PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 02 GERIMAK INDAH NARMADA LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017

2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Parziyah Parziyah

Kerja ilmiah dan kreativitas merupakan 2 hal yang sangat penting dalam pembelajaran khususnya pelajaran IPA. Dengan menggunakan model PBL, dapat meningkatkan kemampuan kerja ilmiah dan kreativitas siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Proses penerapan Model PBL Terhadap kemampuan kerja ilmiah dan kreativitas siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 2 Gerimak Indah Narmada Lombok Barat. 2) Pengaruh model PBL Terhadap kemampuan kerja ilmiah dan kreativitas siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 2 Gerimak Indah Narmada Lombok Barat. Focus penelitian ini pada pengaruh model PBL terhadap kerja ilmiah dan kreativitas siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen control group desain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 2 Gerimak Indah Narmada Lombok Barat tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 50 siswa. pengambilan sampel penelitian menggunakan purposing sample. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistic deskriptif dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat perbedaan kemampuan kerja ilmiah dan kreativitas antara kelompok eksperimen yang menggunakan model PBL dengan kelompok control dengan menggunakan metode konvensional. Hasil kerja ilmiah yaitu dari 25 siswa pada skelas eksperimen memperoleh persentase sebesar 76% dengan kualifikasi tinggi, dan pada kelas kontrol sebesar 36% dengan kualifikasi cukup, berdasarkan besar persentase tersebut selisihnya sebesar 40%. Untuk kreativitas siswa untuk kelas eksperimen persentase tingkat kreativitas siswa yaitu 92%, sedangkan kelas kontrol sebesar 80% dengan selisih 12%. Untuk analisis validitas dan reliabilitas menggunakan korelasi person bivariat, dengan Ttabel = 0,396, dan semua item dikatakan reliabel dengan cronbach’s alpha = 0,743 ≥ 0,70 maka dapat dikatakan reliabel. uji normalitas berdistribusi normal karena memiliki Asymp. Sign ≥0,05, hasil belajar kelas eksperimen memiliki sign 0,146 dan kelas control memiliki sign 0,846. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Dan uji homogenitas tes dengan taraf signifikan 0,05,pada kelas eksperimen dikatakanhomogeny karena nilai signifikan yaitu 0,111, karena nilai signifikannya dari uji homogenitas 0,05, data pada dependent variabel diatas menunjukkan bahwa variabelnya selalu mendekati garis diagonal sehingga data tersebut dikatakan homogen. Pada uji hipotesis Pada kelas ekperimen dengan jumlah responden 25 mempunyai mean 82,23. Sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah responden 25 mempunyai mean 70,56 dan nilai t hitung = 5,035, dengan taraf signifikan 0,05/5% sedangkan nilai t-tabel = 2,064.

Dysphagia ◽  
2021 ◽  
Author(s):  
Sofie Albinsson ◽  
Lisa Tuomi ◽  
Christine Wennerås ◽  
Helen Larsson

AbstractThe lack of a Swedish patient-reported outcome instrument for eosinophilic esophagitis (EoE) has limited the assessment of the disease. The aims of the study were to translate and validate the Eosinophilic Esophagitis Activity Index (EEsAI) to Swedish and to assess the symptom severity of patients with EoE compared to a nondysphagia control group. The EEsAI was translated and adapted to a Swedish cultural context (S-EEsAI) based on international guidelines. The S-EEsAI was validated using adult Swedish patients with EoE (n = 97) and an age- and sex-matched nondysphagia control group (n = 97). All participants completed the S-EEsAI, the European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire-Oesophageal Module 18 (EORTC QLQ-OES18), and supplementary questions regarding feasibility and demographics. Reliability and validity of the S-EEsAI were evaluated by Cronbach’s alpha and Spearman correlation coefficients between the domains of the S-EEsAI and the EORTC QLQ-OES18. A test–retest analysis of 29 patients was evaluated through intraclass correlation coefficients. The S-EEsAI had sufficient reliability with Cronbach’s alpha values of 0.83 and 0.85 for the “visual dysphagia question” and the “avoidance, modification and slow eating score” domains, respectively. The test–retest reliability was sufficient, with good to excellent intraclass correlation coefficients (0.60–0.89). The S-EEsAI domains showed moderate correlation to 6/10 EORTC QLQ-OES18 domains, indicating adequate validity. The patient S-EEsAI results differed significantly from those of the nondysphagia controls (p < 0.001). The S-EEsAI appears to be a valid and reliable instrument for monitoring adult patients with EoE in Sweden.


2017 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Diyas Age Larasati

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMA. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sooko tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian merupakan siswa kelas XI IPS 2 dan 3. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Non Equivalent Control Group Design. Berdasarkan selisih nilai pre test dan post test, rata-rata gain score kemampuan pemecahan masalah geografi SMA kelas eksperimen lebih tinggi dengan skor 27,26 dibandingkan dengan kelas kontrol dengan skor 11,88. Hasil perhitungan analisis uji t menggunakan independen sample t test diperoleh data p-level lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) yaitu 0,00. Hasil perhitungan ini membuktikan bahwa model PBL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMA. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model PBL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMAN 1 Sooko.Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan MasalahThe purpose of this study was to clarify the effect of the PBL model of problem-solving ability. This study do in SMA Negeri 1 Sooko 2015/2016. Study of the subject is the student of class XI IPS 2 dan 3. Form of quasi-experimental research design with non equivalent design control group. Subjects were selected based on the value of Middle Exam School (UTS) semester who have the same average (homogeneous). Control using a model class lectures and discussions, while the experimental class using PBL models. Gain score Data were analyzed using independent sample T-test Test with the help of the computer program SPSS 16.0 for Windows. Gainscore learning using PBL model of higher than conventional. The average value of the experiment gainscore class of 27, 26 and 11.88 of control. The results of the analysis of the Independent Sample T-Test Test, the difference shows a p-value of 0.000 level. The level of p-value less than 0.05 (P <0.05). The results of this study there was a significant effect PBL models to the problem-solving abilities. So the conclusion "PBL model significantly influential to the high school geography problem solving skills in SMAN 1 Sooko".Key Words: models of PBL, problem-solving abilities


2017 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
Author(s):  
Abdul Rahim, Sunarso *

Tujuan penelitian untuk mengetahui, (1) Pengaruh penggunaan model Project Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn di SMP, (2) Pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn di SMP, dan (3) Perbedaan pengaruh penggunaan model Project Based Learning dengan Problem Based Learning  terhadap prestasi belajar PPKn di SMP. Penelitian ini merupakan quasi experimental yang menggunakan pretest, posttest control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMPN 2 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh penggunaan menggunakan model Project Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn, dengan memperoleh gain score sebesar 20,29 (kelas eksperimen 1); (2) Terdapat pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn, dengan memperoleh gain score sebesar 18,48 (kelas eksperimen 2); dan (3) Terdapat perbedaan pengaruh penggunaan Project Based Learning dan Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn.Kata kunci: project based learning, problem based learning, prestasi belajar.


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 74
Author(s):  
Yulianitias Yulianitias ◽  
Cokorda Istri Raka Marsiti ◽  
Luh Masdarini

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dari penggunaan model Problem Based Learning berbasis lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas X-AP mata ajar Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan kerja di SMK Pariwisata Triatma Jaya Singaraja Tahun Ajaran 2018/2019. Desain penelitian yang digunakan adalah Non equivalent Only Control Group Design. Objek dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode pemilihan sampel penelitian adalah dengan teknik random sampling. Proses pengumpulan data menggunakan instrumen tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, kemudian melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik uji-t. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh thitung 7,641 dan ttabel (pada taraf signifikansi 5%) = 3,460. Hal ini berarti bahwa thitung> ttabel, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa X AP Di SMK Pariwisata Triatma Jaya Singaraja antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan Problem Based Learning berbasis lingkungan lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional. Dilihat dari hasil perhitungan rata-rata hasil belajar Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan kerja kelompok eksperimen adalah 81 lebih besar dari rata-rata hasil belajar Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan kerja kelompok kontrol yaitu 76 Kata kunci: Hasil belajar Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja, Model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Lingkungan ABSTRACT The study aimed at finding out the difference of implementation of problem based learning model with environmental basis towards the achievement of class XAP students on the subjects of sanitation, hygiene, and workplace safety at SMK Pariwisata Triatma Jaya Singaraja on the academic year 2018/2019. The research was designed with non equivalent only group control. The objects were two classes of samples, namely controlled and sample classes. Random sampling method was apllied to determine the sample of the research. The data were gathered by using test to find out the achievement of the students , then examining the hypothesis was done by implementing t-examiner technique. The results show that tvalue is 7,641 and ttable (at level of significance 5%) = 3,460. It means that tvalue> ttable. It can be interpreted that there is a significant effect towards the students’ahievement of class X AP at SMK Pariwisata Triatma Jaya Singaraja. The group of students that were treated with Problem Based Learning with the environmental basis got the mean score 81 for sanitation, hygiene, and workplace safety, it is higher than those who were treated with conventional method (controlled group).Key words : achievement, sanitation, hygiene, and workplace safety Model


2018 ◽  
Vol 29 (07) ◽  
pp. 656-667 ◽  
Author(s):  
Suzanne C. Purdy ◽  
Mridula Sharma ◽  
Amanda Morgan

AbstractClassrooms can be noisy and are challenging listening environments for children with auditory processing disorder (APD). This research was undertaken to determine if the Listening Inventory for Education-UK version (LIFE-UK) can differentiate children with listening difficulties and APD from their typically developing peers.To investigate reliability and validity of the student and teacher versions LIFE-UK questionnaire for assessing classroom listening difficulties.Cross-sectional quantitative study comparing children with listening difficulties with typically developing children.In total, 143 children (7–12 yr) participated; 45 were diagnosed with APD. Fifteen participants with reported listening difficulties who passed the APD test battery were assigned to a “listening difficulty” (LiD) group. Eighty three children from nine classrooms formed a Control group.Children and teachers completed the LIFE-UK questionnaire student and teacher versions. Factor analysis was undertaken, and item reliability was assessed using Cronbach’s alpha. Teacher and student ratings were compared using Spearman correlations. Correlations between LIFE-UK ratings and APD test results were also investigated.Factor analysis revealed three factors accounting for 60% of the variance in the Control group LIFE-UK ratings. After removing six items with low factor loadings, a shortened seven-item version with three factors accounted for 71.8% of the variance for the student questionnaire; Cronbach’s alpha indicated good internal reliability for this seven-item version of the student questionnaire. Factors were also derived for the teacher questionnaire. Teacher and student ratings were correlated when participant groups were combined. LIFE-UK ratings correlated weakly with some APD measures, providing some support for the questionnaire validity.The results support the use of either the 13- or 7-item student and the teacher versions of the LIFE-UK to evaluate classroom listening and functional consequences of APD. Factor analysis resulted in groupings of items reflecting differences in listening demands in quiet versus noise for the student questionnaire and attentional versus class participation demands for the teacher questionnaire. Further research is needed to confirm the robustness of these factors in other populations.


2019 ◽  
Vol 35 (04) ◽  
pp. 397-399 ◽  
Author(s):  
Sercan Gode ◽  
Arin Ozturk ◽  
Mustafa Sahin ◽  
Veysel Berber ◽  
Fazil Apaydin

AbstractThe objective of this study is to provide a valid and reliable Turkish version of the original Standardized Cosmesis and Health Nasal Outcomes Survey (SCHNOS). The SCHNOS questionnaire was translated from English to Turkish using standardized guidelines. Participants completed the questionnaire twice, with an interval of 7 to 10 days. Reliability and validity analyses were performed based on these answers. Differences between the rhinoplasty and control groups, the internal consistency of the instrument (Cronbach's alpha coefficient), and the strength of association between the two repeated measures (Pearson's correlation coefficient) were analyzed. Of the 188 included individuals (106 females, 82 males; mean age 28 ± 8.4 years), 97 were in the rhinoplasty group and 91 were in the control group. The mean total SCHNOS scores were 0.6 ± 0.4 and 29.4 ± 8.9 in the control and rhinoplasty groups, respectively, and there was a statistically significant difference in total scores between the groups (p < 0.001). The internal consistency reliability of the scale was found to be highly significant (Cronbach's alpha = 0.96, with a lower 95% confidence interval of 0.89). The test–retest correlation value was 0.95 for the total score, and each item had a strong test–retest correlation, ranging from 0.92 to 0.96. The Turkish version of the SCHNOS is a valid and reliable scale for evaluating both functional and cosmetic outcomes in Turkish-speaking patients undergoing rhinoplasty.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 1230-1238
Author(s):  
Erpina Ulva ◽  
Maimunah Maimunah ◽  
Atma Murni

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis (KPMM) siswa pada materi Aritmetika Sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari peenerapan model PBL terhadap KPMM siswa ditinjau dari keseluruhan siswa level tinggi, sedang dan rendah dan ditinjau dari setiap level sekolah yang menjadi sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pre-test post-test control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri se-Kabupaten Kuantan. Populasi berasal dari sekolah level tinggi, sedang, dan rendah. Sampel dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Taluk Kuantan (level tinggi), SMP Negeri 3 Taluk Kuantan (level sedang) dan SMP Negeri 2 Benai (level rendah). Penelitian dilakukan ditiga sekolah tersebut, setiap sekolah ada 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa signifikan 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat pengaruh penerapan PBL terhadap KPMM siswa ditinjau dari keseluruhan siswa yang mana KPMM siswa dengan menggunakan model PBL lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sedangkan jika ditinjau dari level sekolah diperoleh signifikan 0,001 < 0,05 (level tinggi), 0,824 > 0,05 (level sedang) dan 0,140 > 0,05 (level rendah). Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh penerapan PBL terhadap KPMM dilevel tinggi dan pada level sekolah sedang dan rendah tidak terdapat pengaruh yang signifikan


2018 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 179-190
Author(s):  
Siti Masfuah ◽  
Ika Ari Pertiwi

Pemecahan masalah merupakan amanat kurikulum 2013, tetapi belum sepenuhnya dimiliki siswa SD. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan penerapan model Problem Based Learning berbasis Socioscientific Issues untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang diterapkan pada kelas eksperimen terhadap pembelajaran langsung yang diterapkan pada kelas kontrol. Penelitian kuantitatif ini berdesain control group pretest posttest,yang diterapkan pada siswa kelas 3 SD Muhammadiyah 1 Kudus sebagai populasi, dimana kelas 3A sebagai kelas eksperimen dan kelas 3B sebagai kelas kontrol yang diambil secara random sampling. Variabel yang diteliti yaitu kemampuan pemecahan masalah, yang diukur dengan instrumen tes. Analisis data yang dilakukan terdiri dari uji normalitas, uji gain, analisis deskriptif kemampuan pemecahan masalah dan uji t pihak kanan untuk menguji hipotesisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa yang diterapkan model PBL berbasis SSI lebih baik daripada siswa yang diterapkan dengan pembelajaran langsung. Beradasarkan analisis deskriptif, indikator pemecahan masalah yang mendapat skor terbaik yaitu indikator memahami dan skor terendah indikator mereview dan mengecek kembali solusi. Dengan demikian disimpulkan bahwa model PBL berbasis SSI efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 142-152
Author(s):  
Depict Pristine Adi ◽  
Muchsinatun Siasah Masruri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keefektifan antara pembelajaran: (1) antara model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry; (2) model Problem-Based Learning dan model Problem Solving; (3) model Problem-Based Learning dan model Inquiry; dan (4) model Problem Solving dan model Inquiry. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis eksperimen semu dengan posttest-only control group design yang sudah dimodifikasi sesuai dengan quasi-experimental research. Pengumpulan data menggunakan cara dokumentasi yaitu berupa jumlah peserta didik, nilai rapot sebagai skor awal, perangkat pembelajaran, dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan one way anava pada taraf signifikansi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry terdapat perbedaan keefektifan. Hasil analisis yang menyatakan hipotesis nihil diterima hanya terdapat dalam pengujian hipotesis yang kedua, yakni tidak terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik dengan model Problem-Based Learning dan Problem Solving; sedangkan pengujian hipotesis ketiga menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning dan Inquiry; hepotesis keempat menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem Solving dan Inquiry.Kata kunci: keefektifan pendekatan saintifik, PBL, PS, Inquiry THE EFFECTIVENESS OF SCIENTIFIC APPROACH OF PROBLEM BASED LEARNING, PROBLEM SOLVING, AND INQUIRY IN TEACHING AND LEARNING SOCIAL STUDIESAbstractThis research aims to reveal: (1) the differences among Problem-Based Learning, Problem solving, and Inquiry; (2) the effectiveness of Problem-Based Learning and Problem Solving model; (3) the effectiveness of Problem-Based Learning and Inquiry model; and (4) the effectiveness of Problem Solving and Inquiry model. This research was quantitative research with quasi experiment as a method. It used the post test-only control group design modified in accordance with the quasi-experimental reseacrh. The research data were obtained through documentation of the number of learners, raport book score as the initial score, learning devices, and evaluation. The data analysis technique was one way ANOVA at the significance level of 0.05. The results show that there is a significance difference in learning by using the scientific approach of Problem-Based Learning, Problem Solving, and Inquiry. The null hypothesis is accepted in the second hypothesis testting. There is no effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Problem Solving; in the third hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Inquiry; and in the fourth hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem Solving and Inquiry.Keywords: the effectiveness of scientific approach, PBL, PS, Inquiry


Author(s):  
Andhini Virgiana ◽  
Wasitohadi Wasitohadi

<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat hasil belajar antara model <em>problem based learning</em> berbantuan media audio visual dengan model pembelajaran <em>think pair share</em> berbantuan media visual pada pembelajaran IPA siswa kelas 5 SDN 1 Gadu Sambong Kabupaten Blora semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian <em>quasi experimen</em><em>t</em> dengan <em>nonequivalent control group</em><em> design</em><em>. </em>Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN 1 Gadu dan siswa kelas 5 SDN 2 Gagakan. Teknik  pengumpulan data dalam penelitian adalah tes dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, statistik parametrik, dan uji t dengan  <em>independent sample t</em><em>-</em><em>tes</em><em> </em>pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat efektivitas antara model <em>problem based learning</em> berbantu media audio visual dengan model pembelajaran <em>think pair share</em> berbantu media visual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN 1 Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora semester 2 tahun 2014/2015. Terbukti hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t-test sebesar 3,603 &gt; 1,999 dan signifikansi sebesar 0,001 &lt; 0,05. Perbedaan rata-rata kelas eksperimen &gt; rata-rata kelas kontrol yaitu 87,0588 &gt; 80,2000.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document