Jurnal Sains dan Teknologi Industri Peternakan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

10
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa Dan Sastra Indonesia Serta Pengajarannya (PPJBSIP)

2775-7889

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 22-23
Author(s):  
Muhammad Irfan ◽  
Imam Jufri

ABSTRACT Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Total Plate Count pada dangke yang dibuat dengan berbagai level getah papaya kering dan suhu pemanasan yang berbeda sebagai dasar untuk menentukan kualitas dangke. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial3 x 8 dengan 3 kali ulangan. Faktor A adalah suhu pemanasan (65°C, 70°C, 75°C, 80°C, 85°C, 90°C, 95°C, 100°C)dan  faktor B adalah konsentrasi getah pepaya kering (0,3%, 0,4% dan 0,5%). Dengan parameter yang diukur adalah Total Plate Count (TPC). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Level getah pepaya kering dan suhu pemanasan tidak berpengaruh terhadap Total Plate Count (TPC) pada dangke Kata kunci: Dangke, Total Plate Count (TPC), Getah Pepaya


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Muh Abduh Anwar ◽  
Nursapriani Nursapriani ◽  
Angga Nugraha ◽  
Syahrir L ◽  
Syamsunir Syamsunir

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh produktivitas peternak usaha ayam petelur terhadap pendapatan peternak usaha ayam petelur di Kecamatan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang serta untuk variabel  dominan berpengaruh terhadap produksi dan Pendapatan peternak usaha ayam petelur di Kecamatan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kuantitatif dengan pendekatan survey  populasi dalam penelitian adalah Jumlah Usaha Peternakan Ayam petelur yang ada di Kecamatan Kulo Kabupaten Sidrap sebanyak 108 Peternak dan sampel 52 Peternak. Teknik Analisis Data dengan menggunakan analisis SPSS lalu Produktivitas Peternak Usaha Ayam Petelur Untuk menguji dan menganalisis fungsi peningkatan pendapatan usaha ayam petelur di Kecamatan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang. Hasil penelitian faktor yang dominan berpengaruh  terhadap pendapatan adalah harga telur ayam, upah tenaga kerja, biaya pakan. Direkomendasikan kepada pihak terkait yakni instansi pemerintah kabupaten sidrap dinas peternakan untuk berperan aktif memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada peternak usaha ayam petelur produksi usaha peterak ayam peterlur dapat meningkat. Peternak ayam petelur perlu peninjauan kembali baik sehingga pendapatan dapat atau penghasilan bisa lebih meningkat lagi yaitu dengan pemeliharaan dan Perawatan menggunakan pakan yang lebih baik agar out put lebih continue.   


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 6-10
Author(s):  
Sri Sukaryani ◽  
Desy Lestari ◽  
Engkus Ainul Yakin

ABSTRAK Kulit kentang merupakan salah satu limbah dapur yang masih bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, namun disisi lain  kulit kentang jika dimanfaatkan sebagai pakan ternak memiliki nilai gizi yang kurang karena kandungan serat kasar (SK) yang tinggi sehingga perlu dilakukan fermentasi menggunakan Aspergillus niger. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar nutrisi kulit kentang  yang difermentasi menggunakan Aspergillus niger. Desain percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan 3 perlakuan dan 6 kali ulangan. Data hasil penelitian ini dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan Multiple Range Test (DMRT) pada level signifikansi 5 % & 1 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa fermentasi kulit kentang menggunakan Aspergillus niger sebesar 2% berpengaruh nyata terhadap lemak kasar (P<0,05) tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar protein terlarut dan kadar serat kasar (P>0,05). Nilai rata-rata protein terlarut pada perlakuan P1: 15,09%, P2: 15,66% dan P3: 17,21%, nilai rata-rata kadar serat kasar pada perlakuan P1: 54,82%, P2: 53,36% dan P3: 52,58%, serta rata-rata kadar lemak kasar pada perlakuan P1: 14,20%, P2: 15,26% dan P3 15.77%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa fermentasi kulit kentang selama 1-3 minggu menggunakan Aspergillus niger sebanyak 2% berpengaruh nyata terhadap lemak kasar, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar protein terlarut dan kadar serat kasar. Namun secara visual kadar protein terlarut mengalami peningkatan serta kadar serat kasar mengalami penurunan. . Kata kunci: Aspergillus niger, fermentasi, kadar nutrisi, kulit kentang ABSTRACT             Potato peel is one of the kitchen wastes that can still be used as animal feed, but on the other hand, potato skins if used as animal feed have less nutritional value because of the high crude fiber content, so it is necessary to ferment it using Aspergillus niger. The purpose of this research was to determine the nutritional content of potato peels fermented using Aspergillus niger. The experimental design used a completely randomized design (CRD) with a unidirectional pattern with 3 treatments and 6 replications. The data from this study were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) and Multiple Range Test (DMRT) at a significance level of 5% & 1%. The results showed that potato peel fermentation using Aspergillus niger at 2% had a significant effect on crude fat (P<0.05) but had no significant effect on soluble protein content and crude fiber content (P>0.05). The average value of dissolved protein in treatment P1: 15.09%, P2: 15.66% and P3: 17.21%, the average value of crude fiber content in treatment P1: 54.82%, P2: 53.36 % and P3: 52.58%, and the average crude fat content in the treatment P1: 14.20%, P2: 15.26% and P3 15.77%. The conclusion of this study was that the fermentation of potato skins for 1-3 weeks using Aspergillus niger as much as 2% had a significant effect on crude fat, but had no significant effect on soluble protein content and crude fiber content. However, visually, the dissolved protein content increased and the crude fiber content decreased. Keywords: Aspergillus niger, fermentation, nutritional content, potato skins  


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 18-21
Author(s):  
Sri Sukaryani ◽  
Nur Endang Sukarini

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian wortel kukus sebagai pakan tambahan terhadap penampilan itik pedaging. Materi penelitian itik pedaging pejantan “Hybrid” umur 14 hari dengan berat badan awal rata-rata + 308,9 g/ekor sebanyak  60 ekor, dibagi dalam 4 perlakuan,  tiga ulangan, masing-masing ulangan 5 ekor itik.  Pakan basal  untuk fase starter terdiri dari: konsentrat BR1 (63%), bekatul (28%), polar (9%) dan fase fnisher terdiri dari konsentrat BR1 (50%), bekatul (30%), polar (20%). Perlakuan yang diberikan yaitu T1: Pakan basal tanpa imbuhan wortel; T2: Pakan basal + wortel kukus (10% jumlah pakan yang diberikan). T3 : Pakan basal + wortel kukus (20% jumlah pakan yang diberikan). T4: Pakan basal + wortel kukus (30% jumlah pakan yang diberikan). Variabel yang diamati adalah kinerja itik pedaging (konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), Analisa data dengan menggunakan Analysiss of variance dilanjutkan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan wortel kukus dalam pakan dari level 10 sampai 30% tidak berbeda nyata terhadap penampilan itik pedaging (P>0,05). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa penambahan wortel kukus sebagai pakan tambahan pada itik pedaging tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penampilan itik pedaging. Kata kunci: itik pedaging, konsumsi pakan, konversi pakan, pertambahan berat badan                     wortel ABSTRACT The aim of the research was to examine the effect of giving steamed carrots as additional feed on the appearance of meat ducks. The research material was "Hybrid" male meat ducks aged 14 days with an average initial body weight of + 308.9 g/head as many as 60 tails, divided into 4 treatments, three replications, each replicated 5 ducks. The basal feed for the starter phase consisted of: BR1 concentrate (63%), bran (28%), polar (9%) and the finisher phase consisted of BR1 concentrate (50%), rice bran (30%), polar (20%). The treatments given were T1: Basal feed without added carrots; T2: Basalt feed + steamed carrots (10% of feed amount). T3 : Basalt feed + steamed carrots (20% of the amount of feed given). T4: Basalt feed + steamed carrots (30% of the amount of feed given). The variable observed was the performance of broiler ducks (feed consumption, body weight gain, feed conversion). The study used a completely randomized design (CRD), data analysis using the Analysis of variance followed by Duncan's test. The results showed that the addition of steamed carrots in the feed from level 10 to 30% was not significantly different to the appearance of broiler ducks (P>0.05). The conclusion that can be drawn from this study is that the addition of steamed carrots as additional feed for broiler ducks does not have a significant effect on the appearance of broiler ducks.   Keywords: broiler ducks, feed consumption, feed conversion, weight gain, carrot  


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 11-17
Author(s):  
Avita Alawiyah ◽  
Lovita Adriani ◽  
Denny Rusmana
Keyword(s):  

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak buah manggis yang disuplementasi dengan Cu dan Zn dalam ransum terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit ayam sentul fase layer. Penelitian menggunakan 40 ekor ayam sentul betina, dan dipelihara dari umur 28 minggu sampai 35 minggu yang bertempat di Test Farm Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Analisis Sampel dilakukan di Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari lima macam dengan empat ulangan, yaitu, P0 = ransum basal, P1 = ransum basal+60 mg/kg ransum ekstrak kulit manggis + Cu 0,3 mg dan Zn 2,4 mg; P2 = ransum basal+120 mg/kg ransum ekstrak kulit manggis + Cu 0,6 mg dan Zn 4,8 mg; P3= ransum basal+180 mg/kg ransum ekstrak kulit manggis + Cu 0,9 mg dan Zn 7,2 mg; P4= ransum basal+240 mg/kg ransum ekstrak kulit manggis + Cu 1,2 mg dan Zn 9,6 mg. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak kulit manggis yang disuplementasi Cu dan Zn memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0.05). Disimpulkan bahwa, penambahan ekstrak kulit manggis yang disuplementasi dengan Cu dan Zn mampu mempertahankan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit berada pada kisaran normal.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 15-17
Author(s):  
Musdalifa Mansur

ABSTRAK Keberhasilan usaha perkembangbiakan sangat terkait dengan tingkat produktifitas dan reproduksi, salah satuanya adalah body condition score. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi reproduksi pada induk sapi perah yang mengalami gangguan reproduksi. Penelitian ini dilakukan secara survei dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara langsung dengan peternak menggunakan daftar pertanyaan yang tersedia, sedangkan data sekunder diperoleh dari petugas inseminator di Dusun Panette Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ternak normal body condition score berkisar antara 2,75-3,5 sedangkan pada ternak yang mengalami gangguan reproduksi body condition score berkisar antara ≤2,5 - ≥3,75. Perhitungan body condition score sangat diperlukan untuk mengetahui berapa besar jumlah nutrisi yang diberikan agar kondisi sapi dalam keadaan optimal. Kemampuan seekor ternak untuk memenuhi kriteria body condition score tertentu sangat dipengaruhi oleh level cadangan energi dan lemak tubuh yang mana sangat bergantung pada manajemen pakan dan kontrol penyakit, dan kedua hal tersebut juga menjadi sumber penyebab terjadinya gangguan reproduksi sehingga ternak yang mengalami gangguan reproduksi seringkali disertai body condition score yang buruk ataupun sebaliknya. Kesimpulan penelitian ini adalah semakin rendah atau semakin tinggi body condition score seekor ternak maka akan mempengaruhi efisiensi reproduksinya


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 11-14
Author(s):  
Angga Nugraha ◽  
Musdalifa Mansur ◽  
Dhian Ramadhanty

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis motivasi peternak bagi hasil usaha ternak sapi potong dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi peternak usaha ternak sapi potong dengan pola sistem bagi hasil. Waktu pengambilan data mulai bulan januari sampai dengan bulan februari 2017. Penelitian dilakukan di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang, Metode Penelitian survey. Sampel berjumlah 64 peternak diambil (total sampling). Metode analisis data yaitu pengujian model statistik menggunakan SEM SmartPLS (Partial Least Square) 2.0. Hasil penelitian menjelaskan bahwa 1. Motivasi peternak sistem bagi hasil usaha sapi potong yaitu memenuhi kebutuhan hidup keluarga, memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak, memenuhi kebutuhan sekunder, hubungan dengan pemilik modal, hubungan dengan penyuluh, hubungan dengan pemerintah, hubungan dengan masyarakat, hubungan dengan peternak lain, memperoleh penghargaan dari sistem bagi hasil, serta memperoleh pengetahuan dan pengalaman beternak. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi peternak sistem bagi hasil usaha sapi potong yaitu jumlah ternak yang dimiliki, pendapatan non peternak, pendapatan sistem bagi hasil, penguasaan lahan pertanian, dan jumlah pedet yang dihasilkan.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Nurul Purnomo ◽  
Armayani M.

Increasing livestock population has an impact on increasing livestock waste production. Livestock waste can be a source of environmental pollution but can also be processed into organic fertilizer and biogas. But until now there has been no research into waste production and the distribution of ruminant livestock waste production in Sidrap Regency. This study aims to determine the production of ruminant livestock waste and the distribution of livestock waste production in Sidrap Regency. The results showed that ruminant livestock waste production in Sidrap District reached 204,903 tons / year consisting of 235,797 tons / year of cattle livestock waste, 17,290 tons / year of buffalo and 1,816 tons / year of goats. Livestock waste production is spread throughout the entire district area. The highest livestock waste production in Pituriase District, amounting to 84,274 tons / year, then Watang Pulu District 78,235 tons / year, Panca Lautang 27,186 tons / year, Kulo 12,164 tons / year, Pitu Riawa 10.765 tons / year, Maritengae 9,867 tons / year, Panca Lautang 27,186 tons / year, Kulo 12,164 tons / year, Pitu Riawa 10.765 tons / year, Maritengae 9,867 tons / year, Panca Lautang Rijang 9,120 tons / year, Watang Sidenreng 8,407 tons / year, Tellu Limpoe 7,624 tons / year, Two Pitue 5,023 tons / year and Baranti 2,238 tons / year. Based on the results of the study, it can be concluded that the production of livestock waste in Sidrap Regency reaches 204,903 tons / year and is spread unevenly throughout the district.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 18-20
Author(s):  
Dhian Ramadhanty

Salah satu gangguan reproduksi yang banyak terjadi di Peternakan sapi perah, yaitu kawin berulang (Repeat Breeding). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efisiensi reproduksi induk sapi perah yang mengalami kawin berulang. Penelitian ini dilakukan secara survei dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengamatan, melihat recording dan wawancara langsung dengan peternak menggunakan daftar pertanyaan yang tersedia, sedangkan data sekunder diperoleh dari petugas inseminator di Dusun Panette Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ternak normal rata-rata calving interval adalah 13 bulan sedangkan pada ternak yang mengalami kawin berulang  rata-rata  calving interval adalah 24 bulan. Sapi perah dengan calving interval yang panjang menunjukkan bahwa sapi perah tersebut mempunyai efisiensi reproduksi yang rendah. Sebaliknya, sapi perah betina dengan calving interval yang pendek menunjukkan bahwa sapi perah tersebut memiliki efisiensi reproduksi yang tinggi. Kesimpulan penelitian ini adalah efisiensi reproduksi ternak yang mengalami kawin berulang jika dilihat dari calving interval yaitu lebih panjang dibandingkan dengan ternak dengan kondisi normal. Sapi perah dengan calving interval yang panjang menunjukkan bahwa sapi perah tersebut mempunyai efisiensi reproduksi yang rendah.  


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 6-10
Author(s):  
Muh. Irwan ◽  
Armayani M.

To determine the effectiveness of the use of organic fertilizers on the growth rate of grass mulato (brachiaria hybrid cv mulato) which is planted on the soil after mining PT. Vale, bro. located in sorowako, East Luwu Regency, South Sulawesi Province. This Research was conducted using a completely randomized design (CRD) factorial (4 x 3) with 3 times replication for each treatment combination. Factor A as a type of fertilizer  and Factor B as a cutting age. Experiments are 36 total units. The results showed that the plant height given liquid organic fertilizer was significantly higher (P <0.01) than the plant height rate in the post-mining soil which was given granular fertilizer. This difference occurs because liquid organic fertilizer is faster absorbed by plants than organic solid fertilizer (granules). Post-mining land which is used as a medium for mulato grass growth is actually not a barrier to use. The conclusion of this research is the use of organic fertilizers in the cultivation of grass mulato (Brachiaria hybrid cv. Mulato) on post-mining land gave a positive response. The use of organic liquid fertilizer provides the best response compared to the control and solid organic fertilizer (granule).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document