scholarly journals Structure Community of Mangrove at Tabulo Selatan Beach, Boalemo Regency

2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 309
Author(s):  
Rusdiyanto Husuna ◽  
Adnan S. Wantasen ◽  
Ari B. Rondonuwu

This study aims to know the community structure of mangrove and the environmental condition in South Tabulo coast. Mean temperature at station 1, 2, and 3 was 310C, and water salinity varied between 28-30 ‰. Water pH was averagely 7 in all stations. Substrate measurements were visually done and through touches. Stations 1 and 2 had sandy muddy substrates, while station 3 was muddy. Mangroves of tree criterion were found 122 individuals of 7 species, Avicennia lanata, A. marina, Rhizophora apiculata, R. mucronata, Sonneratia alba, Bruguiera gymnorrhiza, and Ceriops tagal. Field observations showed that the highest species density was recorded in R. mucronata. The highest species frequency was found in S. alba, R. apiculata, and R. mucronata, while the highest species cover and importance value index were recorded in S. alba and R. apiculata dan R. mucronata. Based on diversity index, it was found that only 7 species were found in the study sites and it belonged to good condition. It indicates that the study sites are still in good ecological condition.Abstrak Keywords : Mangrove, community, Boalemo, diversity, importance value. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas mangrove serta kondisi lingkungan di Pantai Tabulo Selatan. Berdasarkan hasil penelitian di Pantai Tabulo Selatan untuk pengukuran suhu pada stasiun 1, 2, dan 3 diperoleh hasil rata-rata 310C, dengan salinitas bervariasi antara 28-30 ‰. Pengukuran pH air pada semua stasiun pengamatan diperoleh hasil rata-rata 7. Pengamatan substrat dilakukan secara visual dengan cara meraba tekstur substrat pada setiap stasiun, dan substrat yang terdapat di lokasi penelitian pada stasiun 1 dan 2 adalah lumpur berpasir, pada stasiun 3 berlumpur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada semua stasiun dengan kriteria pohon telah ditemukan 122 individu dari 7 spesies yang ditemukan yaitu Avicennia lanata, Avicennia marina, Rhizophora apiculata, R. mucronata, Sonneratia alba, Bruguiera gymnorrhiza dan Ceriops tagal. Berdasarkan pengamatana lapangan, kerapatan spesies tertinggi dimiliki oleh spesies Rhizophora mucronata, frekuensi spesies tertinggi dimiliki spesies S. alba, R. apiculata dan Rhizophora mucronata, penutupan spesies dan indeks nilai penting didapati spesies Sonneratia alba, Rhizophora apiculata dan R. mucronata.. Berdasarkan indeks keanekaragaman dapat dilihat bahwa hanya ada 7 spesies yang didapatkan pada lokasi penelitian dan termasuk dalam kriteria keanekaragaman baik. Hal ini menunjukkan bahwa di lokasi penelitian masih dalam kondisi ekologis yang cukup baik.Kata kunci : Mangrove, komunitas, Boalemo, keanekaragaman, nilai penting.

2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 305-318
Author(s):  
Aswin ◽  
Ario Damar ◽  
Gatot Yulianto

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir dengan tingkat produktivitas yang tinggi, sehingga keberadaannya dapat memperkaya kawasan pesisir dan menjaga keseimbangan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan luasan dan sebaran ekosistem mangrove dalam kurun waktu 20 tahun, yakni dari tahun 2000 sampai dengan 2020 dan untuk mengetahui kondisi vegetasi ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga April 2020 di Pulau Tanakeke. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling. Analisis perubahan luasan ekosistem mangrove dari tahun 2000 sampai 2020 menggunakan metode supervised classification dengan analisis maximum likelihood, sedangkan kondisi vegetasi ekosistem mangrove menggunakan metode analisis indeks nilai penting (INP) dan indeks keanekaragaman jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke dari tahun 2000 sampai 2020 mengalami degradasi seluas -337,41 ha (28,32% dari luas tahun 2000). Pada lokasi penelitian ditemukan 9 jenis mangrove, yaitu Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Phemphis acidula, Lumnitzera racemosa dan Ceriops decandra. Mangrove jenis Rhizophora mucronata memiliki indeks nilai penting tertinggi yaitu sebesar 192,55%, sementara untuk keanekaragaman jenis secara umum tergolong rendah.


2020 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 286-296
Author(s):  
Andrean Nggara Imanuel ◽  
Efriyeldi ◽  
Syafruddin Nasution

This study was conducted in December 2019, which was located in Dompak Village, Bukit Bestari District, Tanjungpinang City, Riau Islands Province. The purpose of this study was to determine the species composition and condition of mangrove forests based on the value of density, canopy cover and the importance value index of mangroves. The survey method was used in this study, where the data collected was primary data. There are 10 types of mangroves including Avicennia lanata, Bruguiera gymnorrhiza, B. cylindrica, Rhizophora apiculata, R. stylosa, Nypa fruticans, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Scyphiphora hydrophyllacea and Hibiscus tiliaceus. Mangrove density was in good condition with moderate to dense ​​ranging from 1344.44-1555.56 ind/ha. Canopy cover was in good condition ​​ranging from 61.49-68.47%. The highest importance value index was R. apiculata with a value of 140.32% and the lowest was B. cylindrica with a value of 4.29%.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92
Author(s):  
Prengky P Babo ◽  
Calvyn F A Sondak ◽  
James J H Paulus ◽  
Joshian NW Schaduw ◽  
Ping Astony Angmalisang ◽  
...  

Mangrove is one of plants that can grow well on the coast which are affected by tides.Bone Baru village is located in North Banggai District, Banggai Laut Regency, Central Sulawesi Province which has area that about 840 ha and has mangrove area reaching 16.56 ha. This research was conducted from February to April 2020. The purpose of this research are to identify the types of mangroves and analyzing the structure of the mangrove community which include density, relative density, frequency, relative frequency, coverarge, relative coverage, importance value index, and diversity index. The data were analyzed using Microsoft Excel. Based on the results this study obtained 4 types of mangroves consisting of Bruguiera gymnorrhiza, B. cylindrica, Rhizophora mucronata, and Lumnitzera littorea. The highest relative density was 0.13 ind / m2 and the relative density was 91.83% the highest frequency type and the frequency relative value were 5 ind / m2 and 52.63%respectively. The highest mangrove cover was 3.79 m2 with relative cover of 52.21%. The highest important value index was 227.72% . The highest diversity index was found at station 2 with an average value (H ') of 0.69.Keywords: mangrove, community structure, habitat, BanggaiABSTRAKMangrove merupakan kelompok tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik di pesisir pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Penelitian ini dilakukan di desa Bone Baru, Kecamatan Banggai Utara, Kabupaten Banggai Laut, Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki luas wilayah mencapai 840 ha dan memiliki luas area mangrove mencapai 16,56 ha. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari-April 2020 dengan menggunakan metode Line Transect. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis-jenis mangrove dan menganalisa struktur komunitas mangrove Data yang diambil meliputi kerapatan jenis, kerapatan relatif jenis, frekuensi jenis, frekuensi relatif jenis, penutupan jenis, penutupan relatif jenis, indeks nilai penting, dan indeks keanekaragaman yang kemudian di analisa dengan bantuan program komputer Microsoft Excel. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 4 jenis mangrove yaitu Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Lumnitzera littorea dan Bruguiera cylindrica. Kerapatan jenis tertinggi 0,13 ind/m2 dan kerapatan relatifnya 91,83%. Frekuensi jenis tertinggi dengan nilai 5 ind/m2 relatifnya 52,63%, penutupan jenis tertinggi dengan nilai 3,79 m2 dan relatfnya 52,21%, indeks nilai penting tertinggi dengan nilai 227,72% dan Nilai indeks keanekaragaman tertinggi ditemukan pada stasiun 2 dengan nilai ratarata (H’) 0,69.Kata kunci: mangrove, strukture komunitas, habitat, Banggai


2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 119-133
Author(s):  
Rismawaty Rusdi ◽  
Isdrajad Setyobudiandi ◽  
Ario Damar

Perencanaan dan pengelolaan yang baik hanya dapat dipenuhi apabila tersedia informasi yang lengkap dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang ditinjau dari kondisi ekologi dan nilai ekonomi untuk menilai status keberlanjutan dan menentukan rekomendasi pengelolaan ekosistem mangrove. Pengumpulan data ekologi, ekonomi, dan sosial dilakukan dengan metode observasi, wawancara dilakukan dengan metode purposive sampling, dan kajian literatur. Analisis ekologi menggunakan indeks nilai penting, analisis ekonomi menggunakan surplus consumer, replacement cost, contingent value, dan analisis keberlanjutan menggunakan modifikasi perangkat lunak Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH). Jenis mangrove yang berhasil diidentifikasi adalah Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops tagal, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Xylocarpus moluccensis, Aegiceras corniculatum, Lumnitzera racemosa and Avicennia marina. Hasil analisis nilai ekonomi total ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang dengan luas 86,31 ha sebesar Rp5.050.275.373,00 /tahun atau rata-rata sebesar Rp58.513.212,00 /ha/tahun. Status keberlanjutan ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang masih tergolong kurang berkelanjutan. Oleh karena itu, beberapa rekomendasi strategi yang disarankan adalah rehabilitasi vegetasi mangrove; mengendalikan kegiatan pemanfaatan ekosistem mangrove yang bersifat eksploitatif; melibatkan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan ekosistem mangrove; membuat peraturan secara formal terkait pengelolaan ekosistem mangrove.


Author(s):  
Rahman Rahman ◽  
Yusli Wardiatno ◽  
Fredinan Yulianda ◽  
Iman Rusmana

Mangrove merupakan ekosistem pesisir yang sangat penting bagi manusia karena memiliki fungsi ekonomi, fisik, dan ekologi. Salah satu wilayah pesisir yang merupakan habitat ekosistem mangove adalah pesisir Kabupaten Muna Barat. Adanya pembangunan berdampak pada pengurangan luas dan kerapatan ekosistem mangrove sehingga mempengaruhi struktur dan status kerapatan ekosistem mangrove. Jumlah spesies mangrove yang ada di pesisir Kabupaten Muna Barat adalah sepuluh spesies yang terdiri Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Ceriops tagal, Scyphiphora hydrophyllacea, dan Calophyllum inophyllum. Total kerapatan mangrove adalah 752 pohon/ha yang terdiri dari 879 pohon/ha pada stasiun I, 621 pohon/ha pada stasiun II, 687 pohon/ha pada stasiun III, dan 820 pohon/ha pada stasiun IV dengan status kerapatan termasuk pada kategori rendah.


2015 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Yostan Lahabu ◽  
Joshian N. W. Schaduw ◽  
Agung B. Windarto

Mangrove adalah tumbuhan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang sangat penting, tetapi sangat rentan terhadap kerusakan apabila kurang bijaksana dalam mempertahankan, melestarikan dan pengelolaannnya. Penelitian ini dilakukan di Pulau Mantehage Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis mangrove dan mengetahui kondisi ekologi vegetasi hutan mangrove yang terdapat di kawasan Pulau Mantehage. Metode yang digunakan yaitu metode line transek kuadran. Data yang didapatkan selanjutnya diolah dengan analisis struktur komunitas. Terdapat 8 jenis mangrove yang teridentifikasi di Pulau Mantehage, yaitu : Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera cylindrical, Ceriops tagal, Sonneratia alba, dan Lumnitzera littorea. Hasil analisis vegetasi mangrove menunjukkan ekosistem dalam keadaan belum stabil Hal ini didasarkan pada nilai indeks keanekaragaman yang masuk dalam kategori rendah (H’= 0,93, H’= 0,91, H’=1,07, H’=1,38). Nilai indeks keseragaman dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon dari empat stasiun menunjukkan nilai yang merata (tingkat Semai=0,95, Pancang=0,82, Tiang=64 dan Pohon=0,85). Sedangkan nilai indeks dominansi menunjukkan nilai yang tinggi (tingkat Semai=0,66, Pancang=1,00, Tiang=0,61 dan Pohon=0,37). Faktor lingkungan seperti suhu dan salinitas menunjukkan nilai kisaran 29-33 ppt untuk salinitas dan 27-30 0C untuk suhu. Nilai ini tergolong baik untuk pertumbuhan mangrove.


2017 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Ariesia Ayuning Gemaputri

Kawasan hutan mangrove di Jawa Timur terdapat di sepanjang pantai utara mulai Kabupaten Tuban sampai dengan Kabupaten Situbondo seluas sekitar 19.916 hektar (Perum Perhutani, 1994). Keberadaan hutan mangrove tersebut kini semakin memprihatinkan, dimana penyusutan hutan mangrove di Kabupaten Probolinggo mencapai 580 hektar pada tahun 2001 (Kompas, 2001), dan 229,5 hektar di Kabupaten Situbondo (Pemerintah Kabupaten Situbondo, 2005). Dengan laju penurunan hutan mangrove yang demikian cepat, maka diperkirakan hutan mangrove akan lenyap pada tahun 2010 (Ramono, 2003). Kegiatan rehabilitasi hutan mangrove yang dilaksanakan sampai saat ini hanya terbatas pada penanaman pohon-pohon mangrove yang rusak karena penebangan, padahal keberhasilan upaya rehabilitasi juga sangat dipengaruhi oleh kondisi lahan, jenis mangrove, dan tata cara penanaman. Hasil penelitian yang dilakukan pada 3 (tiga) lokasi di pantai utara Jawa Timur bagian timur menunjukkan bahwa, tanah-tanah didominasi oleh fraksi pasir (13,80-94,92 %), pH asam (8,06-8,94), tingkat salinitas tinggi (0,2302-2,4843 %), kapasitas tukar kation rendah (7,8837-27,2901 me/100g), dan kandungan bahan organik rendah (0,1851-2,4675 %). Sehingga jenis mangrove yang dapat direkomendasikan untuk ditanam di Kabupaten Probolinggo pada zona paling dekat dengan darat (belakang) adalah Ceriops decandra, dan Ceriops tagal, pada zona tengah antara lain Bruguiera gymnorrhiza, dan Xylocarpus mollucensis, pada zona paling dekat dengan laut (depan) adalah Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, dan Rhizophora stylosa.


2019 ◽  
Vol 20 (4) ◽  
pp. 1215-1221
Author(s):  
ERNIK YULIANA ◽  
YUNI TRI HEWINDATI ◽  
ADI WINATA ◽  
WIBOWO A DJATMIKO ◽  
ATI RAHADIATI

Abstract. Yuliana E, Hewindati YT, Winata A, Djatmiko WA, Rahadiati A. 2019. Diversity and characteristics of mangrove vegetation in Pulau Rimau Protection Forest, Banyuasin District, South Sumatra, Indonesia. Biodiversitas 20: 1215-1221. The purpose of the study was to analyze the flora diversity and characteristics of mangrove vegetation in Pulau Rimau Protection Forest, Banyuasin District, South Sumatra. Data collected were the number and girth diameter of mangrove tree species, and aquatic ecology parameters using transect method. The sample plots size were 2m×2 m; 5m×5 m; 10m×10 m; for seedling, sapling, and tree, respectively. The observation plots were arranged in a row of 120 m length on two sides of the forest edge, namely Calik Riverbank and Banyuasin Riverbank. Data were analyzed using importance value index (IVI), Simpson’s diversity index and Sørensen’s community similarity. The study revealed that there were differences in mangrove characteristics in two study sites. There were 57 plant species identified inside and outside sample plots, but only 15 species (26.32%) among them were categorized as true mangrove species. Inside the sample plots, there were 11 and 10 mangrove tree species recorded on the Calik Riverbank and Banyuasin Riverbank, respectively, but only 7 species among them were found in both sites. The mangroves on Calik Riverbank were dominated by Nypa (IVI 53.59%) and Bruguiera (51.12%), while those on Banyuasin Riverbank were dominated by Sonneratia (66.91%) and Avicennia (51.73%). The Simpson’s diversity index for Calik Riverbank and Banyuasin Riverbank was 0.82 and 0.78, respectively, whereas the Sørensen’s coefficient of community between the two sites was 0.67.


2017 ◽  
Vol 8 ◽  
Author(s):  
Tarnnum Mubarak Mulla ◽  
Niranjana Suneel Chavan

<p>The present paper deals with the study of mangrove diversity along different sites of Ratnagiri coast of Maharashtra, India. Height of the plants, Importance Value Index and various indices viz. Simpson’s index, Shannon-weaver index and Margalef index were determined. Maximum height was recorded from Chinchkhari site (8.76 meters). It was observed that the <em>Sonneratia alba, Avicennia marina</em> and <em>Ceriops tagal</em> species showed the highest Importance Value Index from respective sites. Based on ecological indices, Narayanmali site was found to be rich in diversity while other sites are encroached and destructed mostly by anthropogenic activities. The piece of work is significant in comparing the diversity at micro level by monitoring periodically for future programs. </p>


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 284
Author(s):  
Elroi Nity ◽  
Suria Darwisito ◽  
Joshian N.W. Schaduw ◽  
Adnan S. Wantasen ◽  
Deiske A. Sumilat ◽  
...  

This study aims to know the percent cover of mangrove and to assess the community structure. It was carried out in Gamtala village, Jailolo district, and west Halmahera regency, using line transect method with 10x10 m plot.. Data analysis covered the community structure and percent cover of mangrove canopy. This study found seven mangrove species, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Avicennia alba, Bruguiera sexangula, dan  Xylocarpus granatum. Based on Importance Value Index (IVI), Bruguiera gymnorhiza had the highest, 149.06, and Avcsennia alba did the lowest, 9.3507. In addition, Gamtala village had manrove percent cover of 72.11 %.Keywords: canopy, community structure, mangrove, Gamtala.ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentasi tutupan mangrove dan menghitung struktur. Penelitian ini dilakukan di Desa Gamtala Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat. Penelitian ini menggunakan metode transek garis dengan 10x10 m plot. Penelitian ini menemukan tujuh spesies mangrove, yaitu Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Avicennia alba, Bruguiera sexangula, dan  Xylocarpus granatum. Berdasarkan Indeks Nilai Penting, Bruguiera gymnorhiza memiliki nilai tertinggi, 149,06, dan Avcsennia alba memiliki nilai terendah 9,3507. Sebagai tambahan, desa Gamtala memiliki tutupan mangrove sebesar 72,11 %.Kata Kunci: kanopi, struktur komunitas, mangrove, Gamtala


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document