scholarly journals PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

PEDAGOGIKA ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 189-194
Author(s):  
Reti Bala

Pengawas Sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dalam melakukan pengawasan pendidikan terhadap satuanpendidikan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dalam kurikulum 2006 (KTSP) adalah pendekatanPembelajaran Kontekstual.Hal ini semakin penting setelah diberlakukannya kurikulum 2013 yang lebih menekankan pembelajaran bermakna bagi siswa dalam semua kompetensi dasardenganmenggunakan pendekatan kontekstual atau yang disebut dengan Contextual Teaching and Learning (CTL).Dari hasilpenelitian yang dilakukanpada guru-guru SMK 1 BatudaabahwaTeknik Focus Group Discussion (FGD) dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual, hal ini dapat dibuktikan dari hasil pelaksanaan tindakan sampai pada siklus III terjadi peningkatan yang cukup signifikan, yaitu rata-rata dari siklus I (2,90), siklus II (3,46) dan pada siklus III menjadi rata-rata 4,15. Jikadipresentasikanterjadipeningkatan 19,31% darisiklus I kesiklus II serta 19.94% kesiklus III atau katagori ‘baik’, dan bahkan sudah mendekati target ketercapaian kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual.

2021 ◽  
Vol 58 (1) ◽  
pp. 5510-5517
Author(s):  
Phra Poompanya Athimootto (Ngamprom) Et al.

The objectives of this research were 1) to study problems of participative academic administration for Buddhist Temple Charity Schools, 2) to develop a participative academic administration model for Buddhist Temple Charity Schools, and 3) to propose a participative academic administration model for Buddhist Temple Charity Schools. Mixed methods research was designed. In qualitative research, data were collected by in-depth interviews from 5 school administrators and from focus group discussion with 10 experts. The research tools were interview form and questions for focus group discussion, and data was analyzed by content analysis. In quantitative research, data were collected by using questionnaires from 381 teachers and 115 school administrators by multistage randomization. Data were analyzed using descriptive statistic consisted of percentage, frequency, mean, standard deviation and PNIModified of needs assessment. Results indicated that 1) problems of participative academic administration for Buddhist Temple Charity Schools in all 5 aspects has shown the suitability at a high level. 2) Development of a participative academic administration model for Buddhist Temple Charity Schools consisted of 1) curriculum development by managing teaching and learning in accordance with core curriculum, 2) teaching and learning management by arranging to encourage learners to do their own actions for students to think critically, 3) development and use of innovative media and educational technology by encouraging learners participate in activities and explore the need for courses, 4) educational supervision by organizing a teacher meeting before visiting students' homes and always evaluate the results of supervision, and 5) learning assessment and the transfer of grades according to the actual situation without bias. 3) A participative academic administration model for Buddhist Temple Charity Schools conducted the curriculum with the core curriculum, focus on students taking action and taking part in activities, encourage supervision, and evaluating results according to activities.


2018 ◽  
Vol 33 (1) ◽  
pp. 128
Author(s):  
Ni Luh Sustiawati ◽  
Ni Ketut Suryatini ◽  
Anak Agung Ayu Mayun Artati

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain pembelajaran seni tari di sekolah dasar dengan memanfaatkan sumber-sumber pengetahuan keunggulan budaya daerah (localgenius knowledge) Bali. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang produknya diharapkan dapat memfasilitasi proses pembelajaran seni tari berpendekatan pembelajaran terpadu (integrated learning). Tahapan pengembangan desain pembelajaran, yaitu (1) pendesainan strategi pengorganisasian isi pelajaran dan strategi penyampaian isi pelajaran serta strategi pengelolaan pelaksanaan pembelajaran; (2) pengujian desain pembelajaran melalui tiga tahap, yakni tahap pertama uji pakar dan pengguna/user (guru); tahap kedua uji publik melalui lokakarya (focus group discussion) dan uji coba tahap ke tiga melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Untuk keperluan pengumpulan data digunakan angket, lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara. Sesuai dengan tahapan pengembangan, diperoleh hasil sebagai berikut: Pertama, teori yang digunakan untuk mengembangkan desain pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian isi pelajaran dan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran adalah Model Kemp, Model Elaborasi, dan Component Display Theory. Untuk uji coba produk digunakan model Borg & Gall. Kedua, desain pembelajaran seni tari berbasis localgenius knowledge berpendekatan integrated learning yang telah ditinjau dan diuji coba oleh pakar, user, seniman, guru, siswa mendapat respon yang sangat positif dan ada dalam kualifikasi sangat layak. Sedangkan uji coba melalui penelitian tindakan kelas (PTK) pada siklus Idan siklus II terkatagori baik.This research aims at resulting dance teaching and learning design in elementary schools by applying the sources of Bali’s local genius knowledge. Research types is development research which provides a product which able to facilitate the process of dance teaching and learning design based on integrated learning approach. The stages of teaching and learning design development consists of; (1) the making of content organization, content delivering and teaching and learning management strategies; (2) Evaluation of teaching and learning design, which can be divided into; 1st stage is expert and user (teachers) evaluation; 2nd stages is public evaluation through focus group discussion and 3rd stage is class research. The data was collected in the form of quisioners, observations sheets, field notes and interviews guideline. Based on development stages, the results can be concluded as below: firstly, the theories which are applied to develop dance teaching and learning design of teaching, delivering and management contents are Kemp and Elaboration Models, and Component Display Theory. During the product evaluation stage the teories applied is Borg & Gall model. Secondly, teaching and learning design based on local genius using integrated learning approach has been reviewing and evaluating by experts, users, artist and students obtain positive response in excellence quality. Meanwhile, evaluation through callas activity on cycles I and II is categorized good.


2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
JA Ansary ◽  
I Ara ◽  
HK Talukder ◽  
ASMM Alam ◽  
S Amin ◽  
...  

This study explores the perceptions of students of the features of effective clinical teaching and learning in dental education. This was a qualitative study conducted in one government and one private dental college selected purposively. Study population was final year dental students of selected Dental colleges. A total of 29 students participated in this study. An open ended questionnaire was developed for the focus group discussion for the students. From the students focus group discussion the following seven themes were identified, (1) Organization of the teaching and learning session, (2) stimulating and encouraging teaching and learning session, (3) achieving goal, (4) learning objectives, (5) active participation, (6) scope of frequent brief practice, and (7) feedback. These themes were further subdivided into 26 sub-themes. The features of clinical training experiences that dental students perceived were effective. Our students perceived that authentic clinical experiences are important to their clinical learning, allowing them to see the patient as a whole, be the first medical contact for the patient, and take more responsibility of their own learning and apply patient-centered care. Students also identified the importance of the scope of clinical cases they saw in terms of numbers, variety, offering varied clinical signs and unusual and interesting cases. Our students also felt that their teachers’ positive attitudes, ability to establish a good supervisory relationship were important to learning. It has also been shown that students value good feedback in clinical teaching and learning. Our students also felt that the learning environment contributes to their learning.DOI: http://dx.doi.org/10.3329/bjme.v2i1.18129 Bangladesh Journal of Medical Education Vol.2(1) 2011: 1-5


Inovasi ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 153-162 ◽  
Author(s):  
Wanda Kuswanda

Salah satu habitat gajah yang masih tersisa adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), terutama di wilayah Besitang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi, kepemilikan lahan, pemetaan wilayah dan mitigasi konflik manusia dengan gajah di Resort Besitang, TNGL. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi konflik gajah di Resort Besitang adalah Daerah Halaban, Aras Senapal, Sekundur, Bukit Selamat dan Bukit Mas dengan intensitas konflik rendah sampai tinggi. Penyebab utama konflik manusia dengan gajah adalah fragmentasi kawasan hutan,  ketidakpastian status lahan di daerah penyangga, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendatang di wilayah Besitang, perambahan dan ilegal logging yang terus terjadi, minimnya kesadaran masyarakat dan peranan lembaga desa dalam mendukung konservasi gajah. Rekomendasi resolusi mitigasi konflik gajah diantaranya: 1) memperbaiki habitat gajah yang sudah terfragmentasi di dalam kawasan TNGL; 2) meningkatkan peran Tim CRU (Conservation Response Unit); 3) membentuk unit reaksi cepat penanganan konflik gajah dengan melibatkan para pihak; 4) menanam jenis tanaman yang tidak disukai dan dijauhi oleh gajah; 5) mereduksi ketergantungan masyarakat akan sistem pertanian yang membutuhkan lahan yang luas; 6) mengembangkan program untuk membantu peningkatan hasil panen; dan,  7) penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang harus lestari.   Kata kunci: gajah, konflik, habitat, Besitang, Taman Nasional Gunung Leuser


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Rili Windiasih

Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi sudah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan khususnya bagi pemerintah daerah dalam komunikasi pembangunan untuk pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif studi kasus, dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, pengamatan dan Focus Group Discussion (FGD). Subjek penelitian dipilih secara purposif yaitu pemerintah daerah di Eks-KaresidenanBanyumas Jawa Tengah, akademisi dan civil society. Penelitian dianalisis dengan analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpuan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pentingnya komunikasi pembangunan dengan media teknologi informasi dan komunikasi melalui e-Government untuk meningkatkan pelayanan publik yang baik, cepat dan responsif, adanya partisipasi aktif dari publik dan transparansi baik anggaran serta program pembangunan. (2) Perlunya mengantisipasi adanya kesenjangan teknologi informasisehingga membutuhkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di pemerintahan daerah dan publik, serta memperluas fasilitas akses jaringan informasi.Kata kunci: komunikasi pembangunan, pelayanan publik, partisipasi, teknologi informasi, transparansi 


Widyaparwa ◽  
2017 ◽  
Vol 45 (2) ◽  
pp. 151-164
Author(s):  
Novita Sumarlin Putri

Tindak tutur komisif merupakan salah satu aspek pragmatik yang harus diperhatikan oleh penerjemah ketika menerjemahkan teks. Hal itu dilakukan agar menghasilkan terjemahan yang berkualitas dari aspek keakuratan dan keberterimaan. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan mendiskripsikan tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan kalimat yang mengakomodasi tindak tutur komisif dengan pendekatan pragmatik. Data yang digunakan ialah tuturan komisif dan hasil penilaian kualitas terjemahan. Data bersumber dari novel Insurgent karya Veronica Roth dan informan. Data dikumpulkan dengan cara analisis dokumen, kuesioner dan Focus Group Discussion. Selanjutnya, data dianalisis dengan cara analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjemahan dalam novel Insurgent mempunyai nilai keakuratan dan keberterimaan yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan dan keberterimaan pada setiap jenis tindak tutur komisif memiliki dampak terhadap kualitas keseluruhan terjemahan kalimat yang mengandung tindak tutur komisif.Commissive speech act is one of the pragmatic aspects to regard by the translator in translating the text. It aims to produce a qualified translation in regarding accuracy and acceptability aspects. According to the aspects, this research aims to describe accuracy and acceptability of translation in sentences which accommodate commissive speech act using pragmatic approach. The data used is commissive speech and qualitative translation value result. The sources of the data are an Insurgent novel by Veronica Roth and informants. The data were collected through document analysis, questionnaire, and Focus Group Discussion then analyzed the domain, taxonomic, componential analysis, and cultural theme. The result shows that translation in the Insurgent novel has high accuracy and acceptability values. This research concludes that the accuracy and acceptability level in each commissive speech act has an impact on quality of whole translated sentences which contain commissive speech act.


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Bejo Danang Saputra

Perencanaan pengembangan uji kompetensi perawat Indonesia akan dikembangkan  dengan metode OSCE.. Pelaksanaan uji OSCE membutuhkan persiapan yang matang, terutama kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah dosen untuk melaksanakan uji OSCE. Mengetahui kesiapan SDM dalam pengembangan uji OSCE di Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Informan penelitian adalah 6 orang dosen dan Kepala Program Studi D3 keperawatan. Data diperoleh melalui, focus group discussion, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan constant comparative method. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dosen tentang OSCE dan kompetensi berdasarkan pendidikan memenuhi persyaratan untuk pengembangan uji OSCE, namun masih membutuhkan pelatihan mengenai OSCE. Uji OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen dari prodi lain karena jumlah dosen di Prodi D3 Keperawatan  STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap belum memenuhi kebutuhan pelaksanaan uji OSCE. Hambatan penyelenggaraan OSCE adalah SDM belum terkoordinasi, belum terlatih dan keterbatasan sarana pendukun. Pengetahuan dan kompetensi dosen berdasarkan tingkat pendidikan memenuhi syarat dalam pengembangan OSCE dan OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen prodi lain.


Author(s):  
Dewi Novianti ◽  
Siti Fatonah

Social media is a necessity for everyone in communicating and exchanging information. Social media users do not know the boundaries of age, generation, gender, ethnicity, and religion. However, what is interesting is the user among housewives. This study took the research subjects of housewives. Housewives are chosen as research subjects because they are pillars or pillars in a household. If the pillar is strong, then the household will also be healthy. Thus, if we want to build a resilient and robust generation, we will start from the housewives. A healthy household starts from strong mothers too. This study aims to find out the insights of the housewives of Kanoman village regarding the content on smartphones and social media and provide knowledge of social media literacy to housewives. This study used a qualitative approach with data collection techniques using participant observation, interviews, focus group discussion (FGD), and documentation. The results of the study showed that previously housewives had not experienced social media literacy. Then the researchers took steps to be able to achieve the desired literacy results. Researchers took several steps to make them become social media literates. They become able to use social media, understand social media, and even produce messages through social media.


2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Theresia Martina Marwanti

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran ketahanan sosial dalam menghadapi perubahan sosial pada komunitas adat Kampung Pulo, yang meliputi profil komunitas, perlindungan sosial, partisipasi komunitas dan penyelesaian konflik terkait dengan perubahan sosial. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion (FGD). Penentuan sumber data ada 6 informan dilakukan secara purposive. Pemeriksaan keabsahan data, melalui uji kredibilitas dan uji konfirmabilitas. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan reduksi data, kategorisasi dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan perlindungan sosial warga komunitas ini  bersifat tradisional maupun kontemporer. Dalam hal partisipasi, hampir semua warga masyarakat adat ikut berpartisipasi aktif dalam menghadapi perubahan sosial. Konflik yang terjadi diantara warga komunitas adat dalam menghadapi perubahan masih ditemukan, namun tidak sampai ke permukaan dan tidak menimbulkan gejolak. Secara umum komunitas adat Kampung Pulo, memiliki ketahanan sosial yang sudah baik, sehingga mampu menjadi benteng pengamanan bagi perubahan sosial dalam kehidupannya. Kata kunci: ketahanan sosial, komunitas adat, perubahan sosial


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 263-274
Author(s):  
Zein Mufarrih Muktaf ◽  
Budi Santoso

Yogyakarta adalah sebuah wilayah di selatan pulau Jawa yang rawan bencana alam. Maka diperlukan adanya peningkatan kapasitas masyarakat Yogyakarta dalam usaha pengurangan resiko bencana. Permasalahan terjadi saat komunikasi lembaga instansi yang berkaitan dengan penanganan bencana tidak terkoordinasi dengan baik. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana komunikasi koordinasi setiap instansi dalam penanganan bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa permasalahan yang terjadi dan bagaimana solusinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan pengambilan data menggunakan pendekatan focus group discussion (FGD). Kesimpulan dari penelitian adalah kurangnya komunikasi koordinasi antar instansi dalam tanggap bencana di Yogyakarta, dan perlu meningkatkan komunikasi koordinasi antar instansi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document