scholarly journals Hubungan kontrol diri dengan subjective well being remaja etnis Minangkabau

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 59
Author(s):  
Anggia Wahyu Agustin ◽  
Herman Nirwana

Idealnya remaja mampu mencapai kematangan yang baik secara sikap, emosi, dan pikiran maka hal ini merujuk pada kesadaran untuk memperoleh kehidupan yang penuh kebahagiaan hal ini erat kaitannya dengan kontrol diri dan <em>subjective well being</em>. Remaja dengan <em>subjective well being </em> bagus akan mampu mencapai berbagai kebahagiaan dalam hidupnya, mampu mencapai tujuan, optimis, bisa bersosialisasi, mampu mengontrol diri dan adanya perubahan ke arah yang positif. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan (1) tingkat kontrol diri remaja (2) menjelaskan <em>subjective well being </em>remaja dan (3) menguji korelasi kontrol diri dengan <em>subjective well being </em>remaja. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif korelasional. Pengambilan sampel dengan teknik <em>proportional random sampling, </em>maka diperoleh sampel sebanyak 182 orang siswa. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis korelasional. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) kontrol diri remaja secara umum berada pada kategori tinggi, (2) <em>subjective well being</em> remaja secara umum berada pada kategori sedang, (3) terdapat hubungan yang positif signifikan antara kontrol diri dengan <em>subjective well being</em> remaja etnis minangkabau.

2019 ◽  
Vol 6 (02) ◽  
pp. 103-108
Author(s):  
Nidaul Hasanah ◽  
Mulyati ◽  
Tarma

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan parenting self-efficacy dengan subjective well-being pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini dilaksanakan di SLB Citra Mandala Bekasi. Metode penelitian ini menggunakan metode survei. Sampel pada penelitian ini berjumlah 63 responden ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Teknik pengambilan data menggunakan probability sampling yaitu disproportionate random sampling. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi (p<0,05) diperoleh t_(hitung > ) t_(tabel ) yaitu sebesar 3,69 > 1,67. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara parenting self-efficacy dengan subjective well-being. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi diperoleh hasil 18,22% dan hasil uji korelasi sebesar 0,427 yang berarti positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa meningkatkanya parenting self-efficacy yang dirasakan ibu maka akan meningkatkan subjective well-being yang dirasakan. Abstract This research aim is conducted to obtain description about the relationship parenting self-efficacy with subjective well-being on mother’s special need children. This research was conducted in SLB Citra Mandala, East Bekasi. This research method using survey method. The population in this research is mother’s special need children at SLB Citra Mandala, East Bekasi with the total sample of 63 respondents. Data was taken by using disproportionate stratified random sampling. Result of correlation coefficient test are obtained rcount > r


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 825-832
Author(s):  
Mulya Sasmita ◽  
Alma Yulianti

This research study the correlation between loneliness and subjective well being in elderly people at nursing home. Samples are 27 male and 23 female taken by purposive random sampling. Reliablity of loneliness is (α) 0.912 and (α) 0.891 for subjective well being. Data analysis used product moment correlation. Result shows negative correlation between loneliness and subjective well being with confident correlation is (r) -0.700 (p= 0.000)


2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 22-33
Author(s):  
Nur Rama Yuniani ◽  
Arif Tri Setyanto ◽  
Rosita Yuniati

ABSTRACT   Instagram is the highest media social which accessed by teenagers in the development of information technology nowadays. The excessive use of Instagram creates the Fear of Missing Out phenomena which can reduce life satisfaction, bring up negative moods, create someone feels insufficient and compare themselves with others. Therefore, Fear of Missing Out affects the Subjective Well Being This study aims to find out the correlation between Fear of Missing Out and Subjective Well Being among teenagers Instagram’s users. The hypothesis proposed in this study is Fear of Missing out and Subjective Well Being among teenagers Instagram’s users. This study uses a quantitative method and proportionate stratified random sampling technique for getting the samples. The subjects in this study were 129 students of SMA Negeri 7 Surakarta which are Instagram’s users between 15-18 years old. The measuring instruments used in this study are the Fear of Missing Out scale and Subjective Well Being scale. The data analysis used is Karl Pearson’s Product Moment correlation in SPSS 21.0 for Windows release. The analysis showed a correlation coefficient rxy= -0,209 with P=0,019 (p<0.05). It proves there is a significant negative relationship between Fear of Missing Out and Subjective Well Being. Therefore, the hypothesis proposed in this research is accepted. Rsquare value of 0,044 means that Fear of Missing Out gives effective contribution of 4,4% to Subjective Well Being.   Keywords: Fear of Missing Out, Subjective Well Being, Teenager, Instagram.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-21
Author(s):  
Putu Yudari Pratiwi ◽  
Desak Ketut Sintaasih ◽  
Putu Saroyeni Piatrini

Perkembangan pekerja wanita di Indonesia khususnya di Bali kian meningkat. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ada ancaman pada well being ketika wanita memutuskan untuk bekerja. Namun, well being dikatakan dapat meningkat pada pekerjaan tertentu khususnya pekerjaan dalam pelayanan seperti perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh konflik peran, stres kerja, dan coping terhadap subjective well being perawat wanita. Penelitian ini juga menguji peran stres kerja dan coping dalam memediasi konflik peran terhadap subjective well being. Penelitian dilakukan di RSU Puri Raharja, dengan sampel para perawat wanita. Pemilihan sampel menggunakan metode stratified random sampling, dan responden penelitian sebanyak 115 orang. Teknik analisis data menggunakan PLS (Partial Least Square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Konflik peran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap subjective well being. 2) Konflik peran tidak berpengaruh signifikan terhadap stres kerja. 3) Konflik peran berpengaruh negatif signifikan terhadap problem coping. 4) Stres kerja tidak berpengaruh signifkan terhadap subjective well being. 5) Coping berpengaruh positif signifikan terhadap subjective well being. 6) Coping terbukti mampu memediasi pengaruh konflik peran terhadap subjective well being.


2020 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Rini Safitri ◽  
Ahmad Syafi Syaifur Rizal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran subjective well-being dalam memediasi locus of control terhadap kepuasan kerja. Penelitian ini dilakukan pada perawat Rumah Sakit Islam Fatimah Banyuwangi. Populasi pada penelitian ini sebanyak 85 perawat dengan sampel responden sebanyak 70 perawat. Metode penentuan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pengujian hipotesis menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan locus of control berpengaruh positif dan signifikan terhadap subjective well-being ­dan kepuasan kerja, sedangkan subjective well-being tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karena terdapat faktor lain yang lebih mempengaruhi kepuasan kerja perawat seperti gaji, lingkungan kerja, maupun karakteristik pekerjaan. Pada sisi lain, subjective well-being yang dimiliki perawat melekat dalam diri masing-masing dan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap karyawan seperti bersikap baik terhadap terhadap rekan dan meningkatkan kemampuan dalam bekerja, sehingga tidak memiliki implikasi pada meningkat atau menurunnya kepuasan kerja. Oleh karena itu subjective well-being tidak berperan sebagai variabel intervening.


2018 ◽  
Author(s):  
Fatwa Tentama ◽  
Nina Zulida Situmorang ◽  
Willytiyo Kurniawan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran organizational citizenship behavior terhadap subjective well-being. Sampel penelitian ini adalah 150 guru perempuan SMK di Kota Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah skala subjective well-being dan skala organizational citizenship behavior. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis product moment dari Pearson. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,346 dengan signifikansi 0,000 (p&lt;0,01), artinya bahwa terdapat hubungan yang sangat siginfikan antara organizational citizenship behavior dengan subjective well-being.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 41-48
Author(s):  
Lufti Nooryan Sardi ◽  
Yulia Ayriza

Subjecitive well-being merupakan hal penting yang perlu dimiliki oleh setiap remaja, namun masih ada remaja yang memiliki subjective well-bieng yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dukungan sosial dari teman sebaya terhadap subjective well-being pada remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif denganjenis peneltian ex post facto. Sampel penelitian sebanyak 132 siswa SMA Ali-Maksum Yogyakarta yang ditentukan dengan teknik stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian skala PANAS (positive affect and negative affect schedule) dan skala dukungan sosial teman sebaya. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi dengan expert judgement, sedangkan reliabilitas menggunakan rumus Alpha Croncbach dengan nilai koefisien alpha 0,84 pada skala PANAS dan life satisfaction, dan alpha 0,88 untuk skala dukungan sosial teman sebaya. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dukungan sosial teman sebaya terhadap subjective well-being pada remaja dengan nilai koefisien yang telah distandarisasi sebesar 0,306. Variabel dukungan sosial teman sebaya berkontribusi sebanyak 94% terhadap subjective well-being pada remaja.


2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 125-135
Author(s):  
Dedy Susanto

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi penggunaan smartphone dan locus of control (LOC) terhadap penggunaan smartphone disaat tidak tepat (waktu tidur dan belajar sendiri), prestasi belajar, dan subjective well-being (SWB). Penelitian ini mengumpulkan sebanyak 342 mahasiswa diambil dengan metode circular systematic random sampling dan diminta mengisi kuesioner penelitian yang telah tervalidasi. Path Analysis digunakan untuk memeriksa pengaruh penggunaan smartphone dan LOC terhadap beberapa variabel yang dipilih. Berdasarkan hasil uji kesesuaian model, covariance model tidak berbeda signifikan terhadap covariance sampel (good fit). Analisis utama penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan smartphone harian berpengaruh terhadap penggunaan smartphone diwaktu tidak tepat, kualitas tidur, dan SWB. Sedangkan LOC berpengaruh terhadap aktivitas penggunaan smartphone diwaktu tidur, kualitas tidur, dan SWB. Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin meningkatnya penggunaan smartphone harian akan meningkatkan penggunaan smartphone diwaktu yang tidak tepat , menurunkan kualitas tidur, dan menurunkan SWB. Selanjutnya, semakin internal LOC, semakin rendah penggunaan smartphone diwaktu tidur, meningkatnya kualitas tidur, dan meningkatnya SWB.


Humaniora ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 111-120
Author(s):  
Sunarsih Sunarsih ◽  
Farida Harahap ◽  
Habibullah Habibullah ◽  
Muslim Afandi

The research aimed to produce empirical evidence about the validity and reliability of subjective well-being instruments by modifying the instruments. The research’s subjects were 394 early adolescent respondents ranging in age from 12-13 years old in Sleman regency, Yogyakarta, using a random sampling technique. The validity of subjective well-being instruments was measured by using expert judgment and calculating Gregory’s formula. Instrument reliability was measured by Cronbach’s Alpha calculation. The results show that the subjective wellbeing instrument in the modified early adolescents has good validity and reliability so that the modification of this instrument can be used to measure the condition of subjective well-being in early adolescents in Indonesia.


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 59
Author(s):  
Salma Kamaliyah ◽  
Indriyati Eko Purwaningsih ◽  
Titisa Ballerina

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik hubungan antara koping religius dengan subjective well-being. Hiptesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara koping religius dengan subjective well-being santri pondok pesantren. Subjek penelitian adalah santri berjumlah 142 orang.Teknik penentuan subjek penelitian menggunakan simple random sampling. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode tes non kognitif dengan alat ukur psikologi berupa skala.Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala subjective well-being dan skala koping religius Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan yaitu dengan teknik korelasi product moment, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara koping religius dengan subjective well being. Analisis dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 for windows. Hasil uji statistik diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,639 dengan p=0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara koping religius dan subjective wellbeing. Semakin tinggi koping religius maka semakin tinggi subjective well-being dan semakin rendah koping religius maka semakin rendah subjective well-being. Sumbangan efektif koping religius terhadap subjective well-being sebesar 40,8% dan 59,2 % sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti pendapatan, usia, pekerjaan, pendidikan, pernikahan dan keluarga, kepribadian.Kata Kunci : Koping Religius, Pondok Pesantren , Santri, Subjective Well-being


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document