scholarly journals Defisiensi Riboflavin dan Demensia pada Usia Lanjut

2011 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Idral Purnakarya

Demensia Alzheimer menempati urutan kesembilan penyebab kematian di Amerika Serikat. Demensia adalah kondisi yang sering dialami yang berhubungan dengan berbagai faktor dan gaya hidup terutama diet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan defisiensi asupan riboflavin (vitamin B12) dengan demensia pada usia lanjut (usila). Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan dilaksanakanpada bulan September 2007 sampai dengan Januari 2008. Sampel penelitian adalah 141 lansia berumur lebih dari sama dengan 60 tahun yang diambil secara purposive sampling. Demensia diukur menggunakan kuesioner MMSE (² 24, skor maksimum 30) dan asupan riboflavin diukur menggunakan form Semi Quantitative – FFQ. Penelitian ini memperlihatkanbahwa 47,5% usila mengalami demensia. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara umur, tingkat pendidikan, dan asupan riboflavin dengan kejadian demensia pada usila (nilai p < 0,05).Kata kunci: Demensia, defisiensi riboflavin, usia lanjutAbstractDementia Alzheimer’s was ranked the ninth leading cause of death in The United States. Dementia can not be avoided as related to several factors and lifestyle especially the diet. The objective of this research is to know relation the deficiency of riboflavine (vitamin B12) intake and incidence of dementiaat elderly. A cross-sectional study was conducted betweenSeptember 2007 and January 2008. The sample obtained was 141 elderly which it was conducted to purposive sampling. Dementia was measured by using questionnaire MMSE (² 24, maximum score was 30), and riboflavine intake was measure by Semi Quantitative – FFQ form. This study shows that dementia in elderly was 47,5%. Statistical test showed that Statistical test showed that incidence of dementia had significantly associated with ages, level of education, and riboflavine intake (p value < 0,05).Key words: Dementia, deficiency of riboflavine, elderl

2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 37-42
Author(s):  
Firdausi Ramadhani ◽  
Yanti Hz. Hano

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Limboto Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan adalah  Observasional Analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi adalah seluruh ibu yang melahirkan berjumlah 853 responden, dengan Sampel yaitu sebanyak 202 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik Purposive Sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan proporsi bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 34 responden (16,8%) dan bayi Berat Badan Lahir Normal (BBLN) 168 responden (83,2%). Hasil bivariat didapatkan bahwa ada hubungan pengetahuan (p-value 0,044), pendapatan keluarga (p-value 0,029) dengan kejadian bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Sedangkan, jumlah paritas (p value 0,523),  jarak kehamilan (p-value 0,659), dan Kekurangan Energi Kronik (KEK) (p-value 0,637) tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statisti dengan kejadian bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).    This study aims to determine several factors associated with the incidence of low birth weight babies (LBW) in the Limboto Health Center, Gorontalo District. The method used is analytic observational with a cross sectional study approach. The population was all mothers who gave birth totaling 853 respondents, with a sample of 202 respondents. The sampling technique used purposive sampling technique. The results showed that the proportion of Low Birth Weight (LBW) babies was 34 respondents (16.8%) and Normal Birth Weight (BBLN) babies were 168 respondents (83.2%). The bivariate results showed that there was a relationship between knowledge (p value 0.044), family income (p value 0.029) with the incidence of low birth weight babies (LBW). Meanwhile, the parity (p value 0.523), pregnancy distance (p-value 0.659), and Chronic Energy Deficiency (P-value 0.637) did not have a statistically significant relationship with the incidence of Low Birth Weight (LBW).


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Maryono Maryono ◽  
Imram Radne Rimba Putri ◽  
Aini Inayati

<p>Proses admisi merupakan pintu utama dalam mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi pasien diberikan mulai dari pasien baru reservasi rawat inap hingga pasien pulang. Informasi-informasi mengenai layanan rawat inap sangat dibutuhkan oleh pasien dan keluarga. Informasi tersebut akan meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga dalam tatacara rawat inap. Sikap dan komunikasi yang jelas dari pemberi informasi akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan. Pemantauan terhadap tingkat kepuasan pasien tentunya menjadi target rumah sakit untuk selalu berkembang dan dapat bersaing dengan rumah sakit lainnya. Proses admisi merupakan pintu utama dalam mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi pasien diberikan mulai dari pasien baru reservasi rawat inap hingga pasien pulang. Informasi-informasi mengenai layanan rawat inap sangat dibutuhkan oleh pasien dan keluarga. Informasi tersebut akan meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga dalam tata cara rawat inap. Sikap dan komunikasi yang jelas dari pemberi informasi akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan. Pemantauan terhadap tingkat kepuasan pasien tentunya menjadi target rumah sakit untuk selalu berkembang dan dapat bersaing dengan rumah sakit lainnya. Sehingga diperlukan penilaian kepuasan pasien terhadap pemberian informasi pada pasien rawat inap di Unit Admisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian informasi pada pasien rawat inap dengan kepuasan mutu pelayanan pasien di Unit Admisi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel dengan purposive sampling dan melibatkan 96 responden. Pengumpulan data menggunakan checklist kesesuaian pemberian informasi dan kuesioner kepuasan pasien. Data dianalisis menggunakan uji statistik Spearman Rho. Hasil dari uji Spearman Rho didapatkan pemberian informasi awal kepada pasien rawat inap yang sesuai SOP yaitu 60,4%, kurang sesuai SOP 39,6%, kepuasan mutu pelayanan pasien sangat puas 36,5%, puas 47,9%, tidak puas 15,6% dengan p value &lt; 0,05, sehingga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pada pemberian informasi pasien rawat inap dengan kepuasan mutu pelayanan pasien di unit admisi, dimana p value = 0,021. Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian informasi pada pasien rawat inap dengan kepuasan mutu pelayanan pasien di Unit Admisi.</p><p><strong>K</strong><strong>a</strong><strong>t</strong><strong>a Kunci: </strong>Pemberian Informasi; Rawat Inap; Admisi; Kepuasan Pasien</p>


2021 ◽  
Vol 7 (Khusus) ◽  
pp. 45
Author(s):  
Helena Pangaribuan ◽  
Dg. Mangemba ◽  
Musaidah Musaidah ◽  
Imelda Appulembang

Stunting is a global problem faced by the world and often occurs in children aged 3 – 5 years. The negative impact that will be caused by stunting in the 3-5 year age period in the long term is the disruption of children's psychosocial and motoric development. This study aims to see the relationship between motor and psychosocial development with stunting in preschool children (3 – 5 years) at the Baluse Health Center, Sigi Regency. The research design used was a cross-sectional study that assessed the relationship between motor and psychosocial development and stunting in preschool children (aged 3 – 5 years). The population used in this study were all preschool children (aged 3 – 5 years) with stunting in the Puskemas Baluse. The number of samples was 25 respondents who met the criteria for the research sample. The research was carried out at the Baluse Health Center, Sigi Regency from October 5 to 20, 2020. The research instrument used a questionnaire to measure the motoric and psychosocial development of children, while the measurement of stunting used microtoise and children's scales. The closeness and strength of the relationship between the two variables in this study used the Chi-Square statistical test. The results showed that most of the motor and psychosocial developments were in the abnormal category. The test of the relationship between motor and psychosocial development and stunting was carried out using the Chi-Square statistical test. The results showed that the P-value = 0.016 is smaller than the alpha value of 0.05, this indicates that stunting has a significant relationship with the motoric and psychosocial development of children. This study concludes that stunting has a relationship with motor and psychosocial development of children aged 3 – 5 years. Stunting children mostly have an abnormal motor and psychosocial development.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 122-130
Author(s):  
Oda Debora

Latar belakang: Lansia mengalami perubahan yang signifikan pada struktur anatomi dan fisiologi integumen. Perubahan ini sering menimbulkan keluhan gatal atau pruritus pada lansia. Keluhan ini juga diutarakan oleh lansia yang dirawat di rumah sakit maupun panti. Meskipun hanya gatal, kondisi yang berkepanjangna dapat menurunkan kualitas hidup lansia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang paling berpengaruh terhadap keluhan pruritus pada lansia yang berada di panti. Faktor yang dianalisis adalah kadar air dalam kulit, kadar minyak dalam kulit, dan kemampuan fungsional lansia. Metode : Penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan desain cross-sectional study. Penelitian dilakukan di sebuah panti dengan 30 orang responden lansia yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Keluhan gatal dikaji dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data kadar air dan minyak didapatkan melalui pengukuran langsung yang didokumentasikan dalam lembar observasional. Data kemampuan funsional lansia diukur menggunakan Barthel Indeks. Data yang didapatkan diolah dengan menggunakan regeresi logistik untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap keluhan pruritus. Hasil: Secara berturut-turut, variabel kadar air dalam kulit, kadar minyak dalam kulit, dan kemampuan fungsional tubuh memiliki p value sebesar 0,004 (koefisien pengaruh sebesar -0,129), 0,009 (koefisien pengaruh sebesar -0,383) dan 0,007 (koefisien pengaruh sebesar -0,721). Kesimpulan: Ketiga variabel yaitu kadar air, kadar minyak, dan kemampuan fungsional tubuh secara berurutan berpengaruh terhadap keluhan pruritus yang diuangkapkan oleh lansia. Tata laksana keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memperhatikan kelembapan kulit dan mengoptimalkan mobilisasi agar sirkulasi udara di pori-pori lebih lancar dan kulit tidak terlalu lembab.  


2020 ◽  
pp. 15-21
Author(s):  
Safruddin Safruddin ◽  
Maryunis ◽  
Suhermi ◽  
Sunarti Papalia

Pasien pendertita kanker payudara akan mengalami perubahan fisik, psikologis (seperti tingkat depresi dan kecemasan), fungsi sosial, seksual serta aktifitas sehari-hari. sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas hidup atau quality of life (QOL)  penderita. Akan tetapi dengan adanya Perawatan paliatif yang baik diharapkan mampu merubah kualitas hidup pasien kanker menjadi lebih baik. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan  perawatan paliatif dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. pengambilan sampel dalam penelitain ini adalah  purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 43 responden. Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa perawatan paliatif dengan kualitas hidup baik yaitu 26 pasien (83,9%) dan yang memiliki  perawatan paliatif dengan kualitas hidup kurang baik 5 pasien (16,1%) sedangkan yang memiliki perawatan palitif dengan kualitas hidup cukup baik 3 pasien (30,0%) dan yang memiliki perawatan paliatif dengan kualitas hidup kurang baik 7 pasien (70,0%) sedangkan perawatan paliatif dengan kualitas hidup Baik 0 pasien (0,0%)  dan yang memiliki perawatan paliatif dengan kualitas hidup kurang baik 2  pasien (4,7%). Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai probabilitas (p value =0,001. Sehigga dapat disimpulkan bahwa ini adalah terdapat hubungan antara perawatan paliatif dengan kualitas hidup pada kualitas hidup pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 28-38
Author(s):  
Sampara Sampara ◽  
Musdalipa Musdalipa ◽  
Kasmawati Kasmawati

Pendahuluan: Pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang amat besar dalam membentuk kepribadian anak yang tangguh sehingga anak berkembang menjadi pribadi yang percaya diri, berinisiatif, berambisi, beremosi stabil, bertanggung jawab, mampu menjalin hubungan interpersonal yang positif dan lain-lain. Kepribadian tersebut dapat dikembangkan dalam keluarga. Penerapan pola asuh tertentu dapat membentuk perilaku anak yang berbeda-beda. Pola asuh yang salah dapat menyebabkan seorang anak melakukan perilaku agresif.  Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode cross sectional study . Penarikan jumlah sampel dengan teknik purposive sampling dengan jumlah 40 responden. Hasil dan Pembahasan: Terdapat hubungan antara umur bapak pada saat nikah terhadap penerapan pola asuh (p Value=0,001), hubungan tingkat pendidikan bapak terhadap penerapan pola asuh (p Value=0,000), hubungan pekerjaan bapak terhadap penerapan pola asuh(p Value=0,000), hubungan umur ibu pada saat nikah terhadap penerapan pola asuh (p Value=0,000), hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap penerapan pola asuh (p Value=0,000), dan hubungan pekerjaan ibu terhadap penerapan pola asuh (p Value=0,000). Berdasarkan penelitian ini hendaknya orang tua selalu memperhatikan pola asuh yang diterapkan kepada anak agar jelas pembentukan karakter yang dimiliki oleh anak-anaknya.  Kesimpulan: Hubungan karakteristik orang tua dengan penerapan pola asuh, yaitu: 1) Ada hubungan antara umur bapak pada saat menikah terhadap penerapan pola asuh dengan nilai p=0,001; 2) Ada hubungan antara tingkat pendidikan bapak pada saat menikah terhadap penerapan pola asuh dengan nilai p=0,000; 3) Ada hubungan antara jenis pekerjaan (penghasilan) bapak pada saat menikah terhadap penerapan pola asuh dengan nilai p=0,000; 4) Ada hubungan antara umur ibu pada saat menikah terhadap penerapan pola asuh dengan nilai p=0,000.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 106-109
Author(s):  
Heriviyatno J Siagian ◽  
La Ode Alifariki ◽  
Tukatman Tukatman

Kebiasaan merokok masih menjadi salah satu masalah perilaku kesehatan yang berdampak pada berbagai organ dalam tubuh, terutama sistem kardiovaskuler. Kandungan zat kimia dalam satu batang rokok berefek pada kesehatan jantung dan merubah tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik merokok pada pria usia 30-65 tahun di Kabupaten Kolaka. Penelitian ini dilaksanakan di 12 Kelurahan di Kabupaten Kolaka menggunakan desain cross sectional study yang melibatkan 112 responden yang dipilih secara purposive sampling dengan kriteria tertentu. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis menggunakan uji chi square pada batas kemaknaan alfa 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel yang tergabung dalam karakteristik merokok berhubungan dengan tekanan darah responden. Variabel jumlah batang rokok, lama merokok, jenis merokok dan cara isap rokok memiliki p value sebesar 0,000. Disimpulkan bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan tekanan darah pada pria usia 30-65 tahun.


2021 ◽  
Vol 8 (03) ◽  
pp. 152-159
Author(s):  
Ela Susilawati ◽  
Refi Prananing Putri Hesi ◽  
Resna A Soerawidjaja

Efikasi diri merupakan salah satu faktor pendorong dalam melakukan perilaku kepatuhan pengelolaan penyakit diabetes melitus dalam melakukan perawatan kaki untuk mencegah terjadinya komplikasi amputasi. Sementara itu, pada masa pandemi perhatian penderita diabetes melitus berfokus pada pecegahan covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri terhadap kepatuhan perawatan kaki penderita diabetes melitus. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sample yaitu 39 penderita diabetes melitus yang dipilih sesuai dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Foot Care Confidence Scale (FCCS) dan Notthingham Assesment of Functional Foot Care (NAFF). Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian efikasi diri responden menunjukkan baik 56,4%, dan kepatuhan perawatan kaki 76,9% dengan uji bivariat P-value 0,026. Efikasi diri memiliki hubungan terhadap kepatuhan perawatan kaki penderita diabetes melitus.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 78
Author(s):  
Moh. Rivandi Dengo ◽  
Ari Suwondo ◽  
Suroto Suroto

AbstractAir pollution from toxic materials is one of the world's health problems. The study was aimed to measure and analyze carbon monoxide (CO) exposure with oxygen saturation and work fatigue in parking attendants. The research method was quantitative research with cross sectional study approach that was the measurement of variables carried out simultaneously. The non-random sampling method of sampling with total sampling technique that all parking attendants on the Setiabudi street in Semarang City. The number of research subjects was 30 people. The results showed that as much as 26.7% with abnormal CO exposure, 70.0% abnormal oxygen saturation, 56.7% of the study subjects experienced moderate fatigue and 43.3% mild fatigue. The results of bivariate analysis showed that CO exposure not normal with abnormal oxygen saturation 75.0%, while normal CO exposure with abnormal oxygen saturation 62.8%, statistical test results obtained p value = 1,000. Analysis of abnormal CO exposure with moderate work fatigue 25.0%, while normal CO exposure with moderate work fatigue 68.2%, statistical test results obtained p value = 0.035. It was concluded that CO exposure was not associated with oxygen saturation and CO exposure had a significant associated with work fatigue.Keywords; CO exposure, work fatigue, oxygen saturationAbstrakPencemaran udara yang berasal dari bahan toksik merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis paparan karbon monooksida (CO) terhadap saturasi oksigen dan kelelahan kerja pada petugas parkir. Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study yakni pengukuran variabel dilakukan secara bersamaan. Metode pengambilan sampel non random sampling dengan tekhnik total sampling yakni seluruh petugas parkir di jalan Setiabudi Kota Semarang. Jumlah subjek penelitian sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 26,7% dengan paparan CO tidak normal, 70,0% saturasi oksigen tidak normal, 56,7% subjek penelitian mengalami kelelahan sedang dan 43,3% kelelahan ringan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa paparan CO tidak normal dengan saturasi oksigen tidak normal 75,0%, sementara paparan CO normal dengan saturasi oksigen tidak normal sebanyak 62,8%, hasil uji statistic diperoleh nilai p value = 1,000. Analisis paparan CO tidak normal dengan kelelahan kerja sedang 25,0%, sementara paparan CO normal dengan tingkat kelelahan kerja sedang 68,2%, hasil uji statistic diperoleh nilai p value = 0,035. Disimpulkan bahwa paparan CO tidak berhubungan dengan saturasi oksigen dan paparan CO memiliki hubungan signifikan dengan kelelahan kerja.Kata kunci; kelelahan kerja, paparan CO, saturasi oksigen


Nutrients ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 420
Author(s):  
Mary Brauchla ◽  
Mark J. Dekker ◽  
Colin D. Rehm

Low intakes of fruits and vegetables have resulted in suboptimal intakes of several micronutrients, including vitamin C. This cross-sectional study used data from 84,902 children/adults (≥1 y) who completed a 24-h dietary recall as part of the United States National Health and Nutrition Examination Survey (1999–2018). Mean vitamin C intakes from foods/beverages were calculated as were trends in major food/beverage sources of vitamin C. Percentages below the Estimated Average Requirement (EAR) were estimated. Overall, mean vitamin C consumption declined by 23% (97–75 mg/d; p-value for trend < 0.001). 100% fruit juice was the leading source of vitamin C (25.6% of total or 21.7mg/d), but this declined by 48% (25–13 mg/d; p-value for trend < 0.001). Whole fruit increased among children/adolescents (+75.8%;10–17 mg/d; p-value for trend < 0.001), but not adults, while the vegetable contribution was generally unchanged. The proportion of the population below the EAR increased by 23.8% on a relative scale or 9 percentage points on an absolute scale (38.3–47.4%). Declines in vitamin C intake is driven largely by decreases in fruit juice coupled with modest increases in whole fruit. Due to associations between vitamin C intake and numerous health outcomes these trends warrant careful monitoring moving forward.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document