scholarly journals PENGARUH PENDIDIKAN HAND HYGIENE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN ENAM TAHAP PADA KELUARGA PASIEN DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT dr. SITANALA TANGERANG

Author(s):  
Gita Ayuningtyas ◽  
Nita Ekawati ◽  
Rahma Puspitasari

Infeksi nosokomial mengacu pada infeksi yang terjadi ketika pasien dirawat di rumah sakit atau fasilitas medis lain, dan infeksi ini tidak tersedia saat masuk. Setiap pasien rumah sakit berisiko terkena infeksi yang didapat di rumah sakit. Keluarga pasien dapat menjadi perantara yang dapat menyebarkan infeksi. Cuci tangan merupakan cara efektif untuk memutus rantai infeksi. Kesalahan untuk melakukan cuci tangan dengan benar dapat dianggap sebagai penyebab utama terjadinya infeksi nosokomial di sarana kesehatan. Pemberian edukasi cuci tangan kepada keluarga pasien harus dilakukan oleh seluruh civitas rumah sakit. Peningkatan pemahaman keluarga pasien tentang cuci tanagn enam tahap dapat berpengaruh terhadap perilaku mencuci tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui impak pendidikan cuci tangan terhadap konduite mencuci tangan enam tahap pada famili pasien. Metode penelitian memakai ancangan kuantitatif dengan memakai pola cross sectional yang dilakukan kepada 198 responden memakai kuesioner dan observasi. Hasil penelitian didapatkan mayoritas usia responden 36-45 tahun (41%), jenis kelamin wanita 110 (56%), pendidikan pada jenjang SMA sebanyak 77 (39%), dan pengalaman terhadap edukasi cuci tangan menyatakan 90% responden pernah terpapar. Dari uji chi-square dapat disimpulkan bahwa pendidikan cuci tangan berpengaruh signifikan terhadap perilaku cuci tangan enam tahap keluarga pasien (p value = 0,046). Saran yang dapat diberikan yaitu perawat perlu meningkatkan pemberian edukasi cuci tangan enam tahap pada keluarga pasien secara konsisten dan berkesinambungan

2018 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
Author(s):  
Dewi Ariyani Wulandari ◽  
Triana Uminingsih

AbstrakInfeksi nosokomial merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas di rumah sakit. Salah satu parameter pelayanan kesehatan yang baik di rumah sakit adalah terkendalinya infeksi nosokomial. Perawat adalah tenaga kesehatan mayoritas ada di lingkungan rumah sakit serta memiliki interaksi yang lebih sering pada pasien dan beresiko menularkan infeksi. Upaya untuk memutus rantai transmisi infeksi adalah dengan menjaga kebersihan tangan  (hand hygine). Kondisi lingkungan kerja memberikan peranan penting terhadap baik buruknya kinerja yang dihasilkan. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi adalah lingkungan kerja yang meliputi motivasi, beban kerja, fasilitas, supervisi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan kerja dengan perilaku hand hygiene perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit TK.III. 04. 06. 03. dr R Soetarto Yogyakarta. Penelitian dengan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel yang diteliti menggunakan teknik sampel purposive dengan jumlah sampel 40 orang perawat. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square. Dari hasil dioeroleh 32 responden  (80%) yang berpendapat lingkungan kerja mendukung dengan 27 reponden (84,4%) perilakuhand hygiene baik dan sebanyak 5 responden  (15,6%) dengan penerapan hand hygiene yang cukup baik; sedangkan 8 responden (20% ) yang berpendapat lingkungan kerja cukup mendukung dengan 1 reponden (12,5% )perilakuhand hygiene baik dan sebanyak 7 responden  (87,5%) dengan penerapan hand hygiene yang cukup baik. Berdasarkan hasil analisis uji chi- square diperoleh hasil nilai p value adalah 0.000< 0.005, artinya ada hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja dengan perilaku hand hygiene perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit TK.III. 04. 06. 03. dr R Soetarto Yogyakarta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara lingkungan kerja dengan perilaku hand hygiene perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit TK.III. 04.06.03. dr R Soetarto Yogyakarta.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 81-88
Author(s):  
Muhammad Saefulloh ◽  
Heri Sugiarto ◽  
Suwanto Suwanto

ABSTRAK Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya pencegahan infeksi nosokomial yang ditularkan melalui tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan kepatuhan perawat dalam praktik kebersihan tangan di ruang Bedah RSUD Indramayu Tahun 2017. Metode Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 30 perawat yang bekerja di ruang Bedah RSUD Kabupaten Indramayu. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian diketahui motivasi tinggi sebanyak 66,7%. Dan kepatuhan perawat dengan kategori patuh sebesar 90,0%. Hasil analisis bivariat menunjukan p-value sebesar 0,03 dan α = 0,05 yang berarti ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan perawat dalam praktik kebersihan tangan di ruang Bedah RSUD Kabupaten Indramayu tahun 2017 (p-value 0,03, α = 0,05). Saran dari penelitian ini adalah perawat dipaparkan untuk menjaga kebersihan tangan dan meningkatkan ketaatan kebersihan tangan untuk mengurangi infeksi nosokomial Kata Kunci : Kebersihan tangan, motivasi, kepatuhan ABSTRACT Keeping hand hygiene will prevent the nosocomial infection that is transmitted by hand. The objective of this study is to find the correlation between motivation towards nurses obedience in implementing hand hygiene at Surgery care room RSUD Kabupaten Indramayu year 2017. The study used correlation methode with Crossectional approach. The sample were 30 nurses in Surgery care room RSUD Kabupaten Indramayu. The instrument used questioner. The data was analized by Chi square. The correlation showed that high motivation is 66,7%. Nurse compliance in hand hygiene practice as much as 90,0%. Bivariate analize showed that there is a correlation between motivation towards nurse obedience in implementing hand hygiene at Surgery care room RSUD Kabupaten Indramayu should be 2017 (p-value 0.03, α = 0.05) Suggestion from this study are nurses exposed to maintain hand hygiene and improve hand hygiene compliance to reduce nosocomial infections. Keywords : Hand Hygiene, Motivation, Obedience.


2019 ◽  
Vol 38 (2) ◽  
pp. 69-73 ◽  
Author(s):  
Sunil Kumar Yadav ◽  
Arun Giri

Introduction: Hand hygiene is a very simple and cost-effective procedure to prevent cross-transmission of microorganisms. The compliance of residents and nursing staffs with hand hygiene guidelines seems to be vital in preventing disease transmission among patients. The objective of the study was to assess the knowledge of residents and nursing staffs with regard to hand hygiene. Material and Methods: This was an institution based descriptive cross-sectional study conducted among 55 respondents (29 nursing staffs and 26 resident doctors) of department of paediatrics, Nobel Medical College in Biratnagar, Nepal. Knowledge was assessed using WHO hand hygiene questionnaire for health care workers. Chi square test was used to compare the percentage of correct responses between resident doctors and nursing staffs. A p value of <0.05 was considered significant. Results: Among 26 resident doctors and 29 nursing staffs who participated in the study, 30.7% of resident doctors and 55.1% of nursing staffs had received formal training in hand hygiene in the last three years. Only 9% of participants (5 out of 55) had good knowledge regarding hand hygiene. Conclusions: The knowledge regarding hand hygiene is limited among the study population. The study recommends the need for emphasizing hand hygiene component in the preservice as well as in-service training programs of doctors and nurses.  


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 177-188
Author(s):  
Siti Kurnia Widi Hastuti ◽  
Annisa Intan Fadilla ◽  
Selly Apriansyah

Transmission of nosocomial infections from person to person must be prevented by always maintaining hand hygiene after carrying out inspection activities and interaction activities in hospitals, one of them by doing hand hygiene. Awareness of the importance of hand hygiene in health workers is needed in efforts to prevent nosocomial infections. The hand hygiene compliance rate obtained at One of Private Hospital in Yogyakarta is 80%. Awareness of the importance of the implementation of hand hygiene does not yet exist or has not emerged in the nurse itself, while it is very important in addition to protecting himself from the transmission of infection and can reduce the risk and spread of nosocomial infections in the hospital. This study uses an observational analytic method with a cross-sectional design. The sampling technique uses proportional random sampling, with the number of samples studied as many as 89 people. The research data were analyzed using the chi-square test. The p-value of 0.040 (p 0.05) indicates that there is a relationship between knowledge and nurse compliance in the implementation of hand hygiene. A p-value of 1.00 (p 0.05) indicates that there is no relationship between attitude and nurse compliance in the implementation of hand hygiene. P-value of 0.425 (p 0.05) indicates that there is no relationship between motivation and nurse compliance in the implementation of hand hygiene


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 68-82
Author(s):  
M. Arifki Zainaro ◽  
Susi Anisia Laila

THE CORRELATIONS OF MOTIVATION AND ATTITUDE TO OBEDIENCE OF NURSE IN HAND HYGIENE IMPLEMENTATION IN WARDS OF DR. A. DADI TJOKRODIPO PUBLIC HOSPITAL IN BANDAR LAMPUNG IN 2019 Introduction: the hand hygiene behavior is one factor that has a big influence for preventing healthcare associated infection (HAIS) case in hospitals. The observation result to 10 nurses showed that 7 nurses (70%) did not wash their hands before doing treatments to patients, and 3 nurses (30%) did washing hands before doing treatments to patients. A pre-survey questionnaire result of motivation and attitude to 10 nurses showed that 7 nurses (70%) had low motivation and 3 nurses (30%) had moderate motivation. 6 nurses (60%) had good attitude to hand hygiene implementation and 4 nurses (40%) did not have good attitude to hand hygiene implementation.Objective: the objective of this research was to find out thecorrelations of motivation and attitude to obedience of nurse in hand hygiene implementation in wards of dr. A. Dadi Tjokrodipo public hospital in Bandar Lampung in 2019.Method: this was a quantitative research by using cross sectional approach. Subjects were 46 nurses in E1, E2, E3, E4 wards. This research was conducted in June 2019. Research variables were obedience of nurse, motivation, and attitude. Data were collected with questionnaires and analyzed by using univariate and bivariate analyses with chi square test.Result: the result showed that 23 respondents (0.0%) had low motivation for hand hygiene implementation, 24 respondents (52.2%) had good attitude to hand hygiene implementation, and 27 respondents (58.7%) were obedient to hand hygiene implementation. Chi square test derived p-value 0.017 <α 0.05 for motivation variable, 0.000 < 0.05 for attitude variable.Conclusion: there were correlations of motivation and attitude to obedience of nurse in hand hygiene implementation in wards of dr. A. Dadi Tjokrodipo public hospital in Bandar Lampung in 2019. The researcher expects motivation to be given for the nurses to improve their obedience in hand hygiene in wards of dr. A. Dadi Tjokrodipo public hospital in Bandar Lampung. Keywords      : Hand Hygiene, Motivation, Attitude, Obedience, Nurse INTISARI: HUBUNGAN MOTIVASI DAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. A. DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019 Pendahuluan: Perilaku hand hygiene merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap pencegahan terjadinya Healthcare Associated Infection (HAIS)di rumah sakit.Hasil observasi pada 10 orang perawat, sebanyak 7 (70%) perawat tidak melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan kepada pasien , sebanyak 3 perawat (30%) melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan kepada pasien.  Sedangkan hasil prasurvey dengan memberikan kuisioner motivasi dan sikap terhadap 10 perawat yang sedang dinas, 7 orang (70%) dengan motivasi rendah dan 3 orang perawat (30%) dengan motivasi sedang, dengan pada kuisioner sikap didapat 6 orang (60%) memiliki sikap yang baik terhadap pelaksanaan hand hygiene, dan 4 orang (40%) memiliki sikap kurang baik dalam pelaksanaan hand hygiene.Tujuan:Diketahui hubungan motivasi dan sikap dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan hand hygiene Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung Tahun 2019.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Crossecional. Sasaran dalam penelitian seluruh perawat di ruang rawat inap E1, E2, E3, E4 sebanyak 46 responden. Waktu penelitian akan dilaksanakan setelah proposal di setujui. Variabel penelitian yaitu kepatuhan perawat dalam pelaksanaan hand hygiene, motivasi, sikap. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data secara univariat dan bivariat (Chi square).Hasil: Sebagian besar responden memiliki motivasi hand hygiene lemah 23 responden (50,0%), sikap perawat dalam hand hygiene  baik sebanyak 24 responden (52,2%), kepatuhan perawat dalam hand hygiene patuh sebanyak 27 responden (58,7%). Hasil analisa data menggunakan uji chi square didapat nilai p-value = 0.004 (<0,05) variabel motivasi dengan kepatuhan perawat, nilai p-value = 0.000 (<0,05) variabel sikap dengan kepatuhan perawatKesimpulan: Terdapat hubungan motivasi dengan kepatuhan perawat, dan terdapat artinya adahubungan sikap dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan hand hygiene di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung Tahun 2019. Saran diharapkan memberikan motivasi dengan meningkatkan kepatuhan mencuci tangan dalam hand hygiene five moment di ruang rawat inap RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung. Kata Kunci             : Hand Hygiene, Motivasi, Sikap, Kepatuhan, Perawat


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 105-114
Author(s):  
Ainul Mardhiah ◽  
Nova Hasbani Prima Dewi ◽  
Aminy Aminy

The family planning program also aims to improve the quality of the family in order to generate a sense of security, peace and hope of a better future in realizing the prosperity of birth and inner happiness. Allegedly the factor causing EFA participation in the family planning program is characteristic. The purpose of this research is to know the relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (PUS) with participation in family planning program at UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District, East Aceh regency 2018. The research design used was analytic survey with cross sectional design. The population of this study is all Pairs Age of Fertile located in Work Area UPT Sungai Raya Public Health Service Center in January to December 2017 which amounted to 1897 people. Sampling using Slovin formula, obtained as many as 95 samples. The study was conducted from 7-17 July 2018 using questionnaires by interview. Statistical test using chi-square test. Result of research indicate that majority of fertile couple couples (PUS) participate in family planning program as much as 67 respondents (70,5%). Statistically there is relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (EFA) with non participation in family planning program in Working Area of UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh Regency 2018 with p value <0,1. It is recommended that the family planning program holders in UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh District to invite cross-sectoral figures to hold meetings to create mini workshop plans at least once a month to increase the participation of the Elderly Age Couple (PUS) in family planning programs. Keyword : Family Planning Program, Attitudes, CharacteristicsABSTRAKProgram KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Diduga faktor yang menyebabkan ketidakikutsertaan PUS dalam program KB adalah karakteristik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan keikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan bedah lintang. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia Subur yang berada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya pada bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2017 yang berjumlah 1.897 orang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, didapatkan sebanyak 95 sampel. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 7-17 Juli tahun 2018 menggunakan kuesioner dengan cara wawancara. Uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas Pasangan Usia Subur (PUS) ikut serta dalam program KB yaitu sebanyak 67 responden (70,5%). Secara statistik ada hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan ketidakikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018 dengan p value < 0,1. Sebaiknya pemegang program KB di UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur agar mengajak tokoh lintas sektor agar mengadakan pertemuan untuk membuat rencana loka karya mini setidaknya satu bulan sekali untuk meningkatkan keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam program KB.Kata Kunci : Program KB, Sikap, Karakteristik


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 19-28
Author(s):  
Rakhmie Rafie ◽  
Yusmaidi Yusmaidi ◽  
Mira Fitriyani

Berdasarkan Permenkes 585/1989 dikatakan bahwa informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Peran dan tanggung jawab dokter terhadap pelaksanaan tindakan medis berdasarkan imformed consent sangat penting untuk mencegah kemungkinan yang akan terjadi kepada pasien nantinya. Pemahaman terhadap informasi yang diberikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karakteristik orang tersebut. Survey analitik dengan desain cross sectional dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner terhadap 100 responden, dan diolah menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: yang berusia dewasa 84 responden (84%) dan yang berusia muda sebanyak 16 responden (16%), laki- laki 63 responden (63%) dan perempuan 37 responden (37%), yang berpendidikan rendah 41 responden (41%) dan yang berpendidikan tinggi 59 responden, yang tidak bekerja 24 responden (24%) sedangkan yang bekerja 76 responden (76%), yang mempunyai pemahaman baik 58 responden (58%) dan yang tidak baik sebanyak 42 responden (42%). Variabel yang terdapat hubungan bermakna dengan pemahaman terhadap persetujuan tindakan medis pada tindakan bedah di RSPBA pada bulan Maret 2015 adalah umur (nilai p value = 0,037) OR = 3.761 dengan nilai Confidence Interval (1.195-11.835)dan pendidikan (nilai p value = 0,00) OR = 8.551 dengan Confidence Interval (3.436-21.285). Sedangkan variabel yang tidak terdapat hubungan bermakna dengan pemahaman persetujuan tindakan medispada tindakan bedah di RSPBA pada bulan Maret 2015 adalah jenis kelamin (nilai p value = 0,987) dan pekerjaan (p value = 0,251). Terdapat hubungan bermakna antara umur dan pendidikan dengan pemahaman terhadap persetujuan tindakan medis pada tindakan bedah di RS Pertamina Bintang Aamin (RSPBA) pada bulan Maret 2015.  


2019 ◽  
Vol 7 (04) ◽  
pp. 215-224
Author(s):  
Kristin Yuliati Sayori ◽  
Astrid Novita
Keyword(s):  
P Value ◽  

Wanita hamil termasuk golongan yang rentan untuk terkena malaria karena berhubungan dengan penurunan imunitas di masa kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia kehamilan, kebiasaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain Cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester 1 dan 2 di wilayah kerja Puskesmas Masni dari bulan Juli-Desember Tahun 2017 dengan teknik pengambilan sampel secara Total Sampling yaitu sebanyak 112 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yaitu kuesioner dan data status pasien sebagai alat ukur. Teknik pengolahan dan analisis data mengunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan usia kehamilan dengan kejadian malaria (p-value=0,025), ada hubungan kebiasaan keluarga dengan kejadian malaria (p-value=0,011), ada hubungan lingkungan tempat tinggal dengan kejadian malaria (p-value=0,022), dan ada hubungan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria (p-value=0,030). Kesimpulannya ada hubungan usia kehamilan, kebiasaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria. Saran bagi tenaga kesehatan agar dapat melakukan perbaikan prosedur distribusi kelambu berinsektisida gratis bagi masyarakat sehingga lebih tepat sasaran, dan perlu memaksimalkan sosialisasi cara penggunaan dan pemeliharaan kelambu berinsektisida.


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Chahyani Erlita ◽  
Denny Pebrianti
Keyword(s):  
P Value ◽  

Perawatan Payudara merupakan suatu tindakan merawat payudara yang dilaksanakan baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang dilaksanakan mulai dari hari pertama atau kedua setelah melahirkan. Payudara bengkak biasanya terjadi pada hari-hari pertama kelahiran bayi, data yang didapatkan dari Rumah Sakit Kartika Husada pada bulan Januari hingga Maret 2017 terdapat lima kali kejadian payudara bengkak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan sikap dalam melakukan perawatan payudara di Rumah Sakit Kartika Husada Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan jumlah sampel pada bulan April sebanyak 40 responden yaitu ibu nifas yang mendapat pelayanan di Rumah Sakit Kartika Husada. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk menguji pengetahuan dan sikap responden dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel. Hasil penelitian univariat dengan distribusi frekuensi menunjukkan bahwa sebagian responden (52,5%) berpengetahuan kurang, kategori sikap menunjukkan bahwa sebagian responden (52,5%) memiliki sikap tidak mendukung. Hasil analisis bivariat dengan distribusi Chi-Square diperoleh nilai  0,01 (p-value < 0,05). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa sangat sedikit dari responden (19%) yaitu 4 orang berpengetahuan kurang dengan sikap mendukung. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan sikap dalam melakukan perawatan payudara di Rumah Sakit Kartika Husada tahun 2017. Saran kepada petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang perawatan payudara dengan cara membagikan brosur, leaflet atau menempelkan gambar tentang perawatan payudara.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Ni Nyoman Novita ◽  
Gusman Arsyad

Implementation of IMD in hospitals has decreased from the previous year and has not reached the target set by the government. Some IMD implementation processes have not been carried out according to applicable standards. So that babies do not get an IMD in accordance with existing SOPs. The purpose of this study was to determine the determinant factors associated with the implementation of the IMD by midwives in the Midwifery and Maternity Room Emergency Room (IGD) at the Anutapura General Hospital in Palu. This research method is analytical with cross sectional approach. The population of this study was that all midwives in the obstetrics emergency room and maternity room at Anutapura Palu Hospital were 37 respondents. The sample in this study is total sampling. The analysis used was univariate, and bivariate analysis using the chi square test with a confidence level of 95% (α = 0.05). The results of statistical tests on variable knowledge of midwives with the implementation of IMD p value: 0.018 (p value <0.05). APN training with the implementation of IMD p value: 0.697 (p value> 0.05). length of work with the implementation of IMD p value: 0.029 (p value <0.05). and peer support with the implementation of IMD p value: 0.007 (p value <0.05). Conclusions there is a relationship between knowledge, length of work, peer support with the implementation of the IMD, and training factors that have nothing to do with IMD implementation. The strongest factor in the relationship is peer support. It is recommended that the Anutarapura Palu Hospital be able to motivate midwives so that they can further enhance their role in the implementation and provide support to their colleagues so that the implementation of the IMD can be carried out in accordance with applicable standards.Keywords: Knowledge, APN Training, Duration of work, Implementation of IMD


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document