mengalami komplikasi maternal sebayak 237 orang. Dari 1.372 ibu hamil masih terdapat ibu hamil yang mengalami komplikasi. Tujuan  dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-Faktor Apa Saja yang Berhubungan dengan Pemahaman Ibu Hamil Tentang Stiker P4K Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari Tahun 2018. Metode penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Observasi Analitik.Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu hamil yang telah melakukan K1 dan belum melahirkan pada saat dilakukan penelitian di wilayah UPT BLUD Puskesmas Gunung Sari pada tahun 2018 di sebanyak 95 orang. Penelitian ini berlangsung menggunakan Simple Random Sampling, diperoleh 30 sampel dengan uji chi-square. Hasil uji statistik umur tidak memiliki hubungan dengan nilai (P Value= 0,548), sedangkan pendidikan (P Value=0,001), pekerjaan (P Value=0,054),paritas (P Value=0,004) artinya terdapat hubungan yang signifikan.Faktor pendidikan,pekerjaan, paritas berhubungan dengan pemahaman ibu hamil tentang stiker P4K. Sedangkan faktor umur tidak berhubungan dengan pemahaman ibu hamil tentang stiker P4K. Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia reaches 359 per 100,000 live births, the high maternal mortality rate is caused by various complex causes, namely direct and indirect causes. The direct causes of maternal death in Indonesia are bleeding, infection, eclampsia, prolonged labor and abortion complications, as well as indirect causes, namely social, cultural, economic, educational level, health care facilities, and gender. One effort to reduce the delivery plan and Complication Prevention (P4K). Based on data obtained from Lobar Dikes in 2017, Gunung Sari Public Health Center had the highest number of pregnant women in West Lombok Regency with 1,372 people and pregnant women who experienced maternal complications as much as 237 people. Of the 1,372 pregnant women there were still pregnant women who experienced complications. The purpose of this study is to find out what factors are related to the understanding of pregnant women about P4K stickers in the working area of Gunung Sari Public Health Center in 2018. This research used the research design of Analytical Observation. The population of this research is all pregnant women who have done K1 and not give birth at the time of research in UPT BLUD Puskesmas Gunung Sari in 2018 in as many as 95 people. This research was conducted using Simple Random Sampling, obtained 30 samples with chi-square test. Obtained age statistics test results have no relationship with value (P Value = 0.548), while education (P Value = 0.001), occupation (P Value = 0.054), parity (P Value = 0.004) means that there is a significant relationship. The factor of education,job,parity are relatedtion with pregnant women about P4K sticker,while the factor age  is not relatedtion with pregnant women about P4K sticker. .


Author(s):  
Yuhemy Zurizah Yuhemy Zurizah

ABSTRACT   Hyperemesis Gravidarum is nausea and vomiting that occurs in a pregnant woman causing the imbalance electrolyte levels, weight loss (more than 5% of initial body weight), dehydration, ketosis, and nutritional deficienies. In Indonesia in 2010 the percentage of high risk pregnant women with hyperemesis gravidarum who were referred and health services further by 20.44%. Provinces with the highest percentage is the province of Central Sulawesi (96.53%) and Yogyakarta (76.60%) while the lowest is the province of North Maluku (3.66%). At the General Hospital Dr. Mohammad Hoesin in Palembang, the incidence of women who experience Hyperemesis Gravidarum in 2011 there were 183 people (71.4%) of 256 pregnant women. The purpose of this study are known factors associated with the incidence of hyperemesis gravidarum in pregnant women at the General Hospital Dr. Mohammad Hoesin in Palembang  2011. This study uses the approach of Analytical Surveys Cross Sectional. The population in this study were all pregnant women who had been treated at General Hospital Dr. Mohammad Hoesin in Palembang in 2011. Sampling in this study with the method of random sampling with simple random sampling technique. Data analysis carried out univariate and bivariate statistics with Chi-Square test with significance level α = 0.05. The results showed that of 252 respondents had hyperemesis gravidarum with high-risk age (70.0%) were low risk (1.9%), the status of a primigravida (75.0%) were multigravida (3.6%), and the work (83.3%) who did not work (5.3%). The results of this study showed no significant association between maternal age, parity, and work on General Hospital Dr. Mohammad Hoesin in Palembang,  in 2011. From the results of this study, researchers hope to improve the health care workers care service delivery and more attention to maternal risk hypermesis gravidarum.   ABSTRAK   Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Di Indonesia pada tahun 2010 presentase ibu hamil resiko tinggi dengan hyperemesis gravidarum yang dirujuk dan mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar 20,44%. Provinsi dengan presentase tertinggi adalah provinsi Sulawesi Tengah (96,53%) dan di Yogyakarta (76,60%) sedangkan yang terendah adalah provinsi Maluku Utara (3,66%). Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian ibu yang mengalami Hyperemesis Gravidarum pada tahun 2011 terdapat 183 orang (71,4%) dari 256 ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan metode random sampling dengan teknik simple random sampling. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan dari 252 responden yang mengalami hyperemesis gravidarum dengan umur resiko tinggi (70,0%) yang resiko rendah (1,9%),  status yang primigravida (75,0%) yang multigravida (3,6%), dan yang bekerja (83,3%) yang tidak bekerja (5,3%). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur ibu, paritas, dan pekerjaan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011. Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap petugas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan pelayanan asuhan persalinan dan lebih memperhatikan kehamilan ibu yang berisiko hypermesis gravidarum.


Author(s):  
Juliana Widyastuti Wahyuningsih

Abstrak Menurut WHO setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia. Menurut SDKI tahun 2012 angka kematian bayi sebesar 34 kematian/1000 kelahiran hidup. AKB di Sumatera Selatan tahun  adalah 44,59 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB di kota Palembang 2016 sebesar 44 per kelahiran hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Rumah Sakit PT Graha Pusri Medika Palembang. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang bersalin di Rumah Sakit PT Graha Pusri Medika Palembang, yang berjumlah 1014 responden. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2018. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang bersalin di Rumah Sakit PT Graha Pusri Medika Palembang berjumlah 287 responden. Sampel penelitian diambil secara random sampling dengan teknik Simple random sampling. Analisa data menggunakan uji statistik Chi – Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara KPSW dengan kejadian asfiksia dengan P value (0,006), ada hubungan yang bermakna antara persalinan SC dengan kejadian asfiksia dengan P value (0.009). Saran bagi rumah sakit dapat dijadikan masukan dalam mengupayakan pengembangan tatalaksana asuhan kebidanan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada kasus-kasus yang berhubungan dengan kejadian asfiksia. Kata Kunci                 : Kejadian Asfiksia ABSTRACT According to WHO every year approximately 3% (3.6 million) of the 120 million newborns increase asphyxia. According to the IDHS in 2012 the infant mortality rate was 34 deaths / 1000 live births. The IMR in South Sumatra in the year is 44.59 per 1000 live births. Where as AKB in Palembang city in 2016 is 44 per live birth. The purpose of this study was to study what factors are associated with the incidence of asphyxia in newborns at PT Graha Pusri Medika Palembang Hospital. This study uses an analytical survey method using Cross Sectional. The population in this study were all mothers who gave birth at PT Graha Pusri Medika Palembang Hospital, which examined 1014 respondents. This research was conducted in 2018. The sample in this study was that some mothers who gave birth at PT Graha Pusri Medika Palembang Hospital added 287 respondents. The research sample was taken by random sampling with Simple random sampling technique. Data analysis using Chi-Square statistical test. The results showed that there was a relationship between Premature rupture of membranes and the incidence of asphyxia with a P value (0.006), there was a relationship involving between SC labor and the incidence of asphyxia with a P value (0.009). Suggestions for hospitals can be used to seek the development of midwifery care in improving the quality of health services related to cases related to asphyxia. Keywords : asphyxia accident


Author(s):  
Y Widyastuti Wahyuningsih Y Widyastuti Wahyuningsih

ABSTRACT Abortion is the termination of a pregnancy (by certain consequences) on or before the age of 22 weeks of pregnancy or pregnancy fruit has not been able to live outside the womb. Maternal deaths caused by bleeding, infection, poisoning pregnancy and abortion. According to the health agency the World Health Organization (WHO) in poor countries and developing countries, maternal mortality ranges between 750-1000 per 100,000 live births. Indonesia itself is still a country with a maternal mortality rate was 307 per 100,000 live births. Some reasons and conditions that enable women to individualist abortion. Some common characteristics can be classified ie economic status, marital status, residence, age, parity, education and employment. The purpose of this study is to determine the relationship between age, parity, and maternal employment with the incidence of abortion at General Hospital Center Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2011. This research is an analytical survey with cross sectional approach. The population was all pregnant women who are hospitalized in the obstetrics space of General Hospital Center Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2011. which amounted to 147 persons and 107 person sample obtained by sampling simple random sampling. Each variable that was observed in tests using Chi-Square test with a (0.05). The results of this study showed that 67.3% of mothers had abortions, 45.8% of mothers with high risk age, 51.4% of  mothers of high parity, and 43.0% of mothers who work. Chi-Square test showed no significant relationship between age (p value = 0.007), parity (p value = 0.007) and occupation (p value = 0.000) with the incidence of abortion. Expected to provide input to the Hospitals to be more pro-active in providing further education about the risk factors of abortion in pregnant women   ABSTRAK     1   Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Kematian maternal disebabkan oleh perdarahan, infeksi, keracunan kehamilan dan abortus. Menurut badan kesehatan World Health Organization (WHO) di negara-negara miskin dan sedang berkembang, kematian maternal berkisar antara 750 - 1.000 per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia sendiri masih menjadi negara dengan angka kematian ibu sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Beberapa alasan dan kondisi individualis yang memungkinkan wanita melakukan abortus. Beberapa karakteristik umum dapat diklasifikasikan yaitu status ekonomi, status perkawinan, tempat tinggal, umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara paritas dan pekerjaan ibu dengan kejadian abortus di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah semua ibu hamil dengan usia kehamilan < 20 minggu yang dirawat di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011 yang berjumlah 147 orang dan sampel yang didapatkan 107 orang dengan pengambilan sampel secara simple random sampling. Masing-masing variabel yang diteliti di uji dengan menggunakan uji Chi-Square dengan a (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 67,3% ibu mengalami abortus, 45,8%, ibu paritas tinggi, dan 43,0% ibu yang bekerja. Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara paritas (p value = 0,007), dan pekerjaan (p value = 0,000) dengan kejadian abortus. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak Rumah Sakit agar lebih pro aktif  dalam pemberian penyuluhan lebih lanjut tentang faktor-faktor resiko abortus pada ibu hamil


Author(s):  
Wahyu Ida Muliana Wahyu Ida Muliana

ABSTRACT Hyperemesis Gravidarum marked excessive nausea and vomiting in pregnant women at a young age. WHO estimates that 536,000 women died from direct complications of pregnancy and childbirth. One complication of pregnancy is Hyperemesis Gravidarum. Hyperemesis Gravidarum in the world has been estimated to occur in 1-2% of pregnant. According to data from the Medical Record of Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital, the incidence of Hyperemesis Gravidarum in 2011 there were 72 people of 661 pregnant women. The purpose of this reseach was to determine the relationship between maternal age and parity with Hyperemesis Gravidarum in Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital 2011. The Design of this reseach used Cross Sectional by analytic approach survey. The population of this reseach are all of mother who gestational ≤ 16 weeks (four months) in the Installation of Obstetrics and Gynecology, Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital in January to December of 2011 with the sample of 661 people which taken by systematic random sampling and the reseach was conducted from 17 April to 24 April 2012.  Each variable that was observed in tests using Chi-Square test with a (0.05).  The results of this study showed that 5.9% of mothers with hyperemesis gravidarum, 21.8% of mothers with high risk age, and 30.0% primigravida. Chi-Square test showed no significant relationship between age (p value = 0.000) and parity (p value = 0.000) with the incidence of hyperemesis gravidarum. Expected to the Hospital to be implemented properly instructed how to provide counseling to pregnant women about pregnancy and childbirth, as well as provide confidence that the nausea and vomiting is a symptom of physiology in pregnancy.   ABSTRAK Hiperemesis Gravidarum ditandai mual dan muntah yang berlebihan terjadi pada ibu hamil di usia muda. WHO memperkirakan 536.000 perempuan meninggal dunia akibat langsung dari komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu komplikasi kehamilan adalah Hiperemesis Gravidarum. Insiden Hiperemesis Gravidarum di dunia telah diperkirakan terjadi pada 1-2% wanita hamil. Menurut data dari Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian Hiperemesis Gravidarum pada tahun 2011 terdapat 72 orang dari 661 ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas ibu dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Desain Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah dengan umur kehamilan ≤ 16 minggu (4 bulan) yang pernah dirawat inap di Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan Januari-Desember tahun 2011 dengan jumlah sample 661 orang yang diambil secara systematic Random Sampling (secara acak sistematis) dan penelitian ini dilakukan dari tanggal 17 April sampai dengan 24 April 2012. Masing-masing variabel yang diteliti di uji dengan menggunakan uji Chi-Square dengan a (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 5,9% ibu mengalami hiperemesis gravidarum, 21,8% ibu dengan umur resiko tinggi, dan 30,0% ibu primigravida. Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur (p value = 0,000) dan paritas (p value = 0,000) dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak Rumah Sakit agar dilaksanakan penyuluhan dengan cara memberikan konseling terhadap ibu hamil tentang kehamilan dan persalinan, serta memberikan keyakinan bahwa mual muntah merupakan gejala fisiologi pada kehamilan.


Author(s):  
Yuhemy Zurizah Yuhemy Zurizah ◽  
Rini Mayasari Rini Mayasari

ABSTRACT Low Birth Weight (LBW) was defined as infants born weighing less than 2.500 grams. WHO estimates that nearly all (98%) of the five million neonatal deaths in developing countries. According to City Health if Palembang Departement, infant mortality rate (IMR) in the year 2007 is 3 per 1000 live births, in 2008 four per 1000 live births, and in 2009 approximately 2 per 1000 live births. The cause of LBW is a disease, maternal age, social circumstances, maternal habits factors, fetal factors and environmental factors. LBW prognosis depending on the severity of the perinatal period such as stage of gestation (gestation getting younger or lower the baby's weight, the higher the mortality), asphyxia / ischemia brain, respiratory distress syndromesmetabolic disturbances. This study aims to determine the relationship between maternal age and educations mothers of pregnancy with the incidence of LBW in the General Hospital Dr Center. Mohammad Hoesin Palembang in 2010 This study uses the Analytical Ceoss Sectional Survey. The study population was all mothers who gave birth in public hospitals center Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2010 were 1.476 mothers gave birth with a large sample of 94 studies of maternal taken by systematic random sampling, ie research instument Check List. Data analysis was performed univariate and bivariate. The results of this study show from 94 mothers of LBW was found 45 people (47,9%) Which has a high risk age 26 LBW ( 27,7%) while the distance of low educations LBW (55,3%). From Chi-Square test statistic that compares the p value with significance level α = 0,05 showed a significant correlation between maternal age, where the p value = 0,002, of education mothers of pregnancy p value = 0,003 with LBW. In the general hospital center Dr. Mohammad Hoesin Palembang ini 2010. Expected to researches who will come to examine in more depth.   ABSTRAK Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) telah didefinisikan sebagai bayi lahir kurang dari 2.500 gram. WHO memperkirakan hampir semua (98%) dari 5 juta kematian neonatal di negara berkembang. Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Palembang, Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2007 yaitu 3 per 1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2008 4 per 1.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 sekitar 2 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab BBLR adalah penyakit, usia ibu, keadaan sosial, faktor kebiasaan ibu, dan faktor lingkungan. Prognosis BBLR tergantung dari berat ringannya masa perinatal misalnya masa gestasi (makin muda masa gestasi atau makin rendah berat bayi, makin tinggi angka kematian), asfiksia atau iskemia otak, sindrom gangguan pernafasan, gangguan metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur dan pendidikan ibu dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan survey analitik Cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2010 sebanyak 1.476 ibu melahirkan dengan besar sampel penelitian 94 ibu melahirkan yang diambil dengan tehnik acak sistematik, instrumen penelitian yaitu check list. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 94 ibu didapatkan kejadian BBLR 45 orang (47,9%) yang memiliki umur resiko tinggi 26 kejadian BBLR (27,7%) sedangkan yang pendidikan rendah 52 kejadian BBLR (55,3%). Dari statistik uji Chi-square yang membandingkan p value dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur ibu p value (0,002) , pendidikan p value (0,003) dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010. Diharapkan bagi peneliti yang akan datang untuk meneliti lebih mendalam.


2021 ◽  
Vol 6 (12) ◽  
pp. 6073
Author(s):  
Atni Primanadini ◽  
Cast Torizellia ◽  
Lisa Setia

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia yang disebabkan oleh virus Sars Cov-2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan perilaku gerakan mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker terhadap angka kejadian Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran variabel pada satu waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Indrasari yang berjumlah 5444 orang, sampel sebanyak 400 responden dengan tehnik pengambilan sampel Simple Random Sampling. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan ada pengaruh yang antara pengetahuan (p-value= 0,000, OR=0,18) dan perilaku (p-value=0,000, OR=0,29) gerakan 3M terhadap angka kejadian Covid-19. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku gerakan 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak terhadap angka kejadian Covid-19


2020 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
Festy Ladyani Mustofa ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Bonita Megamelina

Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit demam tifoid sangat erat kaitannya dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan rumah. Namun, terdapat faktor determinan lain yang memengaruhi seperti agen, host (usia, jenis kelamin, riwayat demam tifoid, pendidikan), dan lingkungan. Mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian demam tifoid pada pasien rawat inap di rumah sakit pertamina bintang amin bandar lampung tahun 2018. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan desain studi kasus potong silang. Teknik pengambilan sample berupa simple random sampling. Instrument penelitian berupa rekam medik. Data dianalilis dengan uj Chi-square. Menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia (p=0.025, OR= 2.49), jenis kelamin (p=0.026, OR=2.29), pendidikan (p=0.020, OR=2.28) dan riwayat demam tifoid sebelumnya (p=0.028, OR=3.59). Terdapat hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, pendidikan dan riwayat demam tifoid sebelumnya dengan kejadian demam tifoid dengan p-value 0.05. Faktor yang paling mempengaruhi yaitu riwayat demam tifoid.


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Norhalida Rahmi ◽  
Syamsul Arifin ◽  
Endang Pertiwiwati

ABSTRAKSkabies merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh infeksi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei var hominis (Sarcoptes sp.). Penularan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Salah satu dampak kejadian skabies yaitu personal hygiene yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit skabies pada santri Wustho di Pondok (SMP) Pesantren Al-Falah Putera Banjarbaru. Metode penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional.Tteknik sampling menggunakan probality sampling dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah seluruh santri wustho kelas 1 yang berasrama sebanyak 341 santri. Sampel yang digunakan ada 184 santri yang berasrama.H asil analisis didapatkan personal hygiene baik terkena skabies 24% dan personal hygiene baik tidak terkena skabies 76%. Personal hygiene buruk terkena skabies 53% dan personal hygiene buruk tidak terkena skabies 47 %. Hasil uji chi- square didapatkan nilai= 0,000 (r) = 12.590. Kesimpulan penelitian ini personal hygiene berhubungan dengan kejadian skabies. Hygiene perseorangan merupakan salah satu usaha yang dapat mencegah kejadian skabies.Kata- kata kunci : personal hygiene, skabies, pesantren.ABSTRACTScabies is a contagious infectious disease caused by infection and sensitization by Sarcoptes scabei var hominis mites (Sarcoptes sp.). transmission can occur directly and indirectly. one of the effects of scabies is poor personal hygiene. To determine the correlation personal hygiene with incidence of scabies in Islamic boarding Wustho students (SMP) Al Falah Putera Banjarbaru. This study was a correlational study with cross-sectional approach, using sampling techniques probality sampling with simple random sampling. The population was all studentswere Islamic boarding wustho in first class as many as 341 students. Total respondent were 184 students in Islamic boarding. Analysis of the Personal hygiene exposed to scabies 24% good, good personal hygiene was not affected by scabies 76%. Personal hygiene badly affected by scabies 53%, poor personal hygiene was not affected by scabies 47%. Result of correlation chisquare test p value = 0.000 and (r) = 12.590. personal hygiene associated with the incidence ofscabies. Personal hygiene was one of effort that can prevent the incidence of scabies.Keywords: personal hygiene, scabies, islamic boarding.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document