Profetika Jurnal Studi Islam
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

106
(FIVE YEARS 55)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Surakarta

2541-4534, 1411-0881

2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. i-ii
Author(s):  
Redaksi Profetika

2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 121-128
Author(s):  
Agus Mulyadi ◽  
Eko Supriyanto ◽  
Muthoifin Muthoifin ◽  
Sudarno Shobron
Keyword(s):  

Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan, saat ini sektor pendidikan menjadi bagian yang termarjinalkan. Perlu adanya strategi yang tepat agar dunia pendidikan lebih maju dan bermutu. SMP Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas dan SMP Islam Terpadu Muhammadiyah An Najah Jatinom merupakan sekolah baru yang keberadaannya mendapat respon bagus dari masyarakat. Sekolah tersebut menerapkan strategi bauran pemasaran untuk meningkatkan mutu sekolah. Penelitan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui langkah – langkah, faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan strategi Bauran Pemasaran di SMP Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas dan di SMP Islam Terpadu Muhammadiyah An Najah Jatinom Klaten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan. Data diperoleh dengan cara pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Langkah – langkah yang telah dilakukan dalam penerapan strategi Bauran Pemasaran untuk meningkatkan mutu sekolah di SMP Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas dan SMP Islam Terpadu Muhammadiyah An Najah Jatinom Klaten adalah dengan menerapkan langkah 7P, langkah tersebut meliputi, Product (produk) yang berupa variasi program pilihan. Price (harga), berupa biaya sekolah yang ditawarkan pada wali murid dengan sistem pembayaran dapat dilakukan secara langsung atau melalui transfer. Place (tempat), lokasi kedua sekolah yang  strategis dapat dijangkau dengan sarana transportasi umum maupun pribadi. Promotion (promosi) dilakukan melalui media cetak, elektronik dan media sosial. People (sumber daya manusia) meliputi pendidik dan tenaga kependidikan yang muda dan semangat. Physical evidence (bukti fisik) berupa gedung sekolah dan laporan hasil belajar siswa. Process (proses), penyelenggaraan pendidikan di kedua sekolah tersebut telah memenuhi standar nasional pendidikan. Faktor pendukung dalam penerapan strategi Bauran Pemasaran di SMP Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas adalah, animo masyarakat tinggi, pendidik (guru) yang masih muda, semangat dan mempunyai kreatifitas tinggi, program yang bervariasi, figur pendidik yang ditokohkan oleh calon siswa dan orang tua siswa. Faktor penghambat dalam penerapan strategi Bauran Pemasaran di SMP Muhammadiyah Sinar Fajar adalah, minimnya sarana dan prasarana sekolah, jaringan luar sekolah yang masih minim, serta  terbatasnya sumber daya manusia  dari segi jumlah dan kualitas. Faktor pendukung dalam penerapan strategi Bauran Pemasaran di SMP Islam Terpadu An Najah Jatinom adalah animo masyarakat yang tinggi, pendidik (guru) yang masih muda, semangat dan mempunyai kreatifitas tinggi, gedung sekolah yang bagus, nyaman, dan menarik, serta program yang bervariasi. Faktor penghambat dalam penerapan strategi Bauran Pemasaran di SMP Islam Terpadu Muhammadiyah An Najah Jatinom adalah, tenaga pendidik masih minim dari segi jumlah dan kualitas, pihak sekolah kurang konsisten dalam pelaksanaan program serta minimnya fasilitas penunjang pembelajaran.


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 39-59
Author(s):  
Heniyatun Heniyatun ◽  
Puji Sulistyaningsih ◽  
Siti Anisah
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pertimbangan hukum hakim dalam pemberian mut’ah dan nafkah iddah dalam perkara cerai gugat dan bagaimana pelaksanaan isi putusan atas pemberian mut’ah dan nafkah iddah dalam perkara cerai gugat. Metode penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Teknik pengelolahan data yang digunakan yaitu teknik analisis data deskriptif normatif, dan penarikan kesimpulan dilakukan secara deduktif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1) Pertimbangan hukum hakim dalam pemberian mut’ah dan nafkah iddah dalam perkara cerai gugat nomor 0076/Pdt.G/2017/PA.Mgl yaitu mendasarkan pada Pasal 41 huruf (c) UU Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 149 huruf (a) dan (b) KHI serta Yurisprudensi Mahkamah Nomor 137 K/AG/2007 tanggal 6 Februari 2008 dan Nomor 02 K/AG/2002 tanggal 6 Desember 2003. Putusan tersebut menyimpangi ketentuan Pasal 149 KHI, namun demikian pertimbangan hukum hakim dalam perkara tersebut mengandung terobosan hukum dengan metode penemuan hukum dan berpedoman pada Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dalam memberikan putusan berkaitan dengan nusyuz, sehingga meskipun perceraian diajukan oleh isteri (cerai gugat) tetapi isteri tidak terbukti nusyuz maka secara ex officio suami dapat dihukum untuk memberikan nafkah iddah kepada bekas isterinya. Putusan hakim tersebut mengakodomasi pendapat madzhab Hanafi. Penerapan hak ex officio hakim tersebut juga menyimpangi ketentuan Pasal 178 ayat (3) HIR/ Pasal 189 ayat (3) RBG yang menyatakan bahwa hakim dilarang menjatuhkan keputusan atas perkara yang tidak dituntut, atau memberikan  lebih daripada yang dituntut, namun demikian putusan tersebut tidak melanggar asas ultra petita.  2) Pelaksanaan isi putusan perkara nomor 0076/Pdt.G/2017/PA.Mgl adalah secara sukarela di luar persidangan, apabila tergugat tidak melaksanakan isi putusan secara sukarela maka penggugat dapat mengajukan permohonan eksekusi terhadap putusan tersebut dengan mengajukan permohonan eksekusi sejumlah uang. Kelemahan putusan ini yaitu tidak ada instrumen yang dapat memaksa tergugat untuk membayar mut’ah dan nafkah iddah yang telah diputuskan sebagaimana pada perkara cerai talak, instrumen pelaksanaan putusan dalam cerai talak dapat dilaksanakan melalui sidang ikrar talak.


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Amat Mulyoko

Guidance of adolescent before marriage is carried out by Islamic Religious Instructor, Head and KUA Head. Islamic religious leaders guide mosque adolescents, prayer rooms and teaching assembly through routine or weekly teaching activities. The headman and head of the KUA carry out coaching for the bride and groom before the marriage ceremony. The lack of funds received by the KUA resulted in the implementation of the bride and groom course which caused the implementation to be not carried out to all prospective brides and responded by the KUA of Semarang regency through the private coaching of the bride and groom who wanted to carry out the wedding. This research is a qualitative analytic research and is a type of field research. Primary data sources, namely data obtained from interviews with the Office of the Ministry of Religion in Semarang, KUA in all districts of Semarang, and participants in premarital sex education, and secondary data in the form of books on marriage. Data collection methods are done by interview, documentation, and observation.


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 68-77
Author(s):  
Imamul Arifin ◽  
Andika Adinul Yahya ◽  
Muhammad Thoriq Azzam

The Revolution of Human Resources (SDA) and Mental Nation is indeed important today to sustain the progress of the nation. But before that, it must be realized about the lack of attention to education for people who are not addressed, for example street children and orphans in need. All elements of the nation should be realize of the deficiency or something that needs to be improved from this. The government, educational institutions and humanitarian social bodies that form the nation's generation are very important for this.  But here, it is emphasized for the Social Foundation and humanity to be more able to pay attention to their future needs for the better, because this institution is a suitable place for them to get quality education, character, and morals that are in accordance with Islamic values, where the aim is to provide equitable justice for the people's and make a better national life.Revolusi Sumber Daya Manusia (SDA) dan Mental bangsa memanglah penting di era sekarang untuk menopang kemajuan bangsa. Namun sebelumnya, haruslah disadari tentang kurangnya perhatian terhadap pendidikan bagi masyarakat yang tidak diperhatikan, contohnya anak jalanan dan anak yatim piatu yang membutuhkan. Harusnya semua elemen bangsa  menyadari tentang kekurangan atau sesuatu hal yang perlu diperbaiki dari ini. Pemerintah, instansi/lembaga pendidikan dan badan sosial kemanusiaan pembentuk generasi bangsa  sangatlah berperan penting. Namun disini, ditekankan bagi Yayasan Sosial dan kemanusiaanlah untuk lebih bisa memperhatikan kebutuhan masa depan mereka menjadi lebih baik, karena instansi inilah sebagai tempat yang cocok bagi mereka untuk mendapat pendidikan, karakter, dan moral yang berkualitas dan sesuai dengan nilai-nilai keislaman, yang mana tujuannya adalah memberikan keadilan merata bagi masyarakat dan memajukan kehidupan bangsa yang lebih baik.


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 140-151
Author(s):  
Suranto Suranto ◽  
Imron Rosyadi ◽  
Muinudinillah Basri

This research is motivated by the curiosity of the law of marriage of a pregnant adulter to cover up her shame and family disgrace, which sometimes occurs in the community, while the Prophet Muhammad “peace be upon him” has forbidden men to marry a pregnant woman until she gives birth.And many other forbidden marriages that occur in the community. The formulation of the problems of this research are: 1) What are the opinions of the four ideology of thought towards the rule of "iqtidhou annahyi alfasad wal butlan"? 2) How is the application of this rule in prohibited marriages, such as marriages of men with adulterers who are pregnant, mut'ah marriages, marriages of men who have been proposed by other men, marriages in ihrom conditions, syigor marriages, bid'iy marriages, marriages without marriages proxy, marriage without witnesses, marriage by combining women who still have mahrom relations. This research was conducted by the literature review method, collecting and studying various references, especially from the four ideology of thought, then conducting in-depth analysis. The conclusions of this study are 1) the four ideology of thought differ on the the rule of "iqtidhou annahyi alfasad wal butlan" in some circumstances annahyu, and have the same view of this Qoidah in several circumstances annahyu. 2) In applying this rule in the case of marriage, they agree on its validity or sleaze in some marital matters, but also differing opinions in several other issues. Usually, their opinions on the issue of marriage are in line with their opinions on the issue of the rule of ushul, but sometimes they don’t.Penelitian ini dilatarbelakangi keingintahuan hukum nikahnya pezina yang hamil untuk menutupi aibnya dan aib keluarganya, yang kadang terjadi di masyarakat, sedangkan Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa salam telah melarang lelaki untuk menikahi perempuan yang hamil sampai dia melahirkan. Dan banyak pernikahan-pernikahan terlarang lainya yang terjadi di masyarakat. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1) Apa pendapat empat madzhab terhadap qoidah “ iqtidhou annahyi alfasad wal butlan”? 2) Bagaimana penerapan qoidah ini dalam masalah pernikahan yang terlarang, seperti nikahnya lelaki dengan pezina yang hamil, nikah mut’ah, nikahnya lelaki atas perempuan yang sudah dilamar lelaki lain, nikah dalam kondisi ihrom, nikah syigor, tholak bid’iy, nikah tanpa wali, nikah tanpa saksi, nikah dengan menggabungkan perempuan yang masih ada hubungan mahrom. Penelitian ini dilakukan dengan metode kajian pustaka, dengan mengumpulkan dan mentelaah berbagai referensi terutama dari empat madzhab, dan menganalisanya. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah 1) empatmadzhab berbeda pendapat tentang qoidah “ iqtidhou annahyi alfasad wal butlan” di beberapa keadaan annahyu, dan sama pandanganya tentang kaidah ini dalam beberapa keadaan annahyu. 2) Dalam penerapan qoidah ini dalam masalah pernikahan, mereka sepakat tentang keabsahanya atau kebatilanya dalam beberapa masalah pernikahan, dan kadang mereka juga berbeda pendapat dalam beberapa masalah lainya. Biasanya pendapat mereka dalam masalah pernikahan ini selaras dengan pendapat mereka dalam masalah qoidah ushul tersebut, tapi kadang tidak selaras. الملخص: قاعدة" اقتضاء النهي الفساد و البطلان " عند المذاهب الأربعة و تطبيقاتها في المناكحات، رسالة مقدمة لاستيفاء أحد الشروط للحصول على درجة الماجستير في تخصص الفقه و أصوله، إعداد الطالب: سورا تنو، رقم القيد:O200170020  تحت إشراف: د.عمران رشادي و د.معين دين الله بصري، عام:1441 ه / 2019م. قامت فكرة البحث على معرفة حكم نكاح الحامل بسبب الزنى لستر عيبها و عيب عائلتها الواقع في المجتمع ، مع أن النبي – صلى الله عليه و سلم – نهى عن نكاح الحامل حتى تلد كي لا يختلط النسب. قد وقعت الأنكحة الممنوعة الأخرى في المجتمع. تدور مشكلة البحث حول الأمرين التاليين: 1) ما أقوال المذاهب الأربعة في قاعدة " اقتضاء النهي الفساد و البطلان"؟ 2)كيف تطبيق هذه القاعدة  في مسائل المناكحات؟ اتّبع الباحث في هذه الرسالة البحث المكتبي، و ينهج هذا البحث منهج استقرائي و تحليلي. و توصل الباحث إلى النتائج الآتية: 1) اختلف المذاهب الأربعة في القاعدة الأصولية " اقتضاء النهي الفساد و البطلان " في بعض أحوال النهي، و اتفق في بعضها. 2) تطبيقات هذه القاعدة في المناكحات المنهي عنها في نكاح الزانية الحامل، نكاح المتعة، الخطبة على الخطبة، نكاح المحرم، نكاح الشغار، الطلاق البدعي، النكاح بدون ولي، النكاح بدون الشهود، الجمع بين المحارم في النكاح، اتفق المذاهب الأربعة على صحة بعضها أو فساده، و اختلفوا في بعضها، غالبا أن رأيهم موافق لرأيهم في القاعدة " اقتضاء النهي الفساد و البطلان"، و أحيانا مخالف لرأيهم في هذه القاعدة.  


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 60-67
Author(s):  
Frisztina Anisa ◽  
Veni Soraya Dewi ◽  
Ade Vira Agustina

Islam has arranged all matters relating to human life in the world, including economic activities. In carrying out economic activities must be in accordance with the purpose of life of a Muslim with its implementation is mashlahah on the activities of maqasid syaria. Maqashid sharia has five factors, namely guarding religion, guarding the soul, guarding reason, guarding offspring, and protecting property. Sharia Commercial Bank as a supporter of the community's economy in carrying out all its activities must be based on sharia provisions. Annual Report reflects the activities of Sharia Commercial Banks both financial and non-financial. Maqasid Sharia as an indicator of the implementation of sharia principles must be reflected in the Sharia Commercial Bank Annual Report. This study aims to determine the implementation of the Maqasid Syaria in the Sharia Commercial Bank annual report. The sample in this study is Bank Syariah Mandiri Annual Report. The research method used in this study is qualitative research that is descriptive research and analysis based on theories and other supporting sources. The results of the study are Bank Syariah Mandiri has implemented all aspects of the maqasid syaria as reflected in the Annual Report.Islam sudah mengatur segala urusan yang berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia, termasuk aktifitas ekonomi. Dalam melakukan aktivitas ekonomi harus sesuai dengan tujuan hidup seorang muslim dengan implementasinya adalah mashlahah pada aktivitas maqasid syariah. Maqashid syariah memiliki lima faktor, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, dan menjaga harta. Bank Umum Syariah sebagai salah satu pendukung perekonomian masyarakat dalam menjalankan segala aktivitasnya harus berdasarkan ketentuan syariah. Annual Report mencerminkan dari aktifitas Bank Umum Syariah baik keuangan maupun non keuangan. Maqasid Syariah sebagai indikator terlaksananya prinsip syariah harus tercermin dalam Annual Report Bank Umum Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi maqasid syariah pada annual report Bank Umum Syariah. Sampel pada penelitian ini adalah Annual Report Bank Syariah Mandiri. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bersifat deskriptif dan analisis berdasarkan teori dan sumber-sumber lain yang mendukung. Hasil dari penelitian adalah Bank Syariah Mandiri telah mengimlementasikan seluruh aspek maqasid syariah yang tercermin pada Annual Report.


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 8-16
Author(s):  
Khairul Syafaruddin ◽  
Ni'matul Mahfiroh

One effect of the development of internet technology is the birth of social media. Instagram is a social media that is currently used by more than 61 million people in Indonesia. The number shows that Instagram has become an effective tool for an industry in the context of political economy practices, one of which is in the Muslim fashion industry. One of the Muslim fashion industries engaged in the digital world is santun.inv. This account has compared him to being a producer of the hijrah shirt. Based on its branding and products sold through its Instagram account, it can be seen in this account that has carried out the commodification of Islamic values through commodity tools. That way it can be seen, now the value of Islam can not only be operated at the level of scientific review and da'wah. But the function has shifted to become an economic tool.Salah satu efek dari munculnya teknologi internet adalah lahirnya media sosial. Instagram menjadi media sosial yang hingga saat ini digunakan oleh lebih dari 61 juta orang di Indonesia. Angka tersebut menunjukkan  bahwa Instagram telah menjadi alat yang efektif bagi sebuah industri dalam rangka praktik ekonomi politik, salah satunya dalam industri fashion muslim.  Salah satu industri fashion muslim yang bergerak di dunia digital adalah santun.inv. Akun tersebut telah membranding dirinya sebagai produsen dari kaos hijrah. Berdasarkan brandingnya serta produk yang dijual melalui akun instagramnya, dapat dilihat bahwa akun tersebut telah melakukan komodifikasi nilai islam melalui alat komoditi fashion. Dengan begitu dapat dilihat, kini nilai islam tidak hanya beroperasi di tataran kajian keilmuan dan dakwah. Namun telah bergeser fungsi menjadi alat ekonomi.


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. iii-iv
Author(s):  
Redaksi Profetika

2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 17-26
Author(s):  
Siti Fatimah Nurhayati ◽  
Indah Kurniasasri

This study is entitled "Analysis of Early Age Marriage From an Economic, Social and Religious Perspective: Study in Purwodadi District Grobogan Regency" with the aim of analyzing patterns of early marriage and factors that encourage early marriage. The research data uses primary data with a population of 103 and taken as many as 50 samples. Methods of data collection through observation, interviews, questionnaires and documentation. The analytical tool in this study uses descriptive qualitative analysis. The results showed that there were 2 reasons for early marriage, namely because of their own desires and arranged marriages. There are 3 patterns of early marriage, namely dispensation from the religious court, increasing the age of the KTP and siri marriage, and there are several factors driving the occurrence of early marriage which include economic factors, social factors and religious factors.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola pernikahan usia dini dan faktor-faktor yang mendorong terjadinya pernikahan usia dini. Data penelitian menggunakan data primer dengan populasi sebanyak 103  dan diambil sampel sebanyak 50. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 2 alasan dalam melakukan pernikahan usia dini yaitu karena keinginan sendiri dan dijodohkan. Terdapat 3 pola pernikahan usia dini yaitu dispensasi dari pengadilan agama, menuakan umur di KTP dan nikah siri, serta ada beberapa faktor pendorong terjadinya pernikahan usia dini yaitu meliputi faktor ekonomi, faktor sosial dan faktor religi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document