Pengaruh Tingkat Naungan dan Takaran Pupuk Kandang Kambing Etawa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) di Lahan Pasir Pantai
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat naungan kritis dan rekomendasi pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai Kultivar Dena-1 yang dibudidayakan di Lahan Pasir Pantai Samas, Bantul. Tujuan jangka panjang, informasi ini dapat digunakan sebagai tolok ukur petani dalam menentukan komposisi tanaman untuk sistem tumpangsari, pemilihan lokasi tanam, dan takaran pupuk kandang. Penelitian dilaksakan mulai bulan Maret-September 2016.Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split plot design). Faktor utama (main plot) adalah naungan dengan tingkat 0%, 25%, dan 50%. Faktor kedua (sub plot) adalah pupuk kandang kambing Etawa takaran 0 ton/ha, 10 ton/ha, dan 20 ton/ha. Data yang dikumpulkan meliputi parameter lingkungan, fisiologi, dan agronomi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan naungan berpengaruh nyata terhadap luas daun 42 hst, bobot kering tajuk, panjang akar, bobot kering tanaman 63 hst, bobot segar tanaman 42 dan 63 hst, bobot kering tanaman 63 hst, jumlah polong hampa dan berisi, umur mulai berbunga, umur mulai terbentuk polong, dan umur panen. Takaran pupuk kandang kambing Etawa berpengaruh nyata pada luas daun dan indeks luas daun 21 hst, jumlah daun, panjang akar, bobot segar dan kering tanaman 63 hst. Bobot segar akar 21 dan 42 hst, rasio akar/tajuk, jumlah polong hampa dan berisi, dan hasil kedelai. Terdapat interaksi antar perlakuan pada kadar klorofil a dan klorofil total 42 hst, koefisien a dan c tinggi tanaman 42 hst, panjang akar 63 hst. Tingkat naungan kritis terjadi pada naungan 59,25% pada takaran pupuk kandang kambing Etawa 20 ton/ha dan naungan 58,16% pada takaran pupuk 0 ton/ha. Kombinasi perlakuan yang paling baik adalah taraf naungan 25% dengan pupuk kandang kambing Etawa 10 ton/ha.