scholarly journals SMS REMINDER TERHADAP MOTIVASI MENJALANI TERAPI ARV PADA PEREMPUAN DENGAN HIV/AIDS

2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 61-71
Author(s):  
Lina Safarina ◽  
Ismafiaty Ismafiaty

Perempuan merupakan kelompok yang paling rentan tertular HIV dari pasangan atau suaminya. Kerentanan tertularnya perempuan oleh HIV ini diakibatkan oleh adanya ketimpangan gender, faktor biologis, ekonomi dan sosial budaya. Ketika perempuan tertular HIV/AIDS maka berbagai permasalahan dapat dialami misalnya dari segi fisik kekebalan tubuh semakin menurun dan terjadi infeksi opportunistic. Pemerintah telah melaksanakan berbagai program penanggulangan HIV/AIDS termasuk pada perempuan, salah satunya melalui PMTCT dan didalam upayanya terdapat pengobatan ARV untuk perempuan dengan HIV/AIDS. Beberapa hasil penelitian menunjukkan masih banyaknya orang dengan HIV AIDS yang tidak teratur melakukan pengobatan bahkan dropout yang pada akhirnya berdampak pada umur harapan hidup dan kualitas hidup mereka. Ketika ODHA tidak patuh dalam pengobatan ARV maka dapat menimbulkan resistensi, peningkatan kadar viral load, penurunan kadar CD4 dan berkembangnya infeksi opportunistic, terlebih ODHA perempuan, bila dalam kondisi hamil maka dapat berpengaruh terhadap ststus HIV anaknya. Untuk itu perlu upaya yang lebih intensif dalam rangkan meingkatkan kepatuhan terhadap ARV ini. SMS remainder, sebagai pemanfaatan tekhnologi M-Health (Mobile Health) telah diujicobakan di beberapa Negara, di Indonesia sendiri sebagai aplikasi pemanfaatan tekhnologi dapat dilakukan sms remainder ini pada berbagai kondisi pasien termasuk pasien dengan HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh SMS remainder terhadap motivasi menjalani terapi ARV pada perempuan dengan HIV/AIDS di kota Bandung dan Cimahi. Pengambilan data dilakukan pada klien HIV AIDS di kota Bandung dan Cimahi dilakukan beberapa klinik HIV/ AIDS. Tehnik pengambilan sample dengan purposive sampling, dan didapat sample 30 orang. Pengambilan data dilakukan mulai 20 Juni 2015-20 Agustus 2015. Instrument untuk motivasi menjalani terapi ARV dengan kuesioner dan Intervensi SMS reminder dengan pengiriman SMS selama dua bulan berturut-turut yang dikirim setiap hari minggu dengan isi pesan motivasi untuk meningkatkan kesehatan. Desain penelitian dengan metode eksperimen, analisa data dengan uji t dependen. Didapatkan hasil terdapat pengaruh sms reminder terhadap motivasi menjalani terapi ARV dengan nilai P value 0,000. Diharapkan metode SMS reminder ini dilakukan secara rutin terutama pada perempuan dengan HIV/AIDS agar mereka selalu memiliki motivasi positif untuk menjalani terapi ARV

2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Tri Nurhudi Sasono

Abstract : Indicator of the health welfare through Sustanable Development Goals (SDGs) is to reduce the incidence of HIV-AIDS, decrease the rate of the epidemic and maintain the quality of life of people living with HIV-AIDS (PLWHA). Trend cases of HIV-AIDS is the most recent spread among people, especially housewives. In Malang until 2015 found 278 Housewife of 409 cases of AIDS. The prevalence of HIV-AIDS in Malang Regency is ranked second after Surabaya city in East Java. For the importance of public participation and citizen care AIDS Cahaya Care Turen take responsibility for the condition. Determination Rule Goverment number 2 2015 year on the Participation of the community response to HIV-AIDS in Malang as a legal rule. Concerned Citizens activities AIDS (WPA). WPA Cahaya Care Turen is increases HIV risk and quality of life PLWHA. The purpose of this study was to determine the role of Citizens AIDS Cahaya Care Quality of Care Turen against people living with HIV in Puskesmas Turen Malang. The study design using a quasi-experimental, with purposive sampling using a sampling technique. Total number of research subjects 23. Based on test results obtained with the Wilcoxon p value <0.005, which means that there is a significant difference before and after PLWHA joining participated in the WPA Cahaya Care Turen. The conclusion of this study is WPA activities involving people living with HIV and at risk groups can optimize compliance with antiretroviral drugs that have an impact on improving the quality of life of PLHIV. Suggestions in this research is done WPA Program activities are structured and ongoing cross-sector in order to improve the quality of life and empower PLWHA.Keywords : WPA Cahaya Care Turen, Quality of life, PLWHA Abstrak : Salah satu indikator kesejahteraan kesehatan melalui Sustanable Development Goals (SDGs) adalah menekan angka kejadian HIV-AIDS, menurunkan laju epidemik dan mempertahankan kualitas hidup Orang dengan HIV-AIDS (ODHA). Trend kasus HIV-AIDS terkini terbanyak adalah menjangkit dikalangan masyarakat khususnya pada ibu rumah tangga. Kabupaten Malang sampai dengan tahun 2015 ditemukan 278 Ibu Rumah Tangga dari 409 kasus AIDS. Prevalensi HIV-AIDS di Kabupaten Malang ini merupakan peringkat kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Untuk itu pentingnya peran serta masyarakat dan warga peduli AIDS Cahaya Care Turen ikut bertanggung jawab terhadap kondisi tersebut. Penetapan Peraturan Bupati Malang no.2 th.2015 tentang Peran serta masyarakat penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Malang diharapkan dapat mengurangi risiko penularan HIV dan meningkatkan kualitas hidup ODHA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Warga Peduli AIDS Cahaya Care Turen terhadap Kualitas ODHA Di Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kabupaten Malang. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen, dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah subyek penelitian sejumlah 23. Berdasarkan hasil uji dengan Wilcoxon didapatkan nilai p value < 0.005 yang berarti bahwa terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah ODHA bergabung mengikuti kegiatan WPA Cahaya Care Turen. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kegiatan WPA dengan melibatkan ODHA dan kelompok beresiko dapat mengoptimalkan kepatuhan obat ART sehingga berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup ODHA. Saran dalam penelitian ini adalah dilakukannya Program kegiatan WPA yang terstruktur dan berkesinambungan lintas sektor guna meningkatkan kualitas hidup dan memberdayakan ODHA.     Kata kunci : WPA Cahaya Care Turen, kualitas hidup, ODHA


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
Author(s):  
Sabelo Bonginkosi Dlamini ◽  
Hans-Uwe Dahms ◽  
Ming-Tsang Wu

AbstractNon-communicable diseases are increasing faster in HIV/AIDS patients than in the general population. We studied the association between hypertension and other possible confounding factors on viral load and CD4-cell counts in hypertensive and non-hypertensive HIV/AIDS patients receiving antiretroviral therapy (ART) at a large hospital in Eswatini over a 4-year period. We performed a retrospective longitudinal review of the medical records of 560 ART patients divided into non-hypertension and hypertension groups (n = 325 and n = 235) from July 27 to September 8, 2018. Generalized Estimated Equation was used to analyze the longitudinal data. Hypertensive patients were more likely to have improved CD4-cell counts than non-hypertensive patients (OR = 1.83, [1.37–2.44]). ART patients with hypertension were more likely to have detectable viral loads, though not significant (OR = 1.37 [0.77–2.43]). In non-hypertensive patients, second line ART was significantly associated with viral load (OR = 8.61 [2.93–25.34]) and adverse side effects (OR = 3.50 [1.06–11.54]), while isoniazid preventive therapy was significantly associated with CD4-cell counts (OR = 1.68 [1.16–2.45]). In hypertensive patients, factors associated with viral load were WHO HIV stage (OR = 2.84 [1.03–7.85]) and adherence (OR = 8.08 [1.33–49.04]). In both groups, CD4-cell counts significantly and steadily increased over time (p-value < 0.001). Results show a significant association between hypertension and CD4 cell counts but not viral load. In ART patients with and without hypertension, the factors associated with prognostic markers were different. More attention may need to be paid to ART patients with well controlled HIV status to monitoring and controlling of hypertension status.


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 87-91
Author(s):  
James Abugri

Background: Highly Active Antiretroviral Therapy (HAART) for persons living with HIV/AIDS (PLWHA) is the gold standard for the management of HIV patients. Purportedly, patients who are not on HAART or defaulted from its use have adverse effects compared to those who adhere to the intake of HAART. Compliant individuals have improved quality of life and show healthy hematological parameters and HIV load as compared to HAART naïve individuals and defaulters. Supplementary and supportive treatment is crucial in HIV/AIDS patients on patients on antiretroviral therapy? Objective: This study was conducted to assess the consistency and default of HAART intake and other supportive treatments and its relationship with viral load on hematological parameters in two different geographical sites. Methods: Ethical clearance was obtained from Navrongo Health Research Centre. Questionnaires were administered to participants for their consent, demographic data, consistency of taking antiretrovirals, and types of antiretrovirals used. Full blood count and HIV load tests were carried out using Urit 5250 and Cobas Taqman / Cobas ampliprep fully automated analysers respectively. Results: Defaulters had a significant (p value=0.003) rise in their viral load (845334.38±409285.62) copies/mL in comparison to adherents in HAART intake 49571.69±30548.89) copies/mL. The hemoglobin level (10.51±0.60 g/dL) of defaulters was significantly (p-value = 0.007) lower than that of adherent (12.04±0.17 g/dL). The default rates in the two study sites were close (9.8% in Sunyani and 9.4% in Tamale). Conclusion: Antiretroviral default does not only lead to an increase in HIV load but also causes a reduction in hemoglobin levels. Hematinics supplementation therapy may help normalize hematological parameters in HIV infection


2021 ◽  
pp. 341-350
Author(s):  
Nur Ihwani ◽  
Fatmah Afrianty Gobel ◽  
Arman

Salah satu hambatan dari usaha pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS adalah munculnya stigma dan diskriminasi yang diberikan masyarakat kepada pengidap HIV/AIDS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stigma ibu rumah tangga pada ODHA di RW 4 Kelurahan Banyorang Kecamatan Tompobulu. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 75 ibu rumah tangga dengan menggunakan rumus slovin diperoleh menjadi 63 sampel dengan teknik sampling dengan cara non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel persepsi dengan stigma ibu rumah tangga terhadap ODHA (p-value = 0,013). Sedangkan variabel pengetahuan, pendidikan, dan umur tidak berhubungan dengan stigma ibu rumah tangga terhadap ODHA karena masing-masing variabel tersebut memiliki nilai p di atas nilai α=0,05. Hasil uji statistik antara hubungan ketiga variabel tersebut dengan stigma ibu rumah tangga terhadap ODHA adalah pengetahuan (p-value = 1,000), pendidikan (p-value =1,000), dan umur (p-value = 0,786). Melihat masih tingginya stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap pengidap HIV/AIDS maka disarankan agar memberikan informasi yang akurat dan memperbanyak penyuluhan tentang penyakit HIV/AIDS secara merata kepada masyarakat supaya tidak lagi memunculkan stigma kepada para pengidap HIV/AIDS sehingga pengobatan dan perawatan dapat terlaksana secara menyeluruh.


Jurnal JKFT ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 46
Author(s):  
Menik Sri Daryanti ◽  
Iis Triana
Keyword(s):  
P Value ◽  

Stigma terhadap orang HIV/AIDS sangat berdampak negatif yang akan menyebabkan mereka dikucilkan. Edukasi pada anak-anak mengenai isu HIV dan AIDS bisa diberikan di sekolah-sekolah untuk membantu meningkatkan program pemerintah tentang Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Peran lembaga yang bergerak di bidang pencegahan dan penanganan HIV dan AIDS sangat membantu para remaja khususnya siswa akan pentingnya mencegah penularan HIV dan AIDS. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas metode ular tangga terhadap pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMAN 1 Gamping, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis pre eksperimen  dengan desai one group pretest posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Gamping kelas X IPS1sejumlah 15 siswa, dengan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Pemberian intervensi penyuluhan materi HIV/AIDS dengan metode ular tangga. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan p value <0,05 yaitu 0,002 sehingga ada perbedaan antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikannya permainan ular tangga. Terjadi peningkatan pengetahuan responden tentang HIV/AIDS dengan intervensi pemberian pendidikan kesehatan melalui metode permainan yaitu ular tangga sehingga permainan ular tangga dapat direkomendasikan sebagai metode alternatif baru dan efektif.


2019 ◽  
Vol 8 (03) ◽  
pp. 130-135
Author(s):  
Zahrah Maulidia Septimar ◽  
Siti Robeatul Adawiyah

Pengobatan antiretroviral (ARV) kombinasi merupakan terapi terbaik bagi pasien terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) hingga saat ini. Tujuan utama pemberian ARV adalah untuk menekan jumlah virus (viral load), sehingga akan meningkatkan status imun pasien HIV dan mengurangi kematian akibat infeksi oportunistik. Pada tahun 2015, menurut World Health Organization (WHO) antiretroviral sudah digunakan pada 46% pasien HIV di berbagai negara. Penggunaan ARV tersebut telah berhasil menurunkan angka kematian terkait HIV/AIDS dari 1,5 juta pada tahun 2010 menjadi 1,1 juta pada tahun 2015. Desain penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi. Partisipan di tentukan dengan teknik purposive sampling berjumlah sepuluh orang dengan terdiri dari pasien yang positif HIV AIDS yang sedang menjalani pengobatan ARV.Tekhnik wawancara mendalam dilakukan menggunakan alat perekam dan panduan wawancara terstruktur, serta catatan lapangan.Analisa data menggunakan qualitative content analysis dengan pendekatan Collaizi. Tujuan penelitian ini di harapkan dapat menggali lebih dalam tentang pengalaman pasien HIV/AIDS yang menjalani pengobatan ARV. Dari hasil penelitian di temukan beberapa tema yang menjadi pembahasan tema yang di cantumkan berdasarkan apa yang terjadi pada pasien HIV/AIDS yang berkaitan dengan pengalaman konsumsi ARV. Yaitu pemahaman mengenai penyakit HIV/AIDS, mengalani ketidaknyamanan fisik, memahami ketidaknyamanan psikis, hambatan yang dialami selama pengobatan, dukungan selama menjalani pengobatan, harapan untuk mencapai kesembuhan dari penyakit. Diperlukan studi pendahuluan lebih lanjut untuk mengkaji secara mendalam tema yang telah teridentifikasi pada jumlah partisipan yang lebih banyak.


2022 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 214-220
Author(s):  
Marlinda Marlinda ◽  
Tiara Tiara ◽  
Rizky Wijayanti

Pendahuluan: VCT merupakan entrypoint untuk memberikan perawatan, dukungan dan pengobatan bagi penderita HIV/AIDS. Pelaksanaan VCT dapat dipengaruhi faktor pengetahuan, dukungan keluarga dan sikap petugas kesehatan. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara pengetahuan, dukungan keluarga dan sikap petugas kesehatan terhadap pemanfaatan klinik VCT. Metode: Desain penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian merupakan kelompok beresiko terhadap HIV/AIDS, jumlah sampel 79 orang diambil dengan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Analisa data dengan uji Chi-Square. Hasil dan Pembahasan: Karaktersitik responden sebagian besar jenis kelamin laki-laki, berstatus LSL, pengetahuan kategori kurang, dukungan keluarga baik dan sikap petugas baik. Analisia bivariate didapat ada hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan klinik VCT (p-value 0,007, ada hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan klinik VCT (p-value 0,002) namun tidak ada hubungan sikap petugas dengan pemanfaatan klinik VCT (p-value 0,419). Pengetahuan dan dukungan keluarga sangat penting untuk meningkatkan perilaku kelompok beresiko memanfaatkan klinik VCT. Simpulan dan Saran: Pengetahuan dan dukungan keluarga menjadi domain penting dan perlu ditingkatkan agar seluruh kelompok beresiko dengan status apapun dapat meningkatkan perilaku pemanfaatan klinik VCT. Diharapkan sikap petugas kesehatan dan pelaksanaan pendidikan kesehatan secara terstruktur kepada masyarakat tentang pentingnya manfaat klinik VCT dapat ditingkatkan.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Eva Dwi Ramayanti

Stres merupakan faktor ekstrenal maupun internal yang membuat adaptasi menjadi sulit dan menyebabkan meningkatnya usaha seseorang untuk mempertahankan keseimbangan antara dirinya dan lingkungan. Stres pada orang dengan HIV/AIDS disebabkan karena kondisi fisik yang memburuk, ancaman kematian, serta adanya tekanan sosial yang begitu hebat. Survey awal menunjukkan prevalensi stres pada orang dengan HIV/AIDS tergolong tinggi, hal ini akan semakin memperburuk kondisinya. Penatalaksanaan pada stres tidak hanya dengan metode farmakologis saja, tetapi juga dapat dilakukan dengan pengobatan non-farmakologis. Salah satu teknik non farmakologis yang diduga bisa membantu dalam menurunkan stres pada orang dengan HIV/AIDS adalah Autogenic training. Autogenic training merupakan suatu metode manajemen stres dengan menggunakan pendekatan yang holistik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh autogenic training terhadap stres pada orang dengan HIV/AIDS di Kota Kediri tahun 2019. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pre eksperimen designs dengan menggunakan rancangan pre-post test design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 21 orang dan jumlah sampelnya adalah 20 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Pada responden dilakukan autogenic training sebanyak tiga kali dan diukur tingkat stres sebanyak dua kali. Uji statistik yang digunakan adalah uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukan terapi sebagian besar responden mengalami stres sedang, sedangkan sesudah terapi sebagian besar responden mengalami stres normal. Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh pemberian Autogenic Training terhadap stres pada Orang dengan HIV/AIDS di Kota Kediri Tahun 2019 dengan p-value sebesar 0,00. Berdasarkan hasil ini diharapkan autogenic training dapat digunakan sebagai intervensi dalam program manajemen stres untuk Orang dengan HIV/AIDS.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
NURAIDAH NURAIDAH

Latar belakang: Aplikasi seluler SMS dan WeChat selain dapat digunakan sebagai SMS reminder juga dapat menjadi media visual untuk pendidikan kesehatan yang berisi materi pencegahan penularan HIV/AIDS, diagnosis dan pengobatan HIV/AIDS sehingga kualitas hidup pasien dapat meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas SMS reminder dan WeChat dalam meningkatkan kepatuhan minum obat ARV pada penderita HIV/AIDS. Metode: Artikel ini dibuat berdasarkan literature review artikel jurnal yang berkaitan dengan inovasi mHealth lima tahun terakhir yaitu 2013-2018. Hasil: Dari  4 jurnal yang dianalisa lebih mendalam  menyebutkan efektivitas intervensi SMS dan WeChat untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien dengan HIV/AIDS telah menjadi bukti awal dan dibuktikan secara  klinis oleh 1 artiel yang di telaah dengan adanya penekanan jumlah virus atau viral load. Kesimpulan : Berdasarkan analisa dari jurnal jurnal yang ada metode SMS remainder dan WeChat efektif dalam meningkatkan kepatuhan minum obat  ARV pada pasien HIV/AIDS.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 45-54
Author(s):  
Ambar Yunita Nugraheni ◽  
Rizki Amelia ◽  
Inesya Febrianing Rizki

Pengobatan antiretroviral (ARV) bertujuan untuk menurunkan jumlah virus (viral load) serta menghambat perburukan infeksi oportunistik. Ketidakrasionalan terapi ARV akan menyebabkan peningkatan resiko morbiditas dan mortalitas, serta resiko resistensi obat.  Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi rasionalitas antiretroviral pada pasien HIV/AIDS di rumah sakit umum X Surakarta yang meliputi tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis. Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Sampel penelitian berjumlah 99 pasien dengan metode purposive sampling. Data diambil melalui rekam medis pasien HIV/AIDS rawat inap di rumah sakit X Surakarta. Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral (2014), Pedoman Penerapan Terapi HIV pada Anak (2014), Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada Orang Dewasa (2011). Evaluasi dari 99 pasien yang memenuhi inklusi didapatkan hasil 100% tepat indikasi, 88,89% tepat pasien, 96,97% tepat obat dan 96,97% tepat dosis. Rasionalitas penggunaan terapi ARV pada pasien HIV/AIDS di rumah sakit umum X Surakarta sebesar 85,86%.   Katakunci: antiretroviral, HIV/AIDS, rasionalitas   EVALUATION OF ANTIRETROVIRAL THERAPY IN HIV/AIDS PATIENTS   ABSTRACT Antiretroviral (ARV) treatment aims to reduce the amount of virus (viral load) and inhibit opportunistic infections. The irrationality of ARV therapy will cause an increased risk of morbidity and mortality, as well as the risk of drug resistance. The purpose of this study was to evaluate the rationality of antiretroviral in HIV/AIDS patients at general hospital X Surakarta which includes the right indication, the right patient, the right drug, and the right dose. This study was an observational study. The research sample was 99 patients with purposive sampling method. Data was collected from medical records of inpatient HIV / AIDS patients at general hospital X Surakarta. Data were analyzed descriptively based on Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral (2014), Pedoman Penerapan Terapi HIV pada Anak (2014), Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada Orang Dewasa (2011). An evaluation of 99 patients showed 100% correct indications, 88,89% right patients, 96,97% right drugs and 96,97% right doses. The rationality of antiretroviral therapy in HIV/AIDS patients at general hospital X Surakarta was 85,86%.   Keywords: antiretroviral, HIV/AIDS, rasionality


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document