scholarly journals PENGARUH PEMBERIAN RHODAMIN B PERORAL SUBAKUT TERHADAP PERUBAHAN KETINGGIAN MUKOSA GASTER TIKUS PUTIH GALUR WISTAR (Rattus norvegicus Strain Wistar)

2018 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 58
Author(s):  
Pravangesta Anggit Anjasmara ◽  
Muhammad Fadhol Romdhoni ◽  
Mustika Ratnaningsih Purbowati

Latar Belakang : Rhodamin B merupakan zat pewarna sintetis yang digunakan untuk pewarna tekstil, namun banyak disalahgunakan sebagai zat pewarna makanan. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena Rhodamin B mengandung zat kimia yang berbahaya dan reaktif. Jika di konsumi dalam jangka panjang maka akan menyebabkan iritasi saluran cerna dan mengakibatkan gastritis.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian Rhodamin B peroral subakut terhadap perubahan ketinggian mukosa gaster tikus wistar.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post test only with control design. Sampel berupa 24 tikus wistar jantan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian diadaptasi dan dibagi secara acak menjadi 4 kelompok. K merupakan kelompok kontrol hanya diberikan makanan dan minuman standar. P1 diberi Rhodamin B peroral 3,5mg/kgBB, P2 diberi Rhodamin B peroral 7mg/kgBB, P3 diberi Rhodamin B peroral 14mg/kgBB. Setelah 30 hari dilakukan terminasi dan diambil organ gaster untuk dibuat preparat histopatologi.Hasil : Rerata ketinggian mukosa gaster pada kelompok K=987,054µm; P1=732,170µm; P2=587,187µm; P3=525,967µm. Hasil uji One Way Anova didapatkan perbedaan ketinggian mukosa pada semua kelompok (P < 0,05) dan uji Post Hoc menggunakan uji LSD didapatkan perbedaan yang bermakna pada K-P1 (P=0,009), K-P2 (P=0,000), K-P3 (P=0,000), P1-P3 (P=0,025). Tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna pada P1-P2 (P=0,103) dan P2-P3 (P=0,479). Uji korelasi Spearman didapatkan hubungan negatif yang sangat kuat antara pemberian Rhodamin B dosis bertingkat terhadap perubahan ketinggian mukosa gaster (r=-0,781).Kesimpulan : Pemberian Rhodamin B peroral subakut berpengaruh terhadap perubahan ketinggian mukosa gaster tikus wistar. Semakin tinggi dosis yang diberikan, semakin rendah ketinggian mukosa gaster.  Kata Kunci : rhodamin b, ketinggian mukosa gaster, peroral

2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 109
Author(s):  
Noviyanti Noviyanti ◽  
Rahmatina B Herman ◽  
Joserizal Serudji

Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebabnya adalah partus lama. Hormon estrogen merupakan salah satu hormon pemicu persalinan, defisiensi hormon ini dapat  mengakibatkan persalinan menjadi lambat (partus lama). Rumput fatimah (Anastatica Hierochuntica) merupakan tanaman yang sering digunakan untuk memperlancar persalinan. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh pemberian air rendaman rumput fatimah terhadap kadar hormon estrogen pada tikus putih bunting. Jenis penelitian, eksperimental dengan desain Post-Test Only Control Group. Sampel terdiri dari 24 ekor tikus putih bunting yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan 3 perlakuan P1, P2 dan P3 yang masing-masing diberi 10gr, 20gr dan 40gr rumput fatimah. Penelitian dilaksanakan di Animal house dan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Hormon estrogen diukur dengan menggunakan metode ELISA. Uji Shapiro Wilk untuk mengetahui normalitas data dilanjutkan Uji  One Way ANOVA lalu dilanjutkan dengan uji Multiple Comparisons (post hoc test) jenis Bonferroni. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) kadar hormon estrogen antara kelompok kontrol (55,51±7,60) dengan kelompok P2 (67,37±7,14) dan P3 (68,13±7,33) dengan dosis 20 gr dan 40 gr. Kesimpulan, terdapat peningkatan signifikan pada kadar hormon estrogen setelah pemberian air rendaman rumput Fatimah pada tikus putih bunting. Kata kunci:  Rumput Fatimah (Anastatica Hierochuntica), Hormon Estrogen, Persalinan


2021 ◽  
Vol 14 (02) ◽  
pp. 695-700
Author(s):  
Tiwuk Susantiningsih ◽  
Feda A. Makkiyah ◽  
Maria S. Thadeus ◽  
Retno Yulianti ◽  
Sutopo Hadi

Obesity is linked to more deaths worldwide. In obesity, there will be a dysregulation of growth signals such as tumorigenesis. Despite the fact that obesity is tend to progress to acute liver damage, not many study using 2-nitropropane (2NP) as a hepatoxicity agent are undertaken especially in obese mice.This study aimed to determine the regime of 2NP that causes acute liver damage. This is an experimental research using a post-test control design group only, with 3 groups of mice ie O1 (obesity), O2+2-NP1x (induced by 2NP 100 mg/kg BW once), and O2+2-NP2x (induced by 2NP 100 mg/kgBW twice). At 10 weeks, rats were sacrificed and 100 mg liver tissue were collected for MDA, GSH, MnSOD and CAT enzymes analysis. Analysis statistics were performed by SPSS by one-way Anova and post hoc Tukey.MDA levels of mice were found to be increased in 2NP group than control (3.768 ± 0.407 nmol/mg) (p < 0,01). Liver GSH, MnSOD and CAT levels of both single injection 2-NP and repeated injection 2-NP groups decreased compared to those of controls (p<0,01). Repeated injection of 2-NP worsen the acute liver damage in obese mice.


Author(s):  
Yunita Liana ◽  
Yofa Anggriani Utama

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Proses penyembuhan tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh oleh banyak faktor, salah satunya adalah jenis obat-obatan. Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada kulit. Salah satu tanaman yang berpotensi terhadap penyembuhan luka adalah tanaman betadine. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun betadine terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka sayat tikus putih (Rattus norvegicus). Desain penelitian studi eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian post test only control group design. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Teknik Kimia Politeknik Sriwijaya Palembang untuk pelaksanaan ekstraksi dan pembuatan salep ekstrak daun betadine, di Animal House Fakultas Kedokteran Unsri Palembang untuk pemeliharaan dan perlakuan pada tikus putih dan Laboratorium Patologi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang untuk pemeriksaan jaringan kulit tikus putih. Jumlah sampel 30 tikus putih. Analisis statistik uji homogenitas antar kelompok dengan menggunakan levene test, Independent t-test, Uji One Way Anova untuk mengetahui jaringan granulasi dan jarak tepi luka dilanjutkan dengan uji post hoc multiple comparisons t-test games howel. Hasil uji statistik salep ekstrak daun betadine mempunyai efek yang sama dengan salep madecassol terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka pada luka sayat tikus putih. Dosis yang paling efektif adalah pada dosis 40% salep ekstrak daun betadine. Diharapkan perlu penelitian lanjutan tentang efek daun betadine terhadap protein-protein pada saat proses inflamasi toksisitas dari daun betadine.


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 28 ◽  
Author(s):  
Clarissa Bonita Syaravina ◽  
Rizki Amalina ◽  
Eko Hadianto

Background: Bioflm begins with formation of pelicle and within a minutes the colonization of bacteria attached to surface of the teeth. One of early bacteria attached was Streptococcus mutans. This study used 25% beluntas leaf extract in influencing the growth of Streptococcus mutans bioflm. The purpose of study was to investigated effect of 25% beluntas leaf extract on Streptococcus mutans bioflm.Methods: This research was experimental laboratory with post test only control design, consist of four treatment groups, 25% beluntas leaf extract and 0.12% chlorhexidine incubated 24 hours and 48 hours. Bioflm formation was measured by calculating Optical Density using a spectrophotometer. Data analysis was performed using One Way Anova test followed by Post Hoc LSD test.Result: The results showed that beluntas leaf extract could influence theformation of S.mutans bioflm but the effect in inhibiting bioflm formation is still not as good as chlorhexidine. It is known from the results of One Way Anova 25% beluntas leaf extract and 0.12% chlorhexidine incubated for 24 hours and 48 hours showed signifcant difference (p <0.05).Conclusion: The conclusion of this research is the effect of beluntas leaf extract (Pluchea indica (L.) Less) 25% to Streptococcus mutans bioflm in vitro.


2018 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
Author(s):  
Nur Husnina Desi ◽  
Dian Kurniasari ◽  
Muhammad Fadhol Romdhoni ◽  
Andi Muh. Maulana

Latar Belakang : MSG merupakan substansi kristal putih yang digunakan untuk meningkatkan rasa pada makanan. Pemberian MSG dosis tinggi meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh yang menyebabkan penurunan motilitas spermatozoa. Kandungan flavonoid pada daun kemangi dapat menetralkan kadar radikal bebas sehingga mencegah penurunan motilitas spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kemangi (Ocimum basilicum L.) dalam mencegah penurunan motilitas spermatozoa pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi MSG.Metode : Penelitian Laboratory Experimental Post Test Group Only menggunakan 24 ekor tikus putih galur wistar jantan (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi 4 kelompok, terdiri dari kelompok I diberi MSG 1.600 mg/kgBB/hari, kelompok II diberi MSG 1.600 mg/kgBB/hari dan ekstrak etanol daun kemangi 150mg/kgBB/hari, kelompok III diberi MSG 1.600 mg/kgBB/hari dan ekstrak etanol daun kemangi 350 mg/kgBB/hari dan kelompok IV diberi MSG 1.600 mg/kgBB/hari dan ekstrak etanol daun kemangi 700 mg/kgBB/hari. Data dianalisis menggunakan One Way ANOVA dan post hoc LSDHasil : Rerata presentase motilitas spermatozoa pada kelompok I, II, III dan IV sebesar 21,88%; 48,17%; 53,72%; dan 63,05%. Hasil analisis One Way Anova menunjukan adanya perbedaan signifikan antar kelompok (p = 0,000). Uji post hoc LSD menunjukan kelompok II, III dan IV berbeda nyata dengan kelompok I (p=0,00). Pada kelompok II dan III juga ditemukan adanya perbedaan nyata dengan kelompok IV (p=0,04). Sedangkan kelompok III dengan kelompok II tidak terdapat perbedaan nyata (p=0,069).Kesimpulan : Ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) memberikan pengaruh dalam mencegah penurunan presentase motilitas spermatozoa tikus putih galur wistar jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi MSG. Kata kunci : motilitas spermatozoa, ekstrak etanol daun kemangi, monosodium glutamat (MSG)


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 12
Author(s):  
Cory Dwi Rizki ◽  
Dian Kurniasari ◽  
Andi Muh. Maulana ◽  
Agus Zuliyanto

Monosodium glutamate(MSG) merupakan garam natrium yang banyak digunakan sebagai penyedap rasa makanan. Pemberian MSG dosis tinggi meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh yang menyebabkan penurunan viabilitas spermatozoa. Pada kemangi terdapat kandungan flavonoid yang dapat menetralkan kadar radikal bebas dan arginin yang dapat memperkuat daya tahan sperma sehingga mencegah penurunan viabilitas spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kemangi (Ocimum basilicum L.) terhadap kualitassperma dilihat dari viabilitas spermatozoa pada tikus putih galur wistar jantan yang diinduksi MSG. Penelitian Laboratory Experimental Post Test Only with randomized controlled group design menggunakan 24 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar jantan  yang dibagi menjadi 4 kelompok, terdiri dari kelompok I diberi MSG1,6g/kgBB/hari, kelompok II diberi MSG 1,6 g/kgBB/hari dan ekstrak etanol daun kemangi 175 mg/kgBB/hari, kelompok III diberi MSG1,6 g/kgBB/hari dan ekstrak etanol daun kemangi 350 mg/kgBB/hari dan kelompok IV diberi MSG1,6 g/kgBB/hari dan ekstrak etanol daun kemangi 700 mg/kgBB/hari. Data dianalisis menggunakan One Way ANOVA dan post hoc LSD. Rerata presentase viabilitas spermatozoa pada kelompok I, II, III dan IV sebesar 29,3%,72%, 79% dan 93.5%. Hasil analisis One-way ANOVA menunjukan adanya perbedaan signifikan antar kelompok (p = 0,000). Uji post hoc LSD menunjukan kelompok II, III dan IV berbeda nyata dengan kelompok I (p <0,05). Pada kelompok II dan III juga ditemukan adanya perbedaan nyata dengan kelompok IV (p < 0,05). Sedangkan kelompok III dengan kelompok II tidak terdapat perbedaan nyata (p > 0,05). Ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) memberikan pengaruh dalam meningkatkan presentase viabilitas spermatozoa tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar jantan yang diinduksi MSG.


2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
MENTARI AMENDA SAPUTRI ◽  
HERIN SETIANINGSIH

<p class="Default">Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Gaya hidup masyarakat terutama dalam mengkonsumsi diet yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar LDL yang dapat menyebabkan  penyakit kardiovaskular. Rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>)<em> </em>yang banyak dibudidayakan di Indonesia mengandung flavonoid dan triterpenoid yang diduga dapat menurunkan kadar LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) <em> </em>terhadap kadar LDL pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni laboratorik dengan rancangan penelitian <em>Post Test Control Group Design. </em>Sampel yang digunakan adalah 24 ekor tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang dibagi ke dalam tiga kelompok: kelompok yang diberi diet standar selama 28 hari (K1), kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari (K2), dan kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari dan pada hari ke-15 sampai hari ke-28 diberi ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) dengan dosis 140mg/200grBB/hari (K3). Hasil analisis statistik <em>One Way Anova </em>menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar LDL yang signifikan antara ketiga kelompok pada penelitian ini (p&lt;0,001). Kadar LDL pada K2 (=16,00±3,29) meningkat secara bermakna dibandingkan dengan K1 (=10,62±1,77). Sedangkan kadar LDL pada K3 (=6,88±2,42) menurun secara bermakna dibandingkan dengan K2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) berpengaruh terhadap kadar LDL darah pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak.</p><p><strong>Kata kunci</strong> : diet tinggi lemak, LDL, <em>Kappaphycus alvarezii</em></p>


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 68
Author(s):  
Andina Dwinanda ◽  
Nita Afriani ◽  
Hardisman Hardisman

Kadar kolesterol berlebihan dalam tubuh akan mengakibatkan penumpukan lemak di hepar. Salah satu alternatif obat tradisional yang dapat menurunkan kadar kolesterol adalah tanaman seledri. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa fraksi air herba seledri dapat menurunkan kadar kolesterol total pada keadaan hiperkolesterol. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh pemberian jus seledri terhadap gambaran mikroskopis hepar yang diinduksi diet hiperkolesterol pada tikus percobaan. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan desain post test control group. Sampel berjumlah 25 ekor tikus yang terdiri atas 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan 1, perlakuan 2 dan perlakuan 3. Masing-masing perlakuan diberikan diet hiperkolesterol yang dibuat dari minyak babi sebanyak 2 gram dan kuning telur puyuh rebus 1 gram selama 14 hari. Selanjutnya diberikan jus seledri dengan dosis masing-masing kelompok perlakuan yaitu 0,72ml/200gBB; 1,44ml/200gBB; dan 2,16ml/200gBB yang diberikan dua kali sehari selama 14 hari berikutnya. Histopatologi hepar tikus diamati dengan menghitung jumlah sel yang mengalami perlemakan. Analisis data menggunakan uji one way Anova terhadap semua kelompok. Hasil analisis memperlihatkan terjadi perubahan jumlah sel berlemak yang bermakna secara statistik antara kelompok kontrol dengan ketiga kelompok perlakuan dengan nilai p<0,05. Simpulan penelitian ini adalah jus seledri dapat mengurangi perlemakan sel hepar akibat penumpukan lemak dengan dosis efektif yaitu 0,72ml/200gBB.


2020 ◽  
Vol 19 (03) ◽  
pp. 126-133
Author(s):  
Siska Toloan Toloan ◽  
Harimat Hendarwan

Masa nifas adalah hal sangat penting untuk diperhatikan guna untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Dan Lochea Pada Ibu Pasca Bersalin Yang Mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini Dan Mobilisasi Dini Di Praktek Bidan Mandiri Kota Depok Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian Quasy Exsperimental dengan pendekatan post test only control group design. Populasi yang diambil yaitu 65 ibu pasca bersalin. Sampel diambil dengan metode consecutive sampling besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Federer setiap variabel bebas terdiri atas 3 kelompok dan setiap kelompok sebanyak 9 sampel sehingga jumlah total sampel 27 ibu pasca bersalin. Pengumpulan data berupa data primer dan uji yang digunakan yaitu uji One Way Anova. Dapat dilihat dari nilai signifikan uji One Way Anova pada penurunan tinggi fundus uteri hari pertama sampai hari kesepuluh dengan nilai signifikan yaitu p-value < 0,05 yang artinya H0 ditolak atau ada perbedaan secara signifikan dan dilihat. Hasil post hoc test tidak terdapat perbedaan signifikan pada kelompok inisiasi menyusu dini, inisiasi menyusu dini dan mobilisasi dini dan kelompok inisiasi menyusu dini, mobilisasi dini dan senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri.


2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 19-26
Author(s):  
Dian Yuliartha Lestari ◽  
Rizky Trimaulidia

High salt diet and prednisone administration will increase blood pressure which chronically causes heart muscle remodeling so that it appears macroscopically as left ventricular hypertrophy. Bay leaf extract contains flavonoids which can lower blood pressure and decrease left ventricular thickening. To determine the effect of bay leaf extract (Syzygiumpolyanthum) on the left ventricle thickening of rat heart (Rattus norvegicus wistar strain) in hypertensive model.  True experimental post-test only controls group design with simple random sampling technique. The subjects of this study were 25 male Wistar rats aged 2-3 months weighing 150-200 grams. Rats were induced with prednisone 1.5 mg/ KgBW / day in 2% NaCl for 6 weeks followed by administration of bay leaf extract at a dose of 70 mg/ KgBW, a dose of 140 mg/ KgBW, and a dose of 280 mg/ KgBW. Data analyzed by One Way ANOVA, Post Hoc Bonferroni, followed by Linear: One Way ANOVA test showed significant differences between treatments (p = 0.000). The Bonferroni Post Hoc test concluded that there were significant differences in the treatment of the P2 and P3 groups. Linear regression test obtained R square 0.663 and obtained the equation Y = 1965.838 - 1.275X. The extract of bay leaf (Syzygiumpolyanthum) has an effect on decreasing the left ventricle thickening of the white male rat heart (Rattus norvegicus wistar strain) hypertension model.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document