Dampak Beban Kerja Terhadap Tingkat Stres Pada Tenaga Kesehatan Selama Masa Pandemi Covid 19

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 94-101
Author(s):  
Mery Solon ◽  
Yunita Gabriela Madu ◽  
Margaretha Tolidunde ◽  
Megawati Megawati

Tenaga kesehatan memiliki peranan sebagai garda terdepan dalam penanganan kasus terkonfirmasi Covid-19 yang menyebabkan beban kerja meningkat sehingga timbul beban kerja baik fisik maupun mental. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya berbagai respon dari dalam tubuh seperti meningkatnya stress kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan tingkat kerja stress pada tenaga kesehatan. Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional study dan pengambilan sampel dengan teknik non-probability dengan pendekatan consecutive sampling dengan jumlah responden sebanyak 84 orang. Alat ukur untuk stres kerja menggunakan kuesioner Depression, Anxiety, and Stress Scale-42 (DASS-42) versi Bahasa Indonesia  dan Space Administration Task Load Indeks (NASA-TLX) versi bahasa Indonesia untuk mengukur beban kerja perawat. Data dianalisis menggunakan software statistic dengan jenis uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan a=0,05. Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan antara beban kerja dengan tingkat stres kerja pada tenaga kesehatan dengan nilai p = 0.000 maka diperoleh kesimpulan beban kerja perawat dapat mempengaruhi tingkat stress perawat selama masa pandemi Covid 19 yang dapat digunakan sebagai referensi rumah sakit atau institusi untuk meningkatkan reward bagi tenaga kesehatan selama masa pandemi Covid 19

Author(s):  
Sitti Zakiyyah Putri ◽  
Dahniar ◽  
Sumantri

Stunting merupakan pertumbuhan fisik tinggi badan yang tidak normal sesuai dengan umur.  Stunting dipengaruhi oleh multifactor diantaranya adalah pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observational dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh balita usia 25-60 bulan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Banggae I yang berjumlah 96 balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu, yang pertama menggunakan cluster random sampling untuk pemilihan puskesmas kemudian yang kedua menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 77 balita. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data mengunakan analisis person chi-square dan fisher’s exact test dengan ?=0.05. Balita usia 25-60 bulan sebagian besar mendapatkan ASI eksklusif, lahir dengan berat badan normal, dan mempunyai status imunisasi yang lengkap. Kesimpulan: hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan. Saran: meninngkatkan pelayanan kesehatan bagi Puskesmas melalui kegiatan deteksi dini dengan mengukur tinggi badan anak balita secara rutin tiap bulan.      


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 73-77
Author(s):  
Kristia Novia ◽  
Febriyanti ◽  
Winda Febriyanti Rampa

Latar Belakang: Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan sistem online dan merupakan hal baru bagi mahasiswa dan dosen sehingga membutuhkan waktu untuk beradaptasi, sehingga dapat membuat motivasi belajar mahasiswa menurun, untuk mempertahankan motivasi belajar mahasiswa, dengan cara menggunakan pembelajaran daring secara efektif. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pembelajaran daring dengan motivasi belajar mahasiswa STIK Stella Maris Makassar. Metode : Jenis penelitian ini penelitian non experimental dengan pendekatan desain cross sectional study. Populasi penelitian semua mahasiswa/i STIK Stella Maris Makassar dengan jumlah 436 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan pendekatan consecutive sampling dengan jumlah 78 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Setelah data terkumpul, data dianalisis menggunakan uji statistik chi square. Hasil : Hasil penelitian diperoleh nilai p(0,02) < ?(0,05) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pembelajaran daring dengan motivasi belajar mahasiswa STIK Stella Maris Makassar. Kesimpulan:  Pembelajaran daring dengan menggunakan media pembelajaran seperti google classroom, zoom dan whatsapp yang dilakukan secara efektif dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Veronica Yeni Rahmawati

Adolescent mothers have different psychological condition in facing childbirth. This study to identify a correlation between planning of pregnancy and childbirth expectation of adolescent mothers in Indonesia. This cross-sectional study applied a consecutive sampling. The sample was 135 adolescent mothers. Instruments utilized were structured questionnaire, including a demographic questionnaire, London Measure of Unplanned Pregnancy (LMUP) and Childbirth Expectation Questionnaire (CEQ). All questionnaires were in Indonesian version. The correlation of planning of pregnancy and childbirth expectation was analyzed using chi-square. The results showed a significant correlation between planning pregnancy and childbirth expectation of adolescent mothers OR=2,5; (p=0,006) 95% CI 2,126-7,544. An important factor to increase childbirth expectation of adolescent mothers is the planning of pregnancy. Special assistance for adolescent mothers after married is necessary to decide about planning of pregnancy. Keywords : childbirth expectation, planning of pregnancy, adolescent mothers


2019 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Ni Made Elva Mayasari ◽  
Raden Ayu Tanzila ◽  
Woro Nurul sandra Anindhita

Pasien diabetes melitus sangat rentan terkena komplikasi akibat hiperglikemia yang dialami. Semakin lama pasien diabetes melitus mengalami hiperglikemia maka dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi baik komplikasi mikrovaskular dan juga komplikasi makrovaskular seperti cardiovascular disease, coronary heart disease, heart failure dan lain-lain, meskipun komplikasi tersebut juga dipengaruhi faktor lain seperti diet dan juga pengobatan. Komplikasi makrovaskular pada diabetes melitus dapat menyebabkan penurunan kapasitas fungsional. Penurunan kapasitas fungsional tersebut salah satunya dapat diukur dengan menggunakan six minute walk test. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lamanya menderita diabetes melitus terhadap jarak yang ditempuh selama six minute walk test. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain cross sectional study dengan besar sampel sebanyak 40 orang yang dipilih menggunakan nonprobability sampling dengan metode consecutive sampling. Hasil uji Chi-square didapatkan tidak terdapat hubungan antara lama menderita DM terhadap jarak yang ditempuh selama six minute walk test dengan nilai signifikannya adalah 0,69 (p>0,05).


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Vianthy Kundiman ◽  
Lucky Kumaat ◽  
Maykel Kiling

Abstract: Triage is a patient sorting activity based on the severity of trauma or illness that iscarried out immediately in a short time. Overcrowded conditions by patients in the ED due tothe incompatibility of patients with the number of overcrowded nurses have an impact on theaccuracy implementation of triage in patients aimed at reducing morbidity and mortality.Thepurpose was to identify the relationship of overcrowded conditions and the accuracyimplementation of triage at ED of Pancaran Kasih GMIM Hospital Manado. The design studyis analytic survey with cross sectional.Samples 105 respondents with a Non Probabilitysampling technique namely Consecutive sampling. Results used the Chi square test with asignificance level of 95% so that the value of p value is 0,000 smaller than the significant valueof 0.05.Conclusion there is a relationship of overcrowded conditions and the accuracyimplementation of the truage at Emergency Department of Pancaran Kasih GMIM HospitalManado..Keywords: Triage, Overcrowded, AccuracyAbstrak: Triase merupakan kegiatan pemilahan pasien berdasarkan berat dan ringannya traumaatau penyakit yang diderita yang dilakukan segera dalam waktu yang singkat. Kondisiovercrowded oleh pasien di IGD disebabkan karena tidak sesuainya jumlah pasien denganjumlah perawat Overcrowded berdampak pada ketepatan pelaksanaan triase pada pasien yangbertujuan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan untuk mengetahui hubunganantara kondisi overcrowded dengan ketepatan pelaksanaan triase di IGD RSU GMIM PancaranKasih Manado. Metode menggunakan desain penelitian cross sectional study. Sampel terdiridari 105 responden dengan tehnik pengambilan sampel Non Probability sampling yaituConsecutive sampling. Hasil menggunakan uji Chi square dengan tingkat kemaknaan 95%sehingga didapatkan nilai p value yaitu 0,000 lebih kecil dari nilai signifikan 0,05. Kesimpulanterdapat hubungan antara kondisi overcrowded dengan ketepatan pelaksanaan triase di IGDRSU GMIM Pancaran Kasih Manado.Kata Kunci: Triase, Overcrowded, Ketepatan


2021 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 15-19
Author(s):  
Ahmad Ghiffari ◽  
Syahrul Muhammad ◽  
M. Avif Ababil

The level of stress in each education programs differ between medical students and other scholars. Students should able to cope to normalize their stress. The study aims to determine the relationship between the duration of reading the Qur'an with the level of stress on students. The study design was a cross-sectional study, with a simple random sampling. The collecting data technique was using the Depression Anxiety Stress Scale (DASS) questionnaires and duration questionnaires followed by the chi-square analysis. The respondents are 90 medical students of Universitas Muhammadiyah Palembang. The results showed that the duration of reading the Qur'an among students is poor, and the moderate duration is correlated with a good stress level (p=0,002). Concluded that there is a relation to the duration of reading The Qur'an with the level of stress in medical students.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 225
Author(s):  
M Luthfi Suhaimi ◽  
Iskandar Syarif ◽  
Eva Chundrayetti ◽  
Rahmi Lestari

Pada anak yang menderita palsi serebral kemungkinan akan mengalami peningkatan risiko terjadinya epilepsy. Setiap perubahan pada otak dapat menjadi faktor risiko terjadinya epilepsi dengan berbagai manifestasi klinis. Tujuan: Mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan terjadinya epilepsi pada anak palsi serebral di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Metode: Desain peneltian ini adalah cross-sectional study yang dilaksanakan pada Agustus 2018 sampai Desember 2019. Subjek palsi serebral diperoleh secara consecutive sampling, dengan jumlah minimal 60 subjek. Faktor risiko yang diteliti meliputi asfiksia, persalinan vakum ekstraksi, berat badan lahir rendah, prematuritas dan kejang neonatal. Uji statistik menggunakan Chi-square test dan Fisher’s exact test, dengan batas kemaknaan p<0,05. Hasil: Pada 60 pasien palsi serebral, ditemukan 39 pasien (65%) menderita epilepsi dan 21 pasien (35%) tidak menderita epilepsi. Perbandingan jenis kelamin perempuan dan laki-laki 1,2:1. Epilepsi umum merupakan tipe epilepsi yang paling banyak ditemukan (76,9%), pengobatan secara politerapi hampir sama banyak dengan monoterapi. Asfiksia, persalinan vakum ekstraksi, berat badan lahir rendah, prematuritas dan kejang neonatal tidak bermakna sebagai faktor risiko epilepsi pada anak palsi serebral. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara asfiksia, persalinan vakum ekstraksi, berat badan lahir rendah, prematuritas dan kejang neonatal dengan terjadinya epilepsi pada anak palsi serebral.Kata kunci: cerebral palsy, epilepsy, risk factors


2019 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
Author(s):  
Husnah Dr MPH

Abstrak. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan masyarakat dan sering muncul tanpa gejala. Hipertensi disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya pola makan dan aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadiaan hipertensi. Pengambilan data dilaksanakan dari tanggal 23 November sampai dengan 31 Desember 2013 di Poli klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah responden sebanyak 81 orang yang diambil secara consecutive sampling. Penilaian hipertensi dengan mengukur tekanan darah, pola makan menggunakan kuesioner FFQ dan aktivitas fisik kuesioner Beache metode wawancara terpimpin. Uji statistik adalah uji chi-square dengan α 0,05 dan C I95%. Hasil penelitian menunjukkan responden dominan hipertensi derajat II ( 56,8% ). pola makan salah (54,3%) dan aktivitas sedang (55,5%). Terdapat hubungan antara pola makan dengan derajat hipertensi (p ≤ 0,05) p=0,013, RR = 2,012 dan terdapat hubungan aktivitas fisik dengan derajat hipertensi nilai p= 0,008. Dapat disimpulkan bahwa pola makan dan aktivitas fisik berhubungan dengan derajat hipertensi, pasien dengan pola makan salah beresiko 2,012 kali menderita hipertensi derajat II. Kata kunci : hipertensi, pola makan, aktivitas fisik. Abstract. Hypertension is a degenerative disease that is a public health problem and often appears asymptomatic. Hypertension is caused by many factors, one of which is diet and physical activity. This study aims to determine the relationship between diet and physical activity with hypertension occurrence. Data collection was conducted from November 23 to December 31, 2013 at the Polyclinic of Internal Medicine of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Type of analytic observational research with cross sectional study approach. The number of respondents was 81 people taken by consecutive sampling. Assessment of hypertension by measuring blood pressure, diet using FFQ questionnaire and physical activity of Beache questionnaire surveyed interview method. The statistical test is a chi-square test with α 0,05 and 95% CI. The results showed that dominant respondents of hypertension of degree II (56.8%) were wrong diet (54.3%) and moderate activity (55.5%). There is relationship between diet with degree of hypertension (p ≤ 0,05) p = 0,013, RR = 2,012 and there is relation of physical activity with degree of hypertension value p = 0,008. It can be concluded that diet and physical activity related to degree of hypertension, the wrong diet is at risk of 2,012 times of degree II hypertension. Key words : hypertension, dietary, physical activity.


2019 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 22-28
Author(s):  
Husnah Husnah

Abstrak. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan masyarakat dan sering muncul tanpa gejala. Hipertensi disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya pola makan dan aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadiaan hipertensi. Pengambilan data dilaksanakan dari tanggal 23 November sampai dengan 31 Desember 2013 di Poli klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah responden sebanyak 81 orang yang diambil secara consecutive sampling. Penilaian hipertensi dengan mengukur tekanan darah, pola makan menggunakan kuesioner FFQ dan aktivitas fisik kuesioner Beache metode wawancara terpimpin. Uji statistik adalah uji chi-square dengan α 0,05 dan C I95%. Hasil penelitian menunjukkan responden dominan hipertensi derajat II ( 56,8% ). pola makan salah (54,3%) dan aktivitas sedang (55,5%). Terdapat hubungan antara pola makan dengan derajat hipertensi (p ≤ 0,05) p=0,013, RR = 2,012 dan terdapat hubungan aktivitas fisik dengan derajat hipertensi nilai p= 0,008. Dapat disimpulkan bahwa pola makan dan aktivitas fisik berhubungan dengan derajat hipertensi, pasien dengan pola makan salah beresiko 2,012 kali menderita hipertensi derajat II. Kata kunci : hipertensi, pola makan, aktivitas fisik. Abstract. Hypertension is a degenerative disease that is a public health problem and often appears asymptomatic. Hypertension is caused by many factors, one of which is diet and physical activity. This study aims to determine the relationship between diet and physical activity with hypertension occurrence. Data collection was conducted from November 23 to December 31, 2013 at the Polyclinic of Internal Medicine of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Type of analytic observational research with cross sectional study approach. The number of respondents was 81 people taken by consecutive sampling. Assessment of hypertension by measuring blood pressure, diet using FFQ questionnaire and physical activity of Beache questionnaire surveyed interview method. The statistical test is a chi-square test with α 0,05 and 95% CI. The results showed that dominant respondents of hypertension of degree II (56.8%) were wrong diet (54.3%) and moderate activity (55.5%). There is relationship between diet with degree of hypertension (p ≤ 0,05) p = 0,013, RR = 2,012 and there is relation of physical activity with degree of hypertension value p = 0,008. It can be concluded that diet and physical activity related to degree of hypertension, the wrong diet is at risk of 2,012 times of degree II hypertension. Key words : hypertension, dietary, physical activity.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 115-121
Author(s):  
Nurhelmi Helmi ◽  
Zulmeriza Rasyid

Sectio Caesarea Is A Surgery To Give Birth To The Fetus Via The Incision On The Abdomen And Uterus. Based On Early Observation Conducted Researchers Obtained The Normal Maternity Was 106 (20,7%) And 406 (79,3%) With Sectio Caesarea At January- March 2019. This Purpose Of This Study To Know The Determinant Of Sectio Caesarea At Maternity In X Hospital Pekanbaru. The Research Used A Method Of Analytic Survey With The Design Of Cross Sectional Study. The Total Of  Population 512 And Sample Of This Research 81 Maternities Who Were Birthing In The Hospital. Sampling Techniques Used Consecutive Sampling. The Measuring Instrument  Used A Questionnaire And Computerized Data Processed. Analysis Used Of Univariate And Bivariate With Chi-Square Test. Results Of The Studied In X Hospital Pekanbaru  There Was 51 (63%) Sectio Caesarea And 30 (37%) Normal Childbirth, After Analysis There Was Relationship Between Knowledge (P= 0,041, Or= 2,909 (1,142- 7,409)), Premature Of Membranes (P=0,041 Or=3,159 (1,152-8,662)), And Hypertension ((P=0,025, Or=3,348 (1,257-8,914)) With Sectio Caesarea. Expected For The Health Promotion And Health Of Both Mother And Child In X Hospital Pekanbaru To More Actively Educated About Maintaining Health During Pregnancy, Normal Childbirth And Sectio Caesarea Childbirth.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document