scholarly journals FAKTOR YANG HUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KESTABILAN GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETESMELITUS DI PUSKESMAS BINAMU KOTA KAB. JENEPONTO

2019 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 104-108
Author(s):  
Syaifuddin Zaenal ◽  
Hardiyanti Ahmad ◽  
St. Saedah

Pengetahuan adalah suatu proses mengingat dan mengenal kembali objek yang telah dipelajari melalui panca indra pada suatu bidang tertentu secara baik. Pola makan yang keliru dan sembarangan menjadi salah satu faktor yang memicu munculnya penyakit diabetes melitus.Diantaranya mengkomsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung glukosa atau gula. Aktivitas fisik berdampak terhadap aksi insulin pada orang yang berisiko DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, pola makan, aktivitas fisik dengan kestabilan gula darah pada penderita diabetes melitus pada penderita diabetes mellitus di puskesmas Binamu Kota kab.Jeneponto Penelitian ini bersifat survey analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional study menggunakan desain uji Chi-Square dengan interval kemaknaan α = 0,05 sampel sebanyak 35 orang yang di dapatkan dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian diperoleh hubungan pengetahuan (ρ = 0,036), pola makan (ρ = 0,045), dan aktivitas fisik (ρ = 0,035) terhadap kestabilan gula darah penderita diabetes melitus. Menunjukkan hungan yang signifikan antara pengetahuan, pola makan, aktivitas fisik dengan kestabilan gula dara pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Binamu Kota Kab. Jeneponto.

2019 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Helena Wadja ◽  
Hamidah Rahman ◽  
Nani Supriyatni

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Diabetes melitus (DM) menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia pada abad ke-21. Jumlah penderita DM mencapai 422 juta orang di dunia pada tahun 2014. Sebagian besar dari penderita tersebut berada di negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki jumlah penderita yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, tingkat stres, dan durasi tidur terhadap kejadian Diabetes Mellitus. Metode penelitian dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah  pasien yang datang memeriksakan kadar gula darah di UPTD Diabetes Center Kota Ternate Tahun 2018. Jumlah sampel 95 orang yang diambil dengan cara accidental sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus adalah tingkat stres dengan p-value = 0,037 ( <0,1 ) dan durasi tidur dengan p-value = 0,025 ( <0,1 ), sedangkan yang tidak berhubungan adalah tingkat pengetahuan dengan p-value = 0,709 ( >0,1 ). Oleh karena itu, disarankan kepada petugas kesehatan lebih meningkkatkan lagi  informasi kepada masyarakat tentang penyakit Diabetes Mellitus, agar masyarakat lebih tahu tentang penyakit Diabetes Mellitus.


2017 ◽  
Vol 33 (4) ◽  
pp. 167
Author(s):  
Nine Luthansa ◽  
Dibyo Pramono

Body mass index and incidence of diabetes mellitus in adult population in Indonesia: analysis of IFLS data 5PurposeThis study aimed to determine the relationship between BMI with DM incidence in the adult population in Indonesia.MethodsThis cross sectional study was conducted using the 5th Indonesian Family Life Survey (IFLS5) data which is a collaboration of the RAND corporation and Survey Meter. Chi square and logistic regression tests were used to analyze the relationship between BMI and DM incidence. BMI was obtained through measurement of body weight and height in respondents aged > 18 years. Information on the incidence of DM was obtained from interviews with respondents.ResultsThere were 22,647 subjects who met the study criteria. The proportion of DM in this study was 2.89%. People with obese BMI had a higher risk of developing DM than people with underweight BMI (OR = 3.15; 95% CI = 2.05- 4.82). After adjusting for gender, age, and education variables, the risk remained significant (OR = 3.29; 95% CI = 2.14-5.065).ConclusionBody mass index is associated with the incidence of diabetes mellitus, in which people with excessive BMI or obese have a greater risk of developing DM than people with underweight BMI.


2021 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
Author(s):  
Weny Amelia ◽  
Fitria Alisa ◽  
Lola Despitasari

Pasien Diabetes Mellitus (DM) termasuk kelompok rentan terhadap infeksi bakteri dan virus karena kondisi hiperglimia yang dialaminya. Kondisi pandemi COVID-19 merupakan kondisi yang mengancam bagi penderita DM sebagai kelompok rentan. Penerapan diet merupakan salah satu komponen utama dalam keberhasilan penatalaksanaan diabetes, akan tetapi sering kali menjadi kendala dalam pelayanan diabetes karena dibutuhkan kepatuhan. Kepatuhan penderita DM terhadap pengaturan dan perencanaan pada pola makan merupakan salah satu kendala yang paling sering terjadi pada pasien DM, Untuk menjalani kepatuhan diet maka banyak sekali penderita mengalami stress akibat dari pembatasan pola makan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Masa Pandemic Di Puskesmas Andalas Padang. Jenis penelitian adalah survey analitik dengan desain penelitian cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang berkunjung ke Puskesmas Andalas Padang dengan jumlah sampel sebanyak 55 orang yang diambil secara simple random sampling. Hasil penelitian diolah menggunakan uji Chi-Square dengan p value 0,67 (p ≥ 0.05.  Dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan hubungan stres dengan kepatuhan diet pasien Diabetes Mellitus Tipe II pada masa pandemic di Puskesmas Andalas Padang. Diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan lagi untuk penatalaksanaan pada pasien Diabetes Melitus dan dapat melakukan pengelolaan DM di masyarakat dengan berperan sebagai edukator yang dapat mengedukasi pasien DM khususnya dalam manajemen diet terutama pada masa pandemic sekarang ini


MEDISAINS ◽  
2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Srimiyati Srimiyati

Latar Belakang: Komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus salah satunya kaki diabetik.  Masalah kaki diabetik memerlukan waktu dan biaya cukup banyak. Pencegahan kaki diabetik dapat dilakukan dengan perawatan kaki. Penderita diabetes yang memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan kaki diabetik menjadi dasar dan memotivasi untuk mengendalikan komplikasi penyakitnya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pencegahan kaki diabetik bagi penderita diabetesMetode: Penelitian ini adalah descriptive correlational, menggunakan pendekatan cross sectional study.  Populasinya seluruh penderita diabetes melitus yang berobat jalan. Sampel berjumlah 53 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpul data menggunakan kuesioner terdiri dari 20 item untuk menggali pengetahuan pencegahan kaki diabetik dan 15 item perawatan kaki. Penelitian dilakukan di RSI Siti Khatijah PalembangHasil: penelitian menunjukkan sebagian besar responden perempuan  (58,5%), usia > 55 tahun (83,0%), pendidikan menengah kebawah (67,9%), menderita diabetes mellitus > 5 tahun (58,5%), responden yang memiliki pengetahuan pencegahan kaki diabetik dengan kriteria tinggi  sebanyak 36 (67,9%), melakukan perawatan kaki diabetik (60,4%). Hasil uji statistik chi squere menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki (p= 0,024; OR= 4.767). .Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki pada pasien diabetes. Pasien diabetes yang memiliki pengetahuan baik mengenai perwatan kaki berpeluang 4.767 kali lebih besar dalam melakukan perawatan kaki dari pada yang memiliki pengetahuan kurang.


2021 ◽  
Vol 8 (03) ◽  
pp. 152-159
Author(s):  
Ela Susilawati ◽  
Refi Prananing Putri Hesi ◽  
Resna A Soerawidjaja

Efikasi diri merupakan salah satu faktor pendorong dalam melakukan perilaku kepatuhan pengelolaan penyakit diabetes melitus dalam melakukan perawatan kaki untuk mencegah terjadinya komplikasi amputasi. Sementara itu, pada masa pandemi perhatian penderita diabetes melitus berfokus pada pecegahan covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri terhadap kepatuhan perawatan kaki penderita diabetes melitus. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sample yaitu 39 penderita diabetes melitus yang dipilih sesuai dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Foot Care Confidence Scale (FCCS) dan Notthingham Assesment of Functional Foot Care (NAFF). Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian efikasi diri responden menunjukkan baik 56,4%, dan kepatuhan perawatan kaki 76,9% dengan uji bivariat P-value 0,026. Efikasi diri memiliki hubungan terhadap kepatuhan perawatan kaki penderita diabetes melitus.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 62-69
Author(s):  
Irwansyah Irwansyah ◽  
Ilcham Syarief Kasim

Pengantar; Diabetes masih tercatat sebagai penyabab kematian dunia dengan prevalensi yang selalu meningkat secara signifikan yang ditandai dengan (polifagi), (polidipsi) (poliuri). Tujuan; mengetahui keterkaitan Lifestyle dengan Risiko Diabetes Melitus. Metode; penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif yang menggunakan pendekatan Cross Sectional study. Tehnik pengambilan sampel yaitu propusive sampling sesuai dengan kriteria yang ditentukan peneliti. Hasil; Terdapat 50 (55%) responden yang memiliki lifestyle yang baik dan 41 (45%) memiliki lifestyle yang buruk.  Terdapat 53 (58%) responden yang beresiko diabetes mellitus, 38 (42%) responden tidak beresiko. Kesimpulan: adanya keterkaitan lifestyle dengan risisiko Diabetes Melitus


2019 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Ni Made Elva Mayasari ◽  
Raden Ayu Tanzila ◽  
Woro Nurul sandra Anindhita

Pasien diabetes melitus sangat rentan terkena komplikasi akibat hiperglikemia yang dialami. Semakin lama pasien diabetes melitus mengalami hiperglikemia maka dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi baik komplikasi mikrovaskular dan juga komplikasi makrovaskular seperti cardiovascular disease, coronary heart disease, heart failure dan lain-lain, meskipun komplikasi tersebut juga dipengaruhi faktor lain seperti diet dan juga pengobatan. Komplikasi makrovaskular pada diabetes melitus dapat menyebabkan penurunan kapasitas fungsional. Penurunan kapasitas fungsional tersebut salah satunya dapat diukur dengan menggunakan six minute walk test. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lamanya menderita diabetes melitus terhadap jarak yang ditempuh selama six minute walk test. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain cross sectional study dengan besar sampel sebanyak 40 orang yang dipilih menggunakan nonprobability sampling dengan metode consecutive sampling. Hasil uji Chi-square didapatkan tidak terdapat hubungan antara lama menderita DM terhadap jarak yang ditempuh selama six minute walk test dengan nilai signifikannya adalah 0,69 (p>0,05).


2021 ◽  
pp. 924-932
Author(s):  
Inda Mujisari ◽  
Mansur Sididi ◽  
Sartika

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang tidak dapat di sembuhkan tetapi dapat dikendalikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penerapan 4 pilar pengendalian diabetes mellitus yakni pengetahuan, aktivitas fisik, pengaturan makanan, dan kepatuhan minum obat dengan rerata kadar gula darah di Puskesmas Banabungi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional study. Sampel diambil dengan cara total sampling sebanyak 50 sampel yang melakukan control selama tiga bulan. Analisis data menggunakan univariat, bivariate, dan uji chis- square. Penelitian ini diperoleh hasil bahwa sebanyak 42 responden (84,0%) dengan rerata kadar gula darah tidak normal, 8 responden yang memiliki pengetahuan kurang yakni dengan p=1,000, 42 responden yang memiliki aktivitas ringan menunjukkan rerata tidak normal dengan p=0,000, 4 responden yang memiliki pengaturan makanan tidak baik menunjukkan p=0,155 dan 8 responden yang tidak patuh dalam kepatuhan minum obat menunjukan p = 1,000. Kesimpulan penelitian ini tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan rerata kadar gula darah, tidak ada hubungan antara pengaturan makanan dengan rerata kadar gula darah, tidak ada hubungan kepatuhan minum obat dengan rerata kadar gula darah, dan ada hubungan aktivitas fisik dengan rerata kadar gula darah.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 82-86
Author(s):  
Nur Indah Noviyanti

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara diabetes melitus dan panggul sempit terhadap kejadian CPD di RSIA Sitti Khadijah I Makassar 2018.Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan melakukan pendekatan Cross Sectional Study untuk mengetahui hubungan antara diabetes melitus dan panggul sempitterhadap kejadian CPD di RSIA Sitti Khadijah I Makassar dengan jumlah populasi sebanyak 793 orang dan jumlah sampel 89 orang dengan menggunakan teknik Random Sampling. Dari hasil uji statistik dengan uji Chi-Square (pearson chi-square) diperoleh untuk variabel diabetes melitus nilai P = 0,000 >  = 0,05 artinya ada hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian CPD. Untuk variabel panggul sempit ibu nilai P = 0,028 >  = 0,05 artinya ada hubungan antara panggul sempit ibu dengan kejadian CPD. Kesimpulan dari dua variabel yaitu diabetes melitus dan panggul sempit ibu  mempunyai hubungan dengan kejadian CPD di RSIA Sitti Khadijah I Makassar 2018.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 24-29
Author(s):  
Mesa Sukmadani Rusdi ◽  
Helmice Afriyeni

Diabetes melitus  (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin). Berdasarkan International Diabetes Federation (IDF) (2015), Indonesia berada pada peringkat ke-7 dunia dengan prevalensi DM sebanyak 10 juta jiwa. DM dapat menjadi serius dan menyebabkan kondisi kronik yang membahayakan apabila tidak diobati dan tidak patuh dalam minum obat. Risiko utama terkait penyakit DM adalah hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis diabetik, dehidrasi dan trombosis. Kejadian hipoglikemia dapat dipengaruhi oleh faktor umur, durasi menderita DM, berat badan, dan kontrol glikemik. Komplikasi akut dan kronis dari hipoglikemia dapat mengganggu kehidupan, seperti interaksi sosial, tidur, aktivitas seks, mengemudi, olahraga, dan aktivitas lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hipoglikemia pada pasien DM tipe 2 terhadap kepatuhan terapi dan kualitas hidup. Desain penelitian ini adalah cross sectional study atau studi potong lintang dengan subjek penelitian pasien DM Tipe 2 dewasa yang menggunakan obat Anti Diabetes Oral (ADO) lebih dari 6 bulan. Pasien yang memiliki riwayat hipoglikemia dibagi menjadi 3 grup, yaitu (1) Mengalami hipoglikemi 3 bulan terakhir; (2) Tidak mengalami hipoglikemi dalam 3 bulan terakhir; (3) Tidak pernah mengalami kejadian hipoglikemia. Pengukuran kepatuhan menggunakan Morisky Modified Adherence Scale(MMAS), pengukuran kualitas hidup dengan Diabetes Quality of Life Questionnaire (DQoL), data yang diperoleh akan diolah secara statistik dengan menggunakan Uji Chi Square. Pada penelitian ini belum bisa membuktikan hubungan hipoglikemia terhadap kepatuhan terapi (p = 0,756; p>0,05) dan kualitas hidup pasien (p=0.143; p> 0,05).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document