scholarly journals RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER AKIBAT PAJANAN KADMIUM MELALUI PENGUKURAN KADAR KOLESTEROL DAN CIRCULATING ENDOTHELIAL CELLS DARAH TIKUS PUTIH

2016 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 153 ◽  
Author(s):  
Anindya Anindya ◽  
Ruslan Muhyi ◽  
Eko Suhartono

Abstract: Coronary Heart Disease (CHD) is a disease caused by narrowing of the coronary arteries of heart due to the process of arteriosclerosis. Broadly speaking CHD triggered by two factors, ie factors that can be modified and controlled. One factor that can be controlled are environmental factors, including exposure to heavy metals, such as cadmium (Cd). Patomekanisme Cd in the trigger CHD until now has not known for certain, but suspected by his activity in the trigger endothelial dysfunction and interfere with cholesterol metabolism. This study aimed to assess the effect of Cd exposure to an increased risk of CHD, by measuring the levels of circulating endothelial cell (CEC) and blood cholesterol the liver of mice. This study was purely experimental design with Post Test Only with Control Group Design. The subjects used were 15 rats (Rattus novergicus) male, Sprague-Dawley, normal activities, aged 3-4 months, weighing 300 ± 10 grams. The research subjects were divided into three groups with the number of each of 5 mice per group, which consists of one control group (P0), and the 2 treatment groups (P1 and P2). Group P0, that rats fed a commercial feed only, P1, namely rats fed a commercial feed + Cd at a concentration of 3 mg / l in drinking water for 1 day (acute), and P2, the mice were fed a commercial + Cd with concentration 3 mg / l in drinking water for 4 weeks (subacute). Each end of the exposure period, rats from each group will do the surgery, to take blood samples. Furthermore, the CEC will be measured and blood cholesterol levels. Data were analyzed statistically using One Way ANOVA and Tukey HSD Post Hoc. The results showed that Cd exposure may affect kada CEC and kolseterol significantly (P <0.05). The results also showed that there were significant differences between the levels of blood CEC each treatment group (P <0.05). Based on the results of this study concluded that Cd exposure may increase the risk of developing CHD by elevated levels of CEC and blood cholesterol.Keywords: Cadmium, Circulating Endhotelial Cells, Blood Cholesterol Abstrak: Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang disebabkan oleh penyempitan arteri koronaria jantung akibat proses ateriosklerosis. Secara garis besar PJK dipicu oleh dua faktor, yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan dikendalikan. Salah satu faktor yang dapat dikendalikan adalah faktor lingkungan, termasuk pajanan logam berat, seperti kadmium (Cd). Patomekanisme Cd dalam memicu PJK sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun diduga melalui aktivitasnya dalam memicu disfungsi endotel dan mengganggu metabolism kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pajanan Cd terhadap peningkatan risiko PJK, melalui pengukuran kadar Circulating Endothelial Cell (CEC) dan kolesterol darah hati tikus putih. Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan  Post Test Only with Control Group Design. Subyek yang digunakan adalah 15 tikus putih (Rattus novergicus) jantan, galur Sprague-Dawley, beraktivitas normal, berumur 3-4 bulan, dengan berat 300±10 gram. Subyek penelitian kemudian dibagi menjadi 3 kelompok dengan jumlah masing-masing 5 tikus per kelompok, yang terdiri dari 1 kelompok kontrol (P0), dan 2 kelompok perlakuan (P1 dan P2). Kelompok P0, yakni tikus yang diberi pakan komersial saja, P1, yakni tikus yang diberi pakan komersial+Cd dengan konsentrasi 3 mg/l dalam air minum selama 1 hari (akut), dan P2, yakni tikus yang diberi pakan komersial+Cd dengan konsentrasi 3 mg/l dalam air minum selama 4 minggu (subakut). Setiap akhir periode pemajanan, tikus dari masing-masing kelompok akan dilakukan pembedahan, untuk mengambil sampel darah. Selanjutnya, akan dilakukan pengukuran kadar CEC dan kolesterol darah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistic menggunakan uji One Way Anova dan Post Hoc Tukey HSD.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajanan Cd dapat mempengaruhi kada CEC dan kolseterol secara bermakna (P < 0,05). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna kadar CEC darah antar masing-masing kelompok perlakuan (P<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pajanan Cd dapat meningkatkan risiko terjadinya PJK melalui peningkatan kadar CEC dan kolesterol darah. Kata - Kata Kunci: Kadmium, CEC, Kolesterol Darah

2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 142-149
Author(s):  
Siti Muflikhatur R ◽  
Hesti Murwani Rahayuningsih

Latar Belakang: Peningkatan kadar kolesterol total merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.  Manajemen kadar kolesterol total dapat dilakukan dengan upaya kuratif dan preventif. Simvastatin merupakan salah satu obat penurun kadar kolesterol total. Pengendalian asupan efektif untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol total. Konsumsi makanan fungsional berpotensi dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol total, salah satunya adalah konsumsi daun salam. Flavonoid yang terkandung dalam daun salam terbukti efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya perbedaan pengaruh antara ekstrak dan rebusan daun salam dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol total darah tikus Sprague dawley.Metoda: Rancangan penelitian adalah true experimental jenis pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague dawley yang dibagi acak dalam 4 kelompok. Tikus diberi pakan tinggi lemak bersamaan dengan pemberian ekstrak dan rebusan dengan dosis masing-masing ekstrak dari 0,72 gram daun segar dan rebusan 0,72 gram secara sonde sekali sehari. Kadar kolesterol total diperiksa dengan metode CHOD-PAP spektrofotometri. Data dianalisis menggunakan paired t-test dan uji one way ANOVA yang dilanjutkan uji Post-Hoc LSD pada tingkat kepercayaan 95%.Hasil: Kadar kolesterol total pada seluruh kelompok meningkat secara signifikan (p=0,000). Peningkatan kadar kolesterol total pada kelompok kontrol negatif adalah 147,88 %, kelompok control positif 11,64 %, kelompok perlakuan ekstrak 39,03 %, dan kelompok perlakuan rebusan 77,84 %. Terdapat perbedaan perubahan kadar kolesterol total antar kelompok secara signifikan (p=0,000).Simpulan: Perlakuan yang memiliki efek menahan laju peningkatan kadar kolesterol total terbesar sampai terkecil adalah 0,018 gram simvastatin, 0,034 gram ekstrak daun salam, dan 0,72 gram rebusan daun salam.


2020 ◽  
Vol 19 (03) ◽  
pp. 126-133
Author(s):  
Siska Toloan Toloan ◽  
Harimat Hendarwan

Masa nifas adalah hal sangat penting untuk diperhatikan guna untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Dan Lochea Pada Ibu Pasca Bersalin Yang Mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini Dan Mobilisasi Dini Di Praktek Bidan Mandiri Kota Depok Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian Quasy Exsperimental dengan pendekatan post test only control group design. Populasi yang diambil yaitu 65 ibu pasca bersalin. Sampel diambil dengan metode consecutive sampling besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Federer setiap variabel bebas terdiri atas 3 kelompok dan setiap kelompok sebanyak 9 sampel sehingga jumlah total sampel 27 ibu pasca bersalin. Pengumpulan data berupa data primer dan uji yang digunakan yaitu uji One Way Anova. Dapat dilihat dari nilai signifikan uji One Way Anova pada penurunan tinggi fundus uteri hari pertama sampai hari kesepuluh dengan nilai signifikan yaitu p-value < 0,05 yang artinya H0 ditolak atau ada perbedaan secara signifikan dan dilihat. Hasil post hoc test tidak terdapat perbedaan signifikan pada kelompok inisiasi menyusu dini, inisiasi menyusu dini dan mobilisasi dini dan kelompok inisiasi menyusu dini, mobilisasi dini dan senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri.


e-GIGI ◽  
2014 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Juvensius R. Andries ◽  
Paulina N. Gunawan ◽  
Aurelia Supit

Abstrak: Minyak cengkeh berguna sebagai antibakteri alami. Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol dapat membunuh bakteri termasuk bakteri yang resisten terhadap antibiotika, salah satunya adalah bakteri Streptococcus mutans. Bakteri ini merupakan mikroorganisme penyebab utama terjadinya karies. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak cengkeh terhadap bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan post test only control group design. Penelitian ini menggunakan bahan coba ekstrak cengkeh dengan konsentrasi 40%, 60%, dan 80%, Ciprofloxacin, aquades dengan pengulangan sebanyak lima kali. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan one-way ANOVA dan post-hoc uji LSD ( = 0,05). Berdasarkan hasil uji statistik penelitian uji efek antibakteri ekstrak cengkeh terhadap bakteri streptococcus mutans secara in vitro, dapat disimpulkaan bahwa ekstrak cengkeh memiliki efek antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. Hasil uji lanjut post-hoc uji LSD menunjukan daya hambat ekstrak cengkeh 40%, 60%, 80%, lebih kecil (p<0,05) dalam menghambat Streptococcus mutans secara in vitro dibandingkan Ciprofloxacin. Kata Kunci: Ekstrak cengkeh, Streptococcus mutans.   Abstract: Clove oil is useful as a natural antibacterial agent, essential oil of clove has anesthetic and antimicrobial effect. Substances contained in clove called eugenol can kill bacteria including antibiotic resistant bacteria, one of which is the bacteria Streptococcus mutans. This bacteria is a major cause for caries. The purpose of this study was to mengetahui clove extrack antibacterial effects againts Streptococcus mutans bacteria in vitro. This study is an experimental study using a post test only control group design. This research try using clove extract with a concentration of 40%, 60%, and 80%, Ciprofloxacin, aquades repetition five times. Data collected and analyzed by one-way ANOVA and post-hoc LSD test (α = 0.05). Based on the results of the statistical test to test the effects of anti-bacterial research clove extracts against Streptococcus mutans bacteria in vitro, can disimpulkaan that clove extracts have antibacterial effects in inhibiting the growth of Streptococcus mutans bacteria in vitro.further test result post-hoc LSD test shoved its inhibitory clove extract 40%, 60%, 80% smaller (p<0,05)in hibiting Streptococcus mutans in vitro compared Ciprofloxacin. Keywords: clove extract, Streptococcus mutans


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Syaema Maulida ◽  
Yanuarita Tursinawati ◽  
Ardhea Jaludamascena

Penggunaan parasetamol dosis tinggi menjadi pemicu kerusakan hepar yang ditandai dengan peningkatan SGPT. Daun kenikir mengandung flavonoid, saponin, dan tanin yang berfungsi sebagai hepatokuratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kenikir terhadap kadar SGPT darah tikus galur wistar yang diinduksi parasetamol. Penelitian ini merupakan studi eksperimen laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Sampel sebanyak 30 ekor tikus jantan galur wistar yang dibagi dalam 5 kelompok secara random. Perlakuan dilakukan selama 15 hari, kelompok K- hanya diberi pakan standar selama masa perlakuan, kelompok KT diinduksi parasetamol dosis tunggal 270mg/200grBB tanpa diberikan intervensi, kelompok  K+, PI, dan PII diinduksi parasetamol, K+ diberi N-asetilsistein 2,52mg/kgBB, PI diberi ekstrak daun kenikir 62,5mg/kgBB, PII ekstrak daun kenikir 125mg/kgBB sampai hari ke-14 dan  hari ke-15 diperiksa kadar SGPT. Analisa data dengan uji one-way ANOVA dan dilanjutkan Post-hoc. Rerata kadar SGPT yaitu K- 47,0±0,82 IU/L, KT 78,0±0,97 IU/L, K+ 40,2±2,27 IU/L, PI 55,3±1,74 IU/L, dan PII 69,3±1,48 IU/L. Terdapat perbedaan signifikan rerata SGPT antar seluruh kelompok (p=0,000).Perbedaan signifikan juga ditemukan antar kelompok K- dengan KT (p=0,000), K- dengan K+ (p=0,023), K- dengan P1 (p=0,001), K- dengan P2 (p=0,000), KT dengan K+ (p=0,000), KT dengan P1 (p=0,000), KT dengan P2 (p=0,000), K+ dengan P1 (p=0,000), K+ dengan P2 (p=0,000), dan P1 dengan P2 (p=0,000). Ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus) dapat mempengaruhi kadar SGPT darah tikus galur wistar yang diinduksi parasetamol


2012 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 258-264
Author(s):  
Widitha Gustining Asmariani ◽  
Enny Probosari

Background: Increased LDL cholesterol concentrations and low plasma HDL cholesterol concentrations are well-established risk factors for cardiovascular disease. Diet modification is one of recommended theraphy to decrease LDL cholesterol level by increasing fiber intake from fruit. Papaya contains niacin, fiber, and antioxidant which can decrease LDL cholesterol level. It also contains quercetin to increase HDL cholesterol level. The aim of this study was to prove the effect of papaya of different dosages on LDL and HDL cholesterol of hypercholesterolemic rats. Methods: This research was true-experimental using pre-post test with control group design. Subjects were male Sprague Dowley rats, 7-8 weeks old, 100-200 grams weight, inducted hypercholesterolemia, given papaya diet using 5,4 gr, 7,2 gr, and 9,0 gr dosage for 4 weeks. LDL cholesterol and HDL cholesterol were measured by direct method using LDL-C Select (DiaSys) reagent and CHOP-PAP methods respectively. Normality of the data was tested by Shapiro Wilks test. Data were analyzed by paired t test continued with One Way Anova.and post-hoc LSD. Result: The study revealed that papaya of dosage 5,4 gr/day decreased LDL cholesterol (p<0,05) significantly from 45,29±9,05 mg/dl to 30,29±5,31 mg/dl but nonsignificantly decrease HDL cholesterol level (p=0,930) from 25,71 ± 5,09 to 25,57 ± 3,59 mg/dl at the same dosage. Other dosage of 7,2 mg/day and 9,0 gr/day neither significantly decrease LDL cholesterol level nor increase HDL cholesterol level. Conclusion: Papaya couldn’t decreased LDL cholesterol and increased HDL cholesterol in hypercholesterolemic rats.


2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 184-191
Author(s):  
Cut Arsyiyanti ◽  
Ahmad Syauqy ◽  
Kusmiyati Tjahjono

Latar Belakang : Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang jika jumlahnya berlebih dapat memicu berbagai macam penyakit diantaranya gout. Biji pepaya mengandung zat fitokimia seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat menormalkan kadar profil lipid dan menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus biji pepaya terhadap kadar asam urat pada tikus dislipidemia. Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague Dawley dislipidemia yang kemudian dibagi secara acak dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan pakan standar, kontrol positif yang diberikan pakan standar dan tinggi lemak, serta dua kelompok perlakuan yang diberikan pakan standar, tinggi lemak dan jus biji pepaya dengan dosis 400 mg dan 800 mg selama 30 hari. Kadar Asam urat diperiksa dengan metode Spektrofotometri. Data di analisis dengan uji Paired t-test dan Anova serta uji LSD pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Perubahan kadar asam urat kelompok kontrol negatif, k ontrol positif dan perlakuan 400 mg dan 800 mg secara berturut-turut adalah -11,21 (p=0,352), 18,91 (p=0,360), -30,43 (p=0,024), dan -16,67(p=0,127). Perubahan kadar asam urat antar kelompok dengan uji Anova menunjukkan signifikansi sebesar 0,017. dilanjutkan uji Post-Hoc antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan dosis 400 mg dan 800 mg menunjukkan signifikansi berturut-turut 0,003 dan 0,019. Simpulan: Pemberian jus biji pepaya selama 30 hari pada dosis 400 mg/ekor/hari efektif menurunkan kadar asam urat pada tikus dislipidemia.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 369 ◽  
Author(s):  
Millah Fithriyah Zindany ◽  
Husnil Kadri ◽  
Almurdi Almurdi

Kebiasaan mengonsumsi kopi banyak dikaitkan dengan kelainan pada kesehatan dan berbagai macam penyakit. Kopi mengandung lebih dari seribu molekul zat yang berbeda diantaranya kafein, kafestol, kahweol, dan asam klorogenik sering dihubungkan dengan metabolisme lipid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kopi terhadap kadar kolesterol dan trigliserida pada tikus galur Wistar (Rattus novergiccus). Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Sampel penelitian ini adalah 24 ekor tikus putih jantan (Rattus novergiccus) yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol (K), perlakuan 1 (DR), perlakuan 2 (DS), dan perlakuan 3 (DT). K hanya diberi diet standar tanpa kopi, DR diberikan diet kopi dosis rendah setara 3 cangkir kopi (0,39 mg/3 ml), DS diberikan diet kopi dosis sedang setara 6 cangkir kopi (0,78 mg/ 3ml), DT diberikan diet kopi dosis tinggi se ara 10 cangkir kopi (1,3 mg/ 3ml) selama 4 minggu (28 hari). Pengukuran kadar kolesterol  dan  trigliserida  menggunakan  spektofotometer. Hasil penelitian didapatkan rerata kadar kolesterol K (35,80+10,84 mg/dl), DR (56,60+7,66 mg/dl), DS (60,60+12,13 mg/dl), DT (73,00+16,39 mg/dl) dan rerata kadar trigliserida K (97,00+6,44 mg/dl), DR (27,80+11,90 mg/dl), DS (29,20+16,02 mg/dl), DT(36,00+15,08 mg/dl). Uji analisis one-way ANOVA dan Post-hoc menunjukkan perbedaan yang bermakna pada kadar kolesterol total dan trigliserida kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol (p<0,05) namun tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan (p>0,05). Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan bermakna kadar kolesterol total dan trigliserida antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol tetapi perbedaan dosis tidak memberikan perbedaan bermakna.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Andita Fitriani ◽  
Erni Setiyorini ◽  
Farach Khanifah

Pendahuluan : Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi. Pemberian antibiotik merupakan upaya pengendalian terhadap infeksi yang dapat menyebabkan resisten. Bakteri Staphylococcus aureus telah resisten terhadap antibiotik ampisilin, amoksisilin-asam klavulanat, amoksisilin, penisilin G, sulbenisilin, kloramfenikol dan siprofloksasin sehingga penanganan terhadap infeksi Staphylococcus aureus relatif sulit. Daun Srikaya diketahui mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tannin yang memiliki efek antimikroba. Metode Penelitian : Dalam penelitian ini ditentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan menggunakan metode dilusi padat.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen analitik dengan post test only control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah bakteri Staphylococcus aureus yang merupakan stok kultur milik Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ekstrak daun srikaya (Annona squamosa L.) dengan konsentrasi 3%, 6%, 12% dan 24%. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah bakteri Staphylococcus aureus. Data dianalisis dengan uji one way ANOVA dilanjutkan uji Post Hoc LSD dengan nilai probabilitas (p)<0,05. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus yang berbanding terbalik dengan peningkatan konsentrasi ekstrak daun srikaya mulai dari konsentrasi 3% hingga 24%.Kesimpulan : Kesimpulan pada penelitian ini yaitu ekstrak daun srikaya mempunyai efek antimikroba terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan KHM terletak pada konsentrasi dua kali lipat dari konsentrasi 24%. Saran : Sebagai referensi bakteri yang dapat menyebabkan infeksi dan dapat menangsninys dengan antimikroba alami yang minimefek samping disbanding dengan BKOKata Kunci: Antimikroba, Ekstrak Daun Srikaya, , Kadar Hambat Minimum (KHM), Staphylococcus aureus


2016 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Anita Fitri Puspasari ◽  
Sulistyo Mulyo Agustini ◽  
Anung Putri Illahika

ABSTRAK Hiperlipidemia merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner dan stroke. Hal tersebut dapat diketahui dengan hasil profil lipid. Saat ini, pencegahan hiperlipidemia dapat dilakukan dengan cara alami yang disebut fitofarmaka. Salah satunya yaitu ekstrak daun kersen mengandung flavonoid, saponin, dan tannin yang dapat memperbaiki profil lipid dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adakah pengaruh ekstrak daun kersen (Muntinga calabura l.) terhadap perbaikan kadar profil lipid mencit hyperlipidemia. Metode penelitian adalah True experimental dengan post test only control group design dengan kontrol negatif, kontrol positif, 3 perlakuan yang diinduksi minyak jelantah sebagai hiperlipidemia dan ekstrak daun kersen untuk perbaikan profil lipid dosis 1.5,3,6 (mg/200gBB/hari). Data dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji ANOVA, uji post hoc, uji regresi yang pengolahannya menggunakan SPSS 19.Hasil Uji One Way Anova pada variabel p=0,000 (p<0,05) terdapat perbedaan signifikan. Hasil uji post hoc didapatkan perbedaan bermakna (p<0,05) antar kelompok. Pada Uji regresi linier didapatkan dosis terbaik pada dosis 6 (mg/200gBB/hari) dengan presentaseperbaikan kolesterol total 65%, TG 79%, LDL 79%, dan HDL 75%. Flavonoid menghambat sintesis kolesterol dengan menghambat HMG-KoA reduktase. Saponin dan Tannin bekerja dengan menghambat penyerapan kolesterol dan trigliserida di usus. Kesimpulannya adalah ekstrak daun kersen berpengaruh terhadap perbaikan kadar profil lipid mencit putih hiperlipidemiaKata kunci : Hiperlipidemia, ekstrak daun kersen


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 478
Author(s):  
Alles Firmansyah ◽  
Zelly Dia Rofinda ◽  
Erkadius Erkadius

Asap rokok diketahui meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS dapat merusak pembuluh darah dan mengubah reaktivitas trombosit sehingga mengganggu sistem hemostasis. Vitamin C sebagai antioksidan esensial bagi tubuh terbukti dapat mengurangi kerusakan oksidatif akibat ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan potensi vitamin C dalam menghambat gangguan hemostasis melalui pengamatan waktu perdarahan mencit yang dipapar asap rokok. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 21 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pemberian perlakuan pada hari ke-1 hingga ke-14, yaitu P1 (kontrol negatif), P2 (paparan asap rokok 10 menit perhari), dan P3 (vitamin C 0,4 mg/gBB/hari + paparan asap rokok 10 menit perhari). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-0 dan ke-15. Analisis data menggunakan uji t-paired, one-way Anova, dan post-hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu perdarahan P1 mengalami perubahan yang tidak bermakna dari 60,16 ± 3,27 menjadi 57,61 ± 4,88 detik. P2 mengalami perubahan yang bermakna dari 59,34 ± 6,93 menjadi 38,85 ± 3,43 detik. P3 mengalami perubahan yang bermaknadari 59,36 ± 3,07 menjadi 51.85 ± 3,45 detik. Terdapat perbedaan rerata waktu perdarahan setelah perlakuan yang bermakna signifikan (p = 0,000) antara P2 dengan P3. Penelitian ini berhasil membuktikan potensi vitamin C dalam mencegah pemendekan waktu perdarahan lebih lanjut sebagai indikator gangguan hemostasis akibat paparan asap rokok.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document