scholarly journals Usulan Perbaikan Postur Tubuh & Perancangan Alat Material Handling untuk Petugas Pengantar Air Galon dengan Metode OWAS, REBA & LI-NIOSH (Studi Kasus: PT Z – Depok, Meruyung)

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 128-135
Author(s):  
Derdya Maharsayani ◽  
Elty Sarvia

Kebutuhan jasa antar air galon di masa pandemi diperlukan agar konsumen tidak keluar rumah untuk membeli galon. PT Z adalah distributor yang dapat mengantar galon hingga 200 air galon/hari. Petugas pengantar galon sering merasakan sakit badan, terlebih di tangan karena mengangkat galon secara manual. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keluhan sakit badan petugas, menganalisis tingkat risiko postur, dan merancang AMH untuk mengurangi tingkat risiko cedera postur tubuh. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner Nordic Body Map, mengambil foto postur, serta mengukur dimensi bak truk. Selanjutnya, dilakukan analisis risiko postur berdasarkan persentase waktu kerja dengan metode OWAS (Ovako Work Analysis System), menganalisis tingkat risiko postur menggunakan sudut segmen tubuh dengan REBA (Rapid Entire Body Assessment), dan analisis LI  (Lifting Index)-NIOSH untuk menghitung batas rekomendasi pengangkatan yang aman. Hasil OWAS ada 5 kegiatan dengan risiko tinggi, REBA ada 6 kegiatan dengan risiko sangat tinggi, dan LI-NIOSH 4 kegiatan seluruhnya berisiko cedera. Perlu ada tindakan perbaikan yaitu dengan merancang Alat Material Handling  lift galon dan hand trolley, setelah dirancang Alat Material Handling dihitung kembali risiko postur tubuh dengan metode OWAS dan REBA agar dapat mengetahui penurunan tingkat risikonya. Didapatkan penurunan tingkat risiko hingga 38% untuk metode OWAS dan 52% untuk metode REBA.

2021 ◽  
Vol 23 (2) ◽  
pp. 233-244
Author(s):  
Ade Andhika Saputra ◽  
Wahyudin ◽  
Asep Erik Nugraha

In doing a job manually such as moving, lifting a certain material needs to be evaluated to minimize the risk of work accidents. The research that will be conducted is the evaluation of manual material handling on the removal and removal of thiners. The purpose of this study was to determine the application of work biomechanics in minimizing the risk of spinal cord injury and providing improvement in work activities. The methods used in this research are Nordic Body Map, NIOSH, Rapid Entire Body Assessment, L5 / S1 (Fc) Force and Energy Consumptions. The results of this study were found that several parts of the workers' body muscles were injured, such as the neck, left and right shoulders, arms and wrists, back and waist. The RWL and Li values ​​after repairs where is RWL exceeded the Load Constant value of 20 kg, and the Li value <1 (no risk). Then the work category level which was originally light-moderate work changed to light work. Furthermore, the original REBA score got a score of 5 to 3 (level 1). And the results of the compressive force against L5 / S1 have values ​​of Fc <AL and Fc < MPL.


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Silvi Ariyanti ◽  
Kiki Arifin

Pekerjaan konstruksi memiliki resiko yang tinggi, salah satu jenis bahaya yang terdapat dikonstruksi ini yaitu bahaya ergonomi. Bahaya ergonomi yang sering terjadi adalah pada saat installasi material. Pemasangan bracket lantai pada instalasi kaca memiliki resiko yang cukup berbahaya untuk kesehatan sehingga mendapatkan perhatian khusus. Disamping ketidakwajaran postur yang dimiliki oleh pekerja, pekerjaan tersebut memerlukan waktu sekitar 20-30 menit untuk satu kali pemasangan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Rancang ulang Extrusion Torque untuk intalasi panel kaca dan membandingkan resiko kerja sebelum dan sesudah adanya alat bantu kerja tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kusioner Nordic Body Map (NBM), Rapid Entire Body Assessment, Anthopometri dan proses perancangang produk. Setelah dihasilkan rancang bangun alat bantu Extrusion Torque dapat mengurangi resiko ergonomi terjadi pengurangan pada keluhan fisik dari pekerja. Berdasarkan perbandingan analisa REBA pada postur tubuh pekerja sebelum menggunakan Extrusion Torque yang baru berada pada skor 9 dan setelah menggunakan Extrusion  yang baru diperoleh nilai REBA 6. Pada saat dilakukan wawancara dengan menggunakan kuisioner NBM, ditemukan bahwa pekerja mengalami keluhan-keluhan fisik yang terjadi pada bagian tubuh terdiri dari 12 titik keluhan fisik dan setelah implementasi terjadi pengurangan jumlah keluhan menjadi 4 keluhan. Hal ini menunjukkan bahwa Extrusion Torque yang baru lebih baik secara ergonomic dari pada alat Extrusion Torsi sebelumnya.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 605-611
Author(s):  
Caesar Zainur Barik ◽  
Liena Sofiana

Musculoskeletal problems are problematic in Indonesia because manual work activities such as lifting, transporting, pulling and pushing are still being done. Pottery-making workers in the Kasongan are still doing those moves traditionally such as lifting, transporting, pulling and pushing manually. The purpose of this study was to analyze the risk of MSDs in the pottery making workers in Kasongan. This research was cross sectional design. The sample amounted to 78 workers selected using accidental sampling techniques. The instruments used Nordic Body Map questionnaire and Rapid Entire Body Assessment. Data analysis was using the chi fisher test. The results showed that the variables associated were age (sig= 0.000) and variables that had no relationship were gender (sig= 0.341) and work posture (sig= 0.352). The risk factor associated with complaints of MSDs is age, so to reduce the risk of the occurrence of MSDs, they can do physical activity or stretch muscles.


Author(s):  
Gurdani Yogisutanti ◽  
Nuryanti Irawati ◽  
Neti Sitorus

Latar Belakang: Gangguan muskuloskeletal banyak dikeluhkan oleh penjahit yang bekerja di perusahaan dengan lama bekerja yang berkisar antara 6-8 jam per hari dan posisi statis. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan status gizi, masa kerja, dan sikap kerja dengan gangguan muskuloskeletal pada penjahit yang bekerja di suatu perusahaan di Kota Bandung. Metode: Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional, melibatkan 30 orang penjahit sebagai responden yang diambil secara total sampling. Pengukuran status gizi dengan bantuan timbangan berat badan dan microtoise, untuk sikap kerja diukur menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan gangguan muskuloskeletal menggunakan Nordic Body Map (NBM). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengeluhkan gangguan muskuloskeletal, sikap kerja yang berisiko dan status gizi dalam kategori gemuk. Responden yang mengalami keluhan muskuloskeletal dengan masa kerja kurang dari 5 tahun. Dapat disimpulkan bahwa keluhan  muskuloskeletal berhubungan dengan status gizi (p=0,001), masa kerja (p=0,000), dan sikap kerja (p=0,000). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar penjahit mengalami gangguan muskuloskeletal dan sikap kerja yang  berisiko, oleh karena itu perlu dilakukan peregangan setiap 4 jam sekali pada saat bekerja dan perlu melakukan senam punggung setiap hari sebelum tidur.


2014 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Mohammad Fadli Setiawan ◽  
Rino Andias Anugraha ◽  
Yusuf Nugroho Doyoyekti ◽  
Ni Made Yunita Sari Dewi

Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligamen, persendian, kartilago, dan discus invertebralis. Penyebab utama terjadinya MSDs adalah postur tubuh yang salah. Postur tubuh adalah posisi bagian dari tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain yang dihubungkan oleh sudut sambungan. PT ABO FARM merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pertanian dimana memfokuskan bisnisnya pada ekspor sayuran khususnya sayuran buncis yang berada pada kawasan desa Nengkelan, kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung. Salah satu kegiatan pada PT ABO FARM yaitu kegiatan loading sayuran buncis dipengumpul dengan menggunakan karung. Karung yang diangkat memiliki dimensi 96 x 43 x 36 cm dengan kapasistas sebesar 55 kg, padahal batas kapasitas yang direkomendasikan oleh NIOSH adalah sebesar 23 kg. Berdasarkan hasil penelitian postur kerja operator yang sedang melakukan handling material dengan menggunakan REBA (Rapid Entire Body Assessment) diperoleh skor assessment sebesar 12. Nilai ini mengindikasikan bahwa postur kerja berada dalam posisi yang berbahaya sehingga diperlukan perbaikan saat ini juga. Maka dari itu, untuk melakukan perbaikan postur kerja maka pertama kali perlu dilakukan perbaikan pada material handling eksisting. Metode rasional merupakan suatu metode pendekatan yang sistematis. Metode ini banyak digunakan pada tahapan perancangan sebab memiliki tahapan yang jelas, sehingga dapat memberikan hasil rancangan dan produk akhir yang berkualitas. Setelah dilakukan design perancangan material handling, maka diperoleh skor pengangkatan sayuran buncis sebesar 2, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa produktivitas penggunaan material handling usulan meningkat sebesar 83 persen.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 11-17
Author(s):  
Nurjannah Nurjannah ◽  
◽  
Dewangga Adi ◽  

Pengangkatan merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan pada proses penggilingan daging. Proses ini memiliki risiko yang sangat besar apabila dilakukan dengan postur yang kurang tepat, di CV Selera Prima Food pengangkatan daging masih dilakukan secara manual dengan bantuan operator. Proses produksi yang tidak sebentar dan beban yang diangkat sekitar 15 – 20 kg setiap kali pengangkatan, serta postur tubuh yang kurang ergonomis membuat operator mengalami keluhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Nordic Body Map (NBM) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA). Keluhan sangat sakit yang didapatkan berdasarkan kuesioner Nordic Body Map (NBM) yaitu leher bagian atas dan bawah serta lengan bawah kiri dan kanan. Keluhan sakit yaitu pada bagian lengan atas kiri dan kanan, punggung, pinggang, betis kiri, serta betis kanan. Hasil pengolahan data dengan REBA proses pengangkatan memiliki skor 10 yang berarti kategori risiko tinggi. Hal ini disebabkan saat melakukan aktivitas mengangkat bahan baku dilakukan dengan badan membungkuk dan kedua tangan lurus tegak memegang ember. Usulan perbaikan postur kerja saat melakukan mengangkat bahan baku disarankan lebih baik diawali dengan gerakan jongkok ataupun setengah duduk dan mengurangi beban yang diangkat.


2021 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 184-191
Author(s):  
Ranti Haryani ◽  
Azmi Azmi ◽  
Sirlyana Sirlyana

Penjahit Nur Tailor merupakan salah satu jasa penjahit yang ada di kota Dumai. Pekerjaan dengan posisi yang salah dan berulang-ulang dapat menyebabkan para penjahit sangat rentan untuk terkena gangguan MSDs, karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman akan cara kerja yang baik dan benar. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko cidera pada 2 orang penjahit pada saat menjahit atasan baju melayu laki-laki SMP 4 Dumai yang dilakukan oleh penjahit 1 dan menjahit atasan baju kotak-kotak laki-laki SMP 7 Purnama yang dilakukan oleh penjahit 2 dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui cedera Musculoskeletal Disorders yang dialami pekerja, sedangkan untuk mengetahui tingkat risiko cedera pekerja menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil NBM yang paling berisiko cidera pada pekerja yaitu sakit pada leher atas dan bawah, bahu kiri dan kanan, batang tubuh, lengan atas kanan dan kiri, pinggang, bawah pinggang, pantat, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kanan, paha kanan, lutut kanan, betis kanan, dan sakit pada kaki kanan. Tingkat resiko yang dialami penjahit  Nur Tailor dengan menggunakan metode REBA pada saat menjahit baju melayu adalah sedang dengan level resiko 4-5 dan diperlukan tindakan dalam waktu dekat. Untuk  tingkat resiko postur kerja pada saat menjahit kantong baju kotak-kotak adalah rendah dengan level risiko 3 dan dibutuhkan perbaikan postur kerja. Sedangkan tingkat risiko untuk postur melapisi kerah, menjahit badan, menjahit tangan dan menjahit kerah baju kotak-kotak adalah sedang dengan level risiko 4-5 dan diperlukan tindakan dalam waktu dekat.


Author(s):  
Juan Luis Hernández-Arellano ◽  
J. Nieves Serratos-Perez ◽  
Porfirio Peinado Coronado

Work-Related Musculoskeletal Disorders (WRMSD) is one of the most common problems that affect productivity in industrial processes. This chapter presents the ergonomic evaluation of the main tasks in a Constant Velocity (CV) Joint assembly process. Tasks selected and evaluated using ergonomic methods were the transport of manufacturing parts on carts, parts supply at the workstation, materials handling within the workstation, and loading of the finished product on pallets. The ergonomic evaluation was performed by applying both Rapid Entire Body Assessment (REBA) method, and Rodgers' Biomechanical analysis. The analysis showed the existence of very high and high risk levels. Body regions most affected were elbow, shoulder, trunk, hip, legs, arm, and wrist. Ultimately, this research highlights the urgent need to perform corrective actions and further assessment for the CV Joint assembly process tasks studied.


Author(s):  
Cindy Laurinda

The economy is an important thing in a country, without an economy, a country can't run. The economy of a country is certainly supported by an industrial sector, one of which is the metal and iron processing industry. Workers in the company will certainly have regulations that will regulate the workforce when doing work at the company. PT. Smart Teknik Utama Bandung is a company engaged in the processing of metal, iron, and others that produces various products derived from iron and plates. The main product of this company is Roding China. The company has a problem, namely the work posture of the employees on the production floor. Wrong work posture results in MSDs complaints among workers which reduce the quality of workers. The purpose of this research is to analyze the work posture used by the workforce is already ergonomic or not. Work posture analysis used the Nordic Body Map method, Ovako Work Posture Analysis, and Rapid Entire Body Assessment. The analysis was carried out on 12 employees from 7 workstations. With the analysis carried out, it is known that all employees have MSDs complaints which are caused by incorrect and unergonomic work postures, then suggestions are given to improve work posture to reduce MSDs complaints experienced by employees.


2020 ◽  
Vol 10 (24) ◽  
pp. 9124
Author(s):  
Darko Drašković ◽  
Petr Průša ◽  
Svetlana Čičević ◽  
Stefan Jovčić

In today’s business world, there are two very important health issues that the employees in the service sector are faced with: Spinal disease, especially in the lower back, and carpal tunnel syndrome. These are well-known musculoskeletal disorders. To preserve the health of its employees and prevent professional illnesses, and to thus maximize their efficiency, companies must use knowledge from the field of ergonomics. This study aims to examine the work-related health problems that the workers in transportation companies are faced with. As a case study, a postal company from Serbia is considered, with particular attention paid to the counter clerks. The research was carried out in one branch of the postal operator. All six postal clerks working at the considered branch were subjects of the study. The workers were observed visually by the researchers and recorded while performing their job tasks. Based on the analysis of their movements and body positions, the evaluation of their level of risk exposure was determined using the Ergo Fellow software, specifically with five packages within this program (Rapid Upper Limb Assessment, Rapid Entire Body Assessment, Ovako working posture analysis system, Moore and Garg, and Suzanne Rodgers). As a result of the implemented tools, the analysts are in a position to conclude what should be changed in the work organization.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document