scholarly journals GAMBARAN STRES KERJA PADA PERAWAT WANITA DI RS.X PALEMBANG

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 7-14
Author(s):  
Karina Karina ◽  
Hilda Zulkifli ◽  
Novrikasari Novrikasari

Sektor kesehatan berisiko menimbulkan stres kerja tak terkecuali pada perawat wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka stres kerja berdasarkan sumber stres kerja pada perawat wanita di RS. X Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dengan sampel sebanyak 54 orang perawat wanita di RS. X Palembang. Data diambil menggunakan Expanded Nursing Stress Scale (ENSS) versi Bahasa Indonesia. Responden dengan nilai di atas rerata sebanyak 21 orang (38,9%) untuk skor total, Subskala Kematian dan Sekarat sebanyak 28 orang (51,9%), Subskala Konflik dengan Dokter sebanyak 24 orang (44,4%), Subskala Tidak Cukup Persiapan sebanyak 32 orang (59,3%), Subskala Permasalahan dengan Teman Kerja sebanyak 23 orang (42,6%), Subskala Permasalahan dengan Supervisor/Atasan 22 orang (40,7%), Subskala Ketidakjelasan Pengobatan dengan responden sebanyak 22 orang (40,7%), Subskala Permasalahan dengan Pasien sebanyak 29 orang (53,7%), dan Subskala Beban Kerja sebanyak 24 orang (44,4%). Uji Chi-Square yang dilakukan mendapatkan ­p-value yang berbeda pada setiap variabel yaitu, usia (p-value = 0,445), status gizi (p-value = 0,802), masa kerja (p-value = 0,025), kebiasaan olahraga (p-value = 0,268), dan tingkat pendidikan (p-value = 0,076). Terdapat perbedaan yang bermakna pada stres kerja dengan masa kerja dan Subskala Tidak Cukup Persiapan merupakan sumber stres kerja dengan angka tertinggi.

2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 194-199
Author(s):  
Achmad Yamani Risa Putra ◽  
Christina Trisnawati Setiawan ◽  
Rahaju Wiludjeng

Pendahuluan: Menstruasi pertama kali atau dikenal dengan istilah menarche akan dialami setiap wanita saat masa pubertas. Mereka yang pertama kali mengalami akan takut dan cemas mengenai keadaan yang dialaminya. Informasi mengenai menarche diharapkan dapat mengurangi tingkat kecemasan pada remaja. Kecemasan merupakan respon seseorang mengenai suatu hal yang dirasa mengkhawatirkan. Mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan tentang menarche dengan tingkat kecemasan  remaja putri awal di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Madurejo merupakan tujuan dilakukannya penelitian ini. Metode penelitian: Desain penelitian deskriptif kuantitatif ini memiliki pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Juli 2017 dengan jumlah populasi 16 remaja putri, teknik sampling yang dipilih adalah tottal sampling sehingga jumlah sampel yang diperoleh 16 orang, data diambil menggunakan kuesioner DASS (Depression Anxiety Stress Scale). Dalam melakukan analisa data peneliti mengunakan uji chi-square. Hasil penelitian: Hasil penelitian ini didapatkan 10 siswi (62,5%) memiliki pengetahuan kurang dan tingkat kecemasan berat, 5 siswi (31,25%) memiliki pengetahuan cukup dan tingkat kecemasan sedang, dan 1 siswi (6.25%) memiliki pengetahuan cukup dan tingkat kecemasan berat. Dengan p value = 0,009 lebih kecil dari α value = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan: Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang menarche dengan tingkat kecemasan remaja putri awal di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Madurejo.Kata Kunci : Menarche, Pengetahuan, Tingkat Kecemasan


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 23-30
Author(s):  
Puji Nurfauziatul Hasanah ◽  
Fitri Haryanti ◽  
Lely Lusmilasari

Orang tua yang memiliki anak terdiagnosis kanker mengalami perubahan dalamkehidupannya. Kompleksitas rangkaian pengobatan kanker yang dihadapi mengharuskanorang tua memiliki resiliensi untuk bertahan dalam situasi krisis. Tujuan penelitianini untuk mengetahui hubungan stres pengasuhan dengan resiliensi orang tua anakpenyandang kanker di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini menggunakanRancangan Cross-sectional yang dilakukan mulai November s.d Desember 2018 terhadap72 responden orang tua anak dengan kanker yang diambil dengan menggunakan TeknikConsecutive Sampling. Pengukuran resiliensi dinilai dengan instrumen The Connor-Davidson Resilience Scale-25INDO sedangkan stres pengasuhan dinilai dengan ParentalStress Scale versi bahasa Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan UjiChi-Square. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata resiliensi orang tua anakpenyandang kanker sebesar 62,2. Mayoritas orang tua anak memiliki tingkat resiliensitinggi (55,5%). Nilai rata-rata stres pengasuhan orang tua sebesar 37,9. Tidak ada perbedaanjumlah orang tua anak penyandang kanker dengan stes pengasuhan tinggi (50,0%) danstres pengasuhan rendah (50,0%). Hasil Uji Chi-Square menunjukan p-value = 0,000(<0,05) yang bermakna ada hubungan stres pengasuhan dengan resiliensi orang tua anakpenyandang kanker. Hasil penelitian menunjukan stres pengasuhan berhubungan denganresiliensi orang tua. Faktor tersebut penting dalam perencanaan strategi intervensi dalamupaya meningkatkan resiliensi orang tua anak penyandang kanker.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 62-69
Author(s):  
Melsi Megawati ◽  
Syahredi Syaiful Adnani ◽  
Sukri Rahman

Objective: determine the relationship between stress levels with symptoms of vaginitis in medical students at the Faculty of Medicine, Andalas University batch 2019.Method: was observational analytic with cross-sectional approach. Sampling was conducted by non-probability sampling. The sample was 140 by conducting a guided interview on 140 female students of the Medical Education Faculty of Andalas University batch 2019. The stress level of the female students was measured by a stress questionnaire from the Depression Anxiety Stress Scale (DASS 42) and vaginitis symptoms questionnaire. Data analysis used Chi-Square test.Result: more than half of respondents which is 71 respondents (50,6%) has stress. Then, moderate stress levels is the largest percentage, that is 31 respondents (43,6%). Most respondents, 121 respondents (86.4%) have experienced symptoms of vaginitis. The statistical test results obtained p-value = 0.943.Conclusion: more than half of repondents has stress and most respondents have experienced symptoms of vaginitis. The p-value showed that there is no significant relationship between stress levels and symptoms of vaginitis.Keywords: Stress, vaginitis, adolescent


2019 ◽  
Author(s):  
Ardian Hendra Rezi Pamungkas ◽  
Flora Ramona Sigit Prakoeswa

Acne vulgaris (AV) is formed by inflammation of the sebaceous follicles with the prevalence hits its peak during the adolescence. It can be occurred by factors including skin phototype, gender, and stress. However, there is still limited study discussing on skin phototype and the AV prevalence especially in Asian descents. Besides, it is currently unclear which factor is most influential in affecting AV. The aim of this study was to evaluate the relationship between skin phototype, gender, and stress level with the incidence of AV among adolescents. This was a cross-sectional study with 102 adolescents aged 14-18 years old as respondents. Data were collected by doctor’s examination (intra-rater, kappa=0.805) with 3 questionnaires consists of Perceived Stress Scale (PSS), Minessota Multiphasic Personality Index (MMPI-2) lie-scale, and Fitzpatrick Skin Type (FST). Chi-square test showed the significant p value (p<0.05) in all variables. Regression logistic showed gender had the greatest Odds Ratio (OR=38.610) followed by skin phototype (OR=8.226) and the stress level (OR=5.612). There was significant relationship between skin phototype, gender, and stress level with the incidence of AV among adolescents in Surakarta.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 94-101
Author(s):  
Mery Solon ◽  
Yunita Gabriela Madu ◽  
Margaretha Tolidunde ◽  
Megawati Megawati

Tenaga kesehatan memiliki peranan sebagai garda terdepan dalam penanganan kasus terkonfirmasi Covid-19 yang menyebabkan beban kerja meningkat sehingga timbul beban kerja baik fisik maupun mental. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya berbagai respon dari dalam tubuh seperti meningkatnya stress kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan tingkat kerja stress pada tenaga kesehatan. Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional study dan pengambilan sampel dengan teknik non-probability dengan pendekatan consecutive sampling dengan jumlah responden sebanyak 84 orang. Alat ukur untuk stres kerja menggunakan kuesioner Depression, Anxiety, and Stress Scale-42 (DASS-42) versi Bahasa Indonesia  dan Space Administration Task Load Indeks (NASA-TLX) versi bahasa Indonesia untuk mengukur beban kerja perawat. Data dianalisis menggunakan software statistic dengan jenis uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan a=0,05. Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan antara beban kerja dengan tingkat stres kerja pada tenaga kesehatan dengan nilai p = 0.000 maka diperoleh kesimpulan beban kerja perawat dapat mempengaruhi tingkat stress perawat selama masa pandemi Covid 19 yang dapat digunakan sebagai referensi rumah sakit atau institusi untuk meningkatkan reward bagi tenaga kesehatan selama masa pandemi Covid 19


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 105-114
Author(s):  
Ainul Mardhiah ◽  
Nova Hasbani Prima Dewi ◽  
Aminy Aminy

The family planning program also aims to improve the quality of the family in order to generate a sense of security, peace and hope of a better future in realizing the prosperity of birth and inner happiness. Allegedly the factor causing EFA participation in the family planning program is characteristic. The purpose of this research is to know the relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (PUS) with participation in family planning program at UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District, East Aceh regency 2018. The research design used was analytic survey with cross sectional design. The population of this study is all Pairs Age of Fertile located in Work Area UPT Sungai Raya Public Health Service Center in January to December 2017 which amounted to 1897 people. Sampling using Slovin formula, obtained as many as 95 samples. The study was conducted from 7-17 July 2018 using questionnaires by interview. Statistical test using chi-square test. Result of research indicate that majority of fertile couple couples (PUS) participate in family planning program as much as 67 respondents (70,5%). Statistically there is relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (EFA) with non participation in family planning program in Working Area of UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh Regency 2018 with p value <0,1. It is recommended that the family planning program holders in UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh District to invite cross-sectoral figures to hold meetings to create mini workshop plans at least once a month to increase the participation of the Elderly Age Couple (PUS) in family planning programs. Keyword : Family Planning Program, Attitudes, CharacteristicsABSTRAKProgram KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Diduga faktor yang menyebabkan ketidakikutsertaan PUS dalam program KB adalah karakteristik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan keikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan bedah lintang. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia Subur yang berada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya pada bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2017 yang berjumlah 1.897 orang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, didapatkan sebanyak 95 sampel. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 7-17 Juli tahun 2018 menggunakan kuesioner dengan cara wawancara. Uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas Pasangan Usia Subur (PUS) ikut serta dalam program KB yaitu sebanyak 67 responden (70,5%). Secara statistik ada hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan ketidakikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018 dengan p value < 0,1. Sebaiknya pemegang program KB di UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur agar mengajak tokoh lintas sektor agar mengadakan pertemuan untuk membuat rencana loka karya mini setidaknya satu bulan sekali untuk meningkatkan keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam program KB.Kata Kunci : Program KB, Sikap, Karakteristik


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 19-28
Author(s):  
Rakhmie Rafie ◽  
Yusmaidi Yusmaidi ◽  
Mira Fitriyani

Berdasarkan Permenkes 585/1989 dikatakan bahwa informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Peran dan tanggung jawab dokter terhadap pelaksanaan tindakan medis berdasarkan imformed consent sangat penting untuk mencegah kemungkinan yang akan terjadi kepada pasien nantinya. Pemahaman terhadap informasi yang diberikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karakteristik orang tersebut. Survey analitik dengan desain cross sectional dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner terhadap 100 responden, dan diolah menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: yang berusia dewasa 84 responden (84%) dan yang berusia muda sebanyak 16 responden (16%), laki- laki 63 responden (63%) dan perempuan 37 responden (37%), yang berpendidikan rendah 41 responden (41%) dan yang berpendidikan tinggi 59 responden, yang tidak bekerja 24 responden (24%) sedangkan yang bekerja 76 responden (76%), yang mempunyai pemahaman baik 58 responden (58%) dan yang tidak baik sebanyak 42 responden (42%). Variabel yang terdapat hubungan bermakna dengan pemahaman terhadap persetujuan tindakan medis pada tindakan bedah di RSPBA pada bulan Maret 2015 adalah umur (nilai p value = 0,037) OR = 3.761 dengan nilai Confidence Interval (1.195-11.835)dan pendidikan (nilai p value = 0,00) OR = 8.551 dengan Confidence Interval (3.436-21.285). Sedangkan variabel yang tidak terdapat hubungan bermakna dengan pemahaman persetujuan tindakan medispada tindakan bedah di RSPBA pada bulan Maret 2015 adalah jenis kelamin (nilai p value = 0,987) dan pekerjaan (p value = 0,251). Terdapat hubungan bermakna antara umur dan pendidikan dengan pemahaman terhadap persetujuan tindakan medis pada tindakan bedah di RS Pertamina Bintang Aamin (RSPBA) pada bulan Maret 2015.  


2019 ◽  
Vol 7 (04) ◽  
pp. 215-224
Author(s):  
Kristin Yuliati Sayori ◽  
Astrid Novita
Keyword(s):  
P Value ◽  

Wanita hamil termasuk golongan yang rentan untuk terkena malaria karena berhubungan dengan penurunan imunitas di masa kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia kehamilan, kebiasaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain Cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester 1 dan 2 di wilayah kerja Puskesmas Masni dari bulan Juli-Desember Tahun 2017 dengan teknik pengambilan sampel secara Total Sampling yaitu sebanyak 112 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yaitu kuesioner dan data status pasien sebagai alat ukur. Teknik pengolahan dan analisis data mengunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan usia kehamilan dengan kejadian malaria (p-value=0,025), ada hubungan kebiasaan keluarga dengan kejadian malaria (p-value=0,011), ada hubungan lingkungan tempat tinggal dengan kejadian malaria (p-value=0,022), dan ada hubungan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria (p-value=0,030). Kesimpulannya ada hubungan usia kehamilan, kebiasaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria. Saran bagi tenaga kesehatan agar dapat melakukan perbaikan prosedur distribusi kelambu berinsektisida gratis bagi masyarakat sehingga lebih tepat sasaran, dan perlu memaksimalkan sosialisasi cara penggunaan dan pemeliharaan kelambu berinsektisida.


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Chahyani Erlita ◽  
Denny Pebrianti
Keyword(s):  
P Value ◽  

Perawatan Payudara merupakan suatu tindakan merawat payudara yang dilaksanakan baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang dilaksanakan mulai dari hari pertama atau kedua setelah melahirkan. Payudara bengkak biasanya terjadi pada hari-hari pertama kelahiran bayi, data yang didapatkan dari Rumah Sakit Kartika Husada pada bulan Januari hingga Maret 2017 terdapat lima kali kejadian payudara bengkak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan sikap dalam melakukan perawatan payudara di Rumah Sakit Kartika Husada Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan jumlah sampel pada bulan April sebanyak 40 responden yaitu ibu nifas yang mendapat pelayanan di Rumah Sakit Kartika Husada. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk menguji pengetahuan dan sikap responden dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel. Hasil penelitian univariat dengan distribusi frekuensi menunjukkan bahwa sebagian responden (52,5%) berpengetahuan kurang, kategori sikap menunjukkan bahwa sebagian responden (52,5%) memiliki sikap tidak mendukung. Hasil analisis bivariat dengan distribusi Chi-Square diperoleh nilai  0,01 (p-value < 0,05). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa sangat sedikit dari responden (19%) yaitu 4 orang berpengetahuan kurang dengan sikap mendukung. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan sikap dalam melakukan perawatan payudara di Rumah Sakit Kartika Husada tahun 2017. Saran kepada petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang perawatan payudara dengan cara membagikan brosur, leaflet atau menempelkan gambar tentang perawatan payudara.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Ni Nyoman Novita ◽  
Gusman Arsyad

Implementation of IMD in hospitals has decreased from the previous year and has not reached the target set by the government. Some IMD implementation processes have not been carried out according to applicable standards. So that babies do not get an IMD in accordance with existing SOPs. The purpose of this study was to determine the determinant factors associated with the implementation of the IMD by midwives in the Midwifery and Maternity Room Emergency Room (IGD) at the Anutapura General Hospital in Palu. This research method is analytical with cross sectional approach. The population of this study was that all midwives in the obstetrics emergency room and maternity room at Anutapura Palu Hospital were 37 respondents. The sample in this study is total sampling. The analysis used was univariate, and bivariate analysis using the chi square test with a confidence level of 95% (α = 0.05). The results of statistical tests on variable knowledge of midwives with the implementation of IMD p value: 0.018 (p value <0.05). APN training with the implementation of IMD p value: 0.697 (p value> 0.05). length of work with the implementation of IMD p value: 0.029 (p value <0.05). and peer support with the implementation of IMD p value: 0.007 (p value <0.05). Conclusions there is a relationship between knowledge, length of work, peer support with the implementation of the IMD, and training factors that have nothing to do with IMD implementation. The strongest factor in the relationship is peer support. It is recommended that the Anutarapura Palu Hospital be able to motivate midwives so that they can further enhance their role in the implementation and provide support to their colleagues so that the implementation of the IMD can be carried out in accordance with applicable standards.Keywords: Knowledge, APN Training, Duration of work, Implementation of IMD


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document