scholarly journals Pengaruh Pemberian Jus Tomat (Solanum lycopersicum) terhadap Jumlah Sel Radang di Alveolus Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang Dipapar Asap Rokok Kretek Subkronik

2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 16 ◽  
Author(s):  
Dewi Mustika ◽  
Subandi Subandi

<p class="Abstract">Asap rokok mengandung radikal bebas yang dapat menyebabkan proses inflamasi pada saluran nafas. Peningkatan jumlah sel radang pada alveolus paru dapat semakin meningkatkan kondisi stres oksidatif dikarenakan sel radang juga memicu timbulnya radikal bebas. Oleh karena itu, pemberian antioksidan diharapkan dapat mengurangi proses keradangan pada alveolus paru. Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan pengaruh pemberian jus tomat, yang mengandung likopen, betakaroten, dan vitamin c, terhadap penurunan jumlah sel radang alveolus tikus Wistar jantan yang dipapar asap rokok subkronik. Pemaparan asap rokok dilakukan selama 9 minggu menggunakan <em>smoking pump</em>, dilanjutkan dengan pemberian jus tomat dengan dosis 1,15; 2,3; dan 4,6 ml/tikus perhari selama 3 minggu. Setelah 12 minggu, jaringan paru setiap tikus diambil, kemudian dibuat sediaan histopatologi dengan pengecatan HE. Sediaan diamati menggunakan mikroskop pada 10 lapang pandang untuk dilakukan penghitungan jumlah sel radang (neutrofil, limfosit, makrofag) yang terdapat pada septa interalveolaris. Data dianalisis menggunakan <em>One-Way ANOVA </em>dilanjutkan uji <em>Post hoc Tukey</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jus tomat dapat menyebabkan penurunan  jumlah sel radang di alveolus pada ketiga dosis yang diberikan (p=0,000). Hasil uji korelasi <em>Pearson</em> menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis jus tomat (0; 1,15; 2,3; 4,6 ml/hari) maka akan semakin menurunkan jumlah sel radang di alveolus (r= -0,868; p=0,000). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian jus tomat  setelah paparan asap rokok  dapat menurunkan jumlah sel radang di alveolus.</p>

2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Mira Madona ◽  
Endah Setyaningrum ◽  
Gina Dania Pratami ◽  
Mohammad Kanedi

Pengendalian nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) telah banyak dilakukan dengan menggunakan pengendalian kimiawi yang semakin lama akan menimbulkan resistensi terhadap nyamuk Ae. aegypti sehingga dibutuhkan insektisida alami. Daun tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki kandungan flavonoid, saponin, alkaloid dan minyak atsiri bersifat entomotoxicity yang dapat menghambat daya tetas telur nyamuk Ae. aegypti. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas ekstrak daun tomat sebagai ovisida nyamuk Ae. aegypti. Desain penelitian ini adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 kelompok perlakuan yaitu 0,1%; 0,3%; 0,5%; 0,7%; 1% dan 0% (kontrol) dengan 25 butir telur pada tiap kelompok dan 4 pengulangan pada tiap perlakuan. Jumlah telur yang tidak menetas diamati setiap 6 jam sekali selama 72 jam, data kumulatif pada jam ke 18 dilakukan uji analisis one way ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah telur yang tidak menetas antar perlakuan ada perbedaan secara bermakna (p=0,000) sedangkan hasil uji Post-hoc LSD menunjukkan bahwa konsentrasi yang paling efektif sebagai ovisida nyamuk Ae. aegypti adalah konsentrasi 1%.


2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 19-26
Author(s):  
Dian Yuliartha Lestari ◽  
Rizky Trimaulidia

High salt diet and prednisone administration will increase blood pressure which chronically causes heart muscle remodeling so that it appears macroscopically as left ventricular hypertrophy. Bay leaf extract contains flavonoids which can lower blood pressure and decrease left ventricular thickening. To determine the effect of bay leaf extract (Syzygiumpolyanthum) on the left ventricle thickening of rat heart (Rattus norvegicus wistar strain) in hypertensive model.  True experimental post-test only controls group design with simple random sampling technique. The subjects of this study were 25 male Wistar rats aged 2-3 months weighing 150-200 grams. Rats were induced with prednisone 1.5 mg/ KgBW / day in 2% NaCl for 6 weeks followed by administration of bay leaf extract at a dose of 70 mg/ KgBW, a dose of 140 mg/ KgBW, and a dose of 280 mg/ KgBW. Data analyzed by One Way ANOVA, Post Hoc Bonferroni, followed by Linear: One Way ANOVA test showed significant differences between treatments (p = 0.000). The Bonferroni Post Hoc test concluded that there were significant differences in the treatment of the P2 and P3 groups. Linear regression test obtained R square 0.663 and obtained the equation Y = 1965.838 - 1.275X. The extract of bay leaf (Syzygiumpolyanthum) has an effect on decreasing the left ventricle thickening of the white male rat heart (Rattus norvegicus wistar strain) hypertension model.


2020 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 75-82
Author(s):  
Elika Mareta Rahim ◽  
Reza Fadhilla ◽  
Putri Ronitawati ◽  
Prita Dhyani Swamilaksita ◽  
Harna Harna

Latar Belakang: Serai memiliki kandungan zat besi yang berasal dari nabati. Selama ini kandungan gizi pada produk permen jelly yang beredar di pasaran belum optimal, sehingga dibuatlah produk permen jelly dengan penambahan ekstrak serai dan tomat sebagai fortifikasi pangan. Tujuan: Mengetahui kadar proksimat, Fe, dan vitamin C serta daya terima produk permen jelly. Metode: Penelitian ini adalah eksperimental. Terdapat 4 jenis perlakuan (rasio dalam gram) dengan dua kali pengulangan yaitu, F0 (0 serai : 0 tomat), F1 (75 serai : 25 tomat), F2 (50 serai : 50 tomat), dan F3 (25 serai : 75 tomat) terhadap konsentrasi kandungan ekstrak. Penilaian organoleptik dilakukan menggunakan instrumen Visual Analog Scale (VAS). Analisis statistik perbedaan nilai gizi dan daya terima menggunakan One Way Anova dan Duncan. Hasil: Formulasi permen jelly yang paling disukai yaitu formulasi F1 yang memiliki kadar air 52,29%, kadar abu 0,28%, protein 11,76%, lemak 0,02%, karbohidrat 35,65%, serta total kalori 189,68%, dan kandungan zat besi 0,71% mg dan vitamin C 14,1%. Kesimpulan: Penambahan ekstrak serai dan ekstrak tomat meningkatkan kandungan zat besi dan vitamin C produk permen jelly. Secara organoleptik disukai oleh panelis.


2019 ◽  
Vol 8 (1S) ◽  
pp. 31
Author(s):  
Yunni Safitri ◽  
Afriwardi Afriwardi ◽  
Eny Yantri

Rumput fatimah (Anastatica Hierochuntica) mengandung senyawa fitokimia seperti alkaloid, tanin, dan flavonoid yang merupakan bagian fitoestrogen. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pemberian air rendaman rumput fatimah (Anastatica Hierochuntica) terhadap hormon oksitosin dan hormon prolaktin pada tikus putih (Rattus Norvegicus) menyusui. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain Post-Tes Only Control Group. Jumlah sampel 32 tikus menyusui yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakukan P1, P2 dan P3 yang masing–masing diberi 10gr, 20gr dan 40gr rendaman Anastatica Hierochuntica. Penelitian dilakukan di Labor Farmasi dan Biomedik Universitas Andalas. Hormon oksitosin dan hormon prolaktin diukur dengan mengunakan metode ELISA. Uji statistik menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui normalitas data, dilanjutkan One Way ANOVA dan untuk mengetahui perbedaan pada kelompok digunakan uji Multiple Comparisons (post hoc test) jenis Bonferroni. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) kadar hormon oksitosin antara kelompok kontrol (56,604±10,907) dengan kelompok P2 (44,095±6,117). Pada hormon prolaktin juga berbeda secara bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol (11,794±1,633) dengan kelompok P3 (16,991±3,735). Terdapat perbedaan yang bermakna terhadap pemberian air rendaman rumput fatimah (Anastatica Hierochuntica) terhadap hormon oksitosin dan hormon prolaktin pada tikus putih (Rattus Norvegicus) menyusui.


2018 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 58
Author(s):  
Pravangesta Anggit Anjasmara ◽  
Muhammad Fadhol Romdhoni ◽  
Mustika Ratnaningsih Purbowati

Latar Belakang : Rhodamin B merupakan zat pewarna sintetis yang digunakan untuk pewarna tekstil, namun banyak disalahgunakan sebagai zat pewarna makanan. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena Rhodamin B mengandung zat kimia yang berbahaya dan reaktif. Jika di konsumi dalam jangka panjang maka akan menyebabkan iritasi saluran cerna dan mengakibatkan gastritis.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian Rhodamin B peroral subakut terhadap perubahan ketinggian mukosa gaster tikus wistar.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post test only with control design. Sampel berupa 24 tikus wistar jantan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian diadaptasi dan dibagi secara acak menjadi 4 kelompok. K merupakan kelompok kontrol hanya diberikan makanan dan minuman standar. P1 diberi Rhodamin B peroral 3,5mg/kgBB, P2 diberi Rhodamin B peroral 7mg/kgBB, P3 diberi Rhodamin B peroral 14mg/kgBB. Setelah 30 hari dilakukan terminasi dan diambil organ gaster untuk dibuat preparat histopatologi.Hasil : Rerata ketinggian mukosa gaster pada kelompok K=987,054µm; P1=732,170µm; P2=587,187µm; P3=525,967µm. Hasil uji One Way Anova didapatkan perbedaan ketinggian mukosa pada semua kelompok (P < 0,05) dan uji Post Hoc menggunakan uji LSD didapatkan perbedaan yang bermakna pada K-P1 (P=0,009), K-P2 (P=0,000), K-P3 (P=0,000), P1-P3 (P=0,025). Tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna pada P1-P2 (P=0,103) dan P2-P3 (P=0,479). Uji korelasi Spearman didapatkan hubungan negatif yang sangat kuat antara pemberian Rhodamin B dosis bertingkat terhadap perubahan ketinggian mukosa gaster (r=-0,781).Kesimpulan : Pemberian Rhodamin B peroral subakut berpengaruh terhadap perubahan ketinggian mukosa gaster tikus wistar. Semakin tinggi dosis yang diberikan, semakin rendah ketinggian mukosa gaster.  Kata Kunci : rhodamin b, ketinggian mukosa gaster, peroral


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Anugrah Linda Mutiarani

Objective: To analyze the effect of vitamin C, vitamin E, and chromium (Cr3+) on insulin levels Wistar ratswere induced alloxan.Materials and Methods: This study is an experimental laboratory. Using rats typeWistar strain Rattus novergicus for 6 weeks with a number of 20 head. The independent variables consist of 5treatment groups namely normal diet, normal diet + 1 g/hr chromium, normal diet + 2 mg/day of vitamin C,normal diet + 0.5 mg/day of vitamin E, normal diet + 1 g/hr chromium + 2 mg/day of vitamin C + 0.5mg/day of vitamin E. The dependent variable is the level of insulin. To know the differences of eachtreatment used statistical tests One Way ANOVA, followed by Tukey HSD Post Hoc test withp<0.05.Results: There were significant differences in insulin levels (p<0.05) in the control group, 1, 2, and 4.But in the control group and the group 3 there are no significant differences in insulin levels (p=0.145).Conclusion: Delivery of chromium (treatment 1), vitamin C (treatment 2), and a mixture of chromium,vitamin C, vitamin E (treatment 4) effect on insulin levels, while administration of vitamin E (treatment 3)alone had no effect on insulin levels


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 109
Author(s):  
Noviyanti Noviyanti ◽  
Rahmatina B Herman ◽  
Joserizal Serudji

Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebabnya adalah partus lama. Hormon estrogen merupakan salah satu hormon pemicu persalinan, defisiensi hormon ini dapat  mengakibatkan persalinan menjadi lambat (partus lama). Rumput fatimah (Anastatica Hierochuntica) merupakan tanaman yang sering digunakan untuk memperlancar persalinan. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh pemberian air rendaman rumput fatimah terhadap kadar hormon estrogen pada tikus putih bunting. Jenis penelitian, eksperimental dengan desain Post-Test Only Control Group. Sampel terdiri dari 24 ekor tikus putih bunting yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan 3 perlakuan P1, P2 dan P3 yang masing-masing diberi 10gr, 20gr dan 40gr rumput fatimah. Penelitian dilaksanakan di Animal house dan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Hormon estrogen diukur dengan menggunakan metode ELISA. Uji Shapiro Wilk untuk mengetahui normalitas data dilanjutkan Uji  One Way ANOVA lalu dilanjutkan dengan uji Multiple Comparisons (post hoc test) jenis Bonferroni. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) kadar hormon estrogen antara kelompok kontrol (55,51±7,60) dengan kelompok P2 (67,37±7,14) dan P3 (68,13±7,33) dengan dosis 20 gr dan 40 gr. Kesimpulan, terdapat peningkatan signifikan pada kadar hormon estrogen setelah pemberian air rendaman rumput Fatimah pada tikus putih bunting. Kata kunci:  Rumput Fatimah (Anastatica Hierochuntica), Hormon Estrogen, Persalinan


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 478
Author(s):  
Alles Firmansyah ◽  
Zelly Dia Rofinda ◽  
Erkadius Erkadius

Asap rokok diketahui meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS dapat merusak pembuluh darah dan mengubah reaktivitas trombosit sehingga mengganggu sistem hemostasis. Vitamin C sebagai antioksidan esensial bagi tubuh terbukti dapat mengurangi kerusakan oksidatif akibat ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan potensi vitamin C dalam menghambat gangguan hemostasis melalui pengamatan waktu perdarahan mencit yang dipapar asap rokok. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 21 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pemberian perlakuan pada hari ke-1 hingga ke-14, yaitu P1 (kontrol negatif), P2 (paparan asap rokok 10 menit perhari), dan P3 (vitamin C 0,4 mg/gBB/hari + paparan asap rokok 10 menit perhari). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-0 dan ke-15. Analisis data menggunakan uji t-paired, one-way Anova, dan post-hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu perdarahan P1 mengalami perubahan yang tidak bermakna dari 60,16 ± 3,27 menjadi 57,61 ± 4,88 detik. P2 mengalami perubahan yang bermakna dari 59,34 ± 6,93 menjadi 38,85 ± 3,43 detik. P3 mengalami perubahan yang bermaknadari 59,36 ± 3,07 menjadi 51.85 ± 3,45 detik. Terdapat perbedaan rerata waktu perdarahan setelah perlakuan yang bermakna signifikan (p = 0,000) antara P2 dengan P3. Penelitian ini berhasil membuktikan potensi vitamin C dalam mencegah pemendekan waktu perdarahan lebih lanjut sebagai indikator gangguan hemostasis akibat paparan asap rokok.


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 478
Author(s):  
Alles Firmansyah ◽  
Zelly Dia Rofinda ◽  
Erkadius Erkadius

Asap rokok diketahui meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS dapat merusak pembuluh darah dan mengubah reaktivitas trombosit sehingga mengganggu sistem hemostasis. Vitamin C sebagai antioksidan esensial bagi tubuh terbukti dapat mengurangi kerusakan oksidatif akibat ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan potensi vitamin C dalam menghambat gangguan hemostasis melalui pengamatan waktu perdarahan mencit yang dipapar asap rokok. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 21 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pemberian perlakuan pada hari ke-1 hingga ke-14, yaitu P1 (kontrol negatif), P2 (paparan asap rokok 10 menit perhari), dan P3 (vitamin C 0,4 mg/gBB/hari + paparan asap rokok 10 menit perhari). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-0 dan ke-15. Analisis data menggunakan uji t-paired, one-way Anova, dan post-hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu perdarahan P1 mengalami perubahan yang tidak bermakna dari 60,16 ± 3,27 menjadi 57,61 ± 4,88 detik. P2 mengalami perubahan yang bermakna dari 59,34 ± 6,93 menjadi 38,85 ± 3,43 detik. P3 mengalami perubahan yang bermaknadari 59,36 ± 3,07 menjadi 51.85 ± 3,45 detik. Terdapat perbedaan rerata waktu perdarahan setelah perlakuan yang bermakna signifikan (p = 0,000) antara P2 dengan P3. Penelitian ini berhasil membuktikan potensi vitamin C dalam mencegah pemendekan waktu perdarahan lebih lanjut sebagai indikator gangguan hemostasis akibat paparan asap rokok.


PHARMACON ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 676
Author(s):  
Rivaldo Mende ◽  
Herny Simbala ◽  
Karlah L.R. Mansauda

ABSTRACTLime is a type of orange that is often consumed by the public. The content of lime is vitamin C, flavonoids. This study aims to test the effectiveness of lime juice and ethanol extract of lime peel (Citrus aurantifolia) against hypercholesterolemia in male white rats Galur Wistar (Rattus norvegicus). The method used was experimental laboratory. The results were obtained from the stage of measuring blood cholesterol, namely pre and post. The treatment was started by giving high fat feed for 14 days. Furthermore, pretest measurements were carried out. After that, treatment was given to each of the 8 groups, namely CMC in the negative control, simvastatin in the positive control, lime juice and ethanol extract of lime peel. Posttest measurements were carried out after 7 days of administration. The best results with a dose of T3 (0.3) fruit juice and lime peel ethanol extract were PS1 (7.2 mg). Then, the treatment was analyzed using Paired T-test and One Way ANOVA statistical test using SPSS with the results of the sig value. > 0.05 means that it can be concluded that there is no significant difference in the average cholesterol level of rats based on the treatment group.Keywords: Effectiveness test, Lime (Citrus aurantifolia ), Hypercholesterolemia, Male white mouseABSTRAKJeruk nipis merupakan  salah satu jenis  jeruk yang sering dikonsumsi masyarakat. Kandungan  dari  jeruk nipis yaitu vitamin C, flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas sari jeruk nipis dan ekstrak etanol kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Hiperkolesterolemia pada tikus putih jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus). Metode yang digunakan eksperimental laboratorium. Hasil penelitian diperoleh dari tahap pengukuran kolesterol darah,yaitu pre dan post. Perlakuan dimulai dengan memberi pakan tinggi lemak selama 14 hari Selanjutnya dilakukan pengukuran Pretest. Selanjutnya diberikan perlakuan pada tiap 8  kelompok, yaitu CMC pada kontrol negatif, simvastatin pada kontrol positif, Sari buah jeruk nipis dan ekstrak etanol kulit jeruk nipis. Pengukuran Posttest dilakukan setelah 7 hari pemberian. Hasil yang terbaik dengan dosis sari buah T3(0,3) dan Ekstrak etanol kulit jeruk nipis adalah PS1(7,2 mg) . Lalu selanjutnya perlakuan dianalisa dengan uji Paired T-test dan uji statistik One Way ANOVA menggunakan SPSS dengan hasil nilai sig. > 0,05 berati disimpulkan maka tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata hasil kadar kolesterol tikus berdasarkan kelompok perlakuan.Kata Kunci: Uji Efektifitas, Jeruk nipis (Citrus aurantifolia), Hiperkolesterolemia, Tikus Putih jantan (Rattus norvegicus)


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document