Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Keperawatan Yang Sedang Mengerjakan Skripsi

Author(s):  
Eka Noor Hidayati ◽  
Djoko Priyono ◽  
Rara Anggraini

Skripsi sebagai stressor yang tidak dapat dihindarkan oleh mahasiswa tingkat akhir yang dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang berkelanjutan  akan mempengaruhi kualitas tidur mahasiswa sehingga mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologis dan psikologis. Keadaan ini akan berpengaruh pada penurunan akademik yaitu hasil penyusunan skripsi menjadi kurang maksimal.Tujuan: untuk menganalisis hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa keperawatan yang megerjakan skripsi di pontianak. Metode: Penelitian kuantitatif menggunakan desain observasional analitik denganndengan metode purposive sampling. Responden pada penelitian ini sebanyak 98 orang. Pengukuran dilakukan dengan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis statistik menggunakan uji fisher.Hasil: Jumlah usia terbanyak yaitu 21 tahun sebesar 57,1% dengan jenis kelamin perempuan sebesar 74,5%. Hasil analisis uji fisher menunjukan  nilai p = 0,036 yang berati p < 0,05.Kesimpulan: Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi di pontianak.

2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Siti Annisa Rahmasita ◽  
Agustine Mahardika ◽  
Muhammad Rizkinov Jumsa

<p><strong>Pendahuluan: </strong>Kecemasan merupakan keadaan patologis yang ditandai dengan gejala fisiologis dan gejala psikologis, gejala-gejala tersebut dapat terjadi berbeda pada setiap orang dan situasi. Pada kehamilan, risiko terjadinya kecemasan akan meningkat. Memasuki trimester tiga, ibu hamil dapat merasa cemas akan keselamatan dirinya maupun keselamatan bayinya. Saat merasa cemas, akan terjadi peningkatan kadar noradrenergik akibat stimulasi sistem saraf simpatis yang akan menyebabkan berkurangnya siklus REM, sehingga meningkatkan frekuensi terbangun di malam hari dan menyebabkan kualitas tidur yang buruk. Kecemasan dapat menurunkan kadar GABA sehingga seseorang akan sulit untuk menginisiasi tidur.</p><p><strong>Metode: </strong>Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 32 ibu hamil trimester tiga di Puskesmas tanjung Karang Mataram, dengan teknik <em>consecutive sampling</em>. Alat pengambilan data pada penelitian ini adalah kuesioner <em>Hamilton Anxiety Rating Scale </em>(HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan dan kuesioner <em>Pittsburgh Sleep Quality Index </em>(PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan uji korelasi spearman.<strong></strong></p><p><strong>Hasil dan pembahasan: </strong>Penelitian menyatakan bahwa tingkat kecemasan berpengaruh terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Tanjung Karang Mataram dengan P <em>value</em> &lt;0,001 (P <em>value</em> &lt; 0.5) dan r = 0.731 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang kuat.</p><strong>Kesimpulan: </strong>Tingkat kecemasan berpengaruh terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Tanjung Karang Mataram.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Akhmad Yanuar Fahmi ◽  
Dayu Agista ◽  
Soekardjo Soekardjo

Kehidupan di dalam Penjara atau Lembaga Pemasyarakatan yang tertutup selalu menarik peneliti atau akademisi untuk membahas. banyaknya permasalahan hidup, cara untuk beradaptasi, dan bagaimana untuk bersosialisasi dengan kehidupan yang baru menimbulkan banyak masalah diantaranya adalah kualitas tidur dan kecemasan. Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, lesu dan gelisah. Kualitas tidur buruk dapat mengakibatkan menurunya aktivitas korteks prefrontal yang memerankan peran penting dalam mengatur emosi, salah satunya kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan tingkat kecemasan pada warga binaan wanita di lembaga pemasyarakatan. Jenis penelitian ini adalah Cross Sectional dengan sampel sebanyak 59 responden dengan tekhnik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner Pittsbrugh Sleep Quality Index dan Hamilton Anxiety Rating Scale, dengan uji statistik Chi Square dengan menggunakan hitung manual dengan rumus yate’s correction. Hasil penelitian didapatkan 50 responden (85%) memiliki kualitas tidur buruk dan 36 responden (62%) kecemasan ringan. Tingkat kemaknaan atau α = 0,05 diperoleh Pvalue = 0,015 sehingga Pvalue  < Nilai α atau  0,015 < 0,05. Berarti ada hubungan antara level kualitas tidur dengan tingkat kecemasan pada warga binaan wanita di lembaga pemasyarakatani. Kualitas tidur yang baik maka membuat tingkat kecemasan rendah atau tidak mengalami kecemasan. Sebaliknya apabila kualitas tidur buruk maka tingkat kecemasan yang dialami warga binaan wanita menjadi sedang bahkan mengalami tingkat kecemasan berat


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Mario Carl Joseph ◽  
Monty P. Satiadarma ◽  
Rismiyati E. Koesma

Kekerasan dalam rumah tangga adalah bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh perempuan berusia 25 – 40 tahun. Kecemasan merupakan salah satu bentuk reaksi emosional yang menyertai perempuan ketika mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Kecemasan pada perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga diukur dengan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan melihat gejala kecemasan dari segi kognitif, somatis, motorik dan afektif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan kecemasan dan metode kuantitatif untuk melihat penurunan tingkat kecemasan dengan terapi seni pada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Subyek penelitian ini adalah dua perempuan yang telah bercerai dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga dalam bentuk fisik, seksual, psikis atau verbal dan penelantaran rumah tangga. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Pemberian terapi seni pada masing-masing subyek dilakukan sebanyak tujuh sesi. Dalam penelitian ini, terapi seni telah terbukti dapat mengurangi kecemasan pada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga dengan menunjukan perubahan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah intervensi. Keberhasilan terapi seni ini juga dipengaruhi oleh adanya kesadaran pada masing-masing subyek untuk konsisten menjalani terapi.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 27-32
Author(s):  
Piscolia Dynamurti Wintoro ◽  
Wiwin Rohmawati ◽  
Ana Sulistyowati

Latar Belakang: Seorang ibu hamil biasa mengalami kecemasan. Pada TM III kecemasan disebabkan oleh kekhawatiran menghadapi persalinan dan apakah bayinya lahir normal atau cacat. Kecemasan meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom. Metode: Desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom, sebanyak 40 responden dengan teknik total sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) untuk mengukur tingkat kecemasan dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Analisis data yang digunakan chi square. Hasil : Penelitian ini menunjukkan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi dengan P value sebesar 0,021. Simpulan : Ibu hamil trimester III dapat memperbaiki kualitas tidur dengan mengurangi aktivitas dan istirahat yang cukup, perasaan cemas dengan cara relaksasi, senam ibu hamil, dan yoga.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 286
Author(s):  
Nina Setiawati ◽  
Lutfatul Latifah ◽  
Aprilia Kartikasari

Lebih dari separuh wanita hamil yang merasa tidak nyaman karena mual dan muntah dilaporkan telah mengalami gangguan tidur selama kehamilan. Durasi tidur yang tidak memadai dan kualitas tidur yang buruk selama kehamilan dapat meningkatkan kehamilan dengan risiko, termasuk gangguan pertumbuhan janin, dan depresi pascapersalinan. Yoga umumnya digunakan untuk relaksasi dan terbukti efektif untuk mengurangi stres dan kecemasan pada wanita hamil sehingga dimungkinkan untuk meningkatkan kualitas tidur bagi wanita hamil. Salah satu bentuk latihan yoga pada ibu hamil adalah pranayama dan postur yoga restoratif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pranayama dan postur yoga restoratif efektif untuk meningkatkan kualitas tidur pada wanita hamil. Studi quasy eksperimental dengan kelompok kontrol ini dilakukan pada 58 wanita hamil dengan mual muntah yang didapatkan dengan metode purposive sampling. Responden dibagi menjadi dua kelompok, 29 responden di setiap kelompok. Pranayama dan postur yoga restoratif diberikan pada kelompok intervensi dalam 30 menit selama 7 hari terus menerus. Kualitas tidur diukur oleh Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil analisis data menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam skor kualitas tidur ibu hamil sebelum dan sesudah diberi pranayama dan postur yoga restoratif (p>0.05). Wanita hamil trimester kedua dan ketiga yang mengalami mual dan muntah dalam penelitian ini tampaknya tidak mengalami peningkatan kualitas tidur setelah melakukan pranayama dan postur yoga restoratif. Frekuensi dan keteraturan dalam melakukan yoga menjadi poin penting yang perlu diperhatikan untuk hasil yang lebih ba


2020 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
Author(s):  
Mohamad Naim Bin Hasan ◽  
William William ◽  
Flora Rumiati

Kelebihan berat badan merupakan faktor independen yang berkontribusi terhadap kualitas tidur yang buruk. Sleep apnea merupakan timbulnya episode abnormal pada frekuensi napas yang berhubungan dengan penyempitan saluran napas atas pada saat tidur. Sleep apnea dapat berupa henti napas (apnea) atau menurunnya ventilasi yang akan menyebabkan gangguan bernapas saat tidur. Semakin besar nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) atau bertambahnya berat badan, kemungkinan untuk mengalami Obstructive Sleep Apnea (OSA) semakin tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran angkatan 2016 FKIK Ukrida. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan studi komparatif, yaitu untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan kualitas tidur pada mahasiswa golongan berat badan lebih dan berat badan normal. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sebanyak  88 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, terdiri dari 44 mahasiswa yang mempunyai berat badan normal dan 44 mahasiswa yang mempunyai berat badan lebih. Responden mengisi kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).   Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 64 responden (72,7%) mempunyai kualitas tidur buruk, dan 24 responden (27,3%) memiliki kualitas tidur yang baik, serta durasi tidur terbanyak adalah < 6 jam.  Berdasarkan uji Chi-Square, disimpulkan adanya hubungan antara berat badan dengan kualitas tidur (p = 0,000, p < 0,05) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2016 FKIK Ukrida.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Ratih Ayu Farahdilla ◽  
Danial Danial ◽  
Iskandar Muda ◽  
Muhammad Khairul Nuryanto ◽  
Sri Hastati

Dismenorea primer merupakan rasa nyeri pada perut bagian bawah saat menstruasi tanpa adanya penyakit patologis pada rahim. Kecemasan dan kualitas tidur merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian dismenorea primer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dan kualitas tidur dengan kejadian dismenorea primer. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswi Prodi Kedokteran Universitas Mulawarman dengan besar sampel 72 responden dengan menggunakan teknik Simple random sampling. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner Zung Self-rating Scale (ZSAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis data menggunakan uji Fisher’s Exact. Hasil penelitian terdapat hubungan antara kualitas tidur (p<0,01) dengan kejadian dismenorea primer, tetapi tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan (p=0,096) terhadap kejadian dismenorea primer.


e-CliniC ◽  
2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Audi Pirade

Abstract: Female sexual worker is someone who sells herself to have sex rewarded in the form of money or something, they sell their bodies for getting some material. Prostitute has many risk factors that can lead to anxiety, both internal and external factors. The study aimed to find out about anxiety degree of adolescent female sexual workers in Manado city. This research is a quantitative study using cross-sectional method for 30 respondents about anxiety degree using Hamilton Anxiety Rating Scale, followed by qualitative study through in-depth interviews on 2 respondents. Respondents in both studies were selected by purposive sampling. From 30 respondents found 53,33% experiencing severe anxiety, 30% had moderate anxiety and 16,7% respondents had mild anxiety. Conflicts that occur in female sexual worker can be caused by unpleasant experiences, job risk and self pressure because the profession are embarrassing and contradict to religious values, on the other hand they also need the job as a source of income. It becomes a dilemma and would cause anxiety. So, it can be concluded that majority of adolescent female sexual workers have severe anxiety degree, several factors that can induce anxiety are personal, family, job, environmental and religion factors. Keyword: anxiety degree, adolescent female sexual workers, manado city.   Abstrak: Wanita pekerja seksual adalah seseorang yang menjual diri dengan melakukan hubungan seks untuk memperoleh imbalan dalam bentuk uang maupun barang, mereka menjajakan tubuhnya demi mendapatkan sejumlah materi. WPS mempunyai banyak faktor resiko yang dapat menimbulkan kecemasan, baik faktor internal maupun eksternal. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan WPS remaja di kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pengambilan data secara cross sectional terhadap 30 orang responden mengenai tingkat kecemasan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale, dilanjutkan dengan penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap 2 orang responden. Reponden dalam kedua penelitian dipilih dengan purposive sampling. Hasil uji HARS didapatkan 53,3% responden mengalami kecemasan berat, 30% responden mengalami kecemasan sedang, dan 16,7 % responden mengalami kecemasan ringan. Konflik yang terjadi dalam diri WPS dapat disebabkan oleh pengalaman masa lalu, resiko pekerjaan serta tekanan dari dalam diri sendiri karena menganggap pekerjaan tersebut bertentangan dengan ajaran agama, disisi lain mereka juga membutuhkan pekerjaannya sebagai sumber penghasilan. Hal ini menjadi dilema dan menimbulkan kecemasan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar WPS remaja di kota Manado memiliki tingkat kecemasan berat, beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecemasan pada WPS remaja tersebut  antara lain faktor pribadi, keluarga, pekerjaan, masyarakat dan agama. Kata kunci: Tingkat kecemasan, WPS remaja, kota Manado


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 216-225
Author(s):  
Sartono Sartono ◽  
Oman Suryaman ◽  
Oman Hadiana ◽  
Gilang Ramadan

Sepak bola merupakan sebuah permainan dengan tingkat kompleksitas yang tinggi, sehingga pemain tidak terlepas dari rasa cemas yang berlebihan, baik sebelum bertanding, pada saat bertanding, maupun mendekati waktu akhir pertandingan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan hipnoterapi dapat memberikan pengaruh positif terhadap penanggulangan tingkat kecemasan yang berlebihan terhadap pemain spak bola. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan desain the one-group pretest-posttest design. Populasi seluruh pemain Sepak bola STKIP Muhammadiyah kuningan dan sampel penelitian sebanyak 15 orang dengan teknik pengambilan samel menggunakan purposive sampling. Instrumen untuk mengukur gangguan kecemasan menggunakan kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan hipnoterapi, pemain menjadi lebih percaya diri, rileks, dapat mengolah emosi, dan dapat mentransformasi kecemasan yang tinggi menjadi sebuah kesiagaan.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 258
Author(s):  
Komang Putri Wahyuni

Abstrak: Kecemasan adalah sebagai suatu keadaan dimana seorang merasa tidak nyaman dan adanya tekanan sistem saraf otonom dalam aktivitas rangsang akibat ancaman yang tidak diketahui. Kecemasan sendiri berpengaruh terhadap performa dari orang yang mengalaminya, contohnya penurunan prestasi akademik dari mahasiswa. Salah satu alternative untuk mengatasi kecemasan yakni dengan terapi tertawa. Penelitian ini bertujuan .untuk menganalisis Pengaruh Terapi Tertawa Dengan Media Menonton Video Stand Up Comedy Terhadap Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Semester I Menjelang UAS di STIKes Buleleng. Desain penelitian ini yaitu pra eksperimental dengan rancangan one group pre dan post-test design. Besar sampel yang digunakan yaitu 51 responden yang telah dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon dengan taraf signifikan α = 0,05.  Didapatkan hasil data nilai rata-rata pre 17.86 dan nilai rata-rata post 6.24. Hasil uji menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai p (0,000) < α (0,05), artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi tertawa terhadap kecemasan mahasiswa keperawatan semester I menjelang UAS di STIKes Buleleng.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document