scholarly journals PENGARUH PELATIHAN LESSON STUDY TERHADAPKOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR

2019 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 1093-1099
Author(s):  
Elke Maisyarah ◽  
Fetri Yeni J
Keyword(s):  

Rendahnya mutu pendidikan yang tercermin pada rendahnya mutu SDM disebabkan oleh kurangnya perhatian guru terhadap kualitas proses pembelajaran. Oleh karena itu, perbaikan mutu pendidikan harus diawali dengan perbaikan proses pembelajaran. Paradigma selama ini hanya mementingkan hasil tes atau ujian harus segera diubah menjadi penekanan pada  proses pembelajaran, sedangkan hasil ujian atau tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar dan berkualitas. Penelitian ini merupakan literatur review. Literatur review ini bertujuan untuk membangun dan mengkonstruksi konsepsi secara lebih kuat berbasis penelitian‐penelitian empiris yang pernah dilakukan. Review ini berbasis pada teknik meta analisis yang merupakan salah satu upaya merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif.Dalam studi ini peneliti memetakan beberapa  artikel atau kajian yang berkaitan dengan lesson study. Lesson study merupakan model lebih berfokus pada upaya pemberdayaan guru sesuai dengan kapasitas serta permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing guru.  Sehubungan dengan hal itu, maka artikel ini akan membahas apa, mengapa, dan bagaimana lesson study. Hasil literatur review meneukan bahwa  pembelajaran guru melalui lesson study terjadi peningkatan derajat pedagogi yang berpusat pada peserta didik.

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Durahman Durahman

Improving the quality of education can be started by improving the quality of teachers in teaching and professional behavior. Teacher upgrading and training is one form of the effort. The teacher coaching model to achieve the quality of learning in school is Lesson Study. Lesson Study is a "model of professional educator development through collaborative and sustainable learning learning based on the principles of collegality and mutual learning to build learning communities". The in-on-in training of lesson study implementation for madrasah ibtidaiyah teachers in the ministry of religion is an effort to improve the professionalism of madrasah teachers in managing learning. The training participants consisted of 30 madrasah ibtidaiyah teachers formed in 6 (six) groups according to grade level to carry out lesson study activities, among others: planning (plan), implement (do), and reflect (see). The final conclusion of the training participants increased their understanding of lesson study as an effort to improve the quality of learning. Abstrak Peningkatan mutu pendidikan dapat dimulai dengan meningkatkan mutu guru dalam mengajar dan berprilaku professional. Penataran dan pelatihan guru salah satu bentuk dari upaya tersebut. Model pembinaan guru untuk mencapai kualitas pembelajaran di sekolah adalah Lesson Study. Lesson Study adalah ”model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar”. Pelatihan in-on-in implementasi lesson study bagi guru madrasah ibtidaiyah di lingkungan kementerian agama adalah upaya meningkatkan profesionalitas guru madrasah dalam mengelola pembelajaran. Peserta pelatihan terdiri dari 30 orang guru madrasah ibtidaiyah dibentuk dalam 6 (enam) kelompok sesuai tingkatan  kelas melaksanakan kegiatan lesson study antara lain : merencanakan (plan), melaksanakan (do), dan mereflekasi (see). Simpulan akhir peserta pelatihan meningkat pemahamannya terhadap lesson study sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran.  


2015 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 261-273 ◽  
Author(s):  
Daniel Martin ◽  
Anne Clerc-Georgy

Purpose – The purpose of this paper is to present a lesson study (LS) approach implemented as part of the initial training of primary school teachers in a course on the oversight and accompaniment of learning. This course aims to develop students’ ability to analyse their practice and to shift attention to pupils’ learning processes. Design/methodology/approach – Data were collected on the contribution of the LS system and interaction protocols used in class, according to students. Findings – Qualitative analysis of this data shows the role played by the use of theoretical concepts in the quality of their planning, the depth of their analysis and the quality of their work in class. Practical implications – This work opens avenues for teacher training, in particular in terms of encouraging students to use theoretical concepts to prepare, implement and analyse their teaching. Originality/value – This approach is of interest in that it examines the use of theoretical concepts in a study lesson system during initial teacher training.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 70
Author(s):  
Lailil Aflahkul Yaum
Keyword(s):  

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat perolehan proses pelaksanaan plan/perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan refleksi kegiatan lesson study dalammengidentifikasi dan mengasesmen Anak Berkebutuhan Khusus pada pada settingpendidikan inklusif untuk Anak Berkebutuhan Khusus Anak Usia Dini (ABK AUD)oleh guru Pendidkan Anak Usia Dini di Kab. Jember. Pendekatan dalam penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif untuk menghasilkan data berupa tulisan atau lisanmengenai program lesson study dalam mengidentifikasi dan mengasesmen ABKpada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh guru PAUD di KabupatenJember. Desain penelitian ini menggunakan penelitian evaluasi dengan modelpenelitian analisis. Pada berlangsungnya kegiatan pada kegiatan Study lesson studydalam mengidentifikasi dan mengasesmen ABK AUD pada setting pendidikaninklusif untuk ABK AUD oleh guru PAUD di Kabupaten Jember diperoleh nilaikriteria mencapai 83,5% dengan kriteria baik. Sarana dan prasarana pada prosespembelajaran sebagai media dalam menunjang kegiatan pembelajaran berlangsungmemperoleh 81,5%. Dilihat dari aspek kualifikasi pendidikan guru memperoleh 95 %artinya telah sesuai dengan nilai standar kualifikasi yaitu S1 dengan latarbelakangpendidikan pendidikan PGPAUD, dari segi aspek pelatihan guru memperoleh 93,5%telah mengikuti diklat dan 85% guru telah memperoleh sertifikasi. Ketercapaianperencanaan pembelajaran telah sesuai dengan standar proses dengan perolehan86,29% yaitu kriteria baik. Kriteria dengan penilaian baik menunjukkan bahwasannyapemateri memiliki kualitas kompetensi dalam perencanaan pembelajaran, diantaranyakemampuan guru memformulasikan goal pembelajaran pada materi telah sesuaidengan karakteristik ABK. Hasil penelitian menunjukkan mengungkapkan bahwadampak dari kegiatan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran dalam kegiatan lessonstudy dalam mengidentifikasi dan mengasesmen ABK pada setting pendidikaninklusif untuk ABK AUD oleh Guru Pendidkan Anak Usia Dini di Kab.Jember dalamkriteria cukup baik.


Author(s):  
Yahya Hanafi ◽  
Nani Aprilia

Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Peningkatan kualitas, kapasitas, kompetensi pedagogik-profesional dan pembinaan profesi pendidik (dalam hal ini guru) khususnya di Amal Usaha Muhammadiyahn (AUM) Sekolah Kabupaten Bantul (SMP/MTs) dapat dilakukan melalui melalui kegiatan Lesson study. Lesson study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial. Tahapan-tahapan dalam lesson study menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Kegiatan pelatihan lesson study diselenggarakan pada tanggal 10, 14, dan 16 Agustus 2017 di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bantul, dengan peserta perwakilan guru SMP/MTs Muhammadiyah seKabupaten Bantul. Output kegiatan pelatihan yaitu terbentuknya komunitas lesson study di SMP/MTs Muhammadiyah se-Kabupaten Bantul. Tindak lanjut kegiatan yaitu penerapan lesson study di masing-masing sekolah, dengan cara pelaksanaan berbasis MGMP, berbasis sekolah, dan berbasis komunitas


Bio-Lectura ◽  
2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 103-110
Author(s):  
Rena Lestari

Abstrak : Ada delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh mahasiswa sebagai calon guru. Untuk penguasaan keterampilan dasar mengajar ini dengan menggunakan model pembelajaran lesson study. Lesson study merupakan model pembelajaran yang bersifat mutual learning, kolaboratif dan kolegial.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh model pembelajaran lesson study terhadap kemampuan dasar mengajar mahasiswa Biologi Universitas Pasir Pengaraian pada mata kuliah microteaching. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester VI pendidikan Biologi Universitas Pasir Pengaraian. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu mahasiswa semester VI-A. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian kemampuan dasar mengajar. Analisis data  menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan nilai sig 0.001< 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran lesson study terhadap kemampuan dasar mengajar mahasiswa Biologi Universitas Pasir Pengaraian.


2008 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Hera Novia ◽  
Iyon Suyana

Telah dilakukan penelitian deskriptif untuk mengungkapkan kinerja guru-guru dalam melaksanakankegiatan Lesson Study. Lesson Study ádalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar”( Hendayana dkk, 2006). Penelitian ini dilakukan di MGMP Fisika SMP/MTs Kabupaten Sumedang wilayah Situraja. Instrumen yang digunakan ádalah berupa format observasi dan penilaian produk. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif untuk mengetahui kemampuan menganalisis masalah-masalah dan mencari solusi pembelajaran yang dihadapi, kemampuan merencanakan pembelajaran secar tertlis, kemampuan mengajar dan ketajaman mengamati akivitas siswa selama pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru dapat mengemukakan permasalahan pembelajaran yang dihadapinya dan hampir semua guru berkontribusi dalam menemukan solusi masalah yang dihadapi bersama. Sebagian besar masalah yang diajukan dimulai dari materi ajar. Solusi masalah dituangkan dalam rencana pengembangan model pembelajaran. Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran secara tertulis secara kolaboratif sesuai dengan prinsip pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kemampuan guru model dalam mengimplementasikan pembelajaran secara umum sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan, hanya di kegiatan penutup tidak sesuai dengan yang direncanakan. Semua guru dapat mengamati aktivitas pembelajaran yang berfokus pada interaksi siswa. Frekuensi aktivitas siswa yang diamati guru yang paling tinggi adalah interaksi siswa dengan bahan ajar terutama aktivitas meangkai alat percobaan. Sedangkan  Frekuensi aktivitas siswa yang diamati guru yang paling rendah adalah aktivitas mengapresiasi teman yang termasuk interaksi siswa dengan siswa.Kata kunci : Lesson Study , kolaboratif, dan kolegalitas


2018 ◽  
Author(s):  
zuryanty
Keyword(s):  

Rendahnya mutu pendidikan Indonesia sangat dipengaruhi oleh guru sebagai pendidik. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka harus meningkatkan profesionalan guru karena peningkatan keprofesionalan guru akan diikuti oleh peningkatan efektifitas kegiatan belajar mengajar dan akan berdampak pada peningkatan mutu out put dan outcomes pendidikan secara luas dan menyeluruh.Salah satu cara cara yang dapat ditempuh dalam usaha meningkatkan profesionalisme guru adalah dengan menerapkan lesson study. Lesson study dapat didefenisikan sebagai proses pengembangan professional dimana guru terlibat secara sistematis untuk menguji pembelajarannya dan secara kolaboratif melaksanakan observasi, diskusi dan memperbaiki pembelajarannya.Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (Perencanaan) diawali dengan menganalisis permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran di dalam kelas, Do (pelaksanaan/implemenetasi) yaitu pembelajaran di dalam kelas dan See (Refleksi) yang berkelanjutan berupa kegiatan diskusi antara guru model, guru-guru pengamat, dosen, serta mahasiswa yang dipanduoleh kepala sekolah dan fasilitator MGMP.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 193
Author(s):  
Ni Luh Eka Swantari Dewi ◽  
Ketut Dharsana ◽  
Ndara Tanggu Rendra

The purpose of this study was to know significant difference of the result study in science subject between groups of students who were taught by using Two Stay Two Stray (TSTS) learning model and group of students who were not taught by using Two Stay Two Stray (TSTS) through learning model in grade V SD students in Gugus XIII Buleleng District AcademicYear 2017/2018. This research was quasy experimental. Research design was Non Equivalent Control Group Design. The population of the research was the students in fifth grade of SD in Buleleng District  in gugus XII on second semesterAcadmic Year 2017/2018. Samples was random sampling technique and it was obtained SD N 3 Banjar Tegal as an experimental group which  numbered16 students and SD Mutiara Penyabangan as a control group which numbered 32 students. Data collected was the test of result study in science subject which included the cognitive aspects that was obtained from result of the multiple choice / objective form. The data obtained can be analyzed inferential statistics (test - t polled variance). Based on the results showed that the average score of result study of the experimental group in science was 27.38 higher than the average score of result studyof control group that was 19.56 in mathematic. This proved that there was a significant difference of result study in science subjectbetween the students who were taught by using the Two Stay Two Stray learning model through the Study Lesson with the students who were not taught by using the Two Stay Two Stray through Lesson Study lesson in grade V SDN 3 Banjar Tegal.


Author(s):  
Dwi Rahmawati
Keyword(s):  

AbstrakProgram pengalaman lapangan (PPL) merupakan salah satu matakuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa semester VII di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Metro. Permasalahan yang sering muncul dalam proses pelaksanaan PPL diantaranya kurang maksimalknya komunikasi antara mahasiswa dengan guru pamong ataupun dengan dosen pembimbing lapangan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diterapkan PPL berbasis lesson study. Lesson Study merupakan suatu model pembinaan terhadap orang yang berprofesi sebagai pendidik baik guru ataupun dosen melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan dalam membangun komunitas belajar. Penelitian dilaksakan di SM Kartikatama Metro, SMA Kartikatama Metro dan SMK  Karikatama 1Metro denga jumlah 31 mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu mengembangkan kompetensi profesioal calon guru melalui PPL berbasis lesson study. Lesson study yang dilakukan dikolaborasikan dengan kegiatan Penelitian Tindakan (Action Reseach). Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, adapun setiap siklusnya meliputi perencanaan (plan), pelakasnaan (do) dan observasi serta refleksi (see). Hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan profesional calon guru melalui kegiatan lesson study walaupun belum terjadi peningkatan pada semua indikator. Dalam penelitian ini indikator kompetensi profesionalisme yang diamati meliput:1) Kemampuan membuka pembelajaran, 2) Penguasaan materi pembelajaran, 3) Penguasaan penggunaan pendekatan/strategi  pembelajaran, 4) Pemanfaatan sumber belajar/media, 5) Gaya dan penggunaan bahasa, 6) Penilaian proses dan hasil belajar, 7) Kemampuan menutup pembelajaran. Berdasarkan pembahasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa model proses PPL berbasis lesson study dapat meningkatkan kompetensi profesional calon guru dan penggunakan lesson study dalam proses PPL mahasiswa menyatakan lebih siap dalam melaksanakan praktik di kelas dibandingkan tidak menggunakan lesson study.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document