scholarly journals Stimulasi Bermain Bercerita Metode Flanel Meningkatkan Sosialisasi Pada Anak Usia Prasekolah

2017 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Hindyah Ike Suhariati

Socialization is an ability that pre-school children must have in order to build good interaction with their friends in school. In fact 70 of pre-school children yet unable to make socialization in school. The purpose of this study is explaining the influence of flannel story telling play stimulation method to the socialization of pre school children. The design of this study is Quasi Experiment. All of the pre-school children that experiencing lack of socialization in TK. Dharma Wanita Persatuan RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang become the population. Non Randomise Sampling method is used, with 32 respondent, 16 children used as treatment group and 16 others as the control group. The independent variable was flannel story telling play stimulation method and the dependent variable was the socialization. Data was analized by Wilcoxon Sign Rank test and Mann-Whitney test with significance rate 95% (α = 0,05). The result showed that flannel story socialization improvement (p = 0,000), playing activity according to the curriculum didn’t improve the pre-school children socialization significantly (p = 0,157), there are difference between control group and after treatment group socialization with Mann-Whitney test (p = 0,004). Flannel story telling play stimulation method could improve socialization ability of telling play stimulation method influences the pre-school childrens pre-school children significantly. This playing activity can be used as the pediatric nursing care cast, to treat children with socialization problems.;Keywords : Flannel playing method, Socialization, pre-school

2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Ah Yusuf ◽  
Rr. Dian Tristiana ◽  
Leni Anitasari ◽  
Ira Suarilah

 Diabetes mellitus is a chronic disease that caused meaning of life disturbance. Logotherapy is an intervention that could affect people life perspective. The purpose of this study was to analyze the effect of logotherapy implementation to the meaning of life in diabetes mellitus client. This study used quasy-experimental pretest-post-test with control group. The dependent variable was meaning of life, and the independent variable was the implementation of logotherapy. Sample in this study was 30 respondents, were taken by using consecutive sampling. The meaning of life were taken by using Purpose in Life Test (PIL Test) then analyzed by using Wilcoxon Sign Rank Test and Mann Witney U statistic test, a= £0.05. The result showed logotherapy had significant effect on meaning of life in the treatment group (p=0,001). Statistical test Mann Whitney U Test showed that there was a difference meaning of life in control group and the treatment group after implementation of logotherapy. It could be concluded that the implementation of logotherapy has an effect to increasing the meaning of life in diabetes mellitus client. Further study was recommended to developing deeper study that related to logotherapy in diabetes mellitus client.


2019 ◽  
Vol 22 (1) ◽  
pp. 19-26
Author(s):  
Muhtar Muhtar ◽  
Abdul Haris ◽  
Aniharyati Aniharyati

Latar Belakang: Penyakit TB merupakan masalah kesehatan masarakat di seluruh dunia dan menjadi penyebab kematian ketiga terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan, dan merupakan nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi. Penerapan discharge planning terstruktur melalui 5 (lima) tahap langkah kegiatan dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan perilaku perawatan diri (self care) penderita TB paru selama menjalani pengobatan TB yang biasanya berlangsung sampai 6 bulan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh penerapan model discharge planning terstruktur dan home care dalam meningkatkan self care penderita tuberkulosis paru di Rumah Sakit Umum Daerah Bima. Metode: Menggunakan randomized control group pretest posttest design, penelitan ini melibatkan dua kelompok subjek yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang dilakukan randomisasi. Populasi dalam penelitan ini adalah semua penderita TB paru yang menjalani rawat inap di RSUD Bima selama tahun 2017 yang tersebar di dua ruangan yaitu ruangan penyakit dalam dan ruangan perawatan isolasi. Pengambilan sampel menggunakan tehnik non probability sampling yaitu purposive sampling. Analisis data menggunakan statistik non parametris  Wilcoxon sign rank test dan Mann-Whitney test, hipotesis alternatif diterima bila nilai p ≤ 0,05. Hasil: Self care demand dan self care agency penderita TB paru mengalami peningkatan, uji Wilcoxon Signed Rank Test dan uji Mann-Whitney Test menunjukan nilai p<0,05, yang berarti ada pengaruh penerapan model discharge planning terstruktur dan home care dalam meningkatkan self care penderita tuberkulosis. Kesimpulan: ada pengaruh penerapan model discharge planning terstruktur dan home care terhadap self care demand penderita TB paru di Rumah Sakit Umum Daerah Bima.


2017 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Kansha Isfaraini Huurun’ien ◽  
Agus Efendi ◽  
A. G. Tamrin

<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) perbedaan prestasi belajar siswa antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen yang diberikan <em>treatment</em> penggunaan <em>e-learning</em> berbasis <em>schoology</em> dengan menggunakan model <em>discovery learning</em>; (2) efektivitas penggunaan <em>e-learning</em> berbasis <em>schoology</em> dengan menggunakan model <em>discovery learning</em> dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X multimedia SMK Negeri 6 Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan <em>random sampling</em>. Metode penelitian ini menggunakan <em>quasi eksperimental</em>. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran sebelum dan sesudah diberikan <em>treatmen</em> penggunaan <em>e-learning</em> berbasis <em>schoology</em> dengan menggunakan model <em>discovery learning</em>. Metode dokumentasi untuk mengetahui daftar nama, jumlah siswa, nilai harian serta bukti penelitian dengan menggunakan pengambilan gambar. Metode tes untuk mengetahui hasil <em>pretest</em> dan <em>posttest</em>. Analisis data yang digunakan uji non parametrik menggunakan <em>mann whitney test</em> dan <em>wilcoxon sign rank test</em>. Berdasarkan hasil penelitian, pertama terdapat perbedaan nilai <em>posttest </em>antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan <em>treatment</em> berupa penggunaan <em>e-learning</em> berbasis <em>schoology</em> menggunakan model <em>discovery learning</em>, nilai <em>sig</em> lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 yaitu 0,000  0,05. Kedua penggunaan <em>e-learning</em> berbasis <em>schoology</em> menggunakan model <em>discovery learning</em> lebih efektif, dengan peningkatan nilai <em>gain</em> sebesar 0,94. Sedangkan pembelajaran konvensional memberikan peningkatan nilai <em>gain</em> sebesar 0,74.</p><p><strong>Kata Kunci</strong> : Efektivitas, <em>E-learning</em>, <em>Schoology</em>, Model <em>discovery learning</em>, Prestasi belajar siswa</p>


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 235
Author(s):  
Daranindra Dewi Saraswati ◽  
Atika Atika ◽  
Dwi Purwanti

Abstrak Latar Belakang: Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi terdiri dari IUD, implan dan kontrasepsi mantap. Penggunaan MKJP yang rendah menyebabkan berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan MKJP. Konseling kontrasepsi merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan penggunaan MKJP pasca persalinan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan konseling kontrasepsi dengan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) dan konseling lisan terhadap pengetahuan ibu hamil trimester III mengenai MKJP. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental terdiri dari 2 kelompok, kelompok perlakuan berupa konseling kontrasepsi dengan ABPK dan kelompok kontrol berupa konseling secara lisan. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling masing-masing kelompok 35 orang, total responden 70 orang. Variabel independen pada penelitian ini yaitu konseling kontrasepsi; variabel terikat adalah pengetahuan tentang MKJP. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat (Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann-Whitney Test). Hasil: Nilai pengetahuan mengalami peningkatan yang signifikan pada kelompok perlakuan (74,3%) pada kategori baik, sementara kelompok kontrol (62,9%) pada kategori baik. Pengaruh intervensi terhadap pengetahuan didapatkan dengan Mann-Whitney Test signifikansi p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna pada kelompok perlakuan dan kontrol antara pretest-posttest. Ada perbedaan bermakna antara konseling ABPK dan lisan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang MKJP, sehingga pemberian konseling dengan ABPK lebih efektif dibanding konseling secara lisan.Abstract Background: Long Acting and Permanent Contraceptive Method (LPAMs) is a highly effective contraceptive method consisting of IUDs, implants, tubectomy, and vasectomy. The low use of LPAMs has caused various efforts made by the government to increase the use of LPAMs. Contraceptive counseling is an effort to improve the use of postpartum LPAMs. Objective: This study aim to determine the differences in contraceptive counseling with Contraception Decision Making Tool (CDMT) and verbal counseling on the knowledge of third trimester pregnant women regarding LPAMs. Method: This study was a quasi experimental study consisting of 2 groups, the treatment group in the form of contraceptive counseling with LPAMs and the control group in the form of verbal counseling. Sampling used accidental sampling each group of 35 people, a total of 70 respondents. The independent variable in this study was contraceptive counseling; the dependent variable were knowledge regarding LPAMs. Data analysis used univariate and bivariate analysis (Wilcoxon Signed Rank Test and Mann-Whitney Test). Results: The value of knowledge experienced a significant increase in the treatment group (74.3%) in the good category, while the control group (62.9%) in the good category. The effect of intervention on knowledge was obtained by Mann-Whitney test of significance p = 0,000 (p <0.05). Conclusion: There were significant differences in knowledge in the treatment and control group between the pretest-posttest. There was a significant difference between CDMT and verbal counseling in knowledge of pregnant women about LPAMs, so that counseling with CDMT was more effective than verbal counseling.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 51-56
Author(s):  
Anita Rahmawati Rahmawati

Keluhan demam sering terjadi pada banyak penyakit mulai kondisi ringan hingga penyakit yang membutuhkan perawatan segera seperti Deman berdarah dengue (DBD) namun masyarakat sering kurang menyadari sehingga berakibat fatal akhirnya menyebabkan kematian.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode edukasi ceramah dan diskusi terhadap kemampuan kader kesehatan dalam deteksi dini DBD. Desain penelitian menggunakan pretest postest  without control group. Total populasi diambil menjadi sampel yaitu 30 kader kesehatan di desa suruhwadang kecamatan kademangan kabupaten Blitar. Kemampuan kader kesehatan meliputi pemahaman pengertian, mengenali tanda gejala, penyebab, penatalaksanaan, pencegahan, siklus/fase DBD dan tanda sindrom syok dengue yang diukur dengan kuesioner. Analisis data dengan Wilcoxon sign rank test. 53 % Kader kesehatan mempunyai kemampuan baik saat pretest menjadi 83% saat posttest. Analisa data menunjukkan ada perbedaan kemampuan kader kesehatan antara pretest dan postest (p=0,001). Perpaduan metode edukasi ceramah dan diskusi menjadi metode yang tepat karena peserta edukasi tidak hanya pasif mendengarkan edukator tetapi dapat menjadi lebih aktif untuk menyampaikan pendapat, membuat kesimpulan atau memecahkan masalah sesuai materi yang dipelajari. Diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan kemampuan kader kesehatan dalam deteksi dini DBD untuk mencegah akibat fatal dari penyakit ini.    


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 158-164
Author(s):  
Susanti Tria Jaya ◽  
Nurin Fauziyah ◽  
Suhariati Suhariati

Soy  milk  contains  phytoestrogens  which is  the  class  of  isoflavones  which  have  estrogen-like  activity. Phytoestrogens  have  estrogenic  activity  which  ultimately  increases  uterine sensitivity. This  study  was  to  analyze  the effectiveness of giving soy milk to the duration of first stage of labor.The results showed that respondents in the treatment group  had a  duration  of  fast  delivery  by  9  people  (90%)  in  the  normal  category,  namely  1 respondent  (10%),  the  majority  of  the  control  group  respondents  in the fast  category  were  1 respondent  (10%),  the  normal  category were 3  respondents  (30%)  and  the  slow  category were  6  respondents  (60%). The  Result  of analyzing by Mann-Whitney  test  was  found  that there  was an effect of soy milk giving on the duration of labor (Sig. (2-tailed) of 0,000 <0.05 (α value), so Ho was rejected. Pregnant  women  can  consume  soy  milk  to  increase maternal power in labor to advance the duration of labor


Author(s):  
Rizky Asta pramesti Rini

Anxiety is one of the psychological factors that influence hypertension. One of the non-pharmacological treatments that can be given to hypertensive patients is a combination of lavender aromatherapy and hand massage. This study aims to analyze the effect of a combination of lavender aromatherapy and hand massage on changes in anxiety, blood pressure and cortisol levels. Method: This study used a pretest-posttest with control group design. The research was conducted at the Sugio Health Center and Kedungpring Health Center, with a sample size of 34 respondents selected by purposive sampling technique, then divided into intervention groups (n = 17) and control groups (n = 17). Data on anxiety levels were collected through the filling of the HARS questionnaire, blood pressure was measured using a digital tensimeter and venous blood was taken for examination of cortisol levels. Data were analyzed using the Wilcoxon sign rank test and paired-sample t-test. For differences in anxiety, systolic blood pressure, diastolic blood pressure, MAP, and cortisol levels, the p-values were 0.004, 0.002, 0.004, 0.006, and 0.04 respectively. With all these variables being different between before and after giving a combination of lavender aromatherapy and hand massage. It can be concluded that the combination of lavender aromatherapy and hand massage can reduce the level of anxiety, blood pressure and cortisol levels in hypertensive patients. Keywords: lavender aromatherapy; hand massage; anxiety; blood pressure ABSTRAK Kecemasan merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi hipertensi. Salah satu penatalaksanaan non farmakologis yang dapat diberikan pada pasien hipertensi adalah kombinasi aromaterapi lavender dan hand massage. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kombinasi aromaterapi lavender dan hand massage terhadap perubahan kecemasan, tekanan darah dan kadar kortisol. Metode: Penelitian ini menggunakan pretest-posttest with control group design. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sugio dan Puskesmas Kedungpring, dengan ukuran sampel 34 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling, selanjutnya dibagi menjadi kelompok intervensi (n=17) dan kelompok kontrol (n=17). Data tingkat kecemasan dikumpulkan melalui pengisian kuesioner HARS, tekanan darah diukur menggunakan tensimeter digital dan darah vena diambil untuk pemeriksaan kadar kortisol. Data dianalisis dengan menggunakan Wilcoxon sign rank test dan paired-sample t-test. Untuk perbedaan kecemasan, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, MAP, dan kadar kortisol didapatkan p-value masing-masing adalah 0,004, 0,002, 0,004, 0,006 dan 0,04. Dengan dengan ada perbedaan seluruh variabel tersebut antara sebelum dan sesudah pemberian kombinasi aromaterapi lavender dan hand massage. Dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi aromaterapi lavender dan hand massage dapat menurunkan tingkat kecemasan, tekanan darah dan kadar kortisol pasien hipertensi. Kata kunci: aromaterapi lavender; hand massage; kecemasan; tekanan darah


Jurnal NERS ◽  
2017 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Ah Yusuf ◽  
Hanik Endang Nihayati ◽  
Krisna Eka Kurniawan

Introduction: Scizophrenia is a disease which affect of brain, causing impaired perception, thought, emotion, movement, and behavior, such as self care deficit. Self-care deficit is an impaired ability to bathing, dressing, eating and toileting. Modeling participant is a technique required to address the problem of self-care deficit where clients are taught and trained to meet the needs of self-care. The purpose of this study was to analyze the influence of participants modeling on self-care ability in schizophrenic clients with self-care deficit. Method: This study used quasi experimental design. Sampling was carried out with total sampling to all affordable population comprising 20 respondents in Dr Radjiman Wediodiningrat Mental Hospital, Lawang. This study analyzed by Wilcoxon Signed Rank Test and Mann-Whitney Test with significance level of p < 0.05. Result: The results showed the influence of participants modeling on self-care ability in schizophrenic clients with self-care deficit. Wilcoxon Signed Rank Test in treatment group showed p = 0.005 and control group showed p = 0,206. Mann-Whitney Test showed p = 0.030. Modeling participant improved self-care ability in schizophrenic clients with self-care deficit. Analysis: Modeling participant will improve cognitive, self-confidence and motivation of schizophrenic clients so that their ability to bathing, dressing, eating and toileting will increase. Discussion: Modeling participant can be applied as a technique to improve self-care ability in schizophrenic clients with self-care deficit. For further research can be explored further implementation of the modeling of participants in the group activity theraphy.


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 15-20
Author(s):  
Ari Damayanti Wahyuningrum

Gangguan jiwa merupakan penyakit multi kausal bervariasi. Klien gangguan jiwa banyak mengalami distorsi kognitif yang akhirnya mengarah ke gangguan perilaku. Hal tersebut disebabkan oleh kesalahan logika, kekeliruan penggunaan alasan atau pandangan individu yang tidak sesuai dengan kenyataan, tidak merasa memiliki perilaku menyimpang, tidak bisa membina hubungan relasi dengan orang lain. Gangguan halusinasi mengarah pada perilaku membahayakan orang lain, klien sendiri dan lingkungan sekitar. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang lain yang sebenarnya tidak terjadi. Terapi perilaku bersifat reedukasi yang memodifikasi perilaku klien dengan perilaku lain yang lebih menguntungkan didasarkan pada sistematik reinforcement positif pada target perilaku. Token-token dapat ditukar untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan dinikmati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis penerapan terapi perilaku: token ekonomi pada klien dengan gangguan sensori persepsi: halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre dan Post Test tanpa Control Group yang melibatkan 40 responden dengan metode pengambilan consecutive sampling. Variabel penelitian meliputi terapi perilaku: token ekonomi dan kemampuan mengendalikan halusinasi. Sedangkan alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan hasil ρ=0,000 < 0,05 yang artinya ada perbedaan kategori halusinasi yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemberian perlakuan terapi perilaku: token ekonomi dengan pendekatan teori Health Belief Model dapat mengubah perilaku klien ke arah adaptif sehingga klien dapat mengontrol halusinasi. Berdasarkan hasil penelitian, disaran kepada para perawat utuk dapat mengaplikasikan terapi perilaku : token ekonomi pada kasus selain halusinasi.


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Happy Karlina Marjo ◽  
Michiko Mamesah ◽  
Siti Nurjanah

Penelitian Quasi eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap body image siswa kelas XI di MAN 3 Jakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN 3 Jakarta sebanyak 9 siswa pada kelompok treatment dan 9 siswa pada kelompok kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik Sampling Purposive. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan desain Quasi experimental Design dan bentuk desain nonequivalent Control Group Design. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner MBSRQ dan dianalisis menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil analisis menunjukkan nilai sig.= 0.018 pada kelompok treatment yang berarti nilai probabilitas lebih kecil dari nilai signifikansi α = 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil analisis dapat diartikan bahwa layanan bimbingan kelompok berpengaruh terhadap peningkatan body image siswa kelas XI di MAN 3 Jakarta.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document