SGLT-2 Inhibitor: Pilihan Terapi Baru Untuk Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
EKAJAYA AMANDARI

Penyakit diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah melebihi batas normal. <em>World Health Organization</em> (WHO) menyebutkan bahwa jumlah penderita DM di Indonesia mengalami peningkatan dari 8,4 juta penderita pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta penderita pada tahun 2030, dimana 90% diantaranya merupakan penderita DMT2. Patofisiologi dari penyakit DMT2 adalah suatu proses yang kompleks dan melibatkan banyak faktor. Konsep <em>ominous octet</em> yang dikemukakan oleh Ralph DeFronzo memegang peranan penting untuk menjelaskan patofisiologi dari DMT2. Ginjal merupakan organ yang memiliki peran signifikan untuk mengendalikan glukosa darah agar tetap dalam batas yang normal, sehingga dipertimbangkan untuk menjadi target terapi obat baru. <em>Sodium  glucose co-transporters</em> (SGLTs) diantaranya SGLT-2 memfasilitasi reabsorbsi glukosa kedalam plasma. Farmakokinetika dari SGLT-2 inhibitor secara umum menunjukkan bioavailabilitas yang baik saat diberikan melalui oral. Diabetes melitus merupakan faktor risiko terjadinya penyakit ginjal kronik (PGK) dan penyakit kardiovaskuler (PKV). Adanya mekanisme penghambatan pada SGLT-2 akan memberikan manfaat terhadap sistem reno-kardiovaskuler melalui penurunan glukosa darah, berat badan, dan tekanan darah. Penghambat SGLT-2 memiliki beberapa efek tambahan yang menguntungkan untuk sindrom metabolik, seperti penurunan berat badan, penurunan tekanan darah (terutama sistolik), serta penurunan asam urat serum

2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 138-143
Author(s):  
Engkartini ◽  
Rully Andika ◽  
Lia Febriani

Abstrak Diabetess mellitus (DM) merupakan penyakit kronik pada sistem endokrin yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula darah melebihi kadar normal disebabkan oleh kekurangan hormon insulin akibat ketidakmampuan kelenjar pankreas memproduksi insulin secara maksimal (Hastuti, 2008; Wicaksono, 2011). Menurut survei yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO), jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8,4 juta orang dan menempati urutan ke-4 terbesar di dunia. Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetess Care, 2004). Meningkatnya kasus DM karena kurangnya kesadaran atau gejala awal menerita DM.tujuan pengabdian ini ada meningkatkan pengetahuan kader tentang penyakit DM dan pembentukan kelompok peduli DM. hasil  dari ppretest dan post test terjadi peningkatan pengetahuan kader dan keterampilan tentang pemeriksaan kadar gula darah serta terbentuk kelompok peduli DM Kata Kunci: DM. Pemberdayaan , Kelompok    


2020 ◽  
Vol 70 (2) ◽  
pp. 4-9
Author(s):  
Gracenidy Mutiara Hermawan ◽  
Luse ◽  
Febie Chriestya ◽  
Mario Steffanus

Pendahuluan: World Health Organization (WHO) memperkirakan kejadian diabetes melitus (DM) di Indonesia dapat mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar HbA1c dengan albuminuria pada pasien DM tipe 2.Metode: Data meliputi usia, jenis kelamin, kadar HbA1c, tekanan darah, proteinuria, merokok, penggunaan ACEI atau ARB, dan lama berobat diambil dari rekam medis pasien DMT2 di RS Atma Jaya dengan studi cross-sectional sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dengan metode korelasi Spearman pada interval kepercayaan 95% (á = 0.05).Hasil: Adanya hubungan signifikan antara kadar HbA1c dengan albuminuria (p<0,0001) yang berkorelasi cukup kuat (r=0,439). Faktor lain yang berhubungan adalah usia (p<0.05), sedangkan tekanan darah, merokok, dan penggunaan ACE-Inhibitor atau Angiotensin Receptor Blocker (p=0,386) tidak bermakna.Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara kadar HbA1c dengan albuminuria pada pasien DM tipe 2 di RS Atma Jaya.


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Purwo Setiyo Nugroho ◽  
Anisa Catur Wijayanti

World Health Organization memprediksi bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia akan menduduki peringkat ke lima pada tahun 2025 dengan prediksi jumlah penderita sebanyak 12,4 jiwa. Indeks masa tubuh merupakan salah satu indikator obesitas dengan diabetes melitus pada penduduk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kaitan obesitas dengan diabetes mellitus pada responden survei Indonesian Family Life Survey V. Penelitian ini merupakan penelitian analisis data sekunder Indonesian Family Life Survei V yang dilakukan dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini sejumlah 48.139 responden, namun setelah data di cleaning dengan tujuan untuk menghapus data yang missing maka didapatkan jumlah responden sebanyak 30.133 dengan kelompok penelitian berdasarkan usia diatas 15 tahun. Hasil analisis Chisquare  menyatakan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan diabetes melitus dengan nilai p value 0,000 dan nilai POR 3,377; CI 95% 2,602–4,383. Dapat disimpulkan bahwa obesitas memiliki peluang untuk terjadinya sakit diabetes melitus sebesar 3,377 kali dibandingkan dengan orang yang tidak menderita obesitas. Faktor obesitas merupakan salah satu faktor prediposisi untuk meningkatkan gula darah yang merupakan sebuah indikator diabetes melitus. Secara patologi hal ini dikarenakan se-sel beta pulau Langerhans menjadi kurang peka terhadap rangsangan akibat kadar gula darah dan kegemukan (obesitas) akan menekan jumlah reseptor insulin pada sel-sel seluruh tubuh.


Author(s):  
Deborah Siregar ◽  
Yenni Ferawati Sitanggang ◽  
Veronica Paula

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang lainnya. World Health organization (WHO) menunjukkan bahwa dari 56.4 juta kematian yang terjadi ditahun 2015, sebanyak 39.5 juta (70%) kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM). HKBP Pos Parmingguan Gading serpong memiliki 120 jemaat yang terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa dan lansia yang memiliki kebudayaan sumatera yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berlemak dan asin. Beberapa jemaat mengaku memiliki tekanan darah yang tinggi dan gula darah yang tinggi serta jarang mengontrolkan dirinya ke tenaga kesehatan dan merasa tidak perlu jika tidak ada keluhan. Disamping itu, dua jemaat meninggal dunia akibat stroke yang diderita dalam tahun yang sama akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Jemaat gereja HKBP PPGS belum pernah mendapatkan edukasi kesehatan terait topik sebelumnya. Tujuan dari PkM ini adalah memberikan edukasi kesehatan dan melakukan skrining dini terkait hipertensi, kolesterol dan diabetes melllitus. Metode yang digunakan adalah pemeriksaan kesehatan serta penyuluhan kesehatan. Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini adalah tercatat nya sebanyak 31 jemaat yang memiliki tekanan darah tinggi dalam kategori pre hipertensi sampai hipertensi tahap 2. Sebanyak 14 jemaat memiliki kolesterol diatas 200mg/dl, dan 6 orang mengalami gula darah yang tinggi (gula darah setelah makan >180mg/dl)


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 11-16
Author(s):  
Muflih Ngadino

Diabetes Mellitus adalah suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat dan ketidakseimbangan antara ketersediaan insulin dengan kebutuhan insulin. Menurut World Health Organization (WHO) memeperkirakan lebih dari 346 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia lebih dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Motivasi Dengan Efikasi Diri Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Klinik Diabetes Dharma Medan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan uji chi-square. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Diabetes Mellitus berjumlah 115 responden, sedangkan sampel yang digunakan adalah sampling aksidental dengan rumus slovin yaitu sebanyak 53 responden. Jenis data yang digunakan adalah data primer, data sekunder, dan data tertier, sedangkan analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. Dari hasil penelitian ini dengan uji atatistik pearson chi-square, menunjukkan bahwa hasil P value sebesar 0,001. Dimana nilai tertentu lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05, maka ada hubungan antara motivasi dengan efikasi diri pada pasien diabetes melitus di Klinik Diabetes Dharma Medan. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan efikasi diri pada pasien diabetes mellitus di Klinik Diabetes Dharma Medan. Disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang motivasi dengan efikasi diri pada pasien diabetes mellitus, dengan menggunakan lokasi penelitian dan metode penelitian yang berbeda


2020 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 131-138
Author(s):  
Emma Novita ◽  
Achmad Ridwan ◽  
Bahrun Indawan ◽  
Eddy Roflin ◽  
Kemala Andine P

Secara global, WHO (World Health Organization) memperkirakan penyakit tidak menular menyebabkan sekitar 71% dari jumlah kematian di seluruh dunia. Data tahun 2018 di Indonesia menunjukkan kenaikan prevalensi penyakit tidak menular seperti kanker, stroke, penyakit ginjal kronik, diabetes melitus dan hipertensi disbanding lima tahun sebelumnya. Saat ini Kementerian Kesehatan RI sudah melaksanakan program deteksi dini dan pencegahan penyakit tidak menular di masyarakat dengan melakukan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi individu dan masyarakat melalui Posbindu PTM di sekolah, tempat kerja, lapas/rutan, terminal, kampung nelayan. Pelatihan dilakukan oleh tim FK UNSRI sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dengan peserta berjumlah 10 kader Puskemas Sekip dan 12 orang dari FK UNSRI. Tujuan pelatihan yaitu peserta mampu melakukan pengelolaan dan pelaksanaan Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM). Materi yang diberikan dengan metoda ceramah, tanya jawab, diskusi,praktek keterampilan yaitu memberikan pengetahuan tentang PTM, Posbindu PTM, memberikan kemampuan & keterampilan dalam memantau faktor resiko PTM serta konseling. Terdapat peningkatan nilai posttest yang signifikan dibanding pretest, yang berarti ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan deteksi dini faktor risiko PTM. Kegiatan ini menginiasiasi terbentuknya Posbindu PTM Institusi FK Unsri.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 50-55
Author(s):  
Yosep Agus Pranoto ◽  
Suryo Adi Wibowo ◽  
Miftakhur Rokhman ◽  
Kartiko Ardi Widodo

World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat ke tujuh dunia untuk prevalensi penderita diabetes tertinggi di dunia. Dinyatakan bahwa diabetes merupakan penyebab utama penyakit kebutaan, serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan amputasi kaki. Namun, 80% diabetes dapat dicegah atau kejadiannya dapat ditunda dengan tata laksana pengobatan dan pola makan yang baik. Seperti permasalahan yang ditemukan pada mitra yaitu Klinik Griya Sehat Ampel Gading Medical Center yang berlokasi di Jalan Raya Tirtomarto, Kabupaten Malang adalah banyaknya pasien penderita diabetes. Pusat Data dan Informasi, Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2014, pasien penderita diabetes dicanangkan pesan gaya hidup sehat yaitu PATUH dan CERDIK. Dalam bidang ICT (Information and Communication Technology) pesan gaya hidup sehat ini kemudian dituangkan dalam aplikasi berbasis desktop yang dapat digunakan sebagai penghitung kebutuhan kalori untuk penderita diabetes melitus. Aplikasi ini mendeteksi kebutuhan kalori menggunakan metode logika fuzzy, dengan memperhatikan parameter yang telah ditentukan seperti berat badan dan usia. Hasil program kemitraan ini menunjukkan bahwa aplikasi dapat meminimalisasi kesalahan penghitungan kebutuhan kalori pasien diabetes yang sebelumnya dilakukan secara konvensional oleh tenaga medis, dengan interface yang bersifat user friendly. Dengan diterapkannya sistem ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup pasien penderita diabetes.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 137-146
Author(s):  
Imaniar Kesuma ◽  
Anang Triwibowo ◽  
Erial Bahar

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat  kedua-duanya. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), katarak dapat menyebabkan kebutaan pada lebih dari 17 juta penduduk di dunia. Faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan berkembangnya kekeruhan lensa seperti diabetes melitus, hipertensi, obat tertentu, sinar ultra violet B dari cahaya matahari, efek racun dari merokok, alkohol, kurang vitamin E, dan radang menahun di dalam bola mata. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember tahun 2019 di RS. Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan dengan pengambilan sampel sebanyak 234 pasien dari rekam medik. Data diolah menggunakan SPSS. Dilakukan uji Chi-square untuk mengetahui hubungan faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan terjadinya katarak senilis di RS. Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan. Dari 234 pasien, sebanyak 177 pasien (75,6%) menderita katarak senilis matur dan 57 pasien (24,4%) yang menderita katarak senilis imatur. Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dengan hipertensi (p=0,068; OR=1,084;95% CI=0,589-1,995). Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dengan diabetes mellitus (p=1.808;OR=1,876;95%CI=0,741-4,747). Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dengan jenis kelamin (p=0,51;OR=0,933;95% CI=0,514-1,696). Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dengan usia (p=0,784;OR=1,319;95% CI;0,714-2,437). Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dan jenis kelamin. Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dan usia.Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dan hipertensi. Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dan diabetes melitus.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 21-25
Author(s):  
Zuriati Zuriati ◽  
Zahlimar Zahlimar ◽  
Melti Suriya

World Health Organization (WHO) memprediksikan penyakit diabetes mellitus (DM) akan menimpa lebih dari 21 juta penduduk Indonesia di tahun 2030. Untuk menekan angka tersebut maka salah satu upaya pemerintah dalam mengendalikan penyakit diabetes mellitus dengan langkah preventif dan pengendalian risiko diabetes mellitus  melalui cara melakukan promosi kesehatan. Promosi kesehatan dengan memberikan edukasi tentang penyakit diabetes mellitus beserta komplikasi lebih lanjut dan juga cara pencegahannya dan pengendalian diabetes mellitus. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan informasi kesehatan tentang diabetes mellitus kepada masyarakat desa Sijau Rimbo tengah Bungo. Ada beberapa metode yang dilakukan selama memberikan edukasi yaitu dengan ceramah, diskusi tanya jawab. Dari hasil edukasi yang diberikan didapatkan bahwa tingkat pengetahuan baik sebelum diberikan edukasi kesehatan sebesar 15,3%, sedangkan setelah diberikan edukasi sebesar 70,6%. Diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan pengontrolan kepada masyarakat dan masyarakat dapat selalu rutin memanfaatkan posbindu yang sudah ada di dalam Kecamatan Rimbo Tengah Kabupaten Bungo


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 181-187
Author(s):  
Rian Hazni ◽  
Ricki Gustiawan ◽  
Zulfian Zulfian ◽  
Sri Maria Puji Lestari ◽  
Resti Arania ◽  
...  

ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penderita diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat terbesar dalam jumlah penderita diabetes melitus di dunia setelah India, Cina,dan Amerika Serikat. Pada tahun 2011,terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes mellitus. Sementara itu di Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tercatat bahwa pada tahun 2014 persentase penderita DM tipe II sejumlah 1,5% per 100.000 atau sebanyak 5.560. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan akan pentingnya menjaga kesehatan untuk mencegah terjadinya Diabetes Mellitus. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu penyuluhan kepada masyarakat yang mengunjungi Puskesmas Rawat Inap Sukaraja Bandar Lampung. Pelaksanaan kegiatan dibantu oleh mahasiswa FK Universitas Malahayati Bandar Lampung pada 22 Desember 2020. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat sehingga dapat disimpulkan bahwa penyuluhan pada masyarakat sangat efektif. Kata Kunci: Penyuluhan, Diabetes Melitus, Masyarakat ABSTRACT According to the World Health Organization (WHO) in 2011 the number of diabetes mellitus sufferers in the world was 200 million people, Indonesia was fourth in the number of diabetes mellitus sufferers in the world after India, China and the United States. In 2011, there were approximately 5.6 million Indonesians who had diabetes mellitus. Meanwhile in the Lampung Provincial Health Office, it was recorded that in 2014 the proportion of people with type II DM was 1.5% per 100,000 or as much as 5,560. The purpose of this activity is to increase knowledge about maintaining health to prevent Diabetes Mellitus. The method used in this activity was counseling to the public who visited the Sukaraja Bandar Lampung Puskesmas. Implementation of activities assisted by students of FK Malahayati University in Bandar Lampung on December 22, 2020. The result of this activity is public knowledge so it can be ignored that community education is very effective. Keywords: Counseling, Diabetes Mellitus, community 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document