PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETIL ASETAT DAN METANOL KAYU RANTING SENGON (Falcataria moluccana) SAKIT
Klebsiella pneumoniae, Shigella dysenteriae, Salmonella typhi, Escherichia coli, dan Candida albicans merupakan mikroorganisme yang paling sering menginfeksi di Indonesia. Penyakit infeksi dapat disembuhkan serta diminimalkan penularannya menggunakan antibiotik. Upaya pencarian senyawa antimikroba dari alam diharapkan mampu mengurangi pengaruh negatif antibiotik. Tanaman yang diduga memiliki kandungan antimikroba salah satunya pohon sengon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak kayu ranting sengon (Falcataria moluccana) yang terinfeksi jamur U. tepperianum dengan pelarut etil asetat dan metanol sebagai antimikroba. Metode pengujian yang digunakan Kirby bauer dengan perlakuan 9%, 9.5%, 10%, 10.5%, dan 11%. Hasil penelitian ekstrak etil asetat kayu ranting sengon sakit menunjukkan adanya aktivitas antimikroba terhadap S. dysenteriae pada semua konsentrasi dan K. pneumoniae pada konsentrasi 11%, tidak ada aktivitas antimikroba terhadap E. coli. Ekstrak metanol kayu ranting sengon sakit menunjukkan adanya aktivitas antimikroba terhadap K. pneumoniae pada konsentrasi 10%, 10.5%, 11%, dan C. albicans pada semua konsentrasi, namun tidak menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap E. coli, S. typhi, dan S. dysenteriae. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat kayu ranting sengon sakit dapat menghambat pertumbuhan S. dysenteriae dan K. pneumoniae. Ekstrak metanol kayu ranting sengon sakit dapat menghambat pertumbuhan K. pneumoniae dan C. albicans.