Islamic Education and Da’wah Strategies Based on Culture in the Ilir-ilir Song of Sunan Kalijaga
<p>The purpose of this study is to examine the educational and <em>da’wah</em> strategies based on the culture in the Song <em>Ilir-ilir </em>Sunan Kalijaga. By using library research methods and content analysis techniques, the results as follows: 1) With a cultural approach, <em>Sunan Kalijaga </em>invites and educates the public to embrace Islam as a new religion that came to Java around the 13-15 century AD. 2). Persuasively, <em>Sunan Kalijaga </em>made people aware of Islam by carrying out the five pillars of Islam while leaving all beliefs and deeds prohibited by Islam. 3) With the metaphor of<em> Blimbing </em>(star fruit). <em>Sunan Kalijaga </em>assures people that whoever obeys the commands of Islam, will find peace and happiness in living in this world and the hereafter. Educators and preachers in various events create the <em>Ilir-ilir </em>Song as a cultural-based educational and <em>da’wah</em> strategy that remains popular in the millennial era.</p><p> <strong><em>Abstrak</em></strong></p><p>Tujuan penelitian ini untuk mengkaji strategi pendidikan dan dakwah Islam berbasis kultural dalam lagu <em>Ilir-ilir </em>Sunan Kalijaga. Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan (<em>library research</em>) dan teknik analisis isi (<em>content analisys</em>), maka hasilnya dapat disimpulkan berikut: 1) Dengan pendekatan kultural, <em>Sunan Kalijaga </em>mengajak dan mendidik masyarakat untuk memeluk Islam sebagai agama baru yang datang ke tanah Jawa sekitar abad 13-15 M. 2) Secara persuasif, <em>Sunan Kalijaga </em>menyadarkan masyarakat untuk memeluk Islam dengan melaksanakan rukun Islam yang lima seraya meninggalkan segala keyakinan dan perbuatan yang dilarang Islam; 3) Dengan metafora buah blimbing, <em>Sunan Kalijaga </em>menyakinkan masyarakat bahwa barangsiapa yang taat menjalankan perintah Islam, kelak mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Para pendidik maupun juru dakwah dalam berbagai event mengkreasi lagu <em>Ilir-ilir </em>sebagai strategi pendidikan dan dakwah berbasis kultural yang tetap populer di era millineal. </p><p> </p>