scholarly journals FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN DUKUN BERANAK SEBAGAI PENOLONG PERSALINAN PADA PESERTA JAMINAN KESEHATAN

2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 211-219
Author(s):  
Imelda Diana Marsilia

Program Jaminan Kesehatan  merupakan salah satu upaya dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)  di Indonesia. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih di bawah target yang diharapkan, termasuk di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor yang hanya mencapai 66,4 % tahun 2011.  Cakupan persalinan oleh dukun beranak peserta jaminan kesehatan di Puskesmas Babakan Madang  adalah 40% pada tahun 2011. Tujuan  penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada peserta jaminan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Babakan Madang Kabupaten Bogor. Metode  Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan Case Control. Penelitian dilakukan terhadap 122 orang ibu bersalin pada periode Juli sampai dengan Desember  2012 dibagi dalam 2 kelompok 61 orang kelompok kasus (dukun beranak) dan 61 orang kelompok kontrol (bidan). Analisis data menggunakan uji  chi square  dan uji regresi logistik ganda dengan tingkat kemaknaan (p0,05), dan analisis PAR (population attributable risk).  Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan  dengan pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan  secara signifikan adalah pengetahuan ibu p=0,003, sikap p= 0,007, pendidikan ibu p= 0,001, Sosial Budaya p= 0,001, penghasilan keluarga p=0,001, dukungan suami p=0,018 sedangkan keterjangkauan layanan, umur, paritas, pekerjaan tidak berhubungan (p0,05). Faktor dominan yang berhubungan dengan keputusan memilih penolong persalinan berdasarkan analisis multivariabel adalah  sosial budaya (OR= 5,644  ;95%CI=  2,016-15,797).  Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa pengetahuan,  Sikap,  pendidikan ibu, sosial budaya penghasilan keluarga dan dukungan suami yang tidak mendukung memilih dukun beranak sebagai  penolong persalinan pada peserta jaminan kesehatan. Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan, pendidikan, dukungan suami dan sosial budaya yang mendukung serta pendidikan bidan gratis bagi anak dukun beranak.  Kata Kunci : Pemilihan penolong persalinan, Dukun beranak, Jaminan kesehatan

1985 ◽  
Vol 122 (5) ◽  
pp. 904-914 ◽  
Author(s):  
PAOLO BRUZZI ◽  
SYLVAN B. GREEN ◽  
DAVID P. BYAR ◽  
LOUISE A. BRINTON ◽  
CATHERINE SCHAIRER

2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 20
Author(s):  
Maria Ulfah ◽  
Bethy S. Hernowo ◽  
Farid Husin ◽  
Kusnandi Rusmil ◽  
Meita Dhamayanti ◽  
...  

Campak (measles) merupakan penyakit infeksi yang sangat menular dan salah satu Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit campak menjadi penyebab kematian pada Balita (bayi lima tahun). Jumlah kematian akibat campak pada Balita didunia sebanyak 158.000 kasus pertahun dan 95% dari kejadian penyakit campak tersebut berada di negara berkembang seperti Indonesia. Cakupan imunisasi campak di Jawa Barat sangat tinggi, namun kejadian penyakit campak pada Balita juga tinggi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit campak pada Balita di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan case control. Penelitian dilakukan terhadap 122 Balita pada periode Februari–April 2015, dibagi dalam 2 kelompok, 61 orang kelompok kasus (Balita dengan riwayat sakit campak) dan 61 orang kelompok kontrol (Balita sehat). Analisis data menggunakan uji kai kuadrat dan uji regresi logistik ganda dengan tingkat kemaknaan (p<0,05), dan analisis PAR (population attributable risk). Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan secara signifikan adalah pendidikan ibu (p=0,000), pengetahuan ibu (p=0,000), sikap ibu (p=0,011), penghasilan (p=0,001), umur Balita saat imunisasi (p=0,000), status gizi Balita (p=0,000), ventilasi (p=0,002), pengetahuan tenaga medis (p=0,003), dan kelengkapan cold chain (p=0,000), sedangkan umur ibu, pekerjaan ibu, kepadatan hunian tidak berhubungan (p>0,05). Faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian penyakit campak pada Balita berdasarkan analisis multivariabel adalah umur Balita saat imunisasi (OR = 9,492 ;95% CI = 3,017– 29,866). Simpulan faktor pendidikan ibu, faktor pengetahuan ibu, faktor sikap ibu, faktor penghasilan, faktor umur Balita saat imunisasi, faktor status gizi Balita, faktor ventilasi,  faktor pengetahuan tenaga medis dan faktor kelengkap an cold chain merupakan faktor yang memengaruhi terhadap kejadian campak, sedangkan faktor umur ibu, pekerjaan ibu dan kepadatan hunian tidak mendukung meningkatkan risiko terkena penyakit campak pada Balita. Perlu dilakukan upaya perbaikan terhadap faktor-faktor yang tidak mendukung terhadap keberhasilan imunisasi campak


Blood ◽  
2020 ◽  
Vol 136 (Supplement 1) ◽  
pp. 16-17
Author(s):  
Abhay Singh

Background. Clonal hematopoiesis of indeterminate potential (CHIP) represents a precursor state of myeloid leukemogenesis. Several studies thus far have convincingly demonstrated that presence of CHIP is associated with increased risks of myeloid neoplasm (MN) development. These findings have important intrinsic utility; however, there has been lack of attempts to translate this knowledge into estimates of disease burden suitable for determining its potential at population level. Therefore, the aim of this analysis was to estimate the population attributable fraction (PAF) for MNs associated with CHIP using risk ratio estimates derived from pooled analysis of observational studies. Methods. Eligible studies were case-control (n=3) and cohort (n=3) studies with dichotomous outcome (MN or no MN) and the presence or absence of the risk factor (CHIP). Mantel-Haenszel method for calculating the weighted pooled odds ratio (OR) under the fixed effects model was used, using software RevMan 5.3. OR being the key statistic for case-control studies was the preferred risk estimate to measure association between CHIP and MN in the selected case-control studies. We used OR as risk estimate for cohort studies as well, since MN occurred in less than 10% of the CHIP negative population, and therefore, OR provided a reasonable approximation of the relative risk. From the pooled OR, estimate of population attributable risk% (PAR%) was calculated using the formula: 100*(Px*(OR-1))/(1+(Px*(OR-1))), where Px represented estimate of population exposure (proportion of CHIP positive cases in the population). Results. 23,983 participants with 345 MN cases in six studies were included in the pooled analyses (Figure 1). In the CHIP positive population, there were total 230 MN cases of the total 2304 participants. There were 115 MN cases in the CHIP negative population (n= 21,679). For all studies, the pooled OR for those with CHIP compared with those without was 5.45 (95% CI, 4.06-7.30) with low overall heterogeneity (I2=2%, Fig. 1). Estimate of population exposure (Px) was 0.088 (2074/23638). PAR% calculated using formula 100*(Px*(OR-1))/(1+(Px*(OR-1))), was 28.14%, suggesting that of all the MN cases, including those with or without CHIP, 28.14% could be attributed to CHIP. Conclusion. CHIP's strong association with myeloid neoplasm development was confirmed in this pooled analysis. Individuals with MN were 5.45 times more likely to be CHIP positive than those without MN. Further, in this analysis, we estimate population level contribution of CHIP to MN development. We estimate that 28% of MNs were attributable to positive CHIP status, thus representing 28% of the cases in the total population that can be prevented by intervening against the exposure- CHIP. Determining PAR% is an especially useful and often underutilized first step in designing public health interventions directed against harmful exposures. These findings also brings forth an important consideration, that CHIP though an important risk factor is not obligatory for MN development. Majority of MNs can not attributed to positive CHIP status. Therefore, importance of traditionally known risk factors such as smoking, chemotherapy and radiation exposure need appropriate quantification, especially as they can be entirely preventable and are established risk factors for CHIP positivity as well. Disclosures No relevant conflicts of interest to declare.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 39-44
Author(s):  
Ermawati Ermawati ◽  
Hafni Bachtiar

Prolap organ panggul merupakan kondisi yang mempengaruhi kualitas hidup wanita. Prolaps organ panggul ini dapat disebabkan oleh perlukaan sewaktu proses persalinan, proses penuaan, komposisi jaringan pada seorang wanita, batuk- batuk kronis, atau sering melakukan pekerjaan berat. Pengenalan dini prolaps terkait dengan prognosis pemulihan anatomik dan fungsional organ panggul. Hingga kini, penerapannya dalam dunia klinis belum banyak sehingga pelatihan dan pembelajaran lebih lanjut tentang pelvic organ prolapse quantification (POPQ) jelas diperlukan. Penelitian ini dilakukan dengan metode case control study di polikilinik Obgin RSUP. Dr. M. Djamil Padang mulai bulan September 2013 sampai jumlah sampel terpenuhi sebanyak 98 orang. Dengan 49 orang kelompok kontrol dan 49 orang kelompok kasus .Analisis dilakukan untuk menilai hubungan usia, paritas, pekerjaan dan indek massa tubuh dengan kejadian prolap organ panggul berdasarkan skor POPQ. Data disajikan dalam bentuk tabel. Data diuji dengan t test dan chi square test. Jika p<0,05 menunjukan hasil yang bermakna. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian prolap organ panggul dengan (p<0,05) dan OR 27,871.terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian prolap organ panggul dengan (p<0,05) dan OR 52,970.Dari analisa statistik pekerjaan tidak bisa di uji secara statistik.indek massa tubuh tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap kejadian prolap organ panggul.(p>0,05)


2016 ◽  
Vol 35 (4) ◽  
pp. 322-327
Author(s):  
Presilia Jesica ◽  
Nur Hilal ◽  
Khomsatun Khomsatun

Dermatitis merupakan peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan seperti polutan dan alergen-alergen. Data Dinas Kesehatan Banyumas Tahun 2015 kasus Dermatitis tertinggi Kecamatan Patikraja 1.358 pasien. Bulan Nopember tahun 2015, pasien Dermatitis tertinggi 138 orang di Desa Kedungrandu. Wilayah Desa Kedungrandu merupakan lokasi Tempat Pembuangan Akhir Gunung Tugel dimana tempat pembuangan akhir gunung tugel merupakan yang terbesar di Banyumas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan jenis sumber air dan personal hygiene dengan kejadian Dermatitis  Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan case control dengan 27 responden kasus dan 27 responden kontrol. Variabel penelitian ini sarana sumber air dan personal hygiene yang terdiri dari perilaku mandi, perilaku berpakaian dan perilaku tidur. Analisis menggunakan analisis SPSS versi 1.7 dengan uji chi-square dengan α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian penyakit Dermatitis adalah jenis sumber air dengan nilai p value= 0,001, personal hygiene merupakan variabel yang tidak mimiliki hubungan dengan kejadian penyakit Dermatitis di Desa Kedungrandu dengan hasil nilai p value= 1,000. Kesimpulan penelitian yaitu jenis sumber air dapat menjadi salah satu faktor penyebab Dermatitis di Desa Kedungarandu. Peneliti menyarankan dari pihak puskesmas meningkatkan kerja sama dengan pemerintah desa untuk melakukan penyuluhan dan meningkatkan program kesehatan lingkungan.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 21-29
Author(s):  
Lina Marlina
Keyword(s):  

ABSTRAK Usia menikah yang terlalu muda mengakibatkan ibu belum siap dalam mengasuh balita karena kurangnya kematangan ibu dalam mengasuh balita, sehingga pola asuh anak juga sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Dampak dari pola asuh otoriter terhadap anak adalah anak menjadi penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, keperbadian yang lemah, cemas dan menarik diri. Dampak dari pola asuh permisif membuat anak-anak yang agresif tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, serta kurang percaya diri. Desa Karangresik merupakan desa yang paling tinggi angka kejadian pernikahan dini dari Desa yang lainnya di Kecamatan Jamanis. Hasil studi pendahuluan terhadap 5 ibu yang menikah muda di Desa Karangresik, terdapat 2 orang dengan pola asuh otoriter dan 3 orang menggunakan pola asuh permisif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pernikahan dini pada ibu yang mempunyai balita dengan pola asuh anak di Desa Karangresik Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan metode case control dan menggunakan pendekatan “retrospektif”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Desa Karangresik Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya pada bulan Mei tahun 2016 sebanyak 45 responden. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian pernikahan usia muda di Desa Karangresik Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar berada pada kategori tidak menikah di usia dini sebanyak 35 orang (77,8%). Dan pola asuh anak sebagian besar menggunakan pola asuh demokratis sebanyak 27 orang (60%). Analisis bivariat diolah menggunakan Uji Chi Square dengan nilai p = 0,004 (p < 0,005), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pernikahan dini pada ibu yang mempunyai balita dengan pola asuh anak di Desa Karangresik Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu diadakannya penyuluhan kepada setiap para remaja agar tidak menikah di usia muda. Kata Kunci : Pernikahan Dini, Pola Asuh Anak


2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 575
Author(s):  
Neila Sulung ◽  
Rizki Yananda ◽  
Adriani Adriani

<p>Cancer is one of the leading causes of death worldwide. In Indonesia every year 1: 3 women per 1000 population are affected by breast cancer. Breast cancer is a cancer that attacks most women. The incidence of breast cancer is currently estimated at 39 per 100,000 population in 2008. The purpose of this study was to determine the factors associated with the risk of female breast cancer in surgical outpatient poly patients at Dr. Achmad Mochtar, Bukittinggi City. This study uses descriptive analytic method with a case control approach. The sampling technique in this study was accidental sampling. The sample in this study were all women diagnosed with breast cancer, amounting to 50 cases and 50 controls with data processing through computerization. The instrument used in this study is a questionnaire. Data analysis was performed using Chi-Square test (α = 0.05). The results showed that the factors associated with the incidence of breast cancer were genetic (p = 0.009), menarche (p = 0.014), menopause (p = 0.016), hormonal contraception (p = 0,045), obesity (p = 0,043), and high food fat (p = 0.028).  Conclusions of the study are factors related to the risk of breast cancer incidence are genetic, menarche, menopause, hormonal contraception, obesity and high-fat foods.<br /> </p><p>Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Di Indonesia setiap tahun 1:3 wanita per 1000 penduduk terserang kanker payudara. Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak menyerang perempuan. Angka kejadian kanker payudara saat ini diperkirakan 39 per 100.000 penduduk pada tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko kanker payudara wanita pada pasien poli rawat jalan bedah di RSUD Dr. Achmad Mochtar Kota Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan metode <em>deskriptif analitik</em> dengan pendekatan <em>case control</em>. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah <em>accidental sampling.</em> Sampel dalam penelitian ini adalah semua wanita yang terdiagnosis kanker payudara, berjumlah 50 kasus dan 50 kontrol dengan pengolahan data melalui komputerisasi. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner. Analisis data dilakukan menggunakan uji <em>Chi-Square </em>(α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara adalah genetik (p=0,009), <em>menarche</em> (p=0,014;), <em>menopause</em> (p=0,016), kontrasepsi hormonal (p=0,045), <em>obesitas </em>(p=0,043), dan makanan tinggi lemak (p=0,028). Simpulan penelitian adalah faktor yang berhubungan dengan risiko kejadian kanker payudara adalah genetik, <em>menarche, menopause,</em> kontrasepsi hormonal, <em>obesitas</em> dan makanan tinggi lemak.</p>


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 107-119
Author(s):  
Swaidatul Masluhiya AF ◽  
Irma Irma

Masalah kesehatan masyarakat yang cukup seriuspada kelompok usia balita sampai saat ini adalah kejadian malnutrisi, hal iniberdampak pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik balita. Malnutrisi juga dapat menyebabkan balita menjadi rentan terhadap penyakit infeksi. Beberapa faktor penyebab malnutrisi diantaranya faktor makanan dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak, faktor ketahanan pangan dikeluarga, pola pengasuhan anak, pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sindrom penyakit tropis merupakan prediktor terjadinya gizi kurang pada balita. Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan rancangan Case Control Study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan ibu dan balita yang ada di daerah pesisir kecamatan Nambo Kota Kendari denganteknik simple randam sampling di dapatkan jumlah sampel  sebanyak 164 orang yang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol dengan perbandingan 1:1. Data dianalisis secara statistik dengan uji Chi square pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dengan mempertimbangkan nilai Odd Ratio dan nilai Confidence Interval. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sindrom penyakit tropis (diare dengan р-value = 0,001 dan OR = 4,162, batuk – batuk dengan р-value = 0,001 dan OR = 3,552,ISPAnon pneumoni dengan р-value = 0,004 dan OR = 3,003) merupakan faktor prediktor terjadinya malnutrisi pada balita sedangkan infeksi cacing dengan р-value = 0,056 dan OR= 1,773 bukan merupakan faktor prediktor terjadinya malnutrisi pada balita di daerah pesisir Kecamatan Nambo Kota Kendari


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document