scholarly journals Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Dengan Berat Bayi Lahir di Kota Pariaman

2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Anggi Setiawan ◽  
Nur Indrawaty Lipoeto ◽  
Amirah Zatil Izzah

AbstrakPendahuluan: Kadar hemoglobin merupakan indikator biokimia untuk mengetahui status gizi ibu hamil. World Health Organization (WHO) merekomendasikan kadar hemoglobin ibu hamil ideal adalah ≥ 11 gr/dl dan tidak dibawah 10,5 gr/dl pada trimester II kehamilan. Tinggi rendahnya kadar hemoglobin selama kehamilan mempunyai pengaruh terhadap berat bayi lahir karena dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dengan berat bayi lahir di kota Pariaman. Metode penelitian: design penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Penelitian dilakukan di kota Pariaman dengan menggunakan data ibu melahirkan bulan Januari-Juni 2011 dan pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling serta data dianalisis dengan uji korelasi Pearson dimana p < 0,05. Hasil penelitian: ditemukan rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil trimester III adalah 11,16 (SD 0,82) gr/dl dan ditemukan ibu hamil yang mengalami anemia sebesar 31,25%. Rata-rata berat bayi lahir pada penelitian adalah 3.103 (SD 405) gram dan ditemukan bayi yang mempunyai berat lahir rendah sebesar 3,1%. Kesimpulan: penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dengan berat bayi lahir di kota Pariaman (p > 0,05)Kata kunci: Kadar hemoglobin, berat bayi lahir, ibu hamilAbstractIntroduction : Hemoglobin level is biochemical indicator to determine the nutrition status of pregnant women. World Health Organization (WHO) recommends that ideal level of hemoglobin for pregnant women is ≥ 11 g/dl and not below 10,5 g/dl on the second trimester of pregnancy. Increasing and decreasing of hemoglobin levels during pregnancy influences birth weight because it can cause intrauterine growth disruption. This research is purposed to identify the relation between pregnant woment hemoglobin level on the third trimester of pregnancy and birth weight in Pariaman city. Methods : This research uses analytic research which is using cross sectional design. This research is held on Pariaman city and used pregnant woment data taken from January until June 2011. The results: Research found that an average of pregnant woment hemoglobin level on the third trimester pregnancy is 11,16 (SD 0,82) g/dl and the percentage of pregnant women with anemia (Hb < 11 gr/dl) is 31,25%. The average of birth weight is 3.103 (SD 405) grams and 3,1% of total infant have low birth weight. The results of bivariate analysis by using Pearson correlation test is not found the relation between pregnant woment hemoglobin level on the third trimester of pregnancy and birth weight p = 0,856 (p > 0,05).Conclusion: The future research had better has more number of samples and other factors which affect birth weight can be eliminated.Keywords:Hemoglobin level, birth weight, pregnant woment

e-CliniC ◽  
2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Aprilia Fransiska Lantu ◽  
Hermie M. M. Tendean ◽  
Eddy Suparman

Abstract: Hemoglobin is a parameter used broadly to stipulate the anemia prevalence. Anemia is a medical condition where the amount of hemoglobin is abnormal. In pregnancy, if the level of hemoglobin (Hb <11 g/dL, then it is categorized as anemia. World health organization predicts that 35-75% of pregnant women in developing countries and 18% in developed countries are in anemia condition. According to WHO, the anemia prevalence globally on pregnant women is about 41,8%. This research is intended to know the level of hemoglobin (Hb) on pregnant women in Puskesmas Bahu Manado. This type of research is descriptive and prospective, observational study with cross sectional study design. Forty subjects participated in this research. After hemoglobin level checking, 13 people (32,5%) with hemoglobin level (Hb) <11 g/dL, and 27 people (67,5%) with hemoglobin level (Hb) ≥11 g/dL. This study cocludes that: there are more pregnant women with normal level of Hb ( ≥11 g/dL) in Puskesmas Bahu than the ones with lower level of Hb ( <11 g/dL). The number of pregnant women in Puskesmas Bahu with normal Hb level is 27 people (67,5%) of the total sample while there are 13 people with lower level of Hb (32,5%) of total sample.Keywords: hemoglobin level, anemia, pregnant level Abstrak: Hemoglobin merupakan parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Anemia ialah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (Hb) kurang dari normal. Pada ibu hamil dikatakan anemia jika kadar hemoglobin (Hb) <11 g/dL. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 35-75 % ibu hamil di negara berkembang dan 18 % ibu hamil di negara maju mengalami anemia. Menurut data WHO, secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil di Puskesmas Bahu Manado. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional bersifat deskriptif prospektif dengan rancangan penelitian cross sectional (potong lintang). Empat puluh subjek berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) didapatkan 13 orang (32,5%) dengan kadar hemoglobin (Hb) <11 g/dL, dan 27 orang (67,5%) dengan kadar hemoglobin (Hb) ≥11 g/dL. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: ibu hamil yang memiliki gambaran kadar Hb normal ( ≥11 g/dL) di Puskesmas Bahu ditemukan lebih banyak daripada ibu hamil yang memilliki kadar Hb rendah ( <11 g/dL). Jumlah ibu hamil di Puskesmas Bahu yang memiliki kadar Hb normal adalah 27 orang (67,5%) dari total sampel. Sedangkan ibu hamil di Puskesmas bahu yang memiliki kadar Hb rendah adalah 13 orang (32,5%) dari total sampel.Kata kunci: kadar hemoglobin, anemia, ibu hamil


Author(s):  
Tirta Anggraini Tirta Anggraini

ABSTRACT According to the World Health Organization (WHO), maternal nutritional status at the time of growth and during pregnancy can affect fetal growth and development. Based on (IDHS) survey of 2007 AKI Indonesia at 228 per 100,000 live births, although this figure is still the highest in Asia. Social health center in Palembang in 2011 the number of pregnant women with good nutritional status of 67 men (97.1%). factors that influence the nutritional status of pregnant women is the temperature of the environment, economic status, habits and views of women to food, age, education, and health status. The purpose of this study is a known relationship education and economic status with nutritional status of pregnant women in the third trimester of Social Health Center Palembang in 2012. This study uses analytic survey with cross sectional approach. The population in this study were all third trimester pregnant women who visit the health center Social Palembang in May 2012, with a sample of 30 respondents. Sampling in this study with non-random methods with techniques Accidental Sampling. Data analysis carried out univariate and bivariate statistics with Chi-Square test with significance level α = 0.05. The results showed than 30 respondents there (73.3%) of respondents that good nutritional status, higher education (76.7%), and high economic status (70.0%). The results of this study showed no significant association education and economic status with nutritional status of pregnant women in the third trimester of Social Health Center Palembang in 2012. From the results of this study, researchers hope to improve the health care workers, especially health services in Antenatal Care services pay more attention to maternal risk of poor nutritional status.   ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO), status gizi ibu hamil pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Berdasarkan (SDKI) survei terakhir tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia.  Di Puskesmas Sosial Palembang tahun 2011 jumlah ibu hamil yang berstatus gizi baik sebesar 67 orang (97,1%). faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah suhu lingkungan, status ekonomi, kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, usia, pendidikan, dan status kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pendidikan dan status ekonomi dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Sosial Palembang tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang berkunjung di Puskesmas Sosial Palembang pada bulan Mei tahun 2012, dengan jumlah sampel 30 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan metode non random dengan teknik Accidental Sampling. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden terdapat (73,3%) responden yang berstatus gizi baik, pendidikan tinggi (76,7%), dan status ekonomi tinggi (70,0%). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna pendidikan dan status ekonomi dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Sosial Palembang tahun 2012. Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap petugas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan Antenatal Care lebih memperhatikan kehamilan ibu yang berisiko status gizi buruk.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 304-312
Author(s):  
Nurfadillah S ◽  
Wardihan Sinrang ◽  
Suryani As'ad ◽  
Muh. Nasrum Massi ◽  
Mardiana Ahmad ◽  
...  

Background: According to 2018 World Health Organization (WHO) data globally, an estimated 17.3% of the population has inadequate zinc intake, with estimates ranging from 5.7% in Oceania to 7.6% in Europe, 9.6% in America and the Caribbean, highest in Africa (23.9%) and Asia (19.6%). Zinc is important for the function of a number of enzymes and growth hormones during pregnancy. In pregnant women, the relative zinc concentration decreases up to 35% due to the influence of hormonal changes and the transport of nutrients from mother to baby. Objectives: The purpose of this study was to identify the effect of giving zinc tablets to pregnant women with zinc deficiency in the third trimester on body weight and length of babies born at the Makassar City Health Center. Methods: This type of research is True Experimental with a pretest-posttest design with a control group. The sample in this study was 62 samples of third trimester pregnant women, and the sampling technique used was purposive sampling. Measurement of zinc levels in third trimester pregnant women using the Elisa reader kit at the Research Laboratory of the Hasanuddin University Teaching Hospital. The research instruments were in the form of a research explanation sheet, respondent's consent sheet, respondent's checklist sheet, and the mother's zinc tablet consumption control sheet for 14 days. Results: Judging from the average value of newborns in pregnant women who did not have zinc deficiency, the average value of birth weight in pregnant women with zinc deficiency was 15.70 g/dL and 18.95 g/dL. zinc deficiency with a value (p < 0.05), while pregnant women with zinc deficiency have an average birth length of 10.00 g/dL and mothers who do not have a deficiency of 19.87 g/dL with a value (p < 0.05). So, it can be concluded that giving zinc tablets to pregnant women in the third trimester has an effect on Birth Weight (BBL) and Birth Length (PBL). Conclusion: Giving zinc tablets has an effect on increasing zinc levels in third trimester zinc deficiency pregnant women and increasing birth weight and length of the baby.  


e-CliniC ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Florensia S. Larumpaa ◽  
Erna Suparman ◽  
Rudy Lengkong

Abstract: Preterm labor is a labor that occurs at 20-<37 weeks of gestational age calculated from the first day of the last menstrual. Until now the mortality and morbidity of preterm labor is still high. This matter is related with the maturity of the organs in the newborn such as lungs, brain and gastrointestinal tract. There are several factors that cause preterm labor inter alia maternal factor. Pregnant women with anemia potentially have preterm labors. World Health Organization (WHO) estimates that 35–37% of pregnant women in developing countries are anemic during pregnancy. In pregnant women it is important to meet iron needs during pregnancy by supplementation of iron and folic acid. The aim of this study was to determine the correlation between anemia in pregnant women and preterm labor. This was an analytical observational study with a cross-sectional design. Samples were mothers delivered in Obstetrics and Gynecology department at Prof. Dr. R. D. Kandou General Hospital Manado from September until November 2015. The results showed correlation between anemia in pregnant women with preterm labor from 168 samples that met the inclusion criteria (p value = 0.000). Conclusion: There was a significant correlation between anemia in pregnant women and preterm labor.Keywords: anemia, preterm labor, pregnant women Abstrak: Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 20-<37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas persalinan prematur masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi baru lahir seperti paru, otak, dan gastrointestinal. Beberapa faktor dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur diantaranya faktor ibu, dimana ibu hamil dengan anemia berpotensi mengalami persalinan prematur. World Health Organization memperkiran bahwa 35-37% ibu hamil di negara berkembang mengalami anemia selama kehamilannya. Pada ibu hamil penting untuk memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan dengan suplementasi zat besi dan asam folat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian persalinan prematur. Jenis penelitian ialah analitik observasional dengan desain potong lintang. Sampel penelitian yaitu ibu yang bersalin di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada bulan September hingga November 2015. Hasil penelitian dari 168 sampel ibu bersalin yang memenuhi kriteria inklusi menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian persalinan prematur (p=0,000). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian persalinan prematur.Kata kunci: anemia, persalinan prematur, ibu hamil


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 295-302
Author(s):  
Naili Rahmawati

KNOWLEDGE RELATING TO PREGNANT WOMEN'S ACTIONS IN EATING IRON TABLETS Background: According WHO (World Health Organization), in developing countries there are 40% of maternal deaths related to anemia during pregnancy. The frequency of pregnant women in Indonesia who experience anemia is still very high, namely 63.5% compared to only 6% in America. The number of pregnant women who experience anemia is due to a lack of knowledge of the mother, amounting to 45.6% of pregnant women do not know the consequences of anemia, do not regularly consume Fe tablets, and do not understand how to consume Fe tablets properly. Knowledge is a very important domain in shaping one's actions. Knowledge is one of the factors to create a person’s attitude. Good knowledge about the importance of iron will create a positive attitude towards adherence in consuming iron tablets. Knowledge of the benefits of something can affect the intention to participate in an activity. Knowledge of the benefits and bad consequences of something will create an attitude an intention, then from that attitude an intention will be arisen. The next intention will determine whether the activity will be carried out or not.Purpose: The objective of  this study is to determine  the correlation of knowledge and actions of pregnant women in  consuming iron tablet at the Midwives Independent Practice ‘I’.Methods:  This research is a quantitative study with cross sectional approach. Data were collected using primary data. The research was conducted in August - September 2019. The population in this study were pregnant women at Praktik Mandiri Midwife I, as a sample. In this study, some of the pregnant women at the Midwife's Independent Practice I. Sampling was carried out using the accidental sumpling technique as many as 30 people. With the inclusion criteria, they can write, read, understand Indonesian and be in good health. Researchers used primary data, namely data obtained by interviewing a questionnaire instrument. Analysis of the data used in this study consisted of two stages of analysis as follows: univariate analysis. Univariate analysis and analysis of research data were carried out using the Spearman test.Results: The results showed that 97% of pregnant women had good knowledge, 3% of pregnant women with less knowledge, and 100% of pregnant women with positive action in consuming iron tablets. Bivariate analysis using the Spearman test shows that there is a significant relationship between knowledge and actions of pregnant women in consuming iron tablets.Conclusions: There is  a significant correlation conclusion between knowledge and actions of pregnant women in consuming iron tablets . To increase the knowledge and actions of pregnant women in consuming iron tablets is required a counseling routinely and  incresed distribution of iron tablet through cross program and cross sectoral activities. Suggestion to increase the knowledge of pregnant women in consuming iron tablets, it is necessary to conduct regular counseling by midwives in collaboration with the health center. Keywords: knowledge, actions, pregnant women, iron tablet ABSTRAK Latar Belakang: Menurut WHO (World Health Organization), di negara berkembang terdapat 40 % kematian ibu berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Frekuensi ibu hamil di Indonesia yang mengalami anemia masih sangat tinggi yaitu 63,5% dibandingkan di Amerika hanya 6 %. Banyaknya ibu hamil yang mengalami anemia disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu, sebesar 45,6% ibu hamil tidak mengetahui akibat dari anemia, tidak teratur dalam mengkonsumsi tablet Fe, dan tidak memahami cara mengkonsumsi tablet Fe secara tepat. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan adalah salah satu faktor yang membentuk sikap seseorang. Pengetahuan yang baik  tentang pentingnya zat besi akan membentuk sikap yang positif terhadap kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal dapat mempengaruhi niat untuk ikut dalam suatu kegiatan, Pengetahuan akan segi manfaat dan akibat buruk sesuatu hal akan membentuk sikap, kemudian dari sikap itu akan muncul niat. Niat yang selanjutnya akan menentukan apakah kegiatan akan dilakukan atau tidak.Tujuan: Mengetahui Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan Ibu Hamil dalam mengkonsumsi Tablet Zat Besi di Praktik Mandiri Bidan ‘I’.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Data yang dikumpulkan menggunakan data primer. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus - September 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Praktik Mandiri Bidan I, Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu hamil di Praktik Mandiri Bidan I. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sumpling sebanyak 30 orang. Dengan kriteria inklusi bisa menulis,  membaca, memahami bahasa indonesia dan dalam kondisi sehat. Peneliti menggunakan data primer, yaitu data yang diperoleh dengan wawancara dg instrument kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahapan analisis sebagai berikut: analisis univariat Analisis univariat dan Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan uji Spearman.Hasil: Hasil penelitian diperoleh 97%  ibu hamil memiliki pengetahuan baik, dan 3% ibu hamil dengan pengetahuan kurang, dan 100% ibu hamil dengan tindakan positif dalam mengkonsumsi tablet besi. Analisis bivariat dengan uji spearman diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi.Kesimpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan ibu hamil dalam  mengkonsumsi tablet besi.Saran Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi perlu dilakukan penyuluhan secara rutin oleh bidan dengan kerjasama dengan puskesmas. Kata Kunci : pengetahuan, tindakan, ibu hamil, tablet besi 


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 138-142
Author(s):  
Miftahul Jannah ◽  
Erlina Wanti Harahap ◽  
Razia Begum Suroyo

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2017, di dunia diperkirakan setiap menit wanita meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan keaktifan ibu dalam mengikuti kelas ibu hamil dengan penurunan risiko persalinan di Puskesmas. Desain penelitian adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 54 ibu post partum pada bulan September-Oktober. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel sebanyak 54 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan Keaktifan ibu dalam mengikuti kelas ibu hamil dengan penurunan risiko persalinan di Puskesmas Pintu Padang tahun 2020 (p = 0,000 < 0,05). Disarankan agar tenaga kesehatan di Puskesmas untuk meningkatkan implementasi program puskesmas untuk memantau dan melakukan promosi kesehatan mengenai kelas ibu hamil.


Author(s):  
Rini Gustina Sari

ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa kematian akibat Tetanus Neonatorum di Negara-negara berkembang adalah 135 kali  lebih tinggi daripada Negara maju. Tahun 2011 dilaporkan kasus Tetanus di seluruh dunia sebanyak 14.132 kasus dengan kematian terjadi pada 61.000 ibu hamil. Di Indonesia, masih ditemukan banyak  kasus tetanus neonatorum terutama daerah  dengan cakupan persalinan oleh  tenaga kesehatan yang rendah. Tujuan penelitian mengetahui hubungan sikap, dukungan keluarga dan peran petugas kesehatan dengan pemberian  imunisasi tetanus       toxoid     pada ibu hamil di Puskesmas Sekip Palembang Tahun 2018. Penelitian jenis penelitian adalah bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitiannya adalah semua ibu hamil K1 yang datang ke Puskesmas Sekip menggunakan kuisioner dengan jumlah 67 responden. Hasil penelitian didapatkan ibu hamil dengan sikap positif sudah mengerti akan tujuan/manfaat dan efek samping mengenai pemberian imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil sehingga ibu hamil cenderung  bersikap positif. ibu hamil dan orang orang yang berhubungan dekat dengan ibu hamil yang memberikan dukungan positif cenderung dilakukan imunisasi. Peran petugas kesehatan yang memiliki tugas untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, termasuk juga petugas kesehatan imunisasi Tetanus Toksoid yang memiliki tugas untuk mengajak ibu hamil cenderung melakukan imunisasi agar terhindar dari penyakit infeksi tetanus yang dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bayi yang tidak melakukan  imunisasi Tetanus selama kehamilan. Kata Kunci : Imunisasi Tetanus Toxoid, Sikap, Dukungan keluarga, Peran tenaga kesehatan   ABSTRACT According to the World Health Organization (WHO) shows that deaths from Tetanus Neonatorum in developing countries are 135 times higher than developed countries. In 2011 there were 14,132 cases of Tetanus worldwide reported with deaths occurring in 61,000 pregnant women. In Indonesia, there are still many cases of tetanus neonatorum, especially in areas with low coverage of deliveries by health workers. The research objective was to find out the relationship between attitudes, family support and the role of health workers by giving tetanus toxoid immunization to pregnant women at Palembang Sekip Health Center in 2018. The research was quantitative in nature using analytical survey method with cross sectional approach. The research subjects were all K1 pregnant women who came to the Sekip Health Center using a questionnaire with a total of 67 respondents. The results showed that pregnant women with a positive attitude already understood the purpose / benefits and side effects of giving Tetanus Toxoid immunization to pregnant women so that pregnant women tended to be positive. pregnant women and people who are in close contact with pregnant women who provide positive support tend to be immunized. The role of health workers who have the duty to improve public health, including health workers Tetanus Toksoid immunization who has the task of inviting pregnant women to do immunizations to avoid tetanus infection which can cause death for mothers and infants who do not do Tetanus immunization during pregnancy.  Keywords: Tetanus Toxoid immunization, attitude, family support, role of health workers


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Fera Riswidautami Herwandar ◽  
Russiska Russiska ◽  
Intan Maharani Fakhrudin

Permasalahan kesehatan pada remaja yang menduduki persentasi terbesar dibanding yang lainnya adalah gangguan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi (durasi perdarahan yang lebih lama dan ketidakteraturan siklus) disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah stres. Stres diketahui sebagai faktor-faktor penyebab (etiologi) terjadinya gangguan siklus menstruasi. Stres akan memicu pelepasan hormon kortisol dimana hormon kortisol ini dijadikan tolak ukur untuk melihat derajat stres seseorang. Hormon kortisol diatur oleh hipotalamus otak dan kelenjar pituitari, dengan dimulainya aktivitas hipotalamus, hipofisis mengeluarkan FSH dan proses stimulus ovarium akan menghasilkan estrogen. Penelitian yang dilakukan oleh Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dibawah naungan World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa permasalahan remaja di Indonesia adalah seputar permasalahan yang mengenai gangguan menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan tahun 2019 sebanyak 41 responden. Analisis yang digunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan, dari 41 responden terdapat 18 (44%) responden yang mengalami stres sedang, pada siklus menstruasi yang tidak teratur terdapat 25 (61%) responden. Hasil uji rank spearman,  yakni p value = 0,01 (<0,05) yang ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan tahun 2019. Bagi institusi Pendidikan khususnya Program Studi Diploma III Kebidanan diharapkan dapat membuat sebuah program edukasi mengenai manajemen stres pada remaja yang bisa dilakukan secara rutin di luar jadwal perkuliahan.  


Author(s):  
Yuni Kurniati Yuni Kurniati

ABSTRACT   According to the World Health Organization (WHO), every two minutes a woman dies of cervical cancer in develoving countries. In Indonesia, new cases of cervical cancer is 40-45 cases of day. It is estimated every hour, a women died of cervical center. At the general hospital center Dr. Mohammad Hoesin Palembang, the incidence of women who had cervical cancer incidence year 2011 women who had cervical cancer incidence are 34 people (48,2%). The following factors increase the chance of cervical cancer in women is infection of Human Papilloma Virus (HPV), sexsual behavior, family history of cervical cancer, age, mechanism of how oral contraceptives, smoking, income or socioeconomic status, race , unhealthy diet, the cell abnormal, parity, use of the drug DES (Dietilsbestrol), and birth control pills. The purpose of this study is known of adolescents about cervical cancer in SMA Tebing Tinggi Empat Lawang year 2016. This study used Analytic Survey with Cross Sectional approach. The population in this study were all young women students in SMA Tebing Tinggi Empat Lawang with the number of 171 respondents. The results showed there were 171 respondents (37.5%) of respondents were knowledgeable, and (62.52%) of respondents who are knowledgeable unfavorable. These results indicate that knowledgeable either less than those less knowledgeable in both the SMA Tebing Tinggi Empat Lawang Year 2016. From these results, it is expected that more teens can know about cervical cancer so that it can add a lot of insight and knowledge.     ABSTRAK   Menurut data World Health Organization (WHO), setiap dua menit wanita meninggal dunia karena kanker serviks dinegara berkembang. Di Indonesia, kasus baru kanker serviks 40-45 kasus perhari. Di perkirakan setiap satu jam, seorang perempuan meninggal dunia karena kanker serviks. Di rumah sakit umum pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian ibu yang mengalami kanker serviks pada tahun 2011 ibu yang mengalami kejadian kanker serviks terdapat 34 orang (48,2%). Faktor-faktor berikut meningkat kan peluang kanker serviks pada wanita yaitu infeksi Human Papiloma virus (HPV), perilaku seks, riwayat keluarga kanker serviks, umur ,mekanisme bagaimana kontrasepsi peroral, merokok, pendapatan atau status social ekonomi, ras, diet tidak sehat, adanya sel abnormal, paritas, menggunakan obat DES (Dietilsbestrol),dan pil KB. Tujuan penelitian ini adalah Diketahuinya pengetahuan remaja tentang Ca Cerviks di SMA Negeri Tebing Tinggi Empat Lawang Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode survey  analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswi remaja putri di SMA Negeri Tebing Tinggi Empat Lawang dengan jumlah 171 responden.Hasil penelitian menunjukkan dari 171 responden terdapat(37.5 %) responden yang berpengetahuan baik, dan (62.52  %) responden yang berpengetahuan kurang baik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa yang berpengetahuan baik lebih sedikit dibandingkan dengan  yang berpengetahuan kurang baik di SMA Negeri Tebing Tinggi Empat Lawang Tahun 2016. Dari hasil penelitian ini, Diharapkan remaja bisa lebih banyak mengetahui tentang caserviks sehingga dapat menambah banyak wawasan dan pengetahuan.    


Author(s):  
Dini Kesumah Dini Kesumah

ABSTRACT According to World Health Organization Health Organization (WHO) in 2005 showed 49% of deaths occur in children under five in developing countries. Nutritional problems can not be done with the medical and health care approach alone. Causes related to malnutrition that maternal education, socioeconomic families, poor environmental sanitation, and lack of food supplies. This study aims to determine the relationship between education and socioeconomic status of families with nutrition survey using a cross sectional analytic approach, with a population of all mothers of children under five who visited the health center in Palembang Keramasan Accidental sampling Sampling the number of samples obtained 35 respondents. Variables include the study independent and dependent variables and univariate analysis using Chi-Square test statistic with a significance level α = 0.05. The results from 35 respondents indicate that highly educated mothers earned as many as 16 people (45.7%), and middle and upper income families as many as 12 people (34.3%) and bivariate test results show that highly educated respondents toddler nutritional status good for 81.3% (13 people) is larger than the less educated respondents balitanya good nutritional status 26.3% (5 persons) as well as respondents who have middle and upper socioeconomic families with good nutritional status of children at 91.7% ( 11 people) is larger when compared to respondents who have family socioeconomic medium with good nutritional status of children at 30.4% (7 people). Statistical tests show that education has a significant relationship with nutritional status of children P value = 0.004 and socioeconomic families have a meaningful relationship with nutritional status of children P value = 0.002. Based on the results of the study suggested the health professionals in the health center should further improve the education, information about the importance of nutrition to the development of the child in the mothers through the selection and processing of good food and a good diet through health centers and integrated health.   ABSTRAK  Menurut badan kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2005 menunjukkan 49% kematian yang terjadi pada anak dibawah umur lima tahun di negara berkembang. Masalah gizi ini tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab yang berhubungan dengan kurang gizi yaitu pendidikan ibu, sosial ekonomi keluarga, sanitasi lingkungan yang kurang baik,dan kurangnya persediaan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan sosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita dengan menggunakan metode survei analitik pendekatan secara Cross Sectional, dengan populasi semua ibu yang memiliki anak balita yang berkunjung ke Puskesmas Keramasan Palembang dengan pengambilan sampel secara Accidental Sampling diperoleh jumlah sampel 35 responden. Variabel penelitian meliputi variabel independen dan dependen serta analisis univariat menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 35 responden didapatkan ibu yang berpendidikan tinggi sebanyak 16 orang  (45,7%), dan keluarga yang berpenghasilan menengah keatas sebanyak 12 orang (34,3%) dan hasil uji bivariat menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi status gizi balitanya baik sebesar 81,3% (13 orang) lebih besar bila dibanding responden yang berpendidikan rendah status gizi balitanya baik 26,3% (5 orang) serta responden yang mempunyai sosial ekonomi keluarga menengah keatas dengan status gizi balita baik sebesar 91,7% (11 orang) lebih besar bila dibanding responden yang mempunyai sosial ekonomi keluarga menengah kebawah dengan status gizi balita baik sebesar 30,4% (7 orang). Uji statistik menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi balita P value = 0,004 dan sosial ekonomi keluarga mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi balita P value = 0,002. Berdasarkan hasil penelitian disarankan pada petugas kesehatan di Puskesmas hendaknya lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya gizi terhadap tumbuh kembang anak pada ibu-ibu melalui cara pemilihan dan pengolahan bahan makanan yang baik serta pola makanan yang baik melalui kegiatan Puskesmas dan Posyandu.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document