Hubungan Overdistensi Uterus dengan Kejadian Atonia Uteri pada Ibu Post Partum di Sebuah Rumah Sakit di Provinsi Lampung

2018 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 215
Author(s):  
Nurchairina Nurchairin

<p>Atonia uteri  merupakan  penyebab  tersering  terjadinya perdarahan post partum. Salah satu faktor  predisposisi atonia uteri adalah overdistensi uterus. Masalah dalam penelitian ini adalah masih banyaknya kejadian atonia uteri. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan <em>case control</em>, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara overdistensi uterus dengan kejadian Atonia uteri.  Populasi  penelitian  ini semua ibu perdarahan post partum, dengan  sampel  kasus sebanyak 32 kasus /semua kasus, sedang  sampel  kontrol  sebanyak  64 kasus (<em>simpel random sampling</em>). Pengumpulan  data dilakukan dengan  melihat catatan  yang ada di medical record/ data sekunder. Analisis data univariat  menggunakan prosentase dan bivariat dengan <em>chi Square</em>. Hasil penelitian  didapatkan, umur  beresiko pada kasus sebanyak 43,8 % (&lt; 20 th dan &gt; 35 th), sedang  kontrol  lebih sedikit yaitu 28,1 %.  Atonia banyak terjadi  pada multiparitas baik  kasus  maupun kontrol (75 %). Kondisi  over distensi uterus  (makrosomia , hidramnion, gamelli)  lebih banyak didapatkan  pada kasus  (atonia uteri) dibandingkan dengan  kelompok  kontrol  (bukan atonia uteri) yaitu 62,5 %.  Responden  yang mengalami  atonia uteri  ada sebanyak 31,2 %  ibu yang bayinya makrosomia, 31,2 %  ibu dengan hidramnion, 53,1% ibu yang melahirkan  bayi  gamelli  dan  62,5 %  ibu yang  overdistensi uterus , sedang  responden  yang  tidak  mengalami atonia uteri  ada sebanyak 7,8 %  ibu yang  bayinya  makrosomia, 10,9 % ibu dengan  hidramnion  21,9 %  ibu yang  melahirkan bayi gamelli dan 26,6 % ibu yang  overdistensi uterus.  Hubungan  antara overdistensi uterus dengan atonia uteri didapatkan  nilai p value 0,001 dan OR 4,608 (makrosomia p value  0,007 dan OR 5,364,  hidramnion  p value 0,030 dan OR 3,701, gamelli 0,004 dan OR 4,048),  maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara makrosomia, hidramnion, gamelli dan overdistensi uterus dengan kejadian atonia uteri (α &lt; 0,05) Saran  kepada petugas kesehatan agar memberikan pelayanan secara intensif pada saat melakukan pertolongan persalinan dan memberikan pelayanan secara dini kepada ibu yang mempunyai resiko atonia uteri.</p>

Author(s):  
Sholaikhah Sulistyoningtyas ◽  
Nur'aisyah Nur'aisyah

MMR and IMR in the world as well as in Indonesia are still a serious problem because this figure is an indicator of national health. The common cause of infant and neonatal mortality in Bantul Regency is low birth weight (LBW). One of the factors causing LBW is maternal disease factors that are directly related to pregnancy. One of them is preeclampsia. The purpose of this study was to determine the Correlation between Preeclampsia and the Incidence of Low Birth Weight Infants (LBW) at PKU Muhammadiyah Bantul Hospital in 2019. The design of this study used the correlation analytical method with a case control approach. The sampling method in this study used total sampling technique with the total sample size of the study were 174 newborns. The data collection technique used secondary data by collecting baby medical record data and maternal medical record data. The analysis technique used the chi square test. Babies who experienced LBW were as many as 87 (50%), did not experience LBW as many as 87 (50%), those who had preeclampsia were 45 (25.9%), did not experience preeclampsia as many as 129 (74.1%). The results of the study based on the chi square test showed that there was no correlation between preeclampsia and the incidence of low birth weight (LBW) with p = 0.863 and an odds ratio of 0.942. The conclusion is that there is no correlation between preeclampsia and the incidence of low birth weight babies (LBW), the p value is 0.863 0.05. It is suggested that further analysis of other maternal factors on the incidence of low birth weight in PKU Muhammadiyah Bantul Hospital.


Author(s):  
Wahyu Ida Muliana Wahyu Ida Muliana

ABSTRACT Hyperemesis Gravidarum marked excessive nausea and vomiting in pregnant women at a young age. WHO estimates that 536,000 women died from direct complications of pregnancy and childbirth. One complication of pregnancy is Hyperemesis Gravidarum. Hyperemesis Gravidarum in the world has been estimated to occur in 1-2% of pregnant. According to data from the Medical Record of Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital, the incidence of Hyperemesis Gravidarum in 2011 there were 72 people of 661 pregnant women. The purpose of this reseach was to determine the relationship between maternal age and parity with Hyperemesis Gravidarum in Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital 2011. The Design of this reseach used Cross Sectional by analytic approach survey. The population of this reseach are all of mother who gestational ≤ 16 weeks (four months) in the Installation of Obstetrics and Gynecology, Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital in January to December of 2011 with the sample of 661 people which taken by systematic random sampling and the reseach was conducted from 17 April to 24 April 2012.  Each variable that was observed in tests using Chi-Square test with a (0.05).  The results of this study showed that 5.9% of mothers with hyperemesis gravidarum, 21.8% of mothers with high risk age, and 30.0% primigravida. Chi-Square test showed no significant relationship between age (p value = 0.000) and parity (p value = 0.000) with the incidence of hyperemesis gravidarum. Expected to the Hospital to be implemented properly instructed how to provide counseling to pregnant women about pregnancy and childbirth, as well as provide confidence that the nausea and vomiting is a symptom of physiology in pregnancy.   ABSTRAK Hiperemesis Gravidarum ditandai mual dan muntah yang berlebihan terjadi pada ibu hamil di usia muda. WHO memperkirakan 536.000 perempuan meninggal dunia akibat langsung dari komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu komplikasi kehamilan adalah Hiperemesis Gravidarum. Insiden Hiperemesis Gravidarum di dunia telah diperkirakan terjadi pada 1-2% wanita hamil. Menurut data dari Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian Hiperemesis Gravidarum pada tahun 2011 terdapat 72 orang dari 661 ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas ibu dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Desain Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah dengan umur kehamilan ≤ 16 minggu (4 bulan) yang pernah dirawat inap di Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan Januari-Desember tahun 2011 dengan jumlah sample 661 orang yang diambil secara systematic Random Sampling (secara acak sistematis) dan penelitian ini dilakukan dari tanggal 17 April sampai dengan 24 April 2012. Masing-masing variabel yang diteliti di uji dengan menggunakan uji Chi-Square dengan a (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 5,9% ibu mengalami hiperemesis gravidarum, 21,8% ibu dengan umur resiko tinggi, dan 30,0% ibu primigravida. Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur (p value = 0,000) dan paritas (p value = 0,000) dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak Rumah Sakit agar dilaksanakan penyuluhan dengan cara memberikan konseling terhadap ibu hamil tentang kehamilan dan persalinan, serta memberikan keyakinan bahwa mual muntah merupakan gejala fisiologi pada kehamilan.


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Devinda Novitasari ◽  
Suprijandani . ◽  
Ferdian Akhmad Ferizqo

           Penyakit skabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infestasi sarcoptes scabies, hal ini dikarenakan kurangnya memelihara kebersihan diri (personal hygiene). Personal hygiene meliputi : kebersihan kulit, kebersihan  tangan dan kuku, kebersihan kaki, kebersihan pakaian, kebersihan handuk, dan kebersihan tempat tidur. Skabies menempati posisi ke – 2 dari 5 penyakit terbesar di Pondok Pesantren As – Syafi’iyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene santri dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren As - Syafi’iyah Sidoarjo tahun 2020.         Penelitian ini menggunakan studi analitik, jenisnya observasional dengan pendekatan case control. Variabel yang diteliti ialah : kebersihan kulit, tangan, kuku, kaki, pakaian dan handuk. Sampel yang diambil sebanyak 66  responden sakit skabies dan 66 sebagai kontrol, dengan menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Analisis data ditunjukkan dengan uji chi square.      Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 15 responden (11,4%) kurang menjaga kebersihan kulit, lalu 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan tangan dan kuku, sebanyak 20 responden (15,2%) kurang menjaga kebersihan kaki, kemudian 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan pakaian, dan sekitar 17 responden (12,9%) kurang menjaga kebersihan handuk.      Kesimpulan ada hubungan antara kebersihan kulit dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), terdapat pula hubungan antara kebersihan tangan dan kuku dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), kejadian skabies juga dipengaruhi oleh kebersihan kaki (p-value = 0,01), kebersihan pakaian (p-value = 0,03), dan kebersihan handuk (p-value = 0,06). Pengelola Pondok pesantren perlu mengadakan  penyuluhan tentang kebersihan diri. Sanitarian dapat berperan sebagai penyuluhnya. Seluruh santri hendaknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 47-58
Author(s):  
Fadia Rifqi Ayu Firyal

Hipertensi merupakan penyebab penyakit kardiovaskular, stroke, gagal ginjal dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas baik pada pria maupun wanita. Peningkatan prevalensi terjadi pada negara maju, namun juga pada sejumlah negara berkembang di dunia. Prevalensi meningkat seiring bertambahnya usia terutama setelah wanita menopause. Peningkatan risiko pada wanita menopause dipengaruhi adanya perubahan hormonal, pengaruh pola konsumsi seperti konsumsi lemak, adanya obesitas dan juga kurangnya aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara konusmsi lemak, obesitas dan aktivitas fisik dengan hipertensi usia menopause. Penelitian ini menggunakan desain case control study dan jenis penelitian retrospektif dengan populasi penelitian yaitu pasien wanita ≥ 45 tahun di poli jantung RSU Haji Surabaya. Besar sampel penelitian ini adalah sejumlah 64 responden. Teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling.   Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan kuesioner serta pengukuran BMI untuk mengukur berat badan dan tinggi badan. Analisis data dengan uji chi-square untuk menguji hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi lemak (p value = 0,042) dan aktivitas fisik (p value = 0,046) bermakna secara signifikan (nilai p < 0,05) terhadap hipertensi usia menopause. Sedangkan variabel obesitas (p value = 0,614) menunjukkan hasil yang tidak bermakna secara signifikan.


2016 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Feti Ariskha ◽  
Arista Adityasari Putri ◽  
Dwi Indah Iswanti

Kondisi Indonesia akhir tahun 2013, anak usia 4-6 tahun yang belum terlayani pendidikannya ada 13,0 juta (63,46%)  dari  17,6  juta.  Hasil  penelitian  /  kajian  yang  dilakukan  oleh  pusat  kurikulum,  balitbangnas menunjukkan bahwa hamper seluruh aspek perkembangan anak yang masuk Taman Kanak-Kanak mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dari pada anak yang tidak masuk Taman Kanak-Kanak di kelas 1 Sekolah Dasar. Tujuan  penelitian  ini  untuk  mengetahui  hubungan  antara  Alat  Permainan  Edukatif  dengan  perkembangan motorik kasar dan halus anak usia pre school di sekolah TK Kabupaten Tegal. Penelitian ini menggunakan kuantitatif, desain case control dengan pendekatan restrospective. Populasi responden sebanyak 130 responden dengan teknik proportionate stratified random sampling, jumlah sampel sebanyak 30 responden. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil menunjukkan stimulasi Alat Permainan Edukatif dengan perkembangan motorik halus p-value fisher exact = 0,026 < 0,05 dan stimulasi Alat Permainan Edukatif dengan perkembangan motorik kasar  p-value fisher exact = 0, 002 < 0,05. Ada hubungan antara stimulasi Alat Permainan Edukatif dengan perkembangan motorik halus dan kasar anak usia pre school. Kata Kunci : Alat Permainan Edukatif, Perkembangan, Motorik Kasar, Motorik Halus, Anak usia pre school RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATIONAL GAME STIMULATING WITH GROUND AND FINE MOTOR DEVELOPMENT OF PRE SCHOOL AGE CHILDREN IN TK SCHOOL, TEGAL REGENCY ABSTRACT Indonesia condition late 2013, children aged 4-6 years who have not served their education there are 13.0 million (63,46%) from 17.6 million. Results of research / studies carried out by the central curriculum, balitbangnas shows that almost all aspect of child development that enter Kindergarten has a higher ability than children who do not attend kindergarten in grade 1 primary school.  To determine the relationship between Games Educational tool with gross and fine motor development of pre-school age children in kindergarten Tegal. This study uses a quantitative, case control design with a retrospective approach. The population of respondents as many as 130 respondens with proportionate stratified random sampling, sample size of 30 respondents. Data were analyzed using univariate and bivariate using chi square test. Result showed stimulation games educational tool with fine motor development fisher exact p-value = 0.026<0.05 and stimulation games educational tool with gross motor development fisher exact p-value=0.002<0.05. there is a relationship between stimulation games educational tool with the development of fine and gross motor pre-school age childreen. Keywords : Games Educational Tool, Development, Motor Coarse, Fine motor skills, pre-school age children.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 870-881
Author(s):  
Rahmawati Azis ◽  
Muhammad Rifai ◽  
Ni Ketut Setiahati

Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun) disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, sehingga berpotensi mengakibatkan usia anak menjadi pendek. Berdasarkan data Dinkes Kota Palu Tahun 2020, menunjukkan bahwa Puskesmas Sangurara sebagai puskesmas yang memiliki kasus stunting cukup tinggi, yaitu sebanyak 373 (35,26%) kasus dibanding kasus penyakit lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat risiko riwayat MP-ASI, usia ibu saat hamil, usia kehamilan ibu saat melahirkan, status pendidikan ibu, pendapatan keluarga, riwayat BBLR, riwayat diare balita, riwayat ISPA balita, sanitasi lingkungan, dan status gizi ibu saat hamil terhadap kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Sangurara. Metode penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif observasional analitik dengan desain case control. Populasi penelitian adalah keseluruhan balita yang datang berkunjung ke Puskesmas Sangurara sebanyak 373 balita. Sampel yang diteliti sebanyak 79 balita, 40 sampel diantaranya adalah kasus (stunting) dan 39 sebagai sampel control. Sampel ditetapkan dengan simple random sampling. Data penelitian dianalisis univariat menggunakan persentase frekuensi, analisis bivariat menerapkan uji Chi-square dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil analisis Chi-square menunjukkan terdapat hubungan faktor risiko usia ibu saat hamil (ρ=0,001), status pendidikan ibu (ρ=0,018), pendapatan keluarga (ρ=0,007), riwayat diare balita (ρ=0,030), dan status gizi ibu saat hamil (ρ=0,002) dengan kejadian stunting anak balita. Sedangkan hasil analisis multivariat menggunakan uji Logistik Regresi menunjukkan bahwa faktor risiko usia ibu saat hamil p-value 0,008; Exp (B) 7,521; 95% TBB (1,690-33,467), risiko status pendidikan ibu p-value 0,022; Exp (B) 5,488; 95% TBB (1,281-23,503), risiko riwayat diare balita p-value 0,011; Exp (B) 0,155; 95% TBB (0,037-0,6511), dan risiko status gizi ibu saat hamil p-value 0,001; Exp (B) 0,041; 95% TBB (0,006-0,294) yang memengaruhi kejadian stunting anak balita. Simpulan penelitian disarankan bahwa untuk memperkecil risiko terjadinya stunting pada balita adalah memberi perhatian secara serius dan sungguh-sungguh terhadap usia ibu hamil, status pendidikannya, pendapatan keluarga, riwayat diare balita, dan status gizi ibu selama kehamilan, karena ternyata berisiko tinggi mengakibatkan balita stunting. Kata kunci: Balita,faktor Risiko, Ibu Hamil


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 1198
Author(s):  
Ulfa Husna Dhirah ◽  
Dian Ulviara ◽  
Eva Rosdiana ◽  
Marniati .

AbstrakKejadian BBLR jika tidak ditangani maka dapat menimbulkan permasalahan pada sistem organ tubuh seperti gangguan pernafasan, sistem pencernaan, dan persyarafan. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh bayi BBLR sebanyak 1,5% dari 100.265 kelahiran hidup dan di tahun 2016 kasus BBLR sebanyak 2% dari 116.816 kelahiran hidup. Untuk mengetahui faktor usia, paritas, komplikasi kehamilan dan hamil kembar yang berhubungan dengan kejadian BBLR. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan case control. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random sampling, dengan perbandingan 1:1 yaitu kelompok kasus ibu bersalin yang mengalami BBLR dan  kelompok kontrol ibu bersalin normal sebanyak 42 orang. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan batas kemaknaan 95% (P < 0,05) dan nilai OR. Analisa univariat didapatkan yaitu umur berisiko 22 responden (52,4%), paritas primipara/multipara 29 responden (69,0%), tidak ada komplikasi kehamilan 24 responden (57,1%), dan tidak ada hamil kembar 33 responden (78,6%). Analisa bivariat yaitu ada hubungan umur (P-value=0,031, OR=5,000, paritas (P-value=0,026, OR=5,667), komplikasi kehamilan (P-value=0,029, OR=4,200), dan  hamil kembar (P-value=0,044, OR = 2,400) dengan kejadian BBLR.  Ada hubungan umur, paritas dan komplikasi kehamilan dengan kejadian BBLR, tidak ada hubungan hamil kembar dengan kejadian BBLR. Diharapkan agar tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan kesehatan pada calon  ibu dan ibu hamil agar mempersiapkan fisik, mental maupun psikologis saat hamil dan bersalin agar nantinya dapat melahirkan anak yg sehat dan normal seperti yang diharapkan semua orang.Kata kunci       :           BBLR, Umur, Paritas, Komplikasi Kehamilan, Hamil Kembar


2020 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 91-99
Author(s):  
Hayana Hayana ◽  
Nila Puspita Sari ◽  
Sri Rujiati

Data yang diperoleh dari UPT Puskesmas Kempas Jaya memiliki 12 Desa/Kelurahan. Salah satunya adalah Kelurahan Harapan Tani dengan jumlah suspek TB paru yang terbanyak yaitu 32 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku anggota keluarga terhadap suspek TB paru di Kelurahan Harapan Tani Kabupaten Indragiri Hilir. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain case control. Penelitian dimulai dari bulan Agustus hingga Oktober tahun 2018 di Puskesmas Kempas Jaya. Populasi adalah seluruh pasien di Puskesmas Kempas Jaya dengan jumlah sampel sebanyak 74 kelompok kasus dan 74 kelompok kontrol, pengambilan sampel secara simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah rekam medik, kuesioner, dan lembar ceklist. Analisa dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diketahui variabel independen dan dependen yaitu terdapat hubungan antara kepadatan hunian (p-value =0,023, 95% CI: 1,227-7,499), kelembaban (p-value =0,011, 95% CI: 1,372-8,364), ventilasi (p-value= 0,029, 95% CI: 1,181-7,229), pencahayaan (p-value = 0,014, 95% CI: 1,322-8,066), pengetahuan (p-value =0,036, 95% CI: 1,137-6,967) dan sikap (p-value =0,024, 95% CI: 1,137-6,967) berhubungan dengan kejadian TB paru. Diharapkan pihak puskesmas dapat bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk dapat merencanakan pengadaan rumah sehat dan memberikan memberikan penyuluhan yang bisa dilakukan oleh pihak Puskesmas yang bekerjasama dengan lintas sektoral mengenai bahaya TB paru.


2019 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Nur Fauziah ◽  
Umi Rahayu ◽  
Imam Thohari

Tindakan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue dilakukan dengan pengendalian terhadap vektor melalui pemberantasan jentik nyamuk Aedes aegypti yang dapat dikombinasikan dengan perilaku menguras, menutup dan mengubur (3M) sehingga akan menjadi lebih efektif dalam mencegah penyakit DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keberadaan kontainer dengan perilaku 3M (menguras, mengubur, menutup) penghuni terhadap kejadian penyakit DBD.Jenis penelitian ini adalah penelitian Analitik dengan menggunakan studi Case Control dan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tenggilis dengan besar sampel sebanyak 20 rumah penderita DBD tahun 2016 dan 20 rumah kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yang kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi binary logistic dengan derajat kesalahan (α) sebesar 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variabel yang berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Tenggilis adalah Sikap (p value : 0,013<0,05) dan Tindakan (p value : 0,027<0,05)  terkait 3M serta Keberadaan Kontainer (p value : 0,038<0,05). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue adalah Pengetahuan terkait 3M (p value : 0.376>0,05). Variabel yang paling mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue adalah Sikap responden terkait 3M.Hendaknya masyarakat meningkatakan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan kesadaran akan pentingnya menguras bak mandi secara rutin. Sedangkan bagi instansi Puskesmas dapat lebih sering memberikan edukasi dan informasi terkait penyakit demam berdarah dengue  kepada masyarakat. Kata kunci : DBD, Kontainer, 3M


2019 ◽  
Vol 6 ◽  
pp. 218-224
Author(s):  
Jumiatun Jumiatun

Periode paling penting pertumbuhan dan perkembangan terjadi pada masa balita. Malnutrisi berat dapat menyebabkan gizi kurang seringkali diikuti dengan rendahnya perkembangan mental dan fisik secara tetap sebagai akibat dari masalah gizi kronis. Keadaan gizi yang baik dan sehat pada masa balita merupakan fondasi penting bagi kesehatannya di masa depan. Di Indonesia, 193 ribu anak balita meninggal pertahun disebabkan oleh penyakit infeksi dan masalah gizi. Kesukaan anak akan jajanan ringan menyebabkan kebutuhan energi sehari-hari mereka tidak terpenuhi. Akibat  dari pemberian pola makanan yang salah mengakibatkan gizi kurang pada balita yang dapat berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mentalnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pola pemberian makanan dengan status gizi balita umur 1-5 tahun di desa Ngampel Kulon Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal. Jenis penelitian survey analitik dengan desain case control. Populasi penelitian balita di desa Ngampel Kulon kecamatan Ngampel. Besar sampel yang diambil 77 melalui teknik simple random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis uji chi square untuk mengetahui hubungan pola pemberian makanan dengan status gizi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pola pemberian makanan dengan status gizi balita umur 1 – 5 tahun di desa Ngampel Kulon kecamatan Ngampel dengan p value 0,003.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document