PENGARUH KERAPATAN TANAM GALUR HARAPAN KAPAS TERHADAP SISTEM TUMPANGSARI DENGAN JAGUNG
<p>ABSTRAK<br />Pengaturan kerapatan tanam pada galur harapan kapas perlu<br />dilakukan agar penggunaan sumberdaya lebih efisien dan tidak<br />mengganggu tanaman palawija yang ditumpangsarikan. Pengaturan<br />tanaman dilakukan sedemikian rupa untuk memberikan ruang tumbuh<br />yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.<br />Penelitian kerapatan tanam galur harapan kapas pada sistem tumpangsari<br />dengan jagung dilakukan di lahan petani di Desa Pendem, Kecamatan<br />Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah pada lahan kering/tadah<br />hujan dari bulan Desember 2002 hingga Mei 2003. Tujuan penelitian<br />untuk mendapatkan kerapatan tanam yang sesuai pada galur harapan kapas<br />pada sistem tumpangsari dengan jagung. Percobaan disusun dalam<br />rancangan petak terbagi dengan varietas sebagai petak utama dan<br />kerapatan tanaman sebagai anak petak yang diulang 3 kali dan 2 ulangan<br />monokultur kapas dan jagung. Sebagai petak utama adalah 3 varietas/galur<br />kapas: 88003/16/2, 92016/6, dan Kanesia 7; dan anak petak terdiri dari<br />tiga kerapatan tanam : 2 : 2 (2 baris kapas dan 2 baris jagung); 2 : 3 (2<br />baris kapas dan 3 baris jagung); dan 3 : 2 (3 baris kapas dan 2 baris<br />jagung). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan tanam yang<br />sesuai pada galur/varietas harapan kapas adalah kerapatan tanam 3 : 2 (3<br />baris kapas dan dua baris jagung) dengan produksi kapas 1.563,9 kg/ha<br />dan jagung 3.840,7 kg/ha. Pada kerapatan tanam tersebut, populasi kapas<br />adalah 32.566 tanaman/ha (81% dari populasi monokultur) dan jagung<br />38.000 tanaman/ha (72% dari monokultur). Produktivitas kapas galur<br />92016/6 mencapai 1.583,9 kg/ha dan nyata lebih tinggi dibanding galur<br />88003/16/2 dan Kanesia 7 pada berbagai kerapatan tanam.<br />Kata kunci : Gossypium hirsutum, Zeamays, kerapatan tanaman,<br />tumpangsari</p><p><br />ABSTRACT<br />Arrangement of crop densities for new cotton lines under<br />intercropping system with maize<br />The arrangement of crop densities for cotton new varieties/lines is<br />needed to improve the use of natural resources under intercropping system<br />with maize. The field trial on different crop densities for new cotton lines<br />under intercropping system with maize was conducted in Grobogan,<br />Central Java in rainy season 2002/2003. The purpose of the study was to<br />investigate the optimum population for new cotton lines under<br />intercropping with maize. The field experiment was arranged in a Split<br />Plot Design with three replications. Three new cotton lines/varieties were<br />allocated to main plots: 88003/16/2, 92016/6, and Kanesia 7. Three crop<br />arrangements were allocated to sub-plots: 2 : 2 [2 cotton rows and 2 rows<br />of maize]; 2 : 3 [ 2 cotton rows and 3 rows of maize] and 3:2 [ 3 cotton<br />rows and 2 rows of maize]. Results showed that the crop arrangement for<br />cotton and maize under intercropping system is 3 cotton rows and 2 rows<br />of maize, with cotton yield 1,563.9 kg/ha and maize 3,840.7 kg/ha. Cotton<br />yield of 92016/6 is higher than those of 88003/16/2 and Kanesia 7 under<br />the all crop arrangement tested.<br />Key words: Gossypium hirsutum, Zea mays, crop density, intercropping</p>