IJEE (Indonesian Journal of English Education)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

135
(FIVE YEARS 65)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Lp2m Universitas Islam Negeri (Uin) Syarif Hidayatullah Jakarta

2443-0390, 2356-1777

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 213-231
Author(s):  
I Gede Krisna Meialldy Putra ◽  
Made Hery Santosa ◽  
Ni Putu Astiti Pratiwi

ABSTRACTThis study investigated the implementation of online peer feedback practice, the students’ perceptions toward online peer feedback practice, and the students’ challenges toward online peer feedback practice. The study employed a mixed-method design with SMA PGRI Blahbatuh students as the population, while the sample was 132 students. The data were collected through observing the online classes using an observation checklist, conducting a survey using a questionnaire, and conducting an interview using an interview guide through focus group discussion. The study’s findings imply several strengths and weaknesses in the online peer feedback practice. It was also revealed that the students had positive perceptions toward the online peer feedback practice. Meanwhile, the interview results revealed several contradictory results regarding the students’ challenges. The students preferred the teacher’s feedback after the practice since it would make them feel safe. The students also suggested anonymous peer feedback practice since they could give the comments honestly, with details, and specifics. Through this study, students can learn to improve their skills in communicating and collaborating with their peers. The study also provided the teacher information to create more effective and efficient online peer feedback practice.    ABSTRAKPenelitian ini didesain untuk menyelidiki penerapan praktik umpan balik rekan secara daring, persepsi siswa terhadap praktik umpan balik rekan secara daring, dan tantangan siswa terhadap praktik umpan balik rekan secara daring. Penelitian ini menggunakan desain kombinasi dengan siswa SMA PGRI Blahbatuh sebagai populasi, sedangkan sampelnya hanya 132 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi kelas online menggunakan lembar observasi, survei menggunakan kuesioner, dan wawancara menggunakan pedoman wawancara melalui diskusi kelompok terfokus. Temuan penelitian menyiratkan bahwa ada beberapa kekuatan dan kelemahan dalam praktik umpan balik rekan secara daring. Terungkap pula bahwa siswa memiliki persepsi positif terhadap praktik umpan balik rekan secara daring. Sementara itu, hasil wawancara mengungkapkan beberapa hasil yang kontradiktif terkait tantangan siswa. Siswa lebih menyukai masukan dari guru setelah latihan karena akan membuat mereka merasa lebih aman. Para siswa juga menyarankan praktik umpan balik rekan anonim karena mereka dapat memberikan komentar dengan jujur, dengan detail, dan spesifik. Melalui penelitian ini, siswa dapat belajar meningkatkan keterampilannya dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dengan teman sebayanya. Penelitian ini juga memberikan informasi kepada guru untuk menciptakan praktik umpan balik teman secara daring yang lebih efektif dan efisien. 


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 327-339
Author(s):  
Suwarsih Madya ◽  
Fitria Ayu Meiningsih

ABSTRACTGuessing game is a part of Communicative Language Teaching (CLT), which will create an atmosphere for students to increase the desire to learn languages. However, learning with games makes students undisciplined and requires a long time. This study aims to determine the effect of learning English using a guessing game method on the speaking skills of elementary school students. The study is a one-group pretest-posttest design implemented at the Islamic Elementary School in Yogyakarta. The study sample consisted of 68 students in grade 6 in 2019. The sampling technique used was total sampling. The measured learning outcomes are speaking skills in pronunciation, vocabulary, grammar, fluency, and understanding. The data were processed using the Wilcoxon test. The results showed that the students' speaking skills improved after learning with guessing games. The speaking skills that improved significantly are pronunciation, vocabulary, and fluency. Grammar and comprehension, on the other hand, improved but not significantly. The conclusion is that the guessing game can improve the students' speaking skills even though it has not covered all of its aspects.ABSTRAKGame menebak merupakan bagian dari Communicative Language Teaching (CLT) yang akan menciptakan suasana bagi siswa dalam meningkatkan keinginan untuk belajar bahasa. Namun pembelajaran dengan permainan membuat siswa tidak disiplin dan membutuhkan waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran bahasa Inggris menggunakan metode menebak terhadap keterampilan berbicara siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan desain satu grup dengan pre tes dan pasca tes yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Yogyakarta. Sampel penelitian berjumlah 68 siswa kelas 6 tahun 2019. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Hasil belajar yang diukur adalah keterampilan berbicara berupa pengucapan, kosakata, tata bahasa, kefasihan, dan pemahaman. Data diolah menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berbicara siswa meningkat setelah melalui proses pembelajaran dengan permainan tebak-tebakan. Keterampilan berbicara meningkat secara signifikan adalah pengucapan, kosa kata dan kefasihan. Tata bahasa dan pemahaman meningkat tetapi tidak signifikan. Kesimpulannya adalah bahwa permainan tebak-tebakan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa meskipun belum mencakup semua aspeknya.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 198-212
Author(s):  
Arif Nugroho ◽  
Yunika Triana

ABSTRACTThe present-day English language learning is characterized by educational potentials of digital technology for informal learning context. However, research examining EFL learners’ characteristics on self-directed use of digital devices for language learning remains a paucity of evidence. Addressing this current issue, the present study aims to shed some light on English language learners’ beliefs and practices on informal digital learning of English beyond classroom. A total of 117 Indonesian EFL learners participated in this study through a 5-point Likert-scale survey and semi-structured interview. The results revealed the disparity between the EFL learners’ beliefs and practices on informal digital learning of English. These EFL learners surely believed that informal digital learning activities could significantly enhance the target language skills, but they slightly engaged in digital learning activities beyond the classroom schedule. The results of semi-structured interviews further delineated that use of native languages in their social circle relationships and limitations of the digital devices used became particular reasons for this circumstance. The results contribute to the realm of English language teaching to reach the possible synchronicity between teacher-designed in-class and out-class digital learning activities and students’ language learning styles and preferences to achieve the success of target language learning.ABSTRAKPembelajaran bahasa Inggris masa kini bercirikan potensi pendidikan teknologi digital untuk konteks pembelajaran informal. Namun, penelitian yang meneliti karakteristik pelajar EFL tentang penggunaan perangkat digital secara mandiri untuk pembelajaran bahasa masih tetap kekurangan bukti. Mengatasi masalah saat ini, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keyakinan dan praktik pembelajar bahasa Inggris tentang pembelajaran digital informal bahasa Inggris di luar kelas. Sebanyak 117 pelajar EFL Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini melalui survei skala Likert 5 poin dan wawancara semi terstruktur. Hasilnya mengungkapkan perbedaan antara keyakinan dan praktik pelajar EFL pada pembelajaran digital informal bahasa Inggris. Pembelajar EFL ini pasti percaya bahwa kegiatan pembelajaran digital informal dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan bahasa target, tetapi mereka sedikit terlibat dalam kegiatan pembelajaran digital di luar jadwal kelas. Hasil wawancara semi-terstruktur lebih lanjut menggambarkan bahwa penggunaan bahasa asli dari hubungan lingkaran sosial mereka dan keterbatasan perangkat digital yang digunakan menjadi alasan khusus untuk keadaan ini. Hasilnya berkontribusi pada ranah pengajaran bahasa Inggris untuk mencapai kemungkinan sinkronisitas antara kegiatan pembelajaran digital di dalam dan di luar kelas yang dirancang guru dan gaya dan preferensi belajar bahasa siswa untuk mencapai keberhasilan pembelajaran bahasa target.  


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 309-326
Author(s):  
Rizky Eka Prasetya

ABSTRACTThe study aimed to explore and investigate the versatility, capacity, and adaptability for accommodating online English learning. The qualitative approach was employed in the study with a descriptive research design. 86 participants responded to the survey, and 25 semi-structured interviews were adjusted from the National Survey of Student Engagement (NSSE). The study’s findings have implications for employing online instructors, instructional designers, and administrators to increase online course engagement. The study exposed four recommendations based on the finding, including instructional elements of collaborated and interactive activities, integrated electronic tests applied on mobile phones, and Enhanced Social familiarity. English lecturers preferred to use Moodle and Google classroom as their daily Learning Management System (LMS) in the study context. The interactive tools intended to apply with QuizGame and Wirewax while conference communication instrument approved to the Google Meeting and Skype. Conclusively, the study offered implications for practice by confirming and presenting the online tools approach that might be utilized to engage and implement online English learning education in Higher Education circumstances.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menyelidiki keserbagunaan, kapasitas, dan kemampuan beradaptasi untuk mengakomodasi pembelajaran daring bahasa Inggris. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan desain penelitian deskriptif. 86 peserta menanggapi survei, dan 25 wawancara semi-terstruktur disesuaikan dari National Survey of Student Engagement (NSSE). Temuan penelitian ini memiliki implikasi untuk mengenlola instruktur daring, perancang instruksional pembelajaran, dan administrator untuk meningkatkan keterlibatan kelas daring. Studi ini memaparkan empat rekomendasi, termasuk elemen instruksional dari aktivitas kolaborasi dan interaktif, tes elektronik terintegrasi yang diterapkan pada ponsel, dan Peningkatan kedekatan Sosial. Instruktur atau dosen bahasa Inggris lebih menggunakan Moodle dan Google classroom sebagai Learning Management System (LMS) harian mereka dalam konteks belajar daring. Keterlibatan alat interaktif dimaksudkan untuk penerapan dengan QuizGame dan Wirewax sementara instrumen komunikasi konferensi digunakan dalam Google Meeting dan Skype. Secara meyakinkan, penelitian ini menawarkan implikasi untuk praktik dengan mengonfirmasi dan menyajikan pendekatan alat daring sehingga dapat digunakan untuk melibatkan dan mengimplementasikan pendidikan pembelajaran bahasa Inggris daring di lingkungan Pendidikan Tinggi.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 281-296
Author(s):  
Nursamsu Nursamsu

ABSTRACTThis research investigated the interaction effects between gender and Learner-Centered Teaching Strategies toward learners' writing performance. The study was a quasi-experiment using tests as the research instrument. The participants were 72 learners of the English Department at a state institution consisting of 34 males and 38 females. The class was classified into two parts: experiment groups consisting of self-directed learning class (SDL), discovery learning class (DL), and small group discussion class (SGD); and a control group: lecturing class (L). A two-way ANOVA was used for data analysis. The findings confirmed a significant difference by gender (F=10.629. Sig. 0.002<0.05); and Learner-Centered Teaching Strategies F=20.658. Sig. 0.000<0.050) on the learners' writing performance. It also indicated that females (means score 73.46) were higher than males (means score 64.45). In contrast, no interaction effect simultaneously occurred among gender and the Learner-Centered Teaching Strategies (F 2.70) = 2.301. Sig. 0.086>0.050).  Both of them did not contribute simultaneously to writing performance. Lastly, the r squared was 0.574 indicating a high correlation of teaching strategies and gender (57%). The teachers were suggested to apply learner-centered teaching strategies in an L2 writing class at a higher education level.ABSTRAKPenelitian ini menyelidiki pengaruh interaksi antara gender dan strategi pengajaran terpusat pada peserta didik terhadap kinerja menulis peserta didik. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan instrument yang digunakan adalah tes. Partisipan berjumlah 72 mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris di sebuah universitas  negeri yang terdiri dari 34 laki-laki dan 38 perempuan. Kelas diklasifikasikan menjadi dua bagian: kelompok eksperimen yang terdiri dari kelas self-directed learning (SDL), kelas discovery learning (DL), ; kelas diskusi kelompok kecil (SGD); dan kelompok kontrol: kelas kuliah (L). Anova dua jalur digunakan pada analisis data. Temuan mengkonfirmasi perbedaan yang signifikan terjadi untuk jenis kelamin (F = 10,629. Sig. 0,002 <0,05); dan strategi pengajaran terpusat pada peserta didik F=20.658. Sig. 0,000<0,050) terhadap kemampuan menulis siswa. Hal ini juga menunjukkan bahwa perempuan (rata-rata skor 73,46) lebih tinggi daripada laki-laki (rata-rata skor 64,45). Sebaliknya, tidak ada efek interaksi yang terjadi secara simultan antara gender dan strategi pengajaran terpusat pada peserta didik (F 2,70) = 2,301. Tanda tangan. 0,086>0,050). Keduanya tidak berkontribusi secara bersamaan pada kinerja menulis. Terakhir, nilai r kuadrat adalah 0,574 yang menunjukkan korelasi tinggi antara strategi pengajaran dan gender (57%). Para guru disarankan untuk menerapkan strategi pengajaran yang berpusat pada peserta didik di kelas menulis L2 di pendidikan tinggi.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 247-258
Author(s):  
Ika Hidayanti ◽  
Alfan Zuhairi ◽  
Kurniasih Kurniasih

ABSTRACTMeasuring students’ English ability in most universities would be counted from their passing grade on the Test of English as A Foreign Language (TOEFL). Listening to natives is considered a complicated section to answer among the three sections. Thus, EFL learners should focus on attainment strategies to answer the TOEFL preparation test. The current study examines students’ profile of attainment strategy use and how usage of this strategy differs by gender. The sixth English semester students, faculty of education at Universitas Islam Malang, were required to fill out the questionnaire of strategies used to answer the TOEFL. Utilizing the descriptive and independent t-test, the findings reveal that students deployed the strategies at a moderate level. Further, female students used all the strategies more often and significantly differently than their counterparts. This implies that the use of strategies could ease them in obtaining good scores in listening.ABSTRAKMengukur ketrampilan bahasa Inggris mahasiswa di sebagian besar universitas akan dihitung dari nilai kelulusan mereka pada tes TOEFL (Test of English as a Foreign Language). Diantara ketiga bagian pada tes TOEFL, tes pada bagian I (Listening) dianggap sebagai tes yang sulit untuk dijawab. Sehingga, mahasiswa diharapkan bisa fokus dan bisa menggunakan strategi tepat ketika menjawab tes TOEFL. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana profil penggunaan strategi menjawab tes TOEFL dan mengidentifikasi perbedaan penggunaaan oleh mahasiswa laki-laki dan perempuan. Mahasiswa semester enam jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan, Universitas Islam Malang dilibatkan dalam penelitian ini dan mereka diminta mengisi kuesioner strategi menjawab tes TOEFL.  Dengan menggunakan analisis dan Uji T-tes, temuan menunjukkan bahwa mahasiswa menggunakan strategi dalam kategori sedang. Hasil selanjutnya mengindikasikan bahwa mahasiswa perempuan sering menggunakan strategi dan berbeda secara signifikan dari mahasiswa laki-laki. Hal ini berarti bahwa penggunaan strategi dapat memudahkan mahasiswa tersebut untuk mendapatkan nilai bagus.    


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 179-197
Author(s):  
Adieli Laoli

ABSTRACTThe purpose of this research is to describe how students achieve their reading comprehension performance when they apply the KWL (Know, Want to Know, Learned) Strategy. KWL is a strategy that can better comprehend the content of material read by the students. Using this strategy can help the students read effectively and efficiently to build their comprehension. After analyzing the data, the finding shows that the KWL Strategy positively contributes to the students’ achievement in their reading comprehension. It can be seen from the progress of scores in each cycle that the students acquired. Other aspects that the students should have in applying this strategy, such as motivation and vocabulary mastery, play a vital role in classroom activities; besides, the serious attention of the teacher to use the procedures of KWL strategy is necessary. The result of this research is KWL strategy can increase the students' reading comprehension in Second Language Acquisition (SLA) subject by applying some modifications to the procedures. Considering the result from the research, the researcher recommends that the KWL strategy be continuously implemented in activating students’ reading comprehension.ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana siswa mencapai pemahamannya ketika menerapkan Strategi KWL. KWL merupakan salah satu strategi yang dapat memberikan pemahaman yang lebih baik akan sebuah konten materi yang dibaca oleh siswa. Penggunaan strategi dapat membantu siswa membaca secara efektif dan efisien untuk membangun pemahaman. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Strategi KWL memiliki kontribusi positif terhadap prestasi siswa dalam memahami bacaan SLA, hal ini dapat dilihat dari kemajuan akan nilai dalam pembelajaran yang diperoleh siswa. Aspek lain yang harus dimiliki siswa dalam menerapkan strategi ini, misalnya motivasi dan penguasaan kosakata memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan kelas, selain itu perhatian serius dari guru untuk menerapkan prosedur strategi KWL mutlak diperlukan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi KWL dapat meningkatkan pemahaman membaca siswa pada pelajaran SLA dengan penerapan beberapa modifikasi pada prosedurnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti merekomendasikan strategi KWL untuk diimplementasikan secara berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman membaca siswa.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 297-308
Author(s):  
Pahrozi Ahmad ◽  
Anita Triastuti

ABSTRACTThis article explores the implementation of online learning by English teachers in the age of the coronavirus pandemic in the Tungkal Ilir district, West Tanjung Jabung Regency. This article examines two research questions: (1) How do EFL teachers describe their practices and perceptions of online learning during the pandemic, and (2) What challenges EFL teachers face while implementing online learning during the pandemic. In this small-scale qualitative study, three English teachers took part. Semi-structured interviews were used to gather information. The result revealed that teachers in remote areas used social media and digital platforms to carry out their online teaching. On the other hand, these teachers had some issues incorporating online learning. The problems can be divided into two categories: (a) unfamiliarity with the platforms and (b) inability to respond to students quickly. In addition, some suggestions are also given for further researchers to conduct a similar study. ABSTRAKArtikel ini membahas tentang implementasi pembelajaran online oleh guru bahasa Inggris di era pandemi virus corona di kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Artikel ini membahas dua pertanyaan penelitian: (1) Bagaimana guru EFL menggambarkan praktik dan persepsi mereka tentang pembelajaran online selama pandemi, dan (2) Apa tantangan yang dihadapi guru EFL saat menerapkan pembelajaran online selama pandemi. Tiga guru Bahasa Inggris diambil sebagai responden dalam studi kualitatif skala kecil ini.  Wawancara semi terstruktur digunakan untuk mengumpulkan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru di daerah terpencil telah menggunakan media sosial dan platform digital untuk melaksanakan pengajaran online mereka. Disisi lain, guru memiliki beberapa masalah dalam penerapan pembelajaran online. Masalah dapat dibagi menjadi dua kategori: (a) ketidaktahuan dengan platform dan (b) ketidakmampuan untuk merespon siswa dengan cepat. Selain itu, beberapa saran juga diberikan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 232-246
Author(s):  
Ida Bagus Nyoman Mantra ◽  
Nengah Dwi Handayani ◽  
Anak Agung Istri Yudhi Pramawati

ABSTRACTLearning activities should be conducted effectively to create conducive learning conditions to develop students’ creativity and their higher learning competence. Through conducting appropriate and effective learning activities, the learning objectives and learning competencies are easier to achieve. To create effective learning activities, teachers are required to have adequate understanding and competence in employing learning methods. This study aims to explore effective learning methods to create more creative learning activities for the students. This study found several alternative learning methods that can be utilized in the time of the new normal of covid-19 to continually improve the students’ competence. This study implies that teachers should continually expose themselves to various learning methods to establish conducive learning conditions in the classroom. ABSTRAKKegiatan pembelajaran harus dilakukan secara efektif untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif untuk mengembangkan kreativitas dan kompetensi belajar siswa yang lebih tinggi. Melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang tepat dan efektif, tujuan pembelajaran dan kompetensi pembelajaran lebih mudah dicapai. Untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif, guru dituntut memiliki pemahaman dan kompetensi yang memadai dalam menggunakan metode pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menggali metode pembelajaran yang efektif untuk menciptakan kegiatan belajar yang lebih kreatif bagi siswa. Penelitian ini menemukan beberapa metode pembelajaran alternatif yang dapat dimanfaatkan pada masa new normal covid-19 untuk terus meningkatkan kompetensi siswa. Studi ini menyiratkan bahwa guru harus terus-menerus mengekspos diri mereka kedalam berbagai metode pembelajaran untuk membangun kondisi pembelajaran yang kondusif di dalam kelas.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 259-280
Author(s):  
Ni Komang Arie Suwastini ◽  
I Made Drati Nalantha ◽  
Gede Rasben Dantes

ABSTRACTThe present study examined the effectiveness of Google Classroom media in teaching English for tourism students at a private Tourism and Business Institute in Bali during mandatory online learning in 2020. The study was qualitative research, implementing the QAIT model for evaluating the effectiveness of Google Classroom in teaching English, involving four lecturers and 42 students. The data were collected through observations of the teaching-learning process in two classes and interviews with the lecturers. The researchers were the primary research instrument, supported by interview guides and an observation checklist. In general, the use of Google Classroom in these English for Tourism classes was only sufficiently effective, with only one lecturer performing well, two lecturers performing sufficiently, and one lecturer performing insufficiently. Obstacles identified among the students were lousy internet connection, lack of device, low motivation, and lack of readiness in using the online learning platform. In conclusion, the implementation of Google Classroom in the observed English Classroom was proven to be only sufficient. This conclusion implies the need for more training for teachers in using Google Classroom to improve the quality, appropriateness, incentive, and time-effectiveness of the teaching and learning process, especially in online learning. ABSTRAKPenelitian ini mengamati efektivitas media Google Classroom dalam pengajaran bahasa Inggris untuk mahasiswa pariwisata di Institut Pariwisata dan Bisnis swasta di Bali selama pembelajaran online wajib tahun 2020. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, mengimplementasikan model QAIT untuk mengevaluasi efektivitas Google Classroom di pengajaran bahasa Inggris, yang melibatkan empat dosen dan 42 mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi proses belajar mengajar di kedua kelas dan wawancara dengan dosen. Peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian utama, didukung oleh pedoman wawancara dan daftar periksa observasi. Secara umum penggunaan Google Classroom pada kelas Bahasa Inggris untuk Pariwisata ini baru cukup efektif, dengan hanya satu dosen yang berprestasi baik, dua dosen berprestasi cukup, dan satu dosen dirasa kurang memadai. Kendala yang ditemukan pada siswa adalah koneksi internet yang buruk, kurangnya perangkat, motivasi yang rendah, dan kurangnya kesiapan dalam menggunakan platform pembelajaran online. Kesimpulannya, penerapan Google Classroom di Kelas Bahasa Inggris yang diamati terbukti hanya cukup. Kesimpulan ini menyiratkan perlunya lebih banyak pelatihan bagi guru dalam menggunakan Google Classroom untuk meningkatkan kualitas, kesesuaian, insentif, dan efektivitas waktu proses belajar mengajar, terutama dalam pembelajaran online.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document