scholarly journals Plural Conceptions of Integration of Science and Religion

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 142-157
Author(s):  
Zulkifli Zulkifli ◽  
Cucu Nurhayati ◽  
Bambang Ruswandi ◽  
Fadhilah Suralaga

AbstractAlong with the transformation of Islamic higher educations into full-fledged universities, the concept of integration of science and religion is their key characteristic. Indonesian education has witnessed the dynamic and development of paradigm, concept, and metaphor for Islamic university’s science integration. Many studies dealing with the paradigm and concept of science integration and its implementation in curriculum design and learning process have been conducted but tend to focus on the monolithic understanding of each university. By distancing itself from the general trend, this study attempted to analyze the plural conceptions of science integration and factors affecting the plural conceptions at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. To achieve the goal, we employed a mixed method of quantitative and qualitative approach with questionnaires distributed to the sample of 147 lecturers, focus group discussion with 25 participants, and library studies. The study found three types of conceptions have developed and co-existed at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, namely official conception, senior academia’s conception, and general lecturers' conception. Each has its formulation and emphasis, although they share some similarities. The study also revealed the institutional factor as context and individual factors, mainly experience and expertise, resulting in the plural conceptions of science integration. Thus, the concept of science integration at an Islamic university should be considered as a dynamic and plural entity.AbstrakSeiring dengan transformasi perguruan tinggi keagamaan Islam menjadi universitas penuh, konsep integrasi ilmu dan agama menjadi karakteristik utamanya, dan pendidikan Indonesia telah menyaksikan dinamika dan pengembangan paradigma, konsep, dan metafora integrasi ilmu di universitas-universitas Islam tersebut. Banyak penelitian yang berhubungan dengan paradigma dan konsep integrasi ilmu serta implementasinya dalam desain kurikulum dan proses pembelajaran telah dilakukan, tetapi penelitian-penelitian tersebut cenderung berfokus pada pemahaman monolitik dari masing-masing universitas. Berbeda dengan itu semua, penelitian ini berusaha menganalisis beragam konsepsi tentang integrasi ilmu dan agama dan faktor-faktor yang mempengaruhi beragam konsepsi tersebut di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif dengan teknik kuesioner yang disebarkan kepada 147 responden, Focus Group Discussion dengan 25 partisipan, dan studi kepustakaan. Studi ini menemukan bahwa tiga jenis konsepsi telah berkembang dan hidup berdampingan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu konsepsi resmi, konsepsi akademisi senior, dan konsepsi dosen umum. Masing-masing memiliki rumusan dan penekanan sendiri meskipun mereka memiliki beberapa kesamaan. Studi ini juga mengungkapkan faktor kelembagaan sebagai konteks dan faktor individu terutama pengalaman dan keahlian yang mempengaruhi beragam konsepsi integrasi ilmu. Dengan demikian, konsep integrasi ilmu di universitas Islam harus dipahami sebagai entitas yang dinamis dan beragam. How to Cite:  Zulkifli, Nurhayati, C., Ruswandi, B., Suralaga, F. (2020).  Plural Conceptions of Integration of Science and Religion. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 7(2), 142-157. doi:10.15408/tjems.v7i2.18991.

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 213-231
Author(s):  
I Gede Krisna Meialldy Putra ◽  
Made Hery Santosa ◽  
Ni Putu Astiti Pratiwi

ABSTRACTThis study investigated the implementation of online peer feedback practice, the students’ perceptions toward online peer feedback practice, and the students’ challenges toward online peer feedback practice. The study employed a mixed-method design with SMA PGRI Blahbatuh students as the population, while the sample was 132 students. The data were collected through observing the online classes using an observation checklist, conducting a survey using a questionnaire, and conducting an interview using an interview guide through focus group discussion. The study’s findings imply several strengths and weaknesses in the online peer feedback practice. It was also revealed that the students had positive perceptions toward the online peer feedback practice. Meanwhile, the interview results revealed several contradictory results regarding the students’ challenges. The students preferred the teacher’s feedback after the practice since it would make them feel safe. The students also suggested anonymous peer feedback practice since they could give the comments honestly, with details, and specifics. Through this study, students can learn to improve their skills in communicating and collaborating with their peers. The study also provided the teacher information to create more effective and efficient online peer feedback practice.    ABSTRAKPenelitian ini didesain untuk menyelidiki penerapan praktik umpan balik rekan secara daring, persepsi siswa terhadap praktik umpan balik rekan secara daring, dan tantangan siswa terhadap praktik umpan balik rekan secara daring. Penelitian ini menggunakan desain kombinasi dengan siswa SMA PGRI Blahbatuh sebagai populasi, sedangkan sampelnya hanya 132 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi kelas online menggunakan lembar observasi, survei menggunakan kuesioner, dan wawancara menggunakan pedoman wawancara melalui diskusi kelompok terfokus. Temuan penelitian menyiratkan bahwa ada beberapa kekuatan dan kelemahan dalam praktik umpan balik rekan secara daring. Terungkap pula bahwa siswa memiliki persepsi positif terhadap praktik umpan balik rekan secara daring. Sementara itu, hasil wawancara mengungkapkan beberapa hasil yang kontradiktif terkait tantangan siswa. Siswa lebih menyukai masukan dari guru setelah latihan karena akan membuat mereka merasa lebih aman. Para siswa juga menyarankan praktik umpan balik rekan anonim karena mereka dapat memberikan komentar dengan jujur, dengan detail, dan spesifik. Melalui penelitian ini, siswa dapat belajar meningkatkan keterampilannya dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dengan teman sebayanya. Penelitian ini juga memberikan informasi kepada guru untuk menciptakan praktik umpan balik teman secara daring yang lebih efektif dan efisien. 


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 161
Author(s):  
Estrin Handayani

Pendahuluan: Indonesia adalah wilayah yang potensial terjadi bencana alam (disaster), seperti gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, banjir, tanah longsor dan lain lain. Untuk menghadapi semua bencana di atas, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) telah memiliki program One Muhammadiyah One Respon (OMOR). Hanya saja, evaluasi programnya belum maksimal sehingga berpotensi meningkatnya jumlah korban bencana alam dan kerugian ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi untuk mencegah semua dampak yang telah disebutkan. Tujuan: penelitian untuk mengevaluasi kegiatan OMOR dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Metode: desain penelitian ini adalah mixed method dengan pendekatan survey dan FGD (Focus Group Discussion). Pada tahap survey peneliti mengevaluasi dokumen berupa contex, input, process dan product. Setelah itu diikuti dengan FGD yang melibatkan sejumlah 15 orang dari 14 organisasi otonom. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Magelang, pada bulan maret-september 2019. Hasil: hasil survey menunjukan bahwa variabel evaluasi contex sebesar 43% (keberadaan dokumen yang sudah direncanakan), variabel input sebesar 42,8% (yang sudah dilakukan secara spesifik dalam program), variabel process sebesar 34,2% (pelaksanaan program sesuai perencanaan) dan 44,4% (variabel product luaran telah melakukan penyelesaian laporan program secara tuntas). Hasil FGD mendukung bahwa perencanan, pelaksanaan maupun laporan kegiatan program OMOR perlu dimaksimalkan kembali. Kesimpulan: penanggulangan bencana perlu disusun Rencana Kontinjensi dan anggaran yang melibatkan amal usaha Muhammadiyah dengan melakukan kajian resiko bencana, pelaksanaan yang terkoordinasi dengan MDMC dan monitoring kegiatan.


2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 264
Author(s):  
Iin Prima Fitriah ◽  
Dany Hilmanto ◽  
Herman Susanto ◽  
Hadi Susiarno ◽  
Eddy Fadlyana ◽  
...  

Kematian perinatal berhubungan dengan peristiwa obstetri seperti lahir mati dan kematian neonatal dini. Kasus kematian bayi di Kabupaten Garut menduduki peringkat kedua tertinggi kematian bayi di Jawa Barat. Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan kasus kematian perinatal namun, belum memperlihatkan hasil maksimal. Tujuan penelitian adalah menganalisis penyebab kematian perinatal yang dapat dicegah. Rancangan penelitian ini adalah Sequential Explanatory Mixed Method. Tahap pertama melakukan teknik  kuantitatif dengan studi dokumentasi terhadap dokumen Otopsi Verbal Perinatal (OVP) berjumlah 78 kasus. Uji statistik menggunakan fisher exact. Tahap kedua dengan teknik kualitatif dengan indepth interview pada empat orang keluarga bayi yang meninggal, dua orang petugas kesehatan dan dua orang penanggungjawab pencatatan dan pelaporan dan Focus Group Discussion (FGD) pada satu orang kepala seksi kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dan empat orang bidan koordinator puskesmas. Penelitian dilaksanakan bulan Oktober sampai November 2016. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan jarak kelahiran, penyakit penyerta, ketersediaan fasilitas dan rujukan dengan kematian perinatal yang dapat dicegah (p<0,05). Jarak kelahiran dan penyakit penyerta masih berkontribusi terhadap kematian perinatal yang dapat dicegah terkait dengan keterbatasan pengetahuan ibu dan juga deteksi dini baik tingkat keluarga maupun tenaga kesehatan, sedangkan ketersediaan fasilitas kesehatan terkait dengan keterbatasan alat dan sumber daya manusia kesehatan. Sebagian besar kematian perinatal dapat dicegah. Perlu kerjasama semua elemen masyarakat maupun pemerintah dalam upaya menurunkan kematian perinatal yang dapat dicegah. 


2019 ◽  
Vol 14 (4) ◽  
pp. 318-321
Author(s):  
Marliana Rahma ◽  
Ari Kurniasih ◽  
Risma Indraswari

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tahun 2015, angka kematian bayi di Indonesia mencapai 23/1000 kelahiran hidup. Sedangkan target SDG’s menurunkan AKB hingga kurang dari 12 per 1000 KH Jumlah kematian neonatal tahun 2017 di Jawa Barat adalah 2.764 kasus. Karawang merupakan salah satu dari tujuh kabupaten penyumbang kematian neonatal tertinggi pada tahun 2017, yiatu 153 kasus. Jumlah kematian bayi tahun 2018 sebanyak 162 kasus. Penyebab terbanyak kasus kematian neonatal di Jawa Barat tahun 2017 adalah BBLR sebanyak 1132 kasus, dan asfiksia 799 kasus. Penyebab tertinggi kematian bayi di Karawang pada tahun 2018 adalah BBLR (78 kasus). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akar penyebab dari masalah kematian bayi di Karawang dengan menggunakan RCA (Root Cause Analisys) serta membuat rekomendasi kebijakan berdasarkan akar permasalahan untuk menurunkan kematian bayi di Kabupaten Karawang. Metode penelitian yang digunakan adalah sequential eksplanatori mixed method. Penelitian dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan dan analisis data kuantitatif. Tahap ini dilakukan dengan cara  analisis data sekunder di dinas kesehatan Kabupaten Karawang tentang karakteristik kematian bayi di Karawang. Tahap kedua adalah pengumpulan dan analisis data kualitatif. Root cause analysis dilakukan dengan cara Focus Group Discussion dan wawancara mendalam terhadap key informan. Analisis data kualitaif dilakukan dengan triangulasi sampai menemukan akar permasalahan yang mendasar dari kematian bayi di Kabupaten Karawang. Tahap selanjutnya adalah FGD dengan pemegang kebijakan di Dinas Kesehatan Kabupataen Karawang untuk menyusun rekomendasi kebijakan yang tepat sebagai upaya untuk menurunkan kematian bayi di Kabupaten Karawang: Jumlah kematian bayi di Karawang pada tahun 2018 adalah 162 kasus. Penyebab terbanyak kematian bayi di Karawang adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 78 kasus. Penyebab terbanyak kejadian BBLR adalah karena riwayat ibu Pre Eklampsi Berat (PEB). Penyebab terbanyak kejadian PEB adalah kurangnya pengetahuan dan sikap petugas kesehatan dalam mendeteksi dan menangani kasus PEB. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan adalah penguatan materi PEB pre service (dalam kurikulum perguruan tinggi kebidanan).    


2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 573
Author(s):  
Nency Agustia ◽  
Rizanda Machmud ◽  
Elly Usman

Ogan Komering Ulu (OKU) memiliki angkatan kerja sebanyak 65.917 dari 97.628 Wanita Usia Subur. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu cakupan ASI eksklusif masih belum memenuhi target yaitu 48,5% dari 80%. Kebijakan mengenai ASI eksklusif di tempat kerja telah ada, namun masih banyak tempat kerja yang belum melaksanakan kebijakan tersebut.Tujuan penelitian adalahmenganalisis faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Kabupaten OKU. Studi mixed method desain sequential explanatory. Sampel kuantitatif diambil menggunakan multistage sampling pada Sembilan puluh dua ibu bekerja menyusui yang memiliki anak usia 0-2 tahun di OKU antara November 2018-Maret 2019. Responden Penelitian kualitatif dengan Indept Interview kepada pengelola program gizi dinas kesehatan, kabid hubungan indsutrial dinas tenaga kerja dan transmigrasi, kasie pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pemegang program gizi puskesmas sukaraya dan puskesmas tanjung agung, pimpinan tempat kerja, dan Responden Focus Group Discussion (FGD) yaitu ibu-ibu bekerja yang menyusui. Hasil Kuantitatif didapatkan pengetahuan (p= 0,245), Sikap (p= 0,423), fasilitas laktasi (p= 0,233), dukungan suami (p= 0,958), dukungan atasan kerja (p= 0,641). Hasil penelitian kualitatif menjelaskan bahwa kebijakan ASI Ekslusif di tempat kerja masih banyak ditemukan kendala berupa kurangnya sosialisasi, belum ada alokasi dana, tenaga dan sarana khusus untuk pelaksanaan. Disimpulkan bahwa pelaksanaan kebijakan ASI Eksklusif pada ibu bekerja di OKU belum terlaksana dengan baik karena belum adanya Perda Khusus tentang ASI Eksklusif di tempat kerja.


2018 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 37-50
Author(s):  
Noviati Fuada ◽  
Cati Martiyana ◽  
Ika Puspita Asturiningtyas ◽  
Slamet Riyanto

Abstrak Latar Belakang. Iodium merupakan komponen kunci pembentukan hormon tiroid. Akibat kekurangan iodium menimbulkan beban penyakit global, oleh karena itu Indonesia sepakat berperan dalam upaya global melawan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Perubahan persepsi masyarakat atau intervensi pengetahuan tentang iodium dapat dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat. Upaya intervensi tersebut juga perlu dilakukan evaluasi. Tujuan. Analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menentukan strategi terhadap pelaksanaan penerapan model pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan GAKI. Metode. Jenis penelitian dengan mixed method, yakni menggabungkan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, Focus Group Discussion dan pengamatan langsung di lapangan. Analisis menggunakan SWOT. Hasil. Hasil IFAS 0,40 dan EFAS 0,27 menempatkan posisi pemberdayaan penanggulangan GAKI berada pada titik (x,y)=(0,40;0,27) kuadran I (Strategi Mendukung Agresif). Kesimpulan. Model pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan GAKI di desa Pulosaren dapat diterapkan. Penerapan model pemberdayaan masyarakat sangat prima dan mantap, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Strategi utama adalah mempertahankan dan mengoptimalkan kekuatan sosial dari kearifan lokal ‘guyub rukun’ yang dimiliki masyarakat; memastikan posyandu tetap aktif ataupun melakukan inovasi program posyandu; serta terus melakukan penyegaran pelatihan penyuluhan dengan menyederhanakan materi pelatihan ataupun model penyampaian pengetahuan yang lebih efektif.   Kata kunci: perubahan, pemberdayaan, GAKI, SWOT


2014 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 202-214
Author(s):  
Iwan Supardi ◽  
Sumarno Sumarno

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan pola dan mengukur intensitas hubungan antar-kelompok siswa etnis Melayu, Dayak, Tionghoa, dan Madura di empat sekolah swasta berbasis etno-religi (ethno-religio segregation/E-RS) di Kota Pontianak: SMA Sultan Syarif Abdurrahman (Melayu-Islam), SMA Yayasan Pendidikan Kristen (YPK)[Dayak-Nasrani], SMA Kristen Immanuel (Tionghoa-Nasrani, Konghucu, Budha), dan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Al-Anwar (Madura-Islam), berdasarkan sikap dan perilaku berprasangka (prejudice) dan stereotip terhadap etnis dan agama. Metode campuran kualitatif-kuantitatif digunakan pada tahap penelitian. Pada tahap pengembangan rumusan model pendidikan multikultural diuji melalui diskusi kelompok terbatas (Focus Group Discussion/FGD). Hasil penelitian menunjukkan  bahwa sekolah E-RS menampilkan pola-pola hubungan antarkelompok etnis-agama yang khas, seperti ethno-sentrisme, cinta-benci (approach-avoidance) dan benci-cinta (avoidance-approach), saling membenci (avoidance-avoidance) atau berseteru (conflicting pair), dan saling menyukai/ men-dukung (approach-approach) atau sebagai pasangan bulan madu (honeymoon). Kelompok etnis Madura cenderung dijadikan sebagai kelompok target konflik, sementara Tionghoa sebagai kelompok etnis sanjungan. Model pendidikan multikultural ramah dianggap sesuai diterapkan dalam program pendidikan di sekolah E-RS untuk membangun citra positif pada masing-masing kelompok agar prasangka (prejudice) dan bias anggapan (stereotip) dapat dikendorkan.Kata kunci: prasangka (prejudice) dan stereotip, ethno-religio segregation (E-RS), model pendidikan multikultural ramah_____________________________________________________________ MULTICULTURAL EDUCATION RAMAH MODEL FOR ETHNO-RELIGIO SEGREGATED SCHOOLS (E-RS) KOTA PONTIANAKAbstract This research is intended to formulate patterns and measure the strength of the interethnical-religious relation among students from four different ethnic groups of Malay, Dayak, Chinese, and Madurese at the ethno-religio segregated schools (E-RS) in Pontianak: Sultan Syarif Abdurrahman Senior High School (Malay-Islam),  Christian Education Foundation Senior High School/ YPK (Dayak-Christian], Immanuel Christian Senior High School (Chinese-Christian, Konghucu/Confucius, Buddha), dan Private Islamic Senior High School/MAS Al-Anwar (Madurese-Islam), based on their prejudice and stereotype attitudes toward ethnic and religion. The research applied qulititative-quantitative mixed method, and for developing the model, focus group discussion (FGD) was used. The findings show that E-RS have unique and critical interethnic-religious relation patterns, i.e. ethno-centrism, approach-avoidance, avoidance-approach, avoidance-avoidance (conflicting pair), and approach-approach (honeymoon). Madurese is treated as potential conflicting targeted group; Chinese as popular referring group among case groups. A model of Ramah (friendly attitudes and behaviours) in multicultural education is promoted to develop positive images among the groups to reduce potential prejudice and stereotypes.Keywords: prejudice and stereotype, ethno-religio segregated schools (E-RS), multicultural education ramah model


Author(s):  
Nurdin Lanuhu

Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Kepulauan Salabangka Kecamatan Bungku Selatan   Kabupaten Morowali Propinsi Sulawesi Tengah, pada bulan Juli 2016 sampai dengan Agustus 2016. Lokasi penelitian dipilih secara purposif dengan pertimbangan bahwa Gugus Kepulauan Salabangka Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali penduduknya umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan dan memiliki jumlah penduduk miskin yang terbanyak di Kabupaten Morowali. Penelitian ini bertujuan melakukan kajian terhadap faktor-faktor penyebab kemiskinan di Gugus Kepulauan Salabangka Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Sementara kegunaan yang diharapkan alam penelitian adalah tersedianya data dan informasi factor- factor penyebab kemiskinan yang dapat digunakan oleh berbagai pihak dalam menyusun model pemberdayaan masyarakat nelayan dalam penenggulangan kemiskinan di Kabupaten Morowali. Penelitian ini didesain dengan menggunakan mixed method approach, dengan menggabungkan Quantitative and Qualitative Research Designs secara simultan. Sedangkan Qualitative Research Design menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD). Pendekatan ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang komprehensif dan saling melengkapi, sehingga situasi riel di lapangan dapat dideskripsikan dengan baik. Adapun proses tahapan penelitian ini adalah Review literature, Kunjungan Lapangan, Uji kuisioner dan FGD, pengumpulan data primer dan sekunder. Hasil Penelitian  menunjukkan bahwa beberapa faktor yang mennyebabkan kemiskinan di Gugus Kepulauan Salabangka Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah adalah Keadaan Musim, Struktur Sosial, Pengelolaan Pendapatan, Pencemaran Lingkungan dan Pelayanan Pemerintah dibidang pemerintahan, pendidikan, kesehatan dan sarana prasarana tranportasi.Guna mengentaskan kemiskinan maka direkomendasikan 1) Pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal, 2) Perbaikan pelayanan pemerintah dalam bidang pemerintahan, pendidikan, kesehatan dan penyediaan sarana transportasi laut. Kata Kunci : Nelayan, Kemiskinan, Pulau


Author(s):  
Izza Mafruhah ◽  
Nurul Istiqomah

Objective - The objectives of this study are to find out how to empower the poor through community groups (Pokmaskin) at Wukirsari village. The second objective is to create a model for community empowerment with the basic of comparative for pilot and replication area. Methodology/Technique - The first method is Analytical Hierarchy Process (AHP) to analyse the factors that affect the community empowerment through poor society in the pilot areas and the area will be used replication analysis. The second method will use qualitative method with Focus Group Discussion and in-depth interview to answer how the empowerment model that is right for the poor in urban and rural areas. FGD involve various stakeholders in the area of both the elements of society, leaders, NGOs and government. Findings – The result showed that the factors which is the most influenced on the community development as perceived by members of community groups in the pilot and replication areas are, internal factors, institutional factor and external factor. Increasing the internal factor with increased motivation main target group members in the community empowerment; increasing institutional support in the form of legality, the role of local government, support from community leaders, encourages community motivation, formed to develop the organization; and empower all stakeholders, especially the private sector to provide support in training, financial, increase production and marketing. Novelty - The study uses Analytical Hierarchy Process (AHP) and Focus Group Discussion to reach the results. Type of Paper - Empirical Keywords: Poverty; Empowerment; Stakeholder; Community Group. JEL Classification: P32, P35.


Author(s):  
Pankaj Tiwari

<em>Revenue management plays a great role for achieving the national objective of any nation which enhances the economic development and social wellbeing of the society. Even though revenue management has paramount importance for achieving the national goal of any nation, developing countries revenue management including, Ethiopia, is affected by a number of factors. The empirical findings of this research indicates that there are a number of factors that affect revenue management such as, Lack of awareness of tax payers, in adequate assessment of taxable sources, lack of clear operational procedures and so on, this research, thus intended to assess factors affecting public sector revenue management in Halaba special woreda Town administration (SNNPR). The specific objectives of the study are to identify the major factor that affect revenue collection, factors taken into consideration for revenue planning and to know the extent of revenue management mechanism help in  revenue management of Halaba special woreda Town administration. Based on that fact, different literatures concerning the issue were reviewed to achieve these objectives; descriptive research method and stratified sampling were employed to gather data. Primary data were collected using semi structured questionnaires, interviews, focus group discussion and observations. Respondents who have participated in the study were employees (366) a sample of 88 were randomly selected from the Town administration of Halaba special woreda and taxpayers (151) a sample of 67 are randomly selected who have registered in the Inland revenue office, the study employed the Inland revenue management committee members (7) for focus group discussion and 4 from 6 Mayor Committee members for interview purposively selected. The total population of the study was 500 and the total sample size was 166. According to the response of the respondents, the factors that affected revenue management of Halaba special woreda Town administration are poor implementation, poor planning, inadequate assessment of taxable sources, lack of required skill, attitudinal problems of revenue officers, inaccurate information of taxpayers, lack of full automation and lack of awareness of taxpayers. Finally, based on the findings, possible recommendations are suggested, these include, widening the town’s revenue sources base, improving planning and implementing capacity, establishing adequate data base systems, raising continuous awareness for taxpayers, institutionalizing standard accounting system that produces timely and reliable information, encouraging community participation in planning and revenue collection and need for designing the reward system.</em>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document