scholarly journals PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C, VITAMIN E, DAN KROMIUM (CR3+) TERHADAP KADAR INSULIN TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN

2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Anugrah Linda Mutiarani

Objective: To analyze the effect of vitamin C, vitamin E, and chromium (Cr3+) on insulin levels Wistar ratswere induced alloxan.Materials and Methods: This study is an experimental laboratory. Using rats typeWistar strain Rattus novergicus for 6 weeks with a number of 20 head. The independent variables consist of 5treatment groups namely normal diet, normal diet + 1 g/hr chromium, normal diet + 2 mg/day of vitamin C,normal diet + 0.5 mg/day of vitamin E, normal diet + 1 g/hr chromium + 2 mg/day of vitamin C + 0.5mg/day of vitamin E. The dependent variable is the level of insulin. To know the differences of eachtreatment used statistical tests One Way ANOVA, followed by Tukey HSD Post Hoc test withp<0.05.Results: There were significant differences in insulin levels (p<0.05) in the control group, 1, 2, and 4.But in the control group and the group 3 there are no significant differences in insulin levels (p=0.145).Conclusion: Delivery of chromium (treatment 1), vitamin C (treatment 2), and a mixture of chromium,vitamin C, vitamin E (treatment 4) effect on insulin levels, while administration of vitamin E (treatment 3)alone had no effect on insulin levels

2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Anugrah Linda Mutiarani

Diabetes is a disease characterized by increasing blood sugar. People with diabetes continue to increasing number each year, so it needs better prevention of diabetes. Chromium is a cofactor in improving insulin action in the transfer of glucose into cells. In addition to chromium, vitamin C and vitamin E also plays a role in the prevention of diabetes, which is an antioxidant that can capture free radicals and prevent a chain reaction result in no cell damage. The aim o thi study was to analyzed the effect of chromium, vitamin C, and vitamin E on blood sugar rats that induced by alloxan. This research is an experimental laboratory. Sample were 20 male Wistar rats during 6 weeks. The independent variables consist of 5 treatment groups namely normal diet; normal diet + 1 g / day chromium; normal diet + 2 mg / day of vitamin C; the normal diet + 0.5 mg / day of vitamin ; a normal diet + 1 g / day chromium + 2 mg / day of vitamin C + 0.5 mg / day of vitamin E. The dependent variable is blood sugar levels. To know the differences of each treatment used statistical tests One Way ANOVA, followed by Tukey HSD Post Hoc test with p <0.05. There were significant differences in blood glucose (p = 0.000) between the control group and group 1, 2, 4, but between control group and  groups 3 showed no significant difference in blood glucose (p = 0.718). Chromium, vitamin C, and a mixture of chromium, vitamin C, vitamin E showed an effect on blood sugar, while vitamin E alone had no effect on blood sugar.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Mochammad Soffan ◽  
T M Rafsanjani

<p>Radiasi sinar X merupakan salah satu radiasi pengion yang menyebabkan terbentuknya radikal bebas sehingga merusak sel spermatogonia. Penggunaan vitamin C dan E sebagai antioksidan untuk melindungi sel tubuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian vitamin C dan E terhadap jumlah sel spermatogonia yang dipapar radiasi sinar X. Metode penelitian eksperimental dengan rancangan <em>post test only control group design</em> pada 35 ekor mencit (<em>Mus musculus</em>) dibagi menjadi 5 kelompok secara acak yaitu KP tanpa paparan radiasi dan pemberian vitamin, KN dengan paparan radiasi sinar X 25 mGy/hari tanpa pemberian vitamin, KP 1 diberikan vitamin C 0,26 mg/hari, KP 2 diberikan vitamin E 0,208 mg/hari, KP 3 diberikan kombinasi vitamin C 0,26 mg/hari dan vitamin E 0,208 mg/hari setiap sebelum pemaparan radiasi sinar X 25 mGy/hari selama 4 hari dengan waktu penelitian 21 hari. Pada hari ke 22 sampel diterminasi diamati melalui mikroskop. Jumlah sel spermatogonia dianalisis <em>One Way Anova </em>kemudian uji <em>post Hoc LSD. </em>Hasil rerata jumlah spermatogonia pada KP, KN, KP1, KP2 dan KP3 yaitu 24,24; 13,28; 19,36; 19,60 dan 23,32. Hasil uji <em>One Way Anova </em>diperoleh nilai p sebesar 0,000 (p&lt;0,05) artinya terdapat perbedaan rerata jumlah sel spermatogonia yang bermakna antara kelima kelompok. Hasil uji <em>post Hoc LSD</em> menunjukkan perbedaan rerata sel spermatogonia antar dua kelompok ditunjukkan oleh hampir semua pasangan kelompok (p&lt;0,05); kecuali untuk perbandingan rerata sel spermatogonia antara KP1 dan KP2 (p&gt;0,05). Terdapat pengaruh pemberian vitamin C dan E terhadap jumlah sel spermatogonia mencit yang dipapar radiasi sinar X.</p>


Sains Medika ◽  
2017 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Lintang Laila Rizqy ◽  
Nor Anisatun Nida ◽  
Dwi Ayu Noviana ◽  
Taufiqurrachman Nasihun ◽  
Eni Widayati

Pendahuluan: Ipomoea batatas L (IPL) mengandung antioksidan betakaroten, vitamin C, dan vitamin E. Rokok mengandung ROS yang terbukti menurunkan kualitas spermatozoa. Tujuan: untuk membuktikan bahwa pemberian IPL dapat memperbaiki jumlah, motilitas, dan viabilitas spermatozoa yang dipapar asap rokok. Metode: Penelitian eksperimental dengan post test only control group design, sebanyak 30 ekor mencit jantan, dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok normal (Nor-G), tidak ada interfensi; Kelompok kontrol negative (Neg-G), hanya dipapar asap rokok; Kelompok kontrol positif (Pos-G), hanya mendapat ekstrak IPL 16 mg/ml; Kelompok IPL-15, IPL-16, dan IPL-17, masing-masing dipapar asap rokok dan mendapat ekstrak IPL 15 mg/ml, 16 mg/ml dan 17 mg/ml.  Hasil: hasil uji Post Hoc LSD menunjukkan bahwa jumlah sperma pada IPL-15, IPL-16, dan IPL-17, lebih tinggi bermakna dibanding Neg-G, p < 0.05 dan lebih rendah dibanding Nor-G dan Pos-G, p < 0.05. Demikian pula dengan persentase viabilitas sperma. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa persentase motilitas sperma pada IPL-15, IPL-16, dan IPL-17, lebih tinggi bermakna dibanding Neg-G, p < 0.05. Sedangkan dibanding Nor-G dan Pos-G persentase motilitas sperma pada IPL-15, IPL-16, dan IPL-17, tidak berbeda bermakna, p > 0.05. Kesimpulan:  pemberian ekstrak ubi jalar jingga dapat meningkatkan jumlah, motilitas, dan viabilitas spermatozoa mencit jantan yang dipapar asap rokok.                       


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 45
Author(s):  
Yuvika Intan Ristian Putri ◽  
Muhammad Dian Firdausy ◽  
Niluh Ringga Woroprobosari

Background: Aplication of composites resin in relatively small amount as a restorative material often causing the material reaches its expiry date before all of the material can be used. Composites resin that have passed the expiry date would affect charateristic of the material. The aim of this study was to investigate surface hardness difference of composite resins based on material expiration date.Methods: This research was an experimental laboratory using post test only with control group design. Samples for this research were 27 divided into 3 groups based on its expiration date (2016, 2018 and 2019). The surface hardness was measured by Shore D Hardness. The result of this research were tested with One Way Anova and Post Hoc test LSD.Result: The lowest surface hardness result was measured on group 1 (81.02SHD) and the highest was group 3 (94.72 SHD). The result of One Way Anova test showed that there was signifcant differences in all groups (p<0.05). Post Hoc LSD test showed difference signifcantly between each groups.Conclusion: It can be concluded that there was signifcant difference of composite resins surface hardness based on material’s expiration date


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 478
Author(s):  
Alles Firmansyah ◽  
Zelly Dia Rofinda ◽  
Erkadius Erkadius

Asap rokok diketahui meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS dapat merusak pembuluh darah dan mengubah reaktivitas trombosit sehingga mengganggu sistem hemostasis. Vitamin C sebagai antioksidan esensial bagi tubuh terbukti dapat mengurangi kerusakan oksidatif akibat ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan potensi vitamin C dalam menghambat gangguan hemostasis melalui pengamatan waktu perdarahan mencit yang dipapar asap rokok. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 21 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pemberian perlakuan pada hari ke-1 hingga ke-14, yaitu P1 (kontrol negatif), P2 (paparan asap rokok 10 menit perhari), dan P3 (vitamin C 0,4 mg/gBB/hari + paparan asap rokok 10 menit perhari). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-0 dan ke-15. Analisis data menggunakan uji t-paired, one-way Anova, dan post-hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu perdarahan P1 mengalami perubahan yang tidak bermakna dari 60,16 ± 3,27 menjadi 57,61 ± 4,88 detik. P2 mengalami perubahan yang bermakna dari 59,34 ± 6,93 menjadi 38,85 ± 3,43 detik. P3 mengalami perubahan yang bermaknadari 59,36 ± 3,07 menjadi 51.85 ± 3,45 detik. Terdapat perbedaan rerata waktu perdarahan setelah perlakuan yang bermakna signifikan (p = 0,000) antara P2 dengan P3. Penelitian ini berhasil membuktikan potensi vitamin C dalam mencegah pemendekan waktu perdarahan lebih lanjut sebagai indikator gangguan hemostasis akibat paparan asap rokok.


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 478
Author(s):  
Alles Firmansyah ◽  
Zelly Dia Rofinda ◽  
Erkadius Erkadius

Asap rokok diketahui meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS dapat merusak pembuluh darah dan mengubah reaktivitas trombosit sehingga mengganggu sistem hemostasis. Vitamin C sebagai antioksidan esensial bagi tubuh terbukti dapat mengurangi kerusakan oksidatif akibat ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan potensi vitamin C dalam menghambat gangguan hemostasis melalui pengamatan waktu perdarahan mencit yang dipapar asap rokok. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 21 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pemberian perlakuan pada hari ke-1 hingga ke-14, yaitu P1 (kontrol negatif), P2 (paparan asap rokok 10 menit perhari), dan P3 (vitamin C 0,4 mg/gBB/hari + paparan asap rokok 10 menit perhari). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-0 dan ke-15. Analisis data menggunakan uji t-paired, one-way Anova, dan post-hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu perdarahan P1 mengalami perubahan yang tidak bermakna dari 60,16 ± 3,27 menjadi 57,61 ± 4,88 detik. P2 mengalami perubahan yang bermakna dari 59,34 ± 6,93 menjadi 38,85 ± 3,43 detik. P3 mengalami perubahan yang bermaknadari 59,36 ± 3,07 menjadi 51.85 ± 3,45 detik. Terdapat perbedaan rerata waktu perdarahan setelah perlakuan yang bermakna signifikan (p = 0,000) antara P2 dengan P3. Penelitian ini berhasil membuktikan potensi vitamin C dalam mencegah pemendekan waktu perdarahan lebih lanjut sebagai indikator gangguan hemostasis akibat paparan asap rokok.


2016 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Cindy Alverina ◽  
Desy Andari ◽  
Gita Sekar Prihanti

ABSTRAK Hiperkolesterolemia akan menyebabkan aterosklerosis yang menjadi faktor resiko yang kuat terhadap penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan kerusakan kardiomiosit. Penyakit kardiovaskular menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada usia produktif. Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lam.) dengan kandungan vitamin C dan beta karoten diduga mencegah nekrosis kardiomiosit sehingga menurunkan resiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam.) terhadap sel kardiomiosit jantung pada tikus putih (Rattus novergicus strain wistar) dengan diet aterogenik. Penelitian ini menggunakan metode post test only control group design  yang terbagi dalam 4 kelompok acak yaitu kelompok kontrol (diet aterogenik) dan 3 kelompok perlakuan (ekstrak daun kelor 200mg/KgBB, 400mg/KgBB dan 600mg/KgBB). Setiap kelompok terdiri 5 hewan coba dengan perlakuan selama 35 hari. Setiap kelompok dibuat preparat histologi jantung (pewarnaan HE) dan diamati dibawah mikroskop(400x) dengan bimbingan ahli patologi anatomi. Hasil uji one-way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan antar kelompok tikus (p<0,05). Hasil uji post hoc menunjukkan dosis 600mg/KgBB yang paling signifikan dalam mencegah nekrosis kardiomiosit. Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lam.) berpengaruh sebesar 78,5% terhadap jumlah nekrosis kardiomiosit, hal ini diduga disebabkan adanya kandungan vitamin C, beta karoten, beta sitosterol, flavonoid dan polyphenol.Kata Kunci : Ekstrak daun kelor, Diet Aterogenik, Nekrosis Kardiomiosit.


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Eviana Budiartanti Sutanto ◽  
Taufiq R Nasihun ◽  
Israhnanto Isradji ◽  
Luciana Budiati Sutanto

Introduction: Cigarette smoke causes oxidative stress which results in reduced sperm concentration, motility and morphology, also increased levels of 8-OHdG as a marker of DNA damage. Vitamin C and E have potential role in repairing spermatozoa damages. The aim of this study was to determine the effect of vitamin C and E combination on sperm quality and cement 8-OHdG level of smoke exposed rats.Methods: This study used a post test only control group design among 18 male Wistar rats subject, aged 8 week, 150-200 grams body weight (BW). The subject was randomly divided into 3 groups, K1: control, K2: cigarettes smoke exposed, K3: cigarettes smoke exposed and given a combination of 0.045 mg/gBW vitamin C and 0.036 IU/gBW vitamin E per oral. Analysis was done on day 21 using one-way ANOVA and post-hoc LSD for sperm concentration, motility and morphology; using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests for cement 8- OHdG levels.Results: The lowest sperm concentration was found in   K2 (K2  32.59  million/mL,  K1 47.91 million/mL, K 339.43 million/mL); the lowest normal sperm motility was found in K2 (K 238.97%, K 164.57%, K3 51.43%); the lowest normal sperm morphology was found in K2 (K2 27.56%, K 138.36%, K 331.18%); and the highest cement 8- OHdG level was found in K2 (K2 20.18ng/mL, K1 3.43ng/mL, K3 5.28ng/mL).Conclusion: Combination of vitamin C and E can improve sperm concentration, motility and morphology and decrease cement 8-OHdG levels of smoke exposed rats.


2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 11-18
Author(s):  
Retno Yulianti

Diabetes menyebabkan kerusakan jaringan akibat hiperglikemia dan hiperkolesterolemia. Stres oksidatif dapat menyebabkan peroksidasi lipid yang dinilai melalui kadar malondialdehid. Modifikasi gaya hidup dengan latihan fisik meningkatkan ambilan glukosa dan menurunkan profil lipid. Ekstrak daun sirsak berpotensi menurunkan kadar Malondialdehyde. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun sirsak dan latihan fisik serta kombinasi terhadap kadar Malondialdehid hepar tikus diabetik. Tiga puluh ekor tikus putih jantan galur Wistar, dikelompokkan menjadi enam kelompok yaitu: pakan standar dan aquades (K1), pakan tinggi lemak dan metformin 45mg/kgBB/hari (K2), pakan tinggi lemak dan vitamin E 150 IU/kgBB/hari (K3), pakan tinggi lemak dan latihan fisik sedang 20 m/menit (K4), pakan tinggi lemak dan ekstrak daun sirsak 150 mg/kgBB/hari (K5), pakan tinggi lemak dan kombinasi (K6). Ekstrak daun sirsak diberikan selama 21 hari setelah diinduksi aloksan dan pakan tinggi lemak selama 5 minggu. Analisis data menggunakan uji One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD. Pada kelompok K6 mampu menurunkan gula darah puasa 70.97% dan kolesterol 62.47% dan bermakna dalam menurunkan kadar Malondialdehyde 0,9 µMol. Kesimpulan adalah kombinasi ekstrak daun sirsak dan latihan fisik memiliki kemampuan menurunkan kadar Malondialdehyde jaringan hepar.


2019 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 23-32
Author(s):  
Cut Soraya ◽  
Sunnati ◽  
Fenny Wulandari

Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan untuk mempertahankan gigi agar dapatberfungsi di lengkung gigi selama mungkin. Penyebab dominan dari kegagalan perawatan endodontikadalah adanya bakteri di dalam saluran akar. Bakteri yang paling sering ditemukan pada isolasi darigigi yang mengalami kegagalan perawatan saluran akar adalah Enterococcus faecalis (E.faecalis).Salah satu jenis tanaman herbal yang memiliki sifat antibakteri yang tinggi adalah tanaman mimba(A.indica). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efek antibakteri ekstrak daun mimba (A.indica)terhadap pertumbuhan E. faecalis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorisdengan desain penelitian true experimental posttest only control group. Penelitian dilalukan denganmenguji ekstrak daun mimba (A.indica) pada konsentrasi 10%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%terhadap pertumbuhan E. faecalis yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas KedokteranHewan (FKH) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Hasil uji fitokimia yang dilakukan menunjukkanbahwa ekstrak daun mimba (A. indica) positif mengandung triterpenoid, phenolic compound, tanin,steroid dan saponin yang berperan sebagai antibakteri. Hasil uji efek antibakteri ekstrak daun mimba(A. indica) menunjukkan adanya pembentukan zona hambat di sekitar kertas cakram pada setiapkonsentrasi. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun mimba memiliki efek antibakteri yangmemiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan E. faecalis. Uji statistik digunakanmenggunakan one way ANOVA. Kemudian dilakukan uji lanjut (Post hoc test) menggunakan LeastSignificant Difference untuk menganalisis perbedaan efek antibakteri ekstrak daun mimba (A. indica)dalam konsentrasi 10%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% terhadap pertumbuhan E.faecalis.Kesimpulan penelitian ini ekstrak daun mimba (A. indica) berpotensi menghambatpertumbuhan E. faecalis.Kata Kunci: Azadirachta indica, Enterococcus faecalis, perawatan saluran akar.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document