scholarly journals HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH TERHADAP RISIKO TERJADINYA NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
Author(s):  
Made Dwipa Maha Indra ◽  
Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi ◽  
Ni Luh Nopi Andayani ◽  
Anak Agung Gede Angga Puspa Negara

Nyeri punggung bawah non spesifik adalah permasalahan yang sangat sering terjadi. Salah satu faktor penyebab nyeri punggung bawah non spesifik adalah persentase lemak tubuh. Persentase lemak tubuh yang meningkat dapat menjadi risiko terjadinya nyeri punggung bawah non spesifik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persentase lemak tubuh terhadap risiko terjadinya nyeri punggung bawah non spesifik pada Mahasiswa Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini merupakan penelitian analitik cross sectional yang dilakukan pada bulan Januari tahun 2021. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel berjumlah 73 orang (12 laki-laki, 61 perempuan) usia 18-21 tahun. Persentase lemak tubuh diukur melalui alat Bioelectrical Impedance Analysis, sedangkan nyeri punggung bawah non spesifik diukur melalui pemeiksaan langsung oleh fisioterapis. Uji hipotesis yang digunakan ialah Chi Square Test untuk menganalisis adanya hubungan persentase lemak tubuh dengan nyeri punggung bawah non spesifik. Didapatkan hasil berupa nilai p sebesar 0,001 (p< 0,05). Selain itu, untuk mengetahui perbandingan risiko terjadinya nyeri punggung bawah non spesifik digunakan Prevalence Odd Ratio (POR) didapatkan hasil untuk persentase lemak tubuh yang tinggi dibandingkan dengan persentase lemak tubuh yang rendah ialah 5,197 [95% CI 1,87-14,44]. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ditemukan hubungan yang signifikan antara persentase lemak tubuh terhadap risiko terjadinya nyeri punggung bawah non spesifik pada mahasiswa Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana serta mahasiswa dengan persentase lemak tubuh yang tinggi memiliki risiko 5,197 kali lebih besar mengalami nyeri punggung bawah non spesifik dibandingkan dengan persentase lemak tubuh yang rendah. Kata Kunci: persentase lemak tubuh, nyeri punggung bawah.

2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 180
Author(s):  
Ahaddini Septian Rujiantina ◽  
Nurmasari Widyastuti ◽  
Enny Probosari

Latar Belakang : Prevalensi ketidakteraturan siklus menstruasi pada vegetarian sebesar 26,5%. Diet vegetarian merupakan pola makan yang membatasi produk hewani dan mengonsumsi produk makanan nabati seperti buah, sayur, kacang dan biji-bijian yang merupakan sumber fitoestrogen. Vegetarian memiliki persentase lemak tubuh lebih rendah dari nonvegetarian. Fitoestrogen dan persentase lemak tubuh dapat mempengaruhi kadar estrogen dalam tubuh dan mengakibatkan gangguan siklus menstruasi.Tujuan : Mengetahui hubungan konsumsi fitoestrogen dan persentase lemak tubuh dengan siklus menstruasi pada wanita vegetarian.Metode : Desain penelitian cross sectional dengan 49 wanita vegetarian dipilih secara consecutive sampling. Persentase lemak tubuh diukur menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Asupan zat gizi diperoleh melalui Semi Quantitative Food Frequency Questionaire (SQFFQ) dan dianalisis menggunakan program software gizi. Aktivitas fisik diukur menggunakan International Physical Activity Questionaire  (IPAQ). Data siklus menstruasi diperoleh melalui kuesioner. Data dianalisis dengan uji Chi Square dan uji Regresi Logistik Ganda.Hasil : Sebanyak 49,0% wanita vegetarian mengalami gangguan siklus menstruasi. Tidak ada hubungan antara asupan energi, kerbohidrat, lemak, protein, serat dan aktivitas fisik dengan siklus menstruasi (p>0,05). Terdapat hubungan antara konsumsi fitoestrogen, persentase lamk tubuh dan riwayat gangguan siklus menstruasi pada keluarga dengan siklus menstruasi (p<0,05). Konsumsi fitoestrogen berhubungan dengan kejadian gangguan siklus menstruasi setelah dikontrol dengan persentase lemak tubuh dan riwayat gangguan menstruasi pada keluarga (p<0,05).Simpulan : Konsumsi fitoestrogen, persentase lemak tubuh dan riwayat gangguan siklus menstruasi pada keluarga berhubungan dengan siklus menstruasi.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 104-111
Author(s):  
Fahmi Hafid ◽  
Yayuk Eka Cahyani ◽  
Ansar Ansar

Kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas pada remaja merupakan faktor risiko penyakit diabetes, kardiovaskular, dan kanker. Hal ini disebabkan karena terjadinya penimbunan lemak pada jaringan adiposa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan konsumsi makanan cepat saji (fast foods) dengan komposisi lemak tubuh pada remaja di SMA Karuna Dipa Palu. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 74 orang yang diambil menggunakan teknik systematic random sampling. Data komposisi lemak tubuh diketahui melalui pengukuran menggunakan alat BIA (Bioelectrical Impedance Analysis) merk KERN, data aktivitas fisik didapatkan melalui pengisian kuesioner aktivitas fisik selama seminggu terakhir, dan data konsumsi makanan cepat saji (fast foods) sebulan terakhir didapatkan melalui pengisian formulir FFQ (Food Frequency Questionnaire). Analisis data menggunakan uji chi square dengan nilai α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan 29,7% remaja memiliki komposisi lemak tubuh yang tinggi. Persentase remaja yang tergolong inaktif sebesar 73,0%, dan 59,5% remaja sering mengkonsumsi makanan cepat saji (fast foods). Remaja tergolong inaktif beraktivitas fisik yang memiliki komposisi lemak tubuh yang tinggi sebesar 35,2% (p-value = 0,161; α>0,05). Dan persentase remaja yang sering mengkonsumsi fast foods memiliki komposisi lemak tubuh yang tinggi sebesar 36,4% (p-value = 0,210; α>0,05). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dan konsumsi makanan cepat saji (fast foods) dengan komposisi lemak tubuh pada remaja.


Author(s):  
Andi Masnilawati ◽  
Nia Karuniawati

Based on nutritional status, women who are obese have a higher risk of menstrual cycle disorder compared to women with normal nutrient status. The purpose of the study was to promote the difference in the prevalence of menstrual patterns based on nutritional status in teenagers in midwifery school, Universitas Muslim Indonesia. This research used cross-sectional design. Samples in this study were 56 people. The data were collected by filling questionnaires and direct measurements of nutritional status based on the per cent of body fat using a Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) method, then analysed using Chi-Square. The results of this study showed 56 young women who had an average body fat per cent of 29 (51.8%). As the results, it indicated a significant relationship between the per cent of body fat with the long disorders period of menstruation (p = 0.01). Whereas the per cent of body fat with menstrual cycles did not show the prominent relationship (p = 0.33) as well as between per cent body fat with painful menstruation which there is no significant relationship (p = 0.24). Besides, the situation can be caused by several factors such as changes in hormone and stress. Keywords: menstruation disorder; body fat; teenagers ABSTRAK Berdasarkan status gizi, wanita yang mengalami obesitas memiliki risiko gangguan siklus menstruasi lebih tinggi dibandingkan dengan wanita dengan status gizi normal. Tujuan penelitian adalah memgetahui perbedaan prevalensi gangguan pola menstruasi, berdasarkan status gizi pada remaja di program D-III Kebidanan UMI. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 56 orang. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner dan pengukuran langsung status gizi berdasarkan persen lemak tubuh menggunakan metode Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Data dianalisis menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 56 remaja putri yang memiliki persen lemak tubuh normal sebanyak 29 (51,8%). Terdapat hubungan yang signifikan antara persen lemak tubuh dengan gangguan lama menstruasi (p=0,01), sedangkan antara persen lemak tubuh dengan siklus menstruasi tidak ada hubungan signifikan (p=0,33) begitupun juga dengan antara persen lemak tubuh dengan nyeri haid tidak ada hubungan yang signifikan (p=0,24) hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor antar lain perubahan hormon dan stress. Kata kunci: gangguan mentruasi; lemak tubuh; remaja


2018 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 24-30
Author(s):  
Mirele S. Mialich ◽  
Bruna R. Silva ◽  
Alceu A. Jordao

Abstract The objective of this study was to improve the cutoff points of the traditional classification of nutritional status and overweight / obesity based on the BMI in a Brazilian sample. A cross-sectional study was conducted on 1301 individuals of both genders aged 18 to 60 years. The subjects underwent measurement of weight and height and bioelectrical impedance analysis. Simple linear regression was used for statistical analysis, with the level of significance set at p < 0.05. The sample consisted of 29.7% men and 70.3% women aged on averaged 35.7 ± 17.6 years; mean weight was 67.6 ± 16.0 kg, mean height was 164.9 ± 9.5 cm, and mean BMI was 24.9 ± 5.5 kg/m2. As expected, lower cutoffs were found for BMI than the classic reference points traditionally adopted by the WHO for the classification of obesity, i.e., 27.15 and 27.02 kg/m2 for obesity for men and women, respectively. Other authors also follow this tendency, Romero-Corral et al. (2008) suggested 25.8 to 25.5 kg/m2 for American men and women as new values for BMI classification of obesity. Gupta and Kapoor (2012) proposed 22.9 and 28.8 kg/m2 for men and women of North India. The present investigation supports other literature studies which converge in reducing the BMI cutoff points for the classification of obesity. Thus, we emphasize the need to conduct similar studies for the purpose of defining these new in populations of different ethnicities.


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 6-9
Author(s):  
Irmayani

Diare adalah pengeluaran kotoran (tinja) dengan frekuensi yang meningkat (tiga kali dalam 24 jam) disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lembek atau cair, dengan atau tanpa darah/lendir dalam tinja.(Wijoyo, yosef 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan jajan dengan terjadinya penyakit diare pada anak di SD Inpres Amaro Kabupaten barru. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian Analitik Correlative dengan desain Cross Sectional Study, populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang ada di SD Inpres Amaro Kabupaten Barru sebanyak 109 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan 51 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. analisa data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji Chi- Square Test dengan interval kemaknaan α 0,05. Dari hasil analisis bivariat pada kebiasaan jajan didapat nilai ρ = 0,004 dan personal hygiene didapat nilai ρ = 0,008. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kebiasaan jajan dengan terjadinya penyakit diare pada anak di SD Inpres Amaro Kabupaten Barru


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 84-94
Author(s):  
Shavela Aliza ◽  
Mariani

Latar Belakang: Prevalensi prehipertensi di Indonesia adalah 48,4%. Salah satu faktor risiko dari prehipertensi adalah obesitas, yang dapat diukur dengan mengukur persentase lemak tubuh. Persentase lemak tubuh yang tinggi akan meningkatkan kadar plasma angiotensinogen, renin, aktivitas angiotensin converting enzyme, dan aldosteron sehingga tekanan darah meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persentase lemak tubuh dengan kejadian prehipertensi. Metode: Penelitian analitik dengan pendekatan studi potong lintang. Pengambilan data dilakukan dengan total 106 responden yang berusia sekitar 17 – 22 tahun. Penelitian ini dilakukan pada Agustus hingga September 2019 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Atma Jaya. Data penelitian diperoleh melalui pengisian kuesioner demografi, pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer, dan pengukuran persentase lemak tubuh menggunakan bioelectrical impedance analysis. Analisis bivariat hubungan jenis kelamin dengan tekanan darah, hubungan jenis kelamin dengan persentase lemak tubuh, dan hubungan persentase lemak tubuh dengan tekanan darah menggunakan chi-square. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan tekanan darah (p=0,001), hubungan jenis kelamin dengan persentase lemak tubuh (p=0,000), dan hubungan persentase lemak tubuh dengan tekanan darah (p=0,000) dengan OR=3,992 Kesimpulan: Persentase lemak tubuh yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya prehipertensi.


2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Ratna Indriati ◽  
Yurika Kristi Murpambudi

Background Child under five years of age is the period of life that are veryimportant and need serious attention. During this process of growth anddevelopment very rapidly. One of the important factors that affect childdevelopment is a nutritional factorThe purpose of this study was to determine the relationship of nutrition statuswith the development of children aged 1-5 years in Sirnoboyo village of PosyanduWonogiri RegencyMethod Correlation research design with cross sectional approach . The subjectof research is the 35 children aged 1-5 years with his mother in Sirnoboyo villageof posyandu Wonogiri Regency with technique purposive sampling. Dataobtained by doing observation to know nutritional status and child development.The data obtained are then analyzed by chi square test with p = 0.05Results showed the child with good nutritional status of as many as 25 children(71,43%), nutritional status less as much as 9 child (25.71%) and betternutritional status as much as 1 child (2.86%) while the children with normaldevelopment of as many as 24 children (68,57%) and a total of 11 children ofquestionable developments (31,43%). The results of the analysis using the chisquaretest p = 0.006 obtained so that the value of p < 0.05, which means that Hois rejected and Ha accepted.The Conclusion of the research was there is relationship of the nutritional statuswith the development of children aged 1-5 years in Sirnoboyo village of posyanduWonogiri RegencyKeywords : Nutritional Status, Development


BMJ Open ◽  
2020 ◽  
Vol 10 (7) ◽  
pp. e036335
Author(s):  
Bo Gao ◽  
Yu Liu ◽  
Chao Ding ◽  
Shunli Liu ◽  
Xiaotian Chen ◽  
...  

ObjectivesBioelectrical impedance analysis (BIA) is a simple and inexpensive method to estimate body composition. However, the accuracy of BIA is unknown. We aimed to assess the accuracy of BIA in estimating visceral fat area (VFA) in patients with gastric cancer.Study designThis was a cross-sectional study comparing the accuracy of BIA in estimating VFA with the gold standard method measured by CT. VFA was measured in enrolled patients both by CT and BIA. VFA by CT at umbilical level ≥100 cm2 was considered as visceral obesity. Reliability between the two methods was assessed by intraclass correlation coefficient (ICC) and consistency was assessed by Bland-Altman method (95% limits of agreement). The area under the receiver operating characteristic curve (AUROC) was used to assess the performance of BIA in diagnosing visceral obesity.SettingThe study was conducted in China.ParticipantsFrom 1 January 2017 to 1 December 2018, a total of 157 patients diagnosed with gastric cancer were enrolled.ResultsOverall, VFA by CT and BIA in patients was 84.39±46.43 cm2 and 71.94±22.44 cm2, respectively. VFA estimated by BIA was positively correlated with VFA measured by CT using Pearson’s test (r=0.650, p<0.001). Overall, ICC for the two methods was 0.675. The mean bias between the two measurements was 12.45±36.13 cm2. The 95% limits of agreement ranged from −58.36 cm2 to 83.26 cm2. The cut-off value for diagnosing visceral obesity by BIA was 81 cm2 (AUROC: 0.822, p<0.001, 95% CI 0.758 to 0.887).ConclusionsVFA measured by BIA showed satisfactory reliability with that measured by CT. However, the absolute values of the two methods were not interchangeable. The cut-off value for VFA by BIA in diagnosing visceral obesity was 81 cm2 for patients with gastric cancer in the Chinese population.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document