scholarly journals Pemberdayaan dan Pembentukan Kelompok Peduli Diabetes Melitus Pada Kader Masyarakat di Wilayah Kelurahan Menganti

2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 138-143
Author(s):  
Engkartini ◽  
Rully Andika ◽  
Lia Febriani

Abstrak Diabetess mellitus (DM) merupakan penyakit kronik pada sistem endokrin yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula darah melebihi kadar normal disebabkan oleh kekurangan hormon insulin akibat ketidakmampuan kelenjar pankreas memproduksi insulin secara maksimal (Hastuti, 2008; Wicaksono, 2011). Menurut survei yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO), jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8,4 juta orang dan menempati urutan ke-4 terbesar di dunia. Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetess Care, 2004). Meningkatnya kasus DM karena kurangnya kesadaran atau gejala awal menerita DM.tujuan pengabdian ini ada meningkatkan pengetahuan kader tentang penyakit DM dan pembentukan kelompok peduli DM. hasil  dari ppretest dan post test terjadi peningkatan pengetahuan kader dan keterampilan tentang pemeriksaan kadar gula darah serta terbentuk kelompok peduli DM Kata Kunci: DM. Pemberdayaan , Kelompok    

2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
EKAJAYA AMANDARI

Penyakit diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah melebihi batas normal. <em>World Health Organization</em> (WHO) menyebutkan bahwa jumlah penderita DM di Indonesia mengalami peningkatan dari 8,4 juta penderita pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta penderita pada tahun 2030, dimana 90% diantaranya merupakan penderita DMT2. Patofisiologi dari penyakit DMT2 adalah suatu proses yang kompleks dan melibatkan banyak faktor. Konsep <em>ominous octet</em> yang dikemukakan oleh Ralph DeFronzo memegang peranan penting untuk menjelaskan patofisiologi dari DMT2. Ginjal merupakan organ yang memiliki peran signifikan untuk mengendalikan glukosa darah agar tetap dalam batas yang normal, sehingga dipertimbangkan untuk menjadi target terapi obat baru. <em>Sodium  glucose co-transporters</em> (SGLTs) diantaranya SGLT-2 memfasilitasi reabsorbsi glukosa kedalam plasma. Farmakokinetika dari SGLT-2 inhibitor secara umum menunjukkan bioavailabilitas yang baik saat diberikan melalui oral. Diabetes melitus merupakan faktor risiko terjadinya penyakit ginjal kronik (PGK) dan penyakit kardiovaskuler (PKV). Adanya mekanisme penghambatan pada SGLT-2 akan memberikan manfaat terhadap sistem reno-kardiovaskuler melalui penurunan glukosa darah, berat badan, dan tekanan darah. Penghambat SGLT-2 memiliki beberapa efek tambahan yang menguntungkan untuk sindrom metabolik, seperti penurunan berat badan, penurunan tekanan darah (terutama sistolik), serta penurunan asam urat serum


2022 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 703
Author(s):  
Syaifullah Hanif Wibisono ◽  
Rizqi Apsari Fairuz Kamila ◽  
Naufalluthfi Widodo ◽  
Reny I‘thisom

WHO (World Health Organization) telah menetapkan wabah COVID-19 sebagai pandemi tingkat global karena tingkat penyebaran COVID-19 yang sangat cepat hampir ke seluruh dunia. Protokol kesehatan seperti menjaga jarak, mencuci tangan, dan rutin menggunakan masker menjadi langkah untuk meminimalkan penyebaran virus COVID-19. Penggunaan masker menjadi kebiasaan baru yang erat dengan keseharian setiap orang saat ini. Masker yang dipakai dalam jangka waktu yang lama ternyata dapat menimbulkan beberapa permasalahan pada kulit seperti jerawat, dermatitis, kemerahan dan pigmentasi pada wajah.  Keluhan kulit yang paling banyak terjadi pada tenaga kesehatan yang menggunakan masker adalah akne. Oleh sebab itu, kami memilih topik tersebut dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai cara menjaga kesehatan kulit di masa pandemi dan bagaimana pencegahan serta penatalaksanaan mask-acne. Dalam masa pandemi, upaya untuk melakukan edukasi kepada masyarakat dilakukan dengan memanfaatkan fitur Instagram Live yang dapat mempermudah masyarakat untuk menjangkau informasi dan menjadi media platform yang banyak digunakan oleh masyarakat. Metode edukasi ini dilakukan secara daring dengan menggunakan platform sosial media Instagram yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali intervensi. Intervensi pertama kami melakukan kuis fakta dan mitos seputar kesehatan kulit dan mask-acne dengan total 868 responden, serta melakukan pre-test yang diisi oleh 50 responden. Intervensi kedua adalah melakukan Instagram Live berupa talkshow atau QnA bersama dermatovenereologist FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dengan penonton sejumlah 267 pengguna dan telah ditonton ulang sebanyak 263 pengguna. Pada intervensi akhir, terdapat sesi post-test yang diisi oleh 50 responden yang didapatkan peningkatan hasil nilai terhadap pemahaman topik. Evaluasi kegiatan ini didapatkan dari kuesioner yang dibagikan kepada para peserta dan menunjukkan mayoritas responden memberikan umpan balik yang sangat baik terhadap materi yang dibawakan (58-68%), kesesuaian materi terhadap kondisi pandemi (60-70%), serta kebermanfaatan acara (68-74%).


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Mira Agusthia ◽  
Rachmawati M. Noer ◽  
Intan Susilawati

Berat badan bayi merupakan salah satu hal pertama yang dinilai untuk mengambarkan derajat atau status kesehatan bayi baru lahir, oleh karena itu Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dapat menjadi permasalahan. Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan sebanyak 20,6 juta bayi lahir setiap tahunnya adalah BBLR, dan hampir sepertiganya meninggal sebelum status kesehatannya stabil atau dalam 12 jam pertama kehidupan bayi. Untuk dapat mencapai kondisi kesehatan stabil dan berat badan normal, BBLR membutuhkan upaya pelestarian suhu tubuh, pemberian nutrisi dan pencegahan dari infeksi. Perawatan Metode Kanguru merupakan salah satu metode yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap peningkatan berat badan BBLR diruang Perinatologi RSUD Muhammad Sani. Desain penelitian yang digunakan Quasi-eksperimen pre test post test without control. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi dengan berat badan lahir 1500 - 2500 gram. Sampel sebanyak 17 bayi dengan menggunakan teknik Total Sampling.. Data di kumpulkan dengan lembaran observasi, diolah dan dianalisa secara komputerisasi. Hasil analisa univariat diketahui rerata berat badan bayi sebelum dilakukan Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah 173,652 gram, dan sesudah dilakukan PMK interminten 2 jam perhari selama 7 hari, rerata berat badan meningkat menjadi 1861,76 gram. Terdapat perbedaan rerata berat badan sebelum dan sesudah sebesar 129,118 gram. Hasil uji paired t test adalah p = 0,000 >0,05. Disimpulkan bahwa ada pengaruh PMK terhadap peningkatkan berat badan BBLR di Ruang Perinatologi RSUD Muhammad Sani Tahun 2019. Diharapkan Rumah Sakit menerapkan semua Komponen Perawatan Metode Kanguru dan mengevalusi atas implementasinya.


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Esti Hitatami ◽  
Bony Lestari ◽  
Herman Susanto ◽  
Dany Hilmanto ◽  
Tina Judistiani ◽  
...  

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.  Kematian ibu  yang tinggi tersebut disebabkan oleh komplikasi saat kehamilan dan persalinan. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 15-20% ibu hamil baik di negara maju maupun berkembang akan mengalami risiko tinggi (risti) dan/atau komplikasi kehamilan. Salah satu penyebab terjadinya  kehamilan risiko tinggi  pada ibu hamil adalah kurangnya pengetahuan dan sikap positif  ibu  tentang kesehatan reproduksi. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya  status sosial ekonomi,  pendidikan yang rendah, kesenjangan  keterpaparan informasi, faktor kepercayaan dan pengalaman. Untuk mengoptimalkan pengetahuan dan sikap ini perlu dilakukan pendidikan kesehatan melalui pemberian layanan pesan singkat lewat telepon seluler. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh pendidikan kesehatan tentang kehamilan risiko tinggi melalui  layanan pesan singkat terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan pre test-post test control group design dengan jumlah sampel 114  orang ibu hamil. Pengambilan sampel ibu hamil dilakukan dengan cara randomisasi blok permutasi sehingga diperoleh  57 orang ibu hamil untuk kelompok intervensi dan 57 orang ibu hamil untuk kelompok kontrol. Variabel pengetahuan dan sikap tentang kehamilan risiko tinggi diukur dengan menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan berupa layanan pesan singkat.   Perbedaan peningkatan pengetahuan dan sikap pada pada kelompok intervensi dan kontrol diuji secara statistik dengan uji t tidak berpasangan.Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2013 sampai dengan  bulan Januari 2014. Hasil penelitian pada kelompok intervensi menunjukkan adanya  peningkatan skor rata-rata  pengetahuan dari 49,2±11,6 menjadi 60,6±12,6  (p<0,05). Selain itu terdapat peningkatan skor rata-rata  sikap dari 71,4±9,3 menjadi 76,3±5,7 (p<0,05). Sedangkan uji beda selisih peningkatan pengetahuan dan sikap antar kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan perbedaan selisih pengetahuan bermakna dengan skor 11,4±12,5 dan 1,4±16,9  (p<0,05). Untuk variabel sikap, terdapat perbedaan selisih skor sikap yang bermakna pada kelompok intervensi sebesar 4,9±14,7 dan kelompok kontrol  sebesar – 5,9±9,6 (p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan  bahwa pendidikan kesehatan dengan  layanan pesan singkat dapat  meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi.


2020 ◽  
Vol 70 (2) ◽  
pp. 4-9
Author(s):  
Gracenidy Mutiara Hermawan ◽  
Luse ◽  
Febie Chriestya ◽  
Mario Steffanus

Pendahuluan: World Health Organization (WHO) memperkirakan kejadian diabetes melitus (DM) di Indonesia dapat mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar HbA1c dengan albuminuria pada pasien DM tipe 2.Metode: Data meliputi usia, jenis kelamin, kadar HbA1c, tekanan darah, proteinuria, merokok, penggunaan ACEI atau ARB, dan lama berobat diambil dari rekam medis pasien DMT2 di RS Atma Jaya dengan studi cross-sectional sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dengan metode korelasi Spearman pada interval kepercayaan 95% (á = 0.05).Hasil: Adanya hubungan signifikan antara kadar HbA1c dengan albuminuria (p<0,0001) yang berkorelasi cukup kuat (r=0,439). Faktor lain yang berhubungan adalah usia (p<0.05), sedangkan tekanan darah, merokok, dan penggunaan ACE-Inhibitor atau Angiotensin Receptor Blocker (p=0,386) tidak bermakna.Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara kadar HbA1c dengan albuminuria pada pasien DM tipe 2 di RS Atma Jaya.


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Purwo Setiyo Nugroho ◽  
Anisa Catur Wijayanti

World Health Organization memprediksi bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia akan menduduki peringkat ke lima pada tahun 2025 dengan prediksi jumlah penderita sebanyak 12,4 jiwa. Indeks masa tubuh merupakan salah satu indikator obesitas dengan diabetes melitus pada penduduk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kaitan obesitas dengan diabetes mellitus pada responden survei Indonesian Family Life Survey V. Penelitian ini merupakan penelitian analisis data sekunder Indonesian Family Life Survei V yang dilakukan dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini sejumlah 48.139 responden, namun setelah data di cleaning dengan tujuan untuk menghapus data yang missing maka didapatkan jumlah responden sebanyak 30.133 dengan kelompok penelitian berdasarkan usia diatas 15 tahun. Hasil analisis Chisquare  menyatakan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan diabetes melitus dengan nilai p value 0,000 dan nilai POR 3,377; CI 95% 2,602–4,383. Dapat disimpulkan bahwa obesitas memiliki peluang untuk terjadinya sakit diabetes melitus sebesar 3,377 kali dibandingkan dengan orang yang tidak menderita obesitas. Faktor obesitas merupakan salah satu faktor prediposisi untuk meningkatkan gula darah yang merupakan sebuah indikator diabetes melitus. Secara patologi hal ini dikarenakan se-sel beta pulau Langerhans menjadi kurang peka terhadap rangsangan akibat kadar gula darah dan kegemukan (obesitas) akan menekan jumlah reseptor insulin pada sel-sel seluruh tubuh.


2018 ◽  
Vol 16 (3) ◽  
Author(s):  
Dina Rakhmawati ◽  
Nurhaidah . ◽  
Suprijandani .

Makanan jajanan menurut WHO (World Health Organization) adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat yang ramai atau tempat-tempat umum yang dapat dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan lebih lanjut. Selama ini masih banyak makanan jajanan yang berpotensi dapat mengganggu kesehatan, seperti keracunan makanan. Dalam upaya menghindari terjadinya keracunan makanan maka perlu meningkatkan pengetahuan dan sikap anak usia sekolah tentang makanan jajanan menggunakan alat bantu atau media promosi, seperti media leaflet dan media video. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penyuluhan menggunakan media leaflet dengan video tentang pengetahuan dan sikap siswa materi makanan jajanan.Jenis penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimen one group pre-post test design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 51 siswa kelas V pada responden kelompok media leaflet dan 51 siswa kelas V pada responden kelompok media video. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara analitik menggunakan paired t test pada program komputer.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata nilai tingkat pengetahuan tentang makanan jajanan sebelum dengan sesudah dilakukan penyuluhan pada kelompok media leaflet dengan p value (0,032) < α (0,05), sedangkan pada sikap kelompok media leaflet dan pengetahuan serta sikap kelompok media video tidak terdapat perbedaan yang signifikan p value > α (0,05).Kesimpulan dalam penelitian ini diketahui bahwa penggunaan media leaflet dalam penyuluhan lebih baik dibandingkan dengan media video  terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap responden. Disarankan agar sekolah melakukan penyuluhan secara berkala menggunakan bantuan media leaflet.Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Media Leaflet dan Video


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 32-36
Author(s):  
Ayu Puspitasari ◽  
Harpiana Rahman

Darurat wabah virus Corona sedang dihadapi dunia saat ini. WHO (World Health Organization) pun telah mengubah statusnya dari Public Health of International Concern menjadi Pandemi. Dengan ditetapkannya status tersebut dunia pun responsif dengan upaya pencegahan dan penanggulangan tidak terkecuali di Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman tentang mitigasi bencana pandemi Covid-19. Langkah-langkah dalam penanganan wabah perlu diketahui secara luas oleh masyarakat agar dapat mengambil langkah preventif dalam menghadapi wabah covid-19. Pelatihan mitigasi bencana pandemic Covid-19 dimulai dari langkah-langkah Pencegahan dan pengendalian Inveksi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Isolasi di Rumah (Perawatan di Rumah), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Observasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Pemulangan Jenazah. Berdasarkan hasil pre dan post test pada 52 orang yang terdiri dari 10 pertanyaan quesioner, terdapat peningkatan pengetahuan mengenai mitigasi bencana covid-19. Berdasarkan persentasi hasil yang dicapai, diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat sebesar 36,2% setelah mengikuti pelatihan ini. Pentingnya sosialisasi dari pemerintah setempat mengenai mitigasi bencana covid secara berkelanjutan selama pandemi berlangsung.


Author(s):  
Deborah Siregar ◽  
Yenni Ferawati Sitanggang ◽  
Veronica Paula

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang lainnya. World Health organization (WHO) menunjukkan bahwa dari 56.4 juta kematian yang terjadi ditahun 2015, sebanyak 39.5 juta (70%) kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM). HKBP Pos Parmingguan Gading serpong memiliki 120 jemaat yang terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa dan lansia yang memiliki kebudayaan sumatera yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berlemak dan asin. Beberapa jemaat mengaku memiliki tekanan darah yang tinggi dan gula darah yang tinggi serta jarang mengontrolkan dirinya ke tenaga kesehatan dan merasa tidak perlu jika tidak ada keluhan. Disamping itu, dua jemaat meninggal dunia akibat stroke yang diderita dalam tahun yang sama akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Jemaat gereja HKBP PPGS belum pernah mendapatkan edukasi kesehatan terait topik sebelumnya. Tujuan dari PkM ini adalah memberikan edukasi kesehatan dan melakukan skrining dini terkait hipertensi, kolesterol dan diabetes melllitus. Metode yang digunakan adalah pemeriksaan kesehatan serta penyuluhan kesehatan. Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini adalah tercatat nya sebanyak 31 jemaat yang memiliki tekanan darah tinggi dalam kategori pre hipertensi sampai hipertensi tahap 2. Sebanyak 14 jemaat memiliki kolesterol diatas 200mg/dl, dan 6 orang mengalami gula darah yang tinggi (gula darah setelah makan >180mg/dl)


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document