Jurnal Ilmiah Pamenang
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

34
(FIVE YEARS 34)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Stikes Pamenang Kediri

2715-6036, 2716-0483

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 28-42
Author(s):  
Aris Dwi Cahyono
Keyword(s):  

Penelitian kepustakaan ini bertujuan untuk menyusun dan mendeskripsikan Peranan Pengembangan Manajemen Kinerja Tenaga Administrasi Kesehatan Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi. Untuk menjaga ketepatan pengkajian dan mencegah kesalahan informasi dalam analisis data maka dilakukan pengecekan antar pustaka dan membaca ulang pustaka serta memperhatikan komentar reviewer. Hasil studi ini adalah menunjukkan bahwa semakin baiknya peran pengembangan manajemen kinerja tenaga kesehatan termasuk tenaga adminisrasi kesehatan maka secara signifikan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas. Mutu adalah ukuran yang dibuat oleh konsumen terhadap produk atau jasa yang dilihat dari segala dimensi atau karakteristik untuk memenuhi tuntutan kebutuhan, keamanan, dan kenyamanan konsumen. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai tingkat kepuasan rata-rata penduduk. Penyelenggaraannya juga harus sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Kata Kunci: Manajemen Kinerja, Mutu Pelayanan Kesehatan, Puskesmas.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 21-27
Author(s):  
Tuti Asrianti Utami ◽  
Novi Diah ekawati ◽  
Rosa Nora Lina

Abstrak Bayi berat badan lahir rendah merupakan bayi yang perlu mendapatkan perhatian dan perawatan yang optimal. Perawatan bayi di ruang NICU menggunakan inkubator membuat adanya pemisahan antara ibu dengan bayinya. Perawatan metode kanguru menawarkan suatu kedekatan antara ibu dengan bayinya untuk membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan berat badan lahir rendah. Perawat NICU harus memiliki pengetahuan dan kepercayaan diri yang baik dalam mendukung kegiatan Perawatan Metode Kanguru. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan antara pengetahuan dengan kepercayaan diri perawat NICU melakukan PMK. Metode penelitian kuantitatif ini, dengan desain studi potong lintang (cross sectional), telah dilakukan di RS X pada bulan Desember 2020 – Maret 2021. Populasi seluruh perawat ruang NICU dengan pengambilan sampel secara total sampling, pengumpulan data menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada 40 responden. Hasil penelitian menjelaskan bahwa sebagian besar responden terdiri dari usia 26-35 tahun 30 (75%) responden, berpendidikan D3 keperawatan 24 (60%) responden, lama bekerja selama 1-5 tahun  16 (40%) responden,  belum mengikuti pelatihan PMK 31 (77,5 %) responden, memiliki pengetahuan cukup 22 (55%) responden, memiliki kepercayaan diri  20 (50%) responden  dan tidak percaya diri sebanyak 20 (50 %) responden. Berdasar hasil Analisa (Chi Square)  tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepercayaan diri perawat NICU dalam melakukan Perawatan Metode Kanguru dengan p value 0,438 ( p value > 0.05). Perawat di ruang NICU menjadi lebih baik jika memiliki rasa percaya diri dalam melakukan asuhan keperawatan metode kanguru, sehingga bayi dengan berat badan lahir rendah dapat bertumbuh lebih sehat. Penelitian ini merekomendasikan perawat NICU untuk memiliki pengetahuan yang baik tentang PMK sehingga perawat mempunyai percaya diri dalam pelaksanaan PMK.   Kata kunci : berat badan lahir rendah, kepercayaan diri perawat, perawatan metode kanguru Abstract Low birth weight babies are babies who need optimal attention and care. Baby Care in the NICU using an incubator creates a separation between mother and baby. The kangaroo method of care offers a close relationship between the mother and her baby to help promote the growth and development of babies with low birth weight. NICU nurses must have good knowledge and confidence in supporting Kangaroo Method Care activities. The purpose of this study was to analyze the relationship between knowledge and confidence in NICU nurses doing PMK. This quantitative research method, with a cross-sectional study design, was carried out at X Hospital in December 2020 – March 2021. The population of all NICU room nurses with total sampling, data collection using questionnaires distributed to 40 respondents. The results of the study explain that most of the respondents are aged 26-35 years, 30 (75%) respondents, have D3 nursing education, 24 (60%) respondents, have worked for 1-5 years, 16 (40%) respondents, have not attended PMK training 31 (77.5%) respondents, 22 (55%) respondents had sufficient knowledge, 20 (50%) respondents had self-confidence and 20 (50%) respondents were not confident. Based on the results of the analysis (Chi-Square) there is no relationship between knowledge and confidence of NICU nurses in performing the Kangaroo Treatment Method with a p-value of 0.438 (p-value > 0.05). Nurses in the NICU will be better off if they have confidence in performing kangaroo nursing care, so babies with low birth weight can grow up healthier. This study recommends NICU nurses have good knowledge about PMK so that nurses have confidence in implementing PMK. Keywords: low birth weight, nurse confidence, kangaroo method care


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 15-20
Author(s):  
Nanjar Widiastuti ◽  
Tri Sumarni ◽  
Reni Dwi Setyaningsih

Abstrak Activity of daily living (ADL) adalah aktivitas pokok bagi perawatan diri. Activity of daily living meliputi antara lain: ke toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi, dan berpindah tempat. Pengkajian ADL penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan lansia dalam rangka menetapkan level bantuan bagi lansia tersebut dan untuk menyusun rencana perawatan jangka panjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL yang tinggal di rojinhome Thinsaguno Ie Itoman Okinawa Jepang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di rojinhome Thinsaguno Ie Itoman Okinawa Jepang sejumlah 34 responden. Penentuan sampel menggunakan teknik total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah lembar checklist Barthel Index. Penelitian ini menggunakan analisis data univariat yang ditampilkan dalam distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan rata-rata umur yaitu 83,23 tahun dan paling dominan pada rentang umur old (75-90 tahun) yaitu 70,6%. Jenis kelamin sebagian besar perempuan yaitu 64,7%, tingkat kemandirian sedang dalam ADL yaitu 38,2%. Tingkat kemandirian lansia  berdasarkan umur paling dominan pada rentang umur old (75-90 tahun) dengan tingkat kemandirian sedang (29,4%). Tingkat kemandirian lansia berdasarkan jenis kelamin paling dominan pada jenis kelamin perempuan dengan ketergantungan sedang (23,5%). Kata kunci: lansia, activity of daily living, tingkat kemandiria Abstract Activity of daily living (ADL) is a staple activity for self-care. Activity of daily living includes, among others: toileting, eating, dressing, showering, and moving places. ADL assessment is important to determine the level of dependence of the elderly in order to determine the level of assistance for the elderly and to develop a long-term care plan. The purpose of this study was to describe the level of independence of the elderly in fulfilling the ADL at rojinhome of Thinsaguno Ie Itoman Okinawa, Japan. The type of this research is descriptive observational with cross sectional approach. The sample in this research were all 34 elderly people at rojinhome Thinsaguno Ie Itoman Okinawa Japan. Determination of the sample using total sampling technique. The measuring instrument used is the Barthel Index checklist sheet. This study uses univariate data analysis which is displayed in the frequency distribution. The results showed that the average age was 83.23 years and the most dominant in the old age range (75-90 years) was 70.6%. The gender of most of the women was 64.7%, the level of independence was moderate in ADL, namely 38.2%. The level of elderly independence based on age is the most dominant in the old age range (75-90 years) with a moderate level of independence (29.4%). The level of independence of the elderly based on sex was the most dominant in the female sex with moderate dependence (23.5%). Keywords: elderly, activity of daily living, level of independence


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 9-14
Author(s):  
Nafisah isnawati ◽  
Mega Fitriya Purnama Dewi

Abstrak Temulawak adalah tanaman yang tumbuh berumpun, yang telah dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Indonesia, baik sebagai obat tradisional, sebagai pewarna maupun sebagai bahan pangan. Perlu dibuat sediaan tablet hisap agar dapat digunakan dengan nyaman dan praktis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kombinasi bahan pengisi sorbitol dan laktosa terhadap karakteristik granul ekstrak rimpang temulawak dan terhadap mutu fifik tablet hisap ekstrak temulawak. Tablet hisap esktrak rimpang temulawak dibuat dengan campuran bahan pengisi sorbitol dan laktosa dengan konsentrasi berbeda yaitu F1 (sorbitol 5%: laktosa 95%), F2 (Sorbitol 10% dan laktosa 90%), F3 (Sorbitol 15%: Laktosa 85%), F4 (Sorbitol 20% : laktosa 80%), F5 (Sorbitol 25%: laktosa 75%). Tablet dibuat dengan granulasi basah. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental laboratorium dengan melakukan pengamatan dan pencatatan hasil dari formulasi tablet hisap ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dengan bahan pengisi sorbitol dan laktosa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS versi 21 dengan metode ANOVA oneway dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari penelitian ini yaitu konsentrasi sorbitol dan laktosa terbaik untuk menghasilkan tablet hisap ekstrak temulawak adalah konsentrasi sorbitol (5%) dan laktosa (95%) dengan kecepatan alir 16,5±0,304 g/detik, persen kompresibilitas 6,57±0,069%, kadar lembab 1,47±0,06%, kekerasan 10,25±0,79 kP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan konsentrasi sorbitol dapat menurunkan sifat tabletasi dan memperbaiki sifat fisik dari granul, makin tinggi konsentrasi sorbitol kekerasan tablet semakin menurun, dan meningkatkan kerapuhan dan waktu hancur tablet. Sedangkan semakin banyak konsentrasi laktosa meningkatkan sifat alir sudut diam, persen kompresibilitas dan menurunkan kadar lembab. Kata kunci : Temulawak, Tablet hisap, Sorbitol, Laktosa   Abstrak Temulawak is a plant that grows in clumps, which has been used by some Indonesian people, both as traditional medicine, as a dye and as a food ingredient. It is necessary to make lozenges so that they can be used comfortably and practically. The purpose of this study was to examine the effect of the combination of sorbitol and lactose as fillers on the granule characteristics of the temulawak rhizome extract and on the physical quality of the lozenges of the temulawak extract. Temulawak rhizome extract lozenges were made with a mixture of sorbitol and lactose as fillers with different concentrations, namely F1 (sorbitol 5%: lactose 95%), F2 (Sorbitol 10% and lactose 90%), F3 (Sorbitol 15%: Lactose 85%), F4 (Sorbitol 20%: lactose 80%), F5 (Sorbitol 25%: lactose 75%). Tablets are prepared by wet granulation. This study used a laboratory experimental design by observing and recording the results of the formulation of lozenges of temulawak rhizome extract (Curcuma xanthorrhiza Roxb) with sorbitol and lactose as fillers. The data obtained were analyzed using SPSS version 21 with the one-way ANOVA method with a 95% confidence level. The results of this study are the best concentrations of sorbitol and lactose to produce lozenges of temulawak extract are concentrations of sorbitol (5%) and lactose (95%) with a flow rate of 16.5±0.304 g/second, percent compressibility 6.57±0.069%, moisture content 1.47±0.06%, hardness 10.25±0.79 kP. From this research, it can be concluded that the addition of sorbitol concentration can decrease the tableting properties and improve the physical properties of the granules, the higher the sorbitol concentration, the lower the tablet hardness, and increase the friability and disintegration time of the tablets. Meanwhile, the more lactose concentration increases the flow angle of repose, the percent compressibility and reduces the moisture content   Keywords : Temulawak, Lozenges, Sorbitol, Lactose   Keywords : Temulawak, Lozenges, Sorbitol, Lactose


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Bambang Wiseno ◽  
Luluk Susiloningtyas ◽  
Aris Dwi cahyono

Abstrak Rumah sakit merupakan tempat untuk pelayanan kesehatan secara umum, namun juga termasuk pelayanan lainnya yang bisa memberi kepuasan semua pengguna rumah sakit. Karyawan rumah sakit sebagai pemberi layanan juga harus mendapatkan kepuasan dalam kegiatannya. Perawat selama ini tidak hanya memberi tindakan asuhan keperawatan pada pasien namun juga pelayanan lain salah satunya yaitu administrasi keuangan ruangan. Perawat dalam perannya di layanan kesehatan bisa sebagai advocator, educator, colaborator, coordinator, conselor dan sebagai pembaharu, dan ada tempat layanan kesehatan yang mengharuskan perawat menyelesaikan administrasi keuangan selama pasien dirawat di ruang tersebut. Pelaksanaan administrasi keuangan tidaklah mudah kecuali oleh tenaga profesional yang telah mendapatkan pendidikan khusus tentang administrasi keuangan dan hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi perawat. Tujuan dari penelitian kualitatif ini yaitu untuk mengungkap respon perawat atas tugas administrasi keuangan di ruang perawatan. Wawancara secara mendalam terhadap perawat di rumah sakit untuk mendapatkan data tentang pengalamannya dalam mengelola administrasi keuangan. Setelah melalui analisa data dan diskusi dengan beberapa peneliti kualitatif serta klarifikasi dengan beberapa perawat didapatkan sebanyak 6 (enam) tema, yaitu; menyatakan tidak mempunyai dasar ilmu keadministrasian, merasa bertanggungjawab atas tugas-tugas diruangan termasuk administrasi keuangan, merasa bertanggungjawab atas data-data di ruangan untuk keberhasilan akreditasi rumah sakit, mengharapkan reward atas beban lebih, emosi karena administrasi dan merasa puas bisa membantu. Disimpulkan bahwa perawat merasa kegiatan administrasi keuangan pasien selama dirawat di ruangan merupakan beban tambahan diluar perannya, selain itu perawat merasa kesulitan menyelesaikannya karena harus membagi waktu dengan perannya sehingga merasa perlu adanya tenaga khusus yang menangani hal tersebut. Kata Kunci: Administration, Perawat, Keuangan, Bangsal and Kesehatan.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 43-49
Author(s):  
Christianto Nugroho ◽  
Ikhwan Kosasih

Abstrak   COVID-19 telah menyebabkan krisis kesehatan global dengan meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal setiap hari. Melihat banyaknya kasus dan gejala pasien covid-19 diatas memberi gambaran bahwa betapa banyaknya pasien dan resiko yang harus dihadapi oleh perawat, hal ini mempengarui psikologi perawat secara umum dan terkhusus mempengaruhi efficacy diri perawat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis self efficacy perawat berdasarkan data demografi ditengah pandemi covid-19. Penelitian ini bersifat deskripsi analitik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif di RSUD Pare pada bulan april – september 2021. Populasi penelitian adalah semua perawat RS. Kabupaten Kediri. Jumlah sampel yang diambil 181 orang, Pengambilan data dilakukan dengan lembar kuesioner yang berisi tentang self efficay. Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa self efficacy sedang pada umur responden 26-35 tahun (35,4%), jenis kelamin terbanyak perempuan 73,5%, tingkat pendidikan D-3 Keperawatan 69,1%, lama kerja 2-10 tahun 38,7%. Sedangkan analisis self efficacy berdasarkan data demografi ditunjukkan dengan varibel umur memiliki nilai p = 0,001 r = 0,352, jenis kelamin nilai p = 0,045 r = 0,182, pendidikan nilai p=0,513 r =0,133, lama kerja nilai p = 0,007 r = 0,297. Umur, jenis kelamin,pendidikan, dan lama kerja memberikan dukungan yang baik pada self efficacay seseorang dalam melakukan kegiatan, termasuk kondisi perawat selama pandemi covid-19, mereka mengalami perubahan self efficacy selama merawat pasien dengan covid-19. Kata kunci : Self Efficacy, Demografi, Perawat, Covid-19 Abstract   COVID-19 has caused a global health crisis with the number of people getting infected and dying every day. Seeing the number of cases and symptoms of COVID-19 patients above illustrates how many patients and the risks nurses must face, this affects the psychology of nurses in general and in particular affects the nurse's self-efficacy. The purpose of this study was to analyze the self-efficacy of nurses based on demographic data amid the covid-19 pandemic. This research is an analytical description using a quantitative approach at Pare Hospital in April – September 2021. The research population is all hospital nurses. Kediri Regency. The number of samples taken was 181 people. Data was collected using a questionnaire sheet containing self-efficacy. Based on the data above, it shows that self-efficacy is moderate at the age of the respondent 26-35 years (35.4%), the most gender is female 73.5%, education level D-3 Nursing 69.1%, length of work 2-10 years 38,7%. While the self-efficacy analysis based on demographic data is indicated by the age variable having p-value = 0.001 r = 0.352, gender p = 0.045 r = 0.182, education p-value = 0.513 r = 0.133, length of work p = 0.007 r = 0.297. Age, gender, education, and length of work provide good support for a person's self-efficacy in carrying out activities, including the condition of nurses during the covid-19 pandemic, they experience changes in self-efficacy while caring for patients with covid-19. Keywords : Self Efficacy, Demographics, Nurses, Covid-19  


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 27-30
Author(s):  
Christianto Nugroho

Homecare merupakan pelayanan kesehatan di rumah yang memberikan  kesempatan bagi masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Faktor kasus penyakit terhadap bentuk layanan homecare masih memerlukan analisis lebih mendalam. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kasus penyakit terhadap  bentuk layanan homecare yang diinginkan pasien pada masa pendemi covid-19 di rsud pare, kediri, jawa timur, indonesia. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah semua pasien di RSUD Pare dan sampel penelitian 172 responden dengan tehnik simple random sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner tentang bentuk layanan homecare dan kasus penyakit pasien, kemudian dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi linear. Hasil penelitian menunjukkkan bentuk layanan homecare berurutan sebagai berikut Perawatan 91 responden, pengobatan 54 respoden, konsultasi kesehatan 22 respoden, dan Fisoterapi 5 responden dari semua kasus penyakit yang dialami oleh pasien. Bentuk layanan homecare dapat disimpulkan bahwa pelayanan keperawatan oleh tenaga perawat, pengobatan oleh dokter, konsultai kesehatan dan fisioterapi merupakan perpaduan yang harmonis untuk mewuudan pelayana homecare yang baik dan servis yang memuasakan bagi masyarakat, sehingga kesehatan ditengah masyarakat bisa terwujud.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 7-15
Author(s):  
Anis Rahmawati

AbstrakArtritis gout merupakan salah satu penyakit Metabolisme yang disebabkan oleh penumpukan monosodium urate monohydrate crystals pada sendi. Gejala utama yang lazim dirasakan oleh penderita gout artritis adalah nyeri sendi. Untuk mengatasi nyeri terapi farmakologi yang lazim diberikan adalah obat obatan analgesik. Penggunaan antinyeri pada penderita gout artritis yang umumnya dibutuhkan dalam jangka waktu yang panjang dan banyak yang timbulnya efek samping sehingga terapi non farmakologis diharapkan menjadi alternatif untuk mengurangi nyeri artritis gout sehingga menurunkan penggunaan obat antinyeri. Salah satu terapi komplementer untuk mengurangi nyeri gout artritis adalah terapi kompres jahe. Tujuan tinjauan pustaka ini adalah untuk mengkaji lebih dalam publikasi hasil penelitian yang berkaitan dengan terapi kompres jahe untuk mengatasi nyeri pada penderita gout artritis. Metode penulisan studi literatur ini adalah merujuk artikel publikasi pada jurnal nasional maupun internasional dengan topik terkait, meringkas, membandingkan hasil dan disajikan dalam bentuk artikel. Hasil dari penelusuran artikel publikasi yang terkait secara keseluruhan menyatakan bahwa kompres jahe hangat dapat mengurangi nyeri pada artritis gout. Kesimpulan yang dapat diambil adalah kompres jahe hangat adalah pengobatan tradisional atau terapi alternatif untuk mengurangi nyeri sendi gout. Kata kunci : gout artritis, kompres jahe   Abstract Gouty arthritis is a metabolic disease caused by a buildup of monosodium urate monohydrate crystals in the joints. The main symptom commonly felt by people with arthritis gout is joint pain. To deal with pain, pharmacological therapy that is commonly given is analgesic drugs. The use of painkillers in people with gouty arthritis is generally needed for a long period of time and there are many side effects so that non-pharmacological therapy is expected to be an alternative to reduce gouty arthritis pain so as to reduce the use of painkillers. One of the complementary therapies to reduce gouty arthritis pain is ginger compress therapy. The purpose of this literature review is to examine the publication of research results related to ginger compress therapy for pain management in patients with gout arthritis. The method of writing this literature study is to refer to published articles in national and international journals with related topics, summarize, compare results and present them in the form of articles. The results of the search for related published articles as a whole suggest that warm ginger compresses can reduce pain in gouty arthritis. The conclusion that can be drawn is warm ginger compress is a traditional medicine or alternative therapy to reduce gout joint pain. Keywords: Gouty Arthritis Pain, Warm Compress, Red Ging


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 16-26
Author(s):  
Erwin Yektiningsih

Latar   Belakang :  Perbaikan pelayanan kesehatan telah memberikan pengaruh terhadap menurunnya angka kematian bayi dan anak, yang berdampak pada meningkatnya usia harapan hidup, sehingga terjadi peningkatan proporsi lansia di masyarakat dengan memberikan pelayanan keperawatan jiwa pada lansia di komunitas melalui berbagai pendekatan bisa di upayakan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Tujuan : Sistematik  review  ini  bertujuan untuk mengidentifikasi pelayanan intervensi keperawatan jiwa pada lansia yang dapat diaplikasikan di pelayanan kesehatan masyarakat. Methode : Sistematik review  ini  dimulai  dengan mengidentifikasi  literatur pada   artikel  ilmiah yang  telah  dipublikasikan  antara  tahun  2014-2020  di database  internasional  di PubMed, Scient Direct, di Google Scholar.  Pencarian  juga dilakukan melalui google  search  dan  juga  portal  e-resource di  Indonesia.  Seleksi  dilakukan  dengan  PRISMA flowdiagram. Setelah  diperoleh 14 artikel  yang  relevan untuk dianalisis menjadi sistematik review. Hasil : Lansia dapat diberikan intervensi keperawatan jiwa di masyarakat seperti upaya mengatasi stress (olah raga, SGT, reminiscence group therapy, art therapy), terapi kelompok teraupeutik (singging grup, Assertive community treatment, laughter therapy program, terapi  beapreasi, latihan keseimbangan, relaksasi progresif, dzikir, permaian halma), sehingga di harapkan lansia dapat meningkatkan kesejahteraan psikologi untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia dengan  dukungan penuh dari  masyarakat.            Kesimpulan: Berdasarkan fakta tersebut dapat dapat di terapkan secara efektif untuk penatalaksanaan kesehatan jiwa pada lansia di lingkup masyarakat secara empiris reliabel dan handal.   Kata kunci : , .


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Enur Nurhayati Muchsin

Peers have the same thinking and bonding together, making someone closer to peers will have an effect on maintaining health, one of which is by preventing breast cancer. One effort that can be done to detect the presence of breast cancer is to do SADARI. SADARI can be carried out by anyone, including young women, so that it motivates them from outside to increase awareness of their health. The purpose of this study was to determine the relationship between the role of peers and the motivation for the implementation of SADARI in breast cancer early detection of female students.  Qualitative  research   Design.  Correlational  research  design,  cross-sectional  method. population 176 people,  sample size 122 respondents, purposive sampling, questionnaire research instrument, dependent variable Peer role, independent variable motivation implementation of SADARI. Date analysis with cross tabulation was analyzed using Spearman rho test, the level of significance α<0.05. The results with the spearman rho formula through manual tests obtained Rho count 0.005 and Rho table for a 5% error level is 0.953 so Rho count> Rho table, H1 is accepted, meaning there is a relationship between peer roles and the motivation to implement SADARI. Peers need to have a teenager as a communicator and motivator in implementing SADARI, giving motivation to a teenager by using ways and language that are easy to understand for them, to be implemented in everyday life.     Keywords : Role, Motivation, Implementation of SADARI


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document