scholarly journals HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN GEJALA GASTRITIS PADA SEKAA TERUNA TERUNI (STT) DI DESA PANGSAN, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG

2020 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 425
Author(s):  
I Made Ghora Palguna ◽  
Made Oka Ari Kamayani ◽  
I Made Suindrayasa

Pengaruh globalisasi merupakan faktor kemungkinan yang dapat menyebabkan perubahan perilaku pada masyarakat. Salah satunya yaitu perilaku konsumsi minuman beralkohol. Banyak sekali dampak negatif  yang ditimbulkan bagi kesehatan, salah satunya gangguan pada sistem gastrointestinal yaitu gastritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumsi minuman beralkohol dengan gejala gastritis pada Sekaa Teruna Teruni di Desa Pangsan Kecamatan Petang Kabupaten Badung. Desain penelitian mengunakan desain deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 84 remaja.  Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling dengan teknik Quota Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner perilaku konsumsi minuman beralkohol dan kuisioner gejala gastritis. Metode analisa data yang digunakan yaitu korelasi spearman  dengan menggunakan SPSS. Pada penelitian ini diperoleh nilai p value < 0.05 dengan nilai korelasi sebesar 0,541 yang menunjukan bahwa kolerasi antara perilaku konsumsi minuman beralkohol dan gejala gastritis bermakna dan nilai korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang. sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perilaku mengkonsumsi minuman beralkohol dengan gejala gastritis pada Sekaa Teruna Teruni di Desa Pangsan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Saran bagi Sekaa Teruna Teruni agar mengkontrol perilaku konsumsi minuman beralkohol sehingga dampak negatifnya seperti gastritis dapat berkurang.

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Satria Eureka Nurseskasatmata ◽  
Dessy Rindiyanti Harista

Pendahuluan : Semakin progresifnya gejala dan penyakit yang mendasari terapi dialysis, atau oleh karena munculnya komplikasi, seperti masalah kardiovaskuler dan neurologis yang sering muncul pada pasien dialysis jangka panjang. Terjadinya berbagai komplikasi peningkatan volume cairan jika terakumulasi secara terus-menerus dapat terjadi odem paru. Salah satu gejala adalah sesak nafas, ada retraksi otot nafas, keringat dingin saturasi oksigen yang turun Metode : Metode penelitian  yang digunakan dalam  penelitian ini adalah non ekperimental yaitu observational analitik, dan penelitian korelasi (hubungan atau asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variable dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yang menggunakan uji analisis Spearman Rank Test. Populasi seluruh pasien gagal ginjal kronis. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik quota sampling sejumlah 80 responden. Hasil : p value 0.000 ≤  0.05   Artinya ada hubungan lama menjalani hemodialisis dengan frekuensi sesak nafas pada pasien gagal ginjal kronis.Pembahasan : Masalah umum yang banyak dialami oleh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis adalah perilaku dalam mengontrol cairan, sehingga banyak pasien hemodialisis yang mengeluh sesak nafas karena kelebihan cairan, semakin lama menjalani HD juga semakin tinggi potensi munculnya komplikasi yang justru dapat menghambat kepatuhan terhadap program terapi. Kata kunci : frekuensi sesak nafas; gagal ginjal kronis; lama hemodialisis


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Dina Mungki Febriani ◽  
Stefanus Lukas ◽  
Farida Murtiani

Latar belakang: Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia bahkan di dunia semakin meningkat setiap tahunnya. Obat Antiretriviral (ARV) merupakan pengobatan untuk kasus HIV yang dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA walau tidak dapat menyembuhkan. Pemeriksaan CD4 merupakan salah satu indikatorpemantauan pasien untuk melihat keberhasilan penggunaan ARV. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi pengobatan sebelum dan sesudah penggunaan ARV berdasarkan indikator CD4 pada pasien RS Prof. Dr. Sulianti Saroso di Jakarta Utara. Metode: desain penelitian cross sectional. Pengumpulan data dilakukan secara non probability sampling dengan teknik quota sampling sehingga diperoleh 42 pasien HIV yang berasal dari data rekam medis pasien. Hasil: analisa sosiodemografi sebagian besar usia 26–45 tahun 73,8%, jenis kelamin laki-laki 92,9%, pendidikan sarjana 69%, sudah bekerja 88,1%  serta sudah menikah 76,2%. Berdasarkan kepatuhan dalam pengobatan diperoleh 78,6% patuh. Kombinasi obat yang paling banyak digunakan adalah TDF(300)+3TC(300)+EFV(600) dalam bentuk FDC (fixed-dose combination). Hasil Uji Wilcoxon menunjukan adanya perbedaan bermakna antara CD4 awal dengan CD4 akhir dengan p value 0,000 (p<0,05). Uji statistik dengan chi square didapatkan status pernikahan, kepatuhan, status pekerjaan dan status pendidikan menunjukan ada hubungan yang signifikan dengan perubahan CD4 (Pvalue <0,05) sedangkan usia, jenis kelamin, dan kombinasi obat tidak signifikan (Pvalue >0,05). Kesimpulan: ARV efektif menaikkan CD4 pada pasien HIV.


Author(s):  
Fitra Yulia Ningshi ◽  
Suhadi Suhadi ◽  
Jumakil Jumakil

 Stres kerja merupakan gangguan fisik serta emosional pekerja yang diakibatkan oleh banyaknya jumlah beban kerja yang harus diselesaikan oleh para pekerja dan menghasilkan tingkat kelelahan karena mengejartargetproduksi yang akan di pasarkan, sehingga memicu terjadinya stres kerja. Serta ketidakpastian pekerjaan yang dimiliki dapat menyebabkan stres kerja karena sebagian besar dari pekerja merupakan pekerja harian yang tidak terikat oleh kontrak kerja sehingga berpeluang untuk kehilangan pekerjaannya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan faktor pekerjaan dengan stres kerja pada pekerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study. Sampel pada penelitian ini sebanyak 72 orang dengan tehnik menggunakan probability sampling. Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ketidakpastian pekerjaan dengan stres kerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari (p value = 0.003) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah beban kerja dengan stres kerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari (p value = 0,893). Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan ketidakpastian pekerjaan dengan stres kerja pada pekerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari dantidak terdapat hubungan antara jumlah beban kerja dengan stres kerja pada pekerja di PT. Sultratuna Samudra kendari


2018 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 81-85
Author(s):  
Yeni Yarnita

Gerakan keselamatan pasien merupakan gerakan yang mengandung unsur moralitas dan kemanusiaan yang pada akhirnya harus menjadi sebuah budaya dalam keselamatan pasien. Dengan demikian diperlukan adanya sikap penyedia layanan kesehatan yang di yakini dapat menekan angka Kejadian tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit. Data RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau menunjukkan bahwa angka KTD masih menunjukkan melebihi pada batas angka toleransi KTD yang ditetapkan yaitu ≥ 1.5% serta masih terdapat kejadian pasien jatuh pada tahun 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui berhubungan sikap perawat dengan budaya keselamatan pasien pada perawat diruang Rawat Inap RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Populasi adalah seluruh perawat pelaksana di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau dengan besar sample 131 perawat dengan teknik cross sectional non probability sampling. Pengumpulan data dengan cara angket analisis data dengan distribusi frekuensi, chi square dan uji regresi logistik. Hasil penelitian didapat ada hubungan sikap (p value 0.001) dengan budaya keselamatan. Hasil penelitian didapatkan sikap memiliki berhubungan yang signifikan dengan budaya keselamatan pasien. Disarankan kepada pihak manajemen rumah sakit untuk dapat meningkatkan dukungan manajemen terhadap program keselamatan pasien sehingga meningkatkan budaya keselamatan pada perawat di ruang rawat Inap inap RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.


2017 ◽  
Vol 9 (01) ◽  
pp. 68
Author(s):  
Mulyati Priyantini ◽  
Yuli Trisnawati

ABSTRAKFokus utama asuhan persalinan adalah pencegahan komplikasi untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu. Salah satu upaya adalah mencegah terjadinya ruptur perineum. Posisi tangan yang dipakai penolong persalinan kala II untuk mencegah ruptur perineum antara lain posisi tangan APN dan Varney. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antara posisi tangan penolong menurut APN dan menurut Varney dalam mencegah ruptur perineum spontan pada kala II persalinan di RSIA ‘Bunda arif’ Purwokerto. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, menggunakan pendekatan cross sectional dengan populasi seluruh persalinan spontan di RSIA ‘Bunda arif’ Purwokerto. Sampel yang digunakan adalah quota sampling  sebanyak 30 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Metode analisis data menggunakan uji U Mann-Whitney. Hasil penelitian ini adalah Kejadian ruptur perineum pada posisi tangan menurut APN sebanyak 93,3%, sedangkan menurut Varney sebanyak 86,7%. Hasil analisa statistik uji U Mann-Whitney didapatkan p value = 0,550 (p>0,005) sedangkan U value  = 33,000 (Uh < U t ), artinya tidak ada perbedaan bermakna, tetapi posisi tangan Varney lebih baik dengan selisih ruptur 6,6%. Posisi tangan penolong menurut Varney lebih efektif daripada posisi tangan menurut APN dalam pencegahan ruptur perineum spontan pada kala II persalinan, tetapi keduanya tidak memberikan perbedaan yang bermakna terhadap kejadian ruptur perineum. Penolong persalinan dapat menemukan metode yang paling tepat dalam meminimalisir kejadian ruptur perineum spontan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu.Keyword : Posisi tangan penolong, ruptur perineumEFFECTIVENESS OF HANDLING POSITION IN PREVENTION OF PERINEUM RUPTURE IN NORMAL LABORABSTRACTMain focus of delivery care is preventing the complication to reduce the maternal morbidity and mortality. One of the efforts to prevent the occurance of perineal rupture. The position hand which is used birth attendant in the second stage of labor to prevent perineal rupture among others APN and Varney hands position. The goal of this reasearch is to know the effectiveness between APN and Varney hands position to prevent spontanoeus perineal rupture in the second stage of labor in RSIA ‘Bunda arif’ Purwokerto. This reasearch was observational analytic by approachment cross sectional with population of this reasearch was all of spontaneous delivery in RSIA ‘Bunda arif’ Purwokerto and the sample used quota sampling, it’s about 30 sample can be a inclusion criteria. The analyze method data used U Mann-Whitney test. The result of this experiment are precentage of spontaneous perineal rupture by  APN hands position is 93,3%, while by Varney is 86,7%. Result of statistic analysis used U Mann-Whitney test is p value = 0,550 (p>0.005) and U value  = 33,000 (Uh < U t). It means, not significant difference, but Varney hands position better by a margin of 6.6%. the conclusion are varney hands position is more effective than APN hands position in  prevention spontaneous perineal rupture in the second stage of labor, but both not significant for perinel rupture. Suggestion : Birth attendants can find the most appopriate method to minimize perineal ruptured to reduce maternal morbidity and mortalityKeyword : APN & Varney hands position, and perineal rupture.


PROMOTOR ◽  
2019 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 191
Author(s):  
Indri Putri Pratiwi ◽  
Andi Asnifatima ◽  
Rubi Ginanjar

<p>Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (� 10 mmHg). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara paparan<br />kebisingan dengan peningkatan tekanan darah karyawan di Stasiun Bojong Gede. Penelitian menggunakan obsevasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 97<br />dengan menggunakan teknik pengambilan non probability sampling (sampel jenuh) dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan di ruang terbuka dan ruang<br />tertutup di Stasiun Bojong Gede, dengan menggunakan sound level meter. Pengumpulan data karakteristik dan kebiasaan karyawan dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengukuran tekanan darah di lakukan pada saat sebelum dan sesudah bekerja menggunakan sphygmomanometer.<br />Tingkat bising di ruang terbuka melebihi Nilai Ambang Batas dan tingkat bising di ruang tertutup sesuai NAB. Dari hasil pengukuran 76% responden bekerja dengan kebisingan melebihi NAB dan 72% responden mengalami peningkatan tekanan darah. Karyawan laki-laki 91% perempuan 9%, usia<br />&lt;30 tahun 81%, masa kerja &lt;8 tahun 96%, ruang tertutup 83% dan ruang terbuka 17%, karyawan yang memiliki riwayat hipertensi 4%, yang mengonsumsi kafein 81%, merokok 53%, mengalami<br />gangguan fisiologis 86%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik individu (jenis kelamin (p-value=0,998), usia (p-value=0,147), masa kerja (pvalue=1,000), riwayat hipertensi<br />(p-value=1,000) dengan peningkatan tekanan darah). Dantidak ada hubungan antara kebiasaan individu (konsumsi kafein (p-value=0,385), kebiasaan merokok (pvalue= 0,094), pola istirahat (p-value=0,135), gangguan psikologis (p-value=0,798). Serta ada</p><p>hubungan antara lokasi kerja (p-value=0,002), kebisingan (p-value=0,007) dengan peningkatan<br />tekanan darah. Dikarenakan jarak sumber bising dengan karyawan hanya � 2 meter. Kesimpulannya<br />adalah ada hubungan antara kebisingan kereta api terhadap peningkatan tekanan darah karyawan di<br />Stasiun Bojonggede. Disarankan agar dilakukan sosialisasi berupa penyuluhan atau pamflet tentang<br />keselamatan dan kesehatan kerja di area Stasiun Bojong Gede.</p>


Jurnal JKFT ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Popy Irawati ◽  
Arif Firmansyah

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tujuan Peneitian Untuk mengetahui factor- dukungan keluarga  yang berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Cipondoh Kota Tangerang-Banten. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes millietus sebanyak 86 responden. Teknik pengambilan sampel yang dipilih secara non probability sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak dilakukan secara acak. Dengan teknik Consecutive Sampling. Hasil uji chi-square dengan menunjukan p value α 0,01 sehingga Ha diterima bahwa terdapat hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet pada pasien Diabetes Militus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus.


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 445-452
Author(s):  
Rita Agustina ◽  
Tusy Triwahyuni ◽  
Devita Febriani Putri ◽  
Nindi Destiani

ABSTRACT: RELATIONSHIP WITH ANEMIA IN ELEMENTARY CHILDREN IN TANJUNG SENANG REGENCY, BANDAR LAMPUNG Background: Anemia is a condition in which the number of red blood cells or the hemoglobin concentration in them is less than normal. WHO in the World Wide Prevalence of Anemia reports that the total population of the world who suffer from anemia is 1.62 billion people with a prevalence in primary school children (25.4%) and 305 million school children worldwide suffer from anemia. In general, the cause of anemia is nutritional deficiencies, especially iron deficiency and parasitic infections such as worms. Worms is an infectious disease caused by parasites in the form of worms. Objective: Knowing the Relation between Worms and Anemia in Elementary School Children in In Tanjung Senang District Bandar Lampung in 2020. Method: This type of research is quantitative research and analytical observational research methods with a cross sectional approach with the Chi Square test. Sampling was done using Quota Sampling. The sample in this study were 63 people. Results: The results of the Chi Square test showed p-value = 0.000, which is less than the significance value of 5% (0.05), this shows that there is a significant relationship between worms and anemia in elementary school children in Tanjung Senang, Bandar Lampung, in 2020. Conclusion: There is a significant relationship between helminths and the incidence of anemia in elementary school children in Tanjung Senang, Bandar Lampung, in 2020. Keywords: Worms, Anemia Incidence  ABSTRAK: HUBUNGAN KECACINGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG Pendahuluan: Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin di dalamnya kurang dari biasanya. WHO dalam World wide Prevalence of Anemia melaporkan bahwa total dari keseluruhan penduduk dunia yang menderita anemia adalah 1,62 miliar orang dengan prevalensi pada anak sekolah dasar (25,4%) dan 305 juta anak sekolah di seluruh dunia menderita anemia. Pada umumnya penyebab anemia adalah kekurangan nutrisi, terutama kekurangan zat besi dan infeksi parasit seperti kecacingan. Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kecacingan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Sekolah Dasar di Di Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan uji Chi Square. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Quota Sampling. Sampel pada penelitian ini sebanyak 63 orang.Hasil: Hasil uji Chi Square  menunjukkan p-value = 0.000 dimana kurang dari nilai kemaknaan yaitu 5% (0.05), hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kecacingan dengan kejadian anemia pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun 2020.Kesimpulan: Kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara kecacingan dengan kejadian anemia pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun 2020. Kata Kunci  Kecacingan, Kejadian Anemia


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 977-983
Author(s):  
Anissa Salsabil ◽  
Yulian Wahyu Permadi ◽  
Ainun Muthoharoh ◽  
Wulan Agustin Ningrum

AbstractInappropriate use of antibiotics has resulted in antibiotic resistance. One of the phenomena that supports this phenomenon is the lack of knowledge about patient compliance in the use of antibiotics. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge and adherence to the use of penicillin antibiotics in patients with ARI in the Outpatient Installation at the Kesesi Health Center in 2021. Analytic research method with cross sectional approach with quantitative research type with non-probability sampling using purposive sampling method. a sample of 136 adult respondents diagnosed with ARI with antibiotic therapy. Data collection by questionnaire. Correlation data using Spearman Rho test. The results showed that the data was not significant between the use of antibiotics and adherence to taking medication with a P value of 0.286 (<0.05). The results of high antibiotic consumption compliance with sufficient knowledge results are expected for respondents and pharmaceutical staff to improve communication, information and education (KIE) to respondents who receive antibiotic prescriptions.Keywords: Penicillin Antibiotics, ARI, Compliance, Knowledge, Public Health Center AbstrakPenggunaan antibiotik yang tidak tepat telah mengakibatkan terjadinya resistensi terhadap antibiotik. Salah satu fenomena yang mendukung fenomena ini adalah kurangnya tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan pasien dalam penggunaan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan dalam penggunaan antibiotik penisilin pada pasien ISPA Instalasi Rawat Jalan di Puskesmas Kesesi Tahun 2021. Metode penelitian analytic dengan pendekatan cross sectional dengan jenis penelitian kuantitatif dengan pengambilan sampel non-probability sampling menggunakan cara purposive sampling dengan sampel sebanyak 136 responden dewasa yang terdiagnosa ISPA dengan terapi antibiotik. Pengumpulan data dengan kuesioner. Data korelasi menggunakan uji spearman rho. Hasil penelitian menunjukan data tidak signifikan antara penggunaan antibiotic dengan kepatuhan konsumsi minum obat dengan nilai P value 0,286 (<0,05). Hasil kepatuhan konsumsi antibiotik yang tinggi dengan hasil pengtahuan yang cukup diharapkan kepada responden dan tenaga kefarmasian harus ditingkatkan mengenai komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada responden yang menerima resep antibiotik.Kata kunci: Antibiotik Penisilin; ISPA; kepatuhan; pengetahuan; puskesmas


2018 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 101-109
Author(s):  
Zulmeliza Rasyid ◽  
Nurvi Susanti ◽  
Nofri Hasrianto

Penerapan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya,ventilasi dalam rumah, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bias menjadi tempat istirahatnyamuk. Data angka kejadian DBD di wilayah kerja puskesmas Payung Sekaki Tahun 2016 sebanyak 145 orang , jumlah kematian 1 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan penerapan 3M Plus .Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini seluruh penderita DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki sebanyak 145 orang. Metode pengambilan sampel dilakukan secara Quota Sampling. Pengolahan data secara komputerisasi. Analisis yang digunakan analisis univariat, bivariate dan multivariat. Hasil uji chi square antara Pengetahuan dengan penerapan 3M Plus diperoleh p value=0,000, Sikap dengan penerapan 3M Plus diperoleh pvalue=0,000, Tindakanpenerapan 3M Plus diperoleh p value = 0,000 sedangkan variabel yang dominan berpengaruh adalah Sikap dengan p value = 0,000 POR (95% CI ) 6.155 (2,437-15,554). Disarankan kepada pihak puskesmas untuk dapat memaksimalkan pemberian informasi kesehatan oleh petugas kesehatan dalam menyebarluaska informasi ataupun penyuluhan tentang penerapan 3M Plus.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document