Abstract
Religious scholars in the Malay World play a crucial role in propagating the greatness of Islam and socially transforming the Malay community in the region. Their contributions in the religious, educational, political, and social fields have brought immense impacts towards civilizational excellence. One such scholar who contributed enormously to the Malay world, especially in West Kalimantan, is Muhammad Basiuni Imran. He became known to the people of the Archipelago when he often asked questions to the al-Manar magazine published by his teacher, Muhammad Rashid Rida. Thus, this paper aims to explain his life background, education, and relationship with Muhammad Rashid Rida. His role in resolving issues concerning Friday prayers and talkin and his dakwah activities in Sambas are also discussed. This qualitative study used the biographical study design. Research data were obtained from written documents including books, journals, manuscripts, conference articles, and theses. Data were also obtained through interviews and observations conducted in Sambas, West Kalimantan. Results show that Muhammad Basiuni Imran used a realistic approach in accordance with the customs and situation of the West Kalimantan community, especially in Sambas, in resolving religious issues. His role in strengthening the Islamic dakwah is evidenced by the Islamisation of the Dayaks in Sambas. This study is expected to elevate the position of scholars and Muhammad Basiuni Imran’s contribution to the ummah’s development. In addition, this paper will enrich the written materials on Islamic prominent figures and reform movements in the Malay realm.
Keywords: Muhammad Basiuni Imran, West Kalimantan, Islamic Growth
Abstrak
Para ulama di Alam Melayu memainkan peranan penting dalam perkembangan syiar agama Islam dan transformasi sosial masyarakat Melayu di rantau ini. Sumbangan mereka yang meliputi bidang agama, pendidikan, politik, sosial dan lain-lain memberikan kesan yang besar ke arah kecemerlangan ketamadunan. Salah seorang ulama yang memberikan sumbangan besar kepada Alam Melayu khususnya di Kalimantan Barat ialah Muhammad Basiuni Imran. Nama beliau mula dikenali oleh masyarakat Nusantara apabila sering mengemukakan persoalan kepada majalah al-Manar yang diterbitkan oleh guru beliau, Muhammad Rashid Rida. Justeru, makalah ini bertujuan menjelaskan latar belakang kehidupan, pendidikan serta hubungan beliau dengan Muhammad Rashid Rida. Turut dibincangkan ialah peranan beliau dalam menyelesaikan isu berkaitan solat Jumaat dan talkin serta kegiatan dakwah yang dijalankan di Sambas. Kajian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan reka bentuk kajian biografi. Data kajian diperoleh melalui dokumen bertulis seperti buku, jurnal, manuskrip, artikel persidangan, tesis dan sebagainya. Data juga diperoleh melalui temu bual dan pemerhatian yang dijalankan di Sambas, Kalimantan Barat. Hasil kajian mendapati Muhammad Basiuni Imran telah menggunakan pendekatan yang realistik dan sesuai dengan adat dan situasi masyarakat di Kalimantan Barat khususnya di Sambas dalam menyelesaikan isu-isu agama. Peranan Muhammad Basiuni Imran dalam memperkasakan dakwah Islamiah pula dapat dilihat melalui pengislaman kaum Dayak di Sambas. Kajian ini diharapkan dapat memartabatkan ulama dan sumbangan Muhammad Basiuni Imran terhadap pembangunan ummah. Selain itu, penulisan ini akan memperkayakan lagi bahan-bahan penulisan berkaitan tokoh dan gerakan pembaharuan Islam di Alam Melayu.
Kata kunci: Muhammad Basiuni Imran, Kalimantan Barat, Perkembangan Islam