scholarly journals Kemampuan Literasi Matematis Siswa pada Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL)

2020 ◽  
Vol 10 (01) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Heka M. Tabun ◽  
Prida N. L. Taneo ◽  
Farida Daniel

Students’ ability to mathematical literacy is very important in their math learning process. Less ability of mathematical literacy as students’ way of thinking, argumentation and creating is no improvement so they face difficulties in solving math problems in their learning process related to real life. The analysis of the result from students of SMP Kristen 1 Mollo Selatan shows that they are still a low inability of mathematical literacy. The effect is questions used as exercise are common questions and not related to real life. To solve this problem, the researcher implemented Problem Based Learning (PBL) as a teaching literacy to improve students’ mathematical literacy abilities. This study will compare two classes in which one of them treated with PBL one of the other ones was not treated with PBL. A quasi-experiment quantitative method that used in this study with nonequivalent control group design. Two classes were selected as the sample by using simple random sampling. An essay test related to students’ mathematical literacy ability was used as the instrument to collect the data. The analysis technique in this study was an independent sample t-test to the result showed that the class which was treated used the PBL method was better than the class which was not treated used the PBL method. Students’ mathematical literacy ability in the PBL class was significantly proved in the high category with the score gain 0,8.

2017 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 10-22
Author(s):  
Mohammad Wahyu Kurniawan ◽  
Wuri Wuryandani

The aims of this study were to analyze: (1) the significance effects of the Problem-Based Learning (PBL) Method on the motivation to learn PPKn, (2) the significance effects of PBL Method on PPKn learning result, (3) the significance effects of PBL on the result and motivation of the students in PPKn learning process, and (4) to find out the effectiveness among PBL Method, the Inquiry and Conventional Learning Method in learning PPKn. This research was quasi experiment by pretest-posttest control group design. The participants were the 10th grade of SMA Negeri 1 Pacet Mojokerto 2016/2017 year academic. The results: (1) there were significance effects of the PBL Method on the motivation to learn PPKn; (2) there were significance effects of PBL Method on PPKn learning result; (3) there were significance effects of Problem-Based Learning on the result and motivation to the students in PPKn learning process; (4) the most effective method of learning PPKn was Problem-Based Learning.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 212-221
Author(s):  
Risva Anggriani ◽  
Ishartiwi Ishartiwi

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan keefektifan metode role playing dibandingkan dengan metode ceramah dalam peningkatan: (a) keaktifan siswa dan (b) kerja sama siswa dalam pembelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 1 Marioriawa.  Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah semua kelas VIII SMP Negeri 1 Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Sampel penelitian ini adalah dua kelas dari lima kelas, dipilih satu kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan kelas eksperimen menggunakan metode role playing ditentukan dengan teknik simple random sampling dengan memilih secara acak. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket dengan skala Likert dan panduan observasi. Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi dan validitas empiris. Pengujian realibilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis uji-t. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Metode role playing lebih efektif terhadap peningkatan keaktifan siswa dibandingkan dengan metode ceramah. (2) Metode role playing lebih efektif terhadap peningkatan kerja sama siswa dibandingkan dengan metode ceramah. Role atau peran yaitu siswa dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama sebagai pemain peran dan kelompok kedua sebagai pengamat. Playing atau bermain yaitu siswa memainkan peran dalam topik musyawarah dan gotong royong dalam menciptakan keamanan desa. Dengan metode role playing, siswa dapat aktif dan bekerja sama pada saat memainkan peran atau karakter.Kata kunci: metode role playing, keaktifan, kerja sama THE EFFECTIVENESS OF ROLE PLAYING METHOD IN INCREASING THE ACTIVENESS AND COOPERATION IN SOCIAL STUDIESAbstractThis study aims to reveal the effectiveness of the role playing method compared with the lecture method in creasing: (a) the activeness and b) the cooperation in social studies of grade VIII students of SMP Negeri 1 Marioriawa. This study was quasi-experimental with the pretest-posttest control group design. The population was all students of class VIII of SMP Negeri 1 Marioriawa, Soppeng, South Sulawesi. The research sample was two out of five classes, one control class taught using the lecture method and one experimental class taught using the role playing method. The instrument used to collect data was a questionnaire with Likert scale and an observation. The validity of the instruments used content validity and empirical validity . Testing reliability by using Cronbach 's Alpha. The data analysis technique used was the t-test analysis technique.The results are as follows. (1) The role playing method is more effective in improving student activeness compared with the lecture method, (2) The role playing method is effective in improving cooperation compared with the lecture method. The role that the students were divided into two groups, the first group as a role player and the second group as observers. Playing that students play a role in the topic of discussion and mutual assistance in creating a security village. With this method of role playing, students can be active and work at the time played a role or character.Keywords: role playing method, activeness, cooperation


Author(s):  
Silvy Juditya ◽  
Riska Noor Aprila

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar peserta didik pada keterampilan gerak shooting dalam permainan sepakbola pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan setelah diajar menggunakan penerapan model  Jigsaw berbasis animasi  jika dibandingkan dengan model jigsaw tanpa berbasis animasi di SMA negeri 1 Margaasih Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen, dengan desain One Control Group Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPS dan sampel XI IPS 2 yang berjumlah 40 siswa dibagi dua yaitu kelompok  kontrol (20 siswa) dan siswa kelompok ekperimen (20 siswa). Pembelajaran di kelompok eksperimen menggunakan model jigsaw berbasis animasi, sedangkan dalam kegiatan pembelajaran kelas kontrol menggunakan model jigsaw tanpa berbasis animasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Data diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada siswa berupa tes keterampilan gerak dasar shooting pretest yang diberikan sebelum proses pembelajaran dan posttest yang diberikan diakhir proses pembelajaran. Terbukti dari hasil pembelajaran pada kelompok kontrol dengan rata – rata skor pre test 26,45, post test 27,2,  Hasil pembelajaran pada kelompok eksperimen yang diperoleh  skor rata-rata pre test  25,85, post test 33,35. Jadi terdapat perbedaan antara penerapan model jigsaw berbasis animasi  terhadap keterampilan gerak dasar shooting dalam permainan sepak bola mata pelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga di SMA Negeri 1 Margaasih. AbstractThis study aims to determine whether there are differences in student learning outcomes on shooting skills in soccer games on physical education subjects sports and health after being taught using the application of animated Jigsaw-based models when compared with the jigsaw model without animated based in SMA Negeri 1 Margaasih Bandung regency. The research method used is experimental research method, with the design of One Control Group Design. The study population was all students of class XI IPS and sample XI IPS 2 which amounted to 40 students divided by two ie control group (20 students) and students of experimental group (20 students). The learning in the experimental group used animated jigsaw model, whereas in the control class learning activity using jigsaw model without animation based. Sampling used simple random sampling technique. Data obtained from test results given to students in the form of basic shooting pretest motion skills test given prior to the learning process and posttest provided at the end of the learning process. Evident from result of learning in control group with mean of pre test score 26,45, post test 27,2, result of study in experiment group obtained pretest average score 25,85, post test 33,35. So there is a difference between the application of animated jigsaw-based models to basic shooting motion skills in soccer education and physical education in SMA Negeri 1 Margaasih. 


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 27-34
Author(s):  
Prima Riyani ◽  
Pinta Deniyanti Sampoerno ◽  
Vera Maya Santi

Penelitian ini bertujuan guna menguji pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan Google Classroom terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian ini menerapkan metode quasi-experiment dengan posttest-only control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dan simple random sampling. Instrumen penelitian yang diterapkan ialah tes kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi perbandingan trigonometri yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan hasil analisis data dengan uji-t didapatkan nilai thitung sebesar 5,074 dan ttabel sebesar 1,995 sehingga tolak H0 pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan nilai Cohen’s effect size sebesar 1,213 yang termasuk dalam kategori besar dengan persentase 88%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari model pembelajaran PBL berbantuan Google Classroom terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.


EDUSAINS ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 182-191
Author(s):  
Melia Noprianda ◽  
Meiry Fadillah Noor ◽  
Zulfiani Zulfiani

Abstract Graduation standard of Indonesia senior high school hopes the students show their logical, crithical, creative, and inovative thinking skill in making decision. The study aimed to find out difference of crithical thinking between students taught with Problem Based Learning (PBL) method and Society Technology Science (STM) in the concept of virus. The subject are 64 students grade X of SMAN 11 South Tangerang City. Method used was quasy experiment with non-equivalent control group design. Sample were taken by simple random technique sampling. Instruments used was free analysis essay test. The result of postest percentage in both of class shows that (PBL) is better in giving the simple explanation and constructing the basic skill aspect, while STM model is better in giving further explaination aspect. In addition, the posttetest result was analyzed by t-test. The result gained was t-count is 2,79 and t-table with the significant of 5% is 1,99. It shows that there is a difference in in chritical thinking between students taught with PBL method and STM in the concept of virus. Keywords: quasi experiment; problem based learning; society tecnology science; chritical thinking skill Abstrak Standar kelulusan SMA di Indonesia mengharapkan seorang siswa menunjukan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan Sains Teknologi Masyarakat pada konsep Virus. Subjek penelitian adalah siswa SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan kelas X yang berjumlah 64 siswa. Tipe Penelitian kuasi eksperimen dengan desain non-equivalent control group. Sampel ditentukan dengan teknik simple random sampling dengan diberikan instrumen berupa tes essay uraian bebas sebagai pengumpul data. Hasil menunjukan model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik pada aspek Memberikan Penjelasan Sederhana dan Membangun Keterampilan Dasar. Aspek kritis pada Menjelaskan Lebih Lanjut lebih baik di model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Analisis hasil menggunakan uji-t menunjukkan nilai t-hitung sebesar 2,79 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,99 pada taraf signifikasi 5%. Dengan demikian keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model pembelajaran PBL berbeda dengan STM pada konsep Virus. Kata Kunci: kuasi eksperimen; problem based learning; sains teknologi masyarakat; berpikir kritis Ennis  Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/es.v8i2.3892


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Mar Athul Wazithah T. ◽  
Thamrin Tayeb ◽  
Fitriani Nur ◽  
Lisnasari Andi Mattoliang ◽  
Suharti Suharti

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman matematis antara penerapan model discovery learning dan penerapan model problem based learning. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan non equivalent control group design. Adapun populasi yang diteliti yaitu semua siswa kelas VIII di MTs Madani Alauddin, Kabupaten Gowa. Pemilihan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah soal pretest dan posttest kemampuan pemahaman matematis. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kemampuan pemahaman matematis dengan penerapan model discovery learning adalah 63,97 dengan standar deviasi 12,783. Sedangkan rata-rata kemampuan pemahaman matematis dengan penerapan model problem based learning yaitu 72,31 dengan standar deviasi 16,175. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematis antara yang menerapkan discovery learning dan problem based learning dengan nilai sig. 0,014 < 0,05 yang berarti H0 ditolak. Dengan demikian, kemampuan pemahaman matematis siswa kelas VIII di MTs Madani Alauddin yang diajar dengan model problem based learning lebih tinggi dibandingkan dengan model discovery learning.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 116-131
Author(s):  
Raudatul Jannah ◽  
Alwan Mahsul ◽  
Syarifatul Mubarak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran problem based learning terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa pada materi larutan penyangga. Metode pelaksanaannya menggunakan desain pretest and posttest control group design yaitu penelitian yang melihat perbedaan hasil pretest dan hasil posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasi penelitian ini adalah kelas XI IPA sebanyak 3 kelas. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling sehingga didapat XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 1 sebagai kelas kontrol. Analisa uji perbedaan rata-rata hasil posttest kelas eksperimen menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai posttest 72,08 sedangkan nilai kelas kontrol 65,48. Uji N-Gain pada hasil belajar kognitif siswa menunjukan bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih baik dalam keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep sebesar 63,2976 dan kelas kontrol peningkatannya sebesar 56,50 dengan kriteria sedang. Bedasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran problem based learning terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa pada materi larutan penyangga.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 335-346
Author(s):  
Resdiana Safithri ◽  
Syaiful Syaiful ◽  
Nizlel Huda

Pandemi COVID-19 mengakibatkan pembelajaran dilaksanakan secara daring, guru tetap mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa. PBL dan PjBL dilaksanakan dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting membuat siswa dapat mengkonstruksi ide penyelesaian masalah. Tujuan penelitian untuk melihat perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan PBL dan PjBL secara daring berdasarkan self efficacy, melihat interaksi antara pembelajaran PBL, PjBL, self efficacy terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Desain penelitian menggunakan quasi experimental non-equivalent control group design, dengan populasi seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 5 Kota Jambi, dengan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling didapat 2 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Instrumen penelitian yaitu tes, angket, dan lembar observasi. Hasil penelitian diuji dengan ANOVA dua arah, menunjukan terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa yang memiliki self efficacy tinggi, sedang, rendah yang diajarkan dengan PBL dan PjBL, namun tidak terdapat iteraksi antara pembelajaran PBL dan PjBL dengan self efficacy siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan, sesuatu yang telah dimiliki oleh setiap individu siswa sebelum diberikan perlakuan dan metode pembelajaran oleh guru tidak ada interaksi nya terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, karena siswa sudah memiliki keyakinan (self efficacy) didalam dirinya masing-masing untuk menyelesaikan suatu masalah sebelum diberi materi ajar dengan suatu metode pembelajaran.


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 66
Author(s):  
Mariyam Mariyam ◽  
Nindy Citroresmi Prihatiningtyas ◽  
Rika Wahyuni

<p>Penelitian ini  bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PtLSV) melalui penerapan model <em>Problem Based Learning </em>(PBL) berbantuan modul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan bentuk penelitian adalah <em>True Experimental </em>dengan rancangan penelitian <em>Pretest-Posttest Control Group Design.</em>Populasi dalam Penelitian ini adalah semua siswa Kelas VII SMP N 2 dan SMP N 7 Singkawang. Sampel dipilih dengan teknik <em>simple random sampling</em>.Hasil analisis data menunjukkan bahwa; (1)Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi PtLSV di SMP N 2 Singkawang dan SMP N 7 Singkawang sebelum dan sesudah diterapkannya model PBL berbantuan modul berbeda, berdasarkan uji <em>paired</em> t test didapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan nilai posttest siswa, (2) Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi PtLSV di SMP N 2 Singkawang dan SMP N 7 Singkawang sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran langsung berbantuan modul berbeda, berdasarkan uji <em>paired t test</em> didapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan nilai posttest siswa, (3) Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi PtLSVanatara kelas yang menggunakan model PBL dan kelas yang menggunakan Model pembelajaran langsung dengan pendekatan <em>Saintifik </em> berbantuan modul baik di SMP N 2 Singkawang dan SMP N 7Singkawang .</p>


2019 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Febrina Amaliya Rha’ifa ◽  
Khairuddin Khairuddin ◽  
I Wayan Merta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA Biologi antara siswa yang belajar menggunakan model Reciprocal Learning (RL) dan siswa yang belajar menggunakan model Problem Based Learning (PBL) di kelas VII SMP Negeri 20 Mataram tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-postest non-control group design. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 20 Mataram. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling dan diperoleh kelas VII B sebagai kelas eksperimen I dan kelas VII D sebagai kelas eksperimen II. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah objective test. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji-t polled varians dengan taraf signifikansi 5%. Data yang diuji dengan uji-t tersebut adalah data gain score. Hasil uji-t untuk data hasil belajar kognitif didapatkan bahwa thitung > ttabel yakni 2,15 > 2.02. Hasil analisis data menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model Reciprocal Learning (RL) dan Problem Based Learning (PBL) di SMP Negeri 20 Mataram tahun ajaran 2016/2017.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document