scholarly journals DETERMINAN EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DAERAH PERKOTAAN: STUDI RETROSPEKTIF

2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
AGUNG SUTRIYAWAN ◽  
MATHEUS ABA ◽  
JULIUS HABIBI
Keyword(s):  

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama DBD memiliki pola hidup di daerah panas sehingga penyakit ini berkembang di perkotaan daripada di perdesaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan determinan epidemiologi dan kejadian DBD. Ini adalah studi kasus-kontrol. Jumlah sampel sebanyak 434 responden. Sampel kontrol diambil berdasarkan beberapa kriteria: 1) usia responden maksimal 5 tahun dari usia kelompok kasus, sampel kontrol yang dipilih adalah tetangga kelompok kasus. Data diperoleh berdasarkan hasil observasi dan penyebaran kuesioner kepada responden. Faktor risiko dianalisis menggunakan uji chi-square, untuk menentukan besarnya risiko menggunakan Odds ratio (OR). Setelah itu, analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan regresi logistik ganda. Variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD adalah sikap (0,000), 2,9 (1,7-4,8), pemberantasan sarang nyamuk (0,001), 2,3 (1,4-3,8), penggunaan obat nyamuk (0,004), 2,0 (1,2-3,2), penggunaan kelambu (0,000), 2,7 (1,7-4,5), jentik nyamuk (0,000), 4,1 (2,5-6,7) , kepadatan hunian (0,043), 1,6 (1,0-2,6), pemantauan jentik berkala (0,006), 1,9 (1,2-3,1), fogging (0,001), 2,2 (1,3-3,7), larvasida (0,000), 2,5 (1,5-4,1), dan pendidikan DBD (0,000), 4,0 (2,4-6,6). Determinan epidemiologi yang paling dominan dari kejadian DBD adalah jentik nyamuk. Orang yang tinggal dirumah yang terdapat jentik nyamuk memiliki peluang 4,1 kali lipat untuk terjangkit DBD.

2019 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 9-17
Author(s):  
Rustam Aji .

The Aedes aegypti larva which is not monitored develops into an adult mosquito, causing Dengue Fever. Eradication using fogging, abate powder, has an effect on the environment. Researchers are looking for a safe and effective natural larvicidal solution using papaya plants. Papaya plants contain the enzyme papain substance, the effect of papain protease can kill the larva of Aedes aegypti. This study aims to determine the effect of water soaking papaya bark on the death of Aedes egypti larvae. Research location in Curup Tengah District. Quasi-experimental type, Chi-square analysis, calculating odds ratio, Chi-square test. Approximately (94.4%) there were 34 dead larvae, a small portion (5.5%) had 2 live larvae, from 36 larvae of Aedes aegypti in 50 ml of water soaking the papaya bark under 1 minute. Chi-square analysis results P value = 0.04 <α0.05, there is a significant effect of water soaking papaya bark on larvae death of Aedes aegypti. The value of p value = 0.043, has the influence of water soaking papaya bark, odds ratio = 4.10 times. It is expected that the community will play a role in eradicating the larva of Aedes aegypti, by making a marinade of papaya bark poured into a water reservoir Keywords: Papaya bark, larvae of Aedes aegypti    


2020 ◽  
Vol 9 (02) ◽  
pp. 108-115
Author(s):  
Rustam Aji ◽  
Sherly FSA ◽  
Rosmawati ◽  
Agus Setya Budi
Keyword(s):  
P Value ◽  

Pemberantasan menggunakan fogging, serbuk abate, yang memiliki efek terhadap lingkungan.Peneliti mencari solusi larvasida alami yang aman dan efektif, Jentik Aedes aegypti yang tidak terpantau akan berkembang menjadi nyamuk dewasa, bisa menyebabkan penyakit Demam Berdarah.  melihat banyaknya tumbuhan  pepaya yang ditanam oleh warga di pekarangan rumah. Tumbuhan pepaya mengandung zat enzim papain, efek protease papain dapat membunuh jentik Aedes aegypti.Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh air rendaman getah pepaya terhadap kematian jentik Aedes egypti. Lokasi penelitian di Kecamatan Curup Tengah. Jenis quasi eksperimental, analisis Chi-square, menghitung odds ratio, uji Chi kuadrat. Hampir seluruh (94,4%) ada 34 jentik mati dan sebagian kecil (5,5%) ada 2 jentik hidup, dari 36 jentik Aedes aegypti dalam rendaman 50 ml air rendaman getah pepaya waktu dibawah 1 menit. Hasil analisis Chi-square nilaiP value=0.04<α0.05, ada pengaruh yang signifikan antara air rendaman rendaman getah pepaya terhadap kematian jentik Aedes aegypti. Dimana Nilai p value = 0.043, mempunyai pengaruh air rendaman rendaman getah pepaya, pada odds ratio = 4,10 kali.Agar warga masyarakat berperan aktif dalam pemberantasan jentik Aedes aegypti, melalui kegiatan membiasakan menbuat rendaman rendaman getah pepaya dituang kedalam tempat penampungan air.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Abdurrakhman abdurrakhman Abdurrakhman

ABSTRACT : The House index and Container Index in the buffer area of ​​the working area of ​​Balikpapan Sepinggan Airport is still above 1%, so the potential for the spread of dengue disease. Mobilization of people, goods and transportation equipment will increasingly affect the transmission of disease in ports and airports, especially for vector-borne diseases. This study aims to analyze the risk factors associated with larvae density of Aedes aegypti and describe the larvae index in the buffer zone of the Sepinggan Balikpapan Airport This study was a descriptive study with a cross sectional design. The sample in this study was 121 houses with a proportionate stratified random sampling, the research location was in the buffer zone of Sepinggan Balikpapan Airport in November 2018. The variables studied were houses with positive larvae containers, breeding sites and PSN behavior and larvasidation. The data was analyzed using the chi square test. There was a relationship between houses with larvae positive Aedes aegypti, behavior of Mosquito Nest Eradication (PSN) and larvasidation with larvae density of Aedes aegypti but not for breeding sites (p = 0.00 and 95% CI = 0.64), and   (p = 0.00 and 95% CI = 0.34). The description of several Aedes aegypti larvae index, namely House Index (HI) = 57.02%, Container Index (CI) = 24.36%, Bruteau Index (BI) = 148.76, and Flick Free Numbers (ABJ) = 42.98 %. Houses with larvae of Aedes aegypti larvae and PSN and larvasidation behavior were associated with larvae density of Aedes aegypti. The index of HI, CI and BI larvae is of high value so there is a risk of DBD transmission


2008 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 34-39 ◽  
Author(s):  
Carlos Estrela ◽  
Cláudio Rodrigues Leles ◽  
Augusto César Braz Hollanda ◽  
Marcelo Sampaio Moura ◽  
Jesus Djalma Pécora

The aim of this study was to assess the prevalence and risk factors of apical periodontitis in endodontically treated teeth in a selected population of Brazilian adults. A total of 1,372 periapical radiographs of endodontically treated teeth were analyzed based on the quality of root filling, status of coronal restoration and presence of posts associated with apical periodontitis (AP). Data were analyzed statistically using odds ratio, confidence intervals and chi-square test. The prevalence of AP with adequate endodontic treatment was low (16.5%). This percentage dropped to 12.1% in cases with adequate root filling and adequate coronal restoration. Teeth with adequate endodontic treatment and poor coronal restoration had an AP prevalence of 27.9%. AP increased to 71.7% in teeth with poor endodontic treatment associated with poor coronal restoration. When poor endodontic treatment was combined with adequate coronal restoration, AP prevalence was 61.8%. The prevalence of AP was low when associated with high technical quality of root canal treatment. Poor coronal restoration increased the risk of AP even when endodontic treatment was adequate (OR=2.80; 95%CI=1.87-4.22). The presence of intracanal posts had no influence on AP prevalence.


2017 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 67-75 ◽  
Author(s):  
Alexandre Magalhães ◽  
Elisabete Ramos ◽  
Maria Fátima Pina

Background:Proximity to urban green spaces (UGS) and open sports spaces (OSS) benefits health, promotes physical activity (PA) and sports practice (SP).Objective:Analyze the association between PA or SP according to distances between UGS or OSS and teenagers’ residences or schools.Methods:We evaluated 1333 (53.9% girls) teenagers (13 years old) living and studying in Porto, Portugal (EPITeen cohort). PA was classified as light or moderate/vigorous. Distances were the shortest routes from residences or schools to UGS/OSS, and classified in ≤250 m; >250 m to ≤500 m; >500 m to ≤750 m; >750 m. Chi-square test and chi-square for trends were used to compare proportions; associations were measured using logistic regression, through odds ratio and 95% confidence intervals, adjusting to BMI and parental education.Results:Regarding vicinity’ of schools, the prevalence of moderate/vigorous PA among boys, decreases as distances to OSS increases. For girls, the prevalence of sports decreases as distances to UGS increase. For boys, we found an association between moderate/vigorous PA and proximity to OSS in the vicinity of schools: considering ≤250 m as reference, the odds of moderate/vigorous PA is 0.20 (0.06–0.63) for >250 m to ≤500 m; 0.21 (0.07–0.61) for >500 m to ≤750 m and 0.19 (0.06–0.58) for >750 m.Conclusion:Vicinities of schools seem to influence teenagers to be more physically active and increase sports participation.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 39-47
Author(s):  
Nurul Magfirah ◽  
Haniarti ◽  
Rini Anggraeny
Keyword(s):  

ABSTRAK Hasil pemeriksaan deteksi dini kanker payudara di Indonesia Tahun 2017 telah ditemukan 12.023tumor payudara, dan 3.079 curiga kanker payudara. Di antara 5 kanker yang paling sering dijumpai,kanker payudara tercatat mencapai 2,09 juta kasus. Untuk mencari faktor risiko tumor ganaspayudara seperti usia, riwayat melahirkan, riwayat menyusui, riwayat keluarga, riwayat menopause,dan riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal. Metode survei analitik dengan desain casecontrol dengan jumlah sampel 80 responden yang terbagi atas sampel kasus sebanyak 40 respondendan sampel kontrol sebanyak 40 responden. Teknik pengambilan sampel adalah consecutivesampling dengan uji Chi-Square dan Odds Ratio. Faktor yang ditemukan sebagai faktor risikomeliputi usia (OR=19,0; CI95%=4,02-89,6), riwayat melahirkan (OR=2,17; CI95%=1,70-2,78),riwayat kanker dalam keluarga (OR=6,33; CI95%=1,28-31,1), riwayat menopause (OR=2,33;CI95%=1,78-3,05), riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal (OR=6,33; CI95%=1,50-14,4),sedangkan riwayat menyusui tidak termasuk faktor risiko (OR=1,00; CI95%=0,39-2,50). Sebaiknyapeneliti selanjutnya melakukan uji multivariat, uji interaksi, dan confounding. Diharapkan petugaskesehatan melakukan penyuluhan tentang pemakaian kontrasepsi hormonal ≥ 5 tahun yang dapatmeningkatkan kejadian tumor ganas payudara. Kata Kunci: Tumor Ganas Payudara, Umur, Melahirkan, Keluarga, Menopause, KB Hormonal


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 047-050
Author(s):  
Mulya Tarmidi

Every worker lift burden differently due to physical condition and age of the workers so the researchers wanted to see whether there was a correlation between the  amount of weight lifted with the level of fatigue of the workers. The research purposes was to identify the correlation be- tween the amount of weight lifted and the level of fatigue in workers in the warehouse Bulog Dasan Cermen Mataram 2015. This research was analytic survey research, Cross Sectional want to raise the amount of weight lifted relationship with the level of fatigue of the worker carried out once the observations within a specified period or one time. The study population was all worker of Bulog Warehouse as many as 35 people. Based on the test tool Pearson Chi-Square was obtained was obtained p = 0.005 <a 0.05 (significant). The total Weight Appointed With Fatigue Level Workers In Bulog Warehouse At Dasan Cermen Mataram had significant correlation. With the value of the odds ratio = 7.778, which meant someone who had a heavy burden had seven times greater risk of causing fatigue.


2019 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 333-337
Author(s):  
Astriana Astriana ◽  
Nita Evrianasari

Latar Belakang : Gizi pada  bayi dan balita merupakan indikator pembangunan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama pembangunan  kesehatan yang menentukan suatu bangsa. Saat ini indonesia dihadapkan tidak hanya pada masalah gizi kurang akan tetapi dihadapkan  pada permasalahan gizi ganda (double burden) yaitu gizi lebih dan kurang. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menangani masalah gizi diindonesia, salah satunya adalah dengan membuat suatu wadah pelayanan kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat yaitu pos pelayanan terpadu (posyandu). Dalam observasi langsung pada kegiatan penimbangan bayi dan balita di posyandu kader tidak melakukan sesuai langkah penimbangan yang telah ditetapkan sehingga hasil penimbangan tidak valid. hal ini akan mengakibatkan  gambaran status gizi yang dihasilkan menjadi kurang tepat, selain itu kader juga tidak menggambarkan grafik pada buku KMS dan tidak melakukan penyuluhan.Tujuan : Mengetahui hubungan pengetahuan dengan keterampilan  kader dalam menimbang bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Natar Lampung Selatan.Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan rancangan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di posyandu wilayah kerja Pukesmas Natar Lampung Selatan. Jumlah sampel penelitian sebanyak 132 responden menggunakan teksnik sampling simple random sampling.Analisa data menggunakan chi-SquareHasil: Uji statistic menggunakan chi-square  diperoleh  p-value  0,000 < α 0,05, yang berarti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima atau berarti ada hubungan pengetahuan dengan keterampilan kader dalam menimbang bayi dan balita di wilayah kerja puskesmas natar lampung selatan. Dengan nilai  Odds Ratio sebesar 416,667.                Kesimpulan : Ada hubungan pengetahuan dengan keterampilan kader dalam menimbang bayi dan balita di posyandu wilayah kerja puskesmas Natar Lampung Selatan.Kata kunci: Pengetahuan kader, keterampilan, menimbang


2017 ◽  
Vol 36 (2) ◽  
pp. 104-109
Author(s):  
Sri Purwaningsih ◽  
Arif Widyanto ◽  
Teguh Widijanto
Keyword(s):  

Wilayah Puskesmas Banjarnegara 1 termasuk daerah dengan kasus DBD paling tinggi di KabupatenBanjarnegara dengan 50 kasus pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktorlingkungan yang berhubungan dengan kejadian DBD di wilayah Puskesmas Banjarnegara 1. Jenis penelitianobservasional dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita DBD (kasus) danbukan penderita DBD (kontrol). Sampel berjumlah 20 kasus dan 20 kontrol yang diperoleh dengan menggunakanteknik Insidental Sampling. Analisis data dengan uji statistic chi square dan penentuan odds ratio (OR). Hasilanalisis bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD adalah keberadaan jentik nyamukAe. aegypti OR=11, keberadaan breeding places OR=10,524, keberadaan resting places OR=13,5, frekuensipengurasan tempat penampungan air (TPA) OR=21 dan ketersediaan tutup pada TPA OR=7. Hasil analisismultivariat menunjukkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian DBD adalah frekuensipengurasan TPA dengan nilai signifikansi 0,005 ( OR=15,632).


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 20-29
Author(s):  
Safun Rahmanto ◽  
Khaiyatul Aisyah

ABSTRAK Latar belakang : Osteoartritis merupakan salah satu penyakit degenerative yang ditandai dengan hilangnya tulang rawan articular dan terjadi peradangan sinovial yang menyebabkan kekakuan sendi, nyeri dan kehilangan mobilitas sendi. Ada banyak faktor risiko osteoarthritis lutut, salah satunya  adalah riwayat cidera lutut. Cidera lutut menurunkan kestabilan sendi lutut pada bantalan beban tubuh. Cidera lutut meningkatkan risiko osteoarthritis pada area kontak tibiofemoral dan tekanan pada  cidera meniscal, sehingga menyebabkan unstabil sendi berupa ligament sprain dan lesi pada chondral atau dengan mengganggu sistem neuromuskular. Individu dengan riwayat trauma sendi 3-6 kali lebih berpotensi terjadinya osteoarthritis lutut. Dalam 5 tahun cedera, lutut mengalami perubahan struktural seperti, perubahan komposisi tulang rawan, dan perubahan pada struktur  ulang. Tujuan Penelitian : Menganalisis hubungan antara riwayat cidera lutut terhadap pasien yang berpotensi osteoarthritis lutut di Puskesmas Dinoyo Kota Malang.  etode Penelitian : Desain penelitian menggunakan Case Control Study dengan jumlah sampel 120 responden di Puskesmas Dinoyo Kota Malang yang  diambil dengan metode Simple Random Sampling. Pengambilan data untuk mengetahui riwayat cidera lutut dinilai dengan kuesioner OA Risk C dan wawancara mendalam. Potensi adanya osteoarthritis lutut dinilai menggunakan pemeriksaan fisik, skala jette dan data sekunder dari Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Hasil : Hasil penelitian dengan uji Chi-Square terhadap Riwayat cidera lutut dikaitkan dengan osteoarthritis lutut dalam penelitian ini didapatkan nilai signifikan lebih kecil dari alpha 5% (0,00 < 0,05) dengan Odds Ratio [OR= 5,82 (95% CI 2,54-13,35)]. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat cidera lutut terhadap pasien yang berpotensi osteoarthritis lutut di Puskesmas Dinoyo Kota Malang dan orang yang  memiliki riwayat cidera lutut berpeluang 5  kali lebih besar menderita osteoarthritis lutut daripada orang yang tidak memiliki riwayat cidera lutut.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document