scholarly journals Efektivitas Ekstrak Bunga Melati (Jasminum Sambac L.) Terhadap Kematian Larva Aedes Aegypty

2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 817
Author(s):  
Munadia Husna ◽  
Ratna Sari Dewi ◽  
Eko Mirsiyanto

ABSTRAKLarva nyamuk Aedes aegypti berperan dalam vektor penularan penyakit Dengue Hemorhagic Fever (DHF). Untuk memutus rantai penularan penyakit, maka larva sebagai rantai dari perkembangan nyamuk perlu diberantas atau dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas minyak atsiri bunga melati (Jasminum sambac (L.)ait) terhadap daya bunuh larva nyamuk. Metode dalam penelitian ini menggunakan desain Quasi eksperimen dengan Post test Only Control Group. Sampel yang di gunakan yaitu larva Aedes Aegypti dan pada setiap perlakuan dberikan sebanyak 20 larva dengan 5 kali pengulangan, sehingga jumlah seluruh larva yang di butuhkan yaitu 700 larva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bunga melati efektif terhadap kematian larva Aedes aegypti dalam waktu 24 jam. Nilai signifikan p=0,000 (p<0,05) ada hubungan antara jumlah kematian larva dengan konsentrasi ekstrak bunga melati. Jadi dapat di simpulkan bahwa rata-rata jumlah larva Aedes aegypti yang mati untuk setiap konsentrasi mengalami peningkatan, semakin besar konsentrasi yang di pakai untuk perlakuan semakin banyak jumlah larva yang mati. Selain itu juga, yang menunjukkan efektif adalah 0,05%, karena konsentrasi 0,05% sudah dapat membunuh larva Aedes aegypti 100% dalam waktu 24 jam.Kata Kunci : Aedes aegypti, bunga melati, ekstrak, larvasida

2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 440
Author(s):  
Kharisma Putra D ◽  
Hasmiwati Hasmiwati ◽  
Arni Amir

Salah satu upaya untuk mengurangi kasus DBD adalah dengan pengendalian vektor DBD dengan larvisida. Temephos merupakan salah satu insektisida yang telah digunakan lebih dari 30 tahun dan berfungsi mengendalikan larva vektor. Penggunaan temephos yang tidak sesuai aturan dapat menyebabkan penurunan kerentanan pada vektor DBD.  Tujuan penelitian ini  adalah untuk  menilai  status  kerentanan larva Aedes aegypti di tiga kecamatan di Kota Padang. Penelitian ini menggunakan post  test  only  with  control  group design. Telur diambil dan dipelihara di laboratorium hingga mencapai larva instar III/IV. Uji kerentanan untuk temephos dilakukan berdasarkan standar WHO. Hasil penelitian menunjukkan pada Kecamatan Kuranji, kematian larva pada konsentrasi 0,005 mg/L sebesar 10%, 0,01 mg/L sebesar 45%, 0,02 mg/L sebesar 86%, dan pada konsentrasi 0,03 mg/L sebesar 100%. Pada Kecamatan Koto Tangah, kematian larva pada konsentrasi 0,005 mg/L sebesar 24%, 0,01 mg/L sebesar 48%, 0,02 mg/L sebesar 99%, dan pada konsentrasi 0,03 mg/L sebesar 100%. Pada Kecamatan Padang Timur pada konsentrasi 0,005 mg/L didapatkan kematian larva sebesar 12%, pada 0,01 mg/L sebesar 43%, pada 0,02 mg/L sebesar 99%, dan pada 0,03 mg/L sebesar 100%. Hasil uji One way-Anova adalah bermakna dengan nilai p<0,05 pada ketiga kecamatan dan LC99 sedikit diatas 0,02 mg/L. Simpulan penelitian ini adalah status kerentanan Aedes aegypti terhadap temephos di tiga kecamatan berkisar antara rentan dan toleran, belum mencapai resisten sehingga temephos masih dapat digunakan dalam pengendalian vektor DBD.


Author(s):  
Dwi Sulistia Ningrum ◽  
Siwi Pramatama Mars Wijayanti ◽  
Kuswanto Kuswanto

Aedes aegypti is the main vector which transmits Dengue virus as causing agent of Dengue Haemmorhagic Fever (DHF). Chemical control of Ae. aegypti have an impact on the environment and humans, also burden a high cost. One of the efforts to reduce the negative impact of synthetic insecticide, which is to find out alternative natural insecticide from plant-based insecticides. The purpose of this research is to determine the killing power of the rhizome bangle extract to Ae. aegypti larvae. This research was a quasi-experimental design with post test only control group design. The concentration of extract rhizome bangle used were 0%; 0.125%; 0.25%; 0.5%; 0.75% and 1%. The mosquito sample used in this study were instar III of Ae. aegypti larvae as many as 600 larvae. Data analysis used univariate and bivariate (probit and Kruskal Wallis test). The results showed that there was an effect of the concentration of extract rhizome bangle against the mortality of Ae. aegypti larvae with p=0,002 (p<0,05). Extract rhizome bangle effectively killed Ae. aegypti larvae with LC50 and LC90 were 0.148 % and 0.338 %, with the most effective concentration is 1%. Based on this research, extract rhizome bangle has a larvicidal effect on Ae. aegypti, so it can be used as an alternative method to minimize the usage of chemical larvicides that easily applied by the community.


2018 ◽  
pp. 10-15
Author(s):  
Alfina Baharuddin

The high number of cases of dengue fever in Indonesia, so it needs to be held vector control effort. Moringa is used as a natural anti-mosquito capable of supplying larvae. This is because there are compounds of steroids, triterpenoids, alkaloids, saponins, flavanoids, and tannins in the stem of moringa. The type of research used was experimental with post test only control group design method. The data were collected by counting the number of Aedes aegypti instar III larvae that died in each type of salinity concentration during the exposure time. The experiment was conducted 4 times, Observation, calculation and recording of the number of live and dead larvae every 24, 32, 40 and 48 hours after treatment. The data that has been collected and analyzed is then presented in tabular and narrative form. At the concentration of 3% in the Moringa leather bark estrants at the time of 24 hour measurements in each treatment of 1 (3), 2, 3, 3 (3) treatment, 4 (1) treatment with an average percentage of larva death 27 , 5%. The concentration of 3% extract of Moringa leaf bark effectively kills Aedes aegepty larvae by 45% within 48 hours. Concentration of 3.5% extract of Moringa leaf bark effectively kills Aedes aegepty larva by 45% within 24 hours. The concentration of 4% extract of Moringa leaf bark effectively kills Aedes aegepty larva by 67.5% within 24 hours. The effective exposure time of 24 hours resulted in the death of 67.5% Aedes aegypti.  


2018 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 218
Author(s):  
Khoiriyanti Wulandari ◽  
Mei Ahyanti

<p>Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) or Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by a virus which is very dangerous because it can cause the patient to die within a few days. Bandar Lampung city itself is a dengue endemic area. According to data from the Lampung Provincial Health Office, in 2015, from 15 there were 2,996 deaths in 31 people. The study aimed to knowing the effectiveness of bintaro seed extract (Cerbera manghas) as larvacide in III instars Aedes aegypti larvacides experimental research with post test only control group design. The sampling method was purposive sampling. Independent variables were bintaro seed extract (dose and time), the dependent variable was Aedes aegypti larvAedes The results showed that from 5 types of doses with 5 repetitions, the death result of Aedes aegypti larvae with a dose of 0% had no mortality, a dose of 0.1% with an average of 12.55, a dose of 0.5% with an average of 15.15 , 1% dose with an average of 18.20, a dose of 1.5% with an average of 22.15, and a dose of 2% with an average of 25. At the time of contact, the death result of the larvae was found with an average 6-hour contact time. an average of 8.70, 12 hours with an average of 14.13, 24 hours with an average of 18.37 and 48 hours with an average of 20.83. According to the results of statistical tests, the most effective effect of bintaro seed extract dosage is at a dose of 1.5% and contact time of 6 hours.<strong></strong></p>


2015 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Pristiana Rahayu ◽  
Winarko . ◽  
Siti Surasri

Control of Aedes aegypti mosquito population still leaves problem that needs to be addressed. Theuse of copper wire as an alternative of  larvicide has been studied yet it has not shown asatisfactory result. This is study pure experimental research using research design post test only control group designwith larvae of Aedes aegypti third instar as samples. Methods of data analysis were descriptiveanalysis and analytical analysis.Experiment result shows that based on the success criteria for effective control and safe for health,this research has not found an effective dose of copper wire to kill larvae of Aedes aegyptimosquito that is safe for health for the percentage of larval mortality with concentration of 38.7%Cu was still below 2 ppm.It is recommended that governments and communities use and promote copper wire as analternative larvicide for vector eradication of dengue with predetermined limit of use that is safe forhealth. Further research can be also carried out with media source of water and variety of concentration.


Biomedika ◽  
2015 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Reisya Tiara Kandita ◽  
Riandini Aisyah ◽  
Wulandari Berliani Putri

Nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles aconitus merupakan beberapa vektor penting pada penyakit tropis di Indonesia, antara lain seperti penyakit demam berdarah dan malaria. Salah satu cara pemberantasan nyamuk yang paling sering digunakan adalah dengan menggunakan insektisida. Penggunaan insektisida kimiawi yang bertujuan untuk membunuh nyamuk dewasa juga menimbulkan permasalahan tersendiri yaitu timbulnya resistensi nyamuk dan efek toksik pada manusia. Oleh karena itu, diperlukan insektisida alternatif yang lebih aman terhadap lingkungan yang berasal dari tanaman. Salah satunya dengan menggunakan ekstrak buah Leunca (Solanum nigrum). Buah Leunca mengandung glikoalkaloid yang beracun. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ekstrak buah Leunca mempunyai potensi sebagai insektisida alami terhadap nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles aconitus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan true experimental-post test only control group design. Sampel yang digunakan adalah nyamuk Aedes aegypti dengan konsentrasi ekstrak 20%, 40%, 60%, dan 80% dan nyamuk Anopheles aconitus dengan konsentrasi ekstrak 5%, 10%, 20% dan 40%. Dilakukan penyemprotan pada glass chamber kemudian diamati sampai 20 menit, setelah itu nyamuk dipindah ke dalam paper cup dan diamati selama 24 jam. Pengulangan dilakukan sebanyak empat kali. Uji yang digunakan adalah uji Oneway Anova dengan nilai p < 0,05 dan analisis probit.Hasil uji Oneway Anova diperoleh nilai signifikansi < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah Leunca memiliki efek insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles aconitus. Hasil analisis probit nyamuk Aedes aegypti LC50 terletak antara 69,890% dan 156,417% dengan estimasi 91,128% dan LC90 terletak antara 337,934% dan 5842,532% dengan estimasi 785,398%, sedangkan nyamuk Anopheles aconitus LC50 terletak antara 19,809% dan 33,570%. Dengan estimasi 24,767% dan LC90 terletak antara 96,540% dengan 450,875% dengan estimasi 169,046%. Peneliti menyimpulkan bahwa ekstrak buah Leunca (Solanum nigrum L.) memiliki efek insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dengan konsentrasi 80% dan Anopheles aconitus dengan konsentrasi 40%.Kata Kunci: Ekstrak buah Leunca (Solanum nigrum), insektisida, Aedes aegypti, Anopheles aconitus


2018 ◽  
Vol 37 (3) ◽  
pp. 283-295
Author(s):  
WIRA DESY KUSUMAWATI ◽  
Agus Subagiyo ◽  
MELA FIRDAUST

AbstrakXV+104 halaman : gambar, tabel, grafik, lampiranPenggunaan larvasida sintesis sangat merugikan masyarakat, seperti pencemaran lingkungan danmenyebabkan resistensi. Alternatif untuk mengurangi dampak negatif tersebut adalah dengan menggunakanlarvasida nabati yang berasal dari tanaman yaitu daun sirsak (Annona muricata Linn) dan batang serai(Andropogon nardus). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas larvasida alami ekstrak daun sirsak(Annona muricata Linn) dan ekstrak batang serai (Andropogon nardus) terhadap kematian larva nyamuk Aedesaegypti, pengaruh dosis larvasida alami, jenis larvasida alami, adanya interaksi beberapa dosis dan jenis ekstrak.Jenis penelitian yang digunakan eksperimen murni sedangkan untuk pelaksanaan penelitianmenggunakan rancangan post test only control group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh larvanyamuk Aedes aegypti instar III. Sampel berjumlah 1250 ekor larva. Analisis data yang dilakukan secaraunivariat dan bivariat (menggunakan uji anova dua jalan, dengan 〈=0,05)Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh antara beberapa dosis ekstrak larvasida alamiterhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti ditunjukkan dengan perbandingan antara mean kelompok yangmendapat perlakuan dengan diberi ekstrak daun sirsak 9,15 lebih baik dari pada mean diberi ektrak batang serai7,1. Terdapat pengaruh jenis ekstrak larvasida alami terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti bahwa F =4,465 dengan porbalitas 0.0430,05 sedangkan interaksi antara beberapa dosis dan jenis ekstrak larvasida alamiterhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti F = 0,916 dengan porbabilitas 0,0370,05.Saran yang diberikan kepada masyarakat yaitu diharapakan adanya penggunaan ekstrak daun sirsak(Annona muricata Linn) ini sangat mudah untuk mengaplikasikannya cukup menambahkan ekstrak daun sirsakini kedalam penampungan air.Daftar bacaan :22 (1992 - 2016)


2017 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 318
Author(s):  
Angger Luhung Nur Fadilah ◽  
Widya Hary Cahyati ◽  
Rudatin Windraswara

Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes betina. Salah satu upaya pengendalian vektor yang populer di masyarakat yaitu menggunakan insektisida kimiawi akan tetapi menyebabkan resistensi pada nyamuk dan keracunan pada manusia. Upaya pengendalian dapat berupa insektisida alami yang terbuat dari tumbuhan, salah satunya yaitu daun pepaya (Carica papaya L). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya proteksi lotion ekstrak daun pepaya untuk menolak Aedes aegypti. Jenis penelitian ini adalah eskperimen murni dengan rancangan penelitian post test only control group design. Populasi penelitian adalah telur nyamuk Aedes aegypti yang dikembangbiakkan menjadi nyamuk, sampel 50 ekor nyamuk Aedes aegypti umur 2-5 hari untuk setiap kelompok perlakuan dengan 4 kali pengulangan, sehingga total nyamuk yang dibutuhkan 1.400 nyamuk Aedes aegypti karena jumlah perlakuan 7 kelompok. Data dianalisis menggunakan uji Anova dan Post Hoc. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan persentase jumlah nyamuk yang hinggap pada berbagai konsentrasi lotion ekstrak daun pepaya dengan nilai signifikansi p=0,001 (p


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Inayah Hayati

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina  Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi serbuk buah dalam mortalitas larva Aedes aegypti. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen murni dengan desain post test only control group design dengan 5 varian konsentrasi 1,7%, 2,0%, 2,3%, 2,6% dan 3,0%  dengan 3 kali pengulangan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk buah pare (Momordica charantia) berpotensi sebagai biolarvasida dengan mortalitas larva  Aedes aegypti  pada konsentrasi 1,7%  sebanyak 53%; konsentrasi 2,0% mortalitas larva sebanyak 66%; konsentrasi 2,3% sebanyak 94% dan pada konsentrasi 2,6% ,3% sebanyak 100% mortalitas larva. Dari uji statistik menunjukkan nilai f hitung>f tabel yaitu: f hitung 368,103> f tabel 2,85 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara perlakuan konsentrasi serbuk buah pare terhadap kematian larva Aedes aegypti.


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 6-11
Author(s):  
Yuliana Prasetyaningsih ◽  
Novita Sari ◽  
Hieronymus Rayi Prasetya ◽  
Visensa Gerosa Naer

Pendahuluan: Kearifan lokal, pengobatan tradisonal, dan pengetahuan etnobotani perlu dipelajari dan dikembangkan. Salah satu masalah yang masih sering terjadi pada masyarakat adalah munculnya penyakit demam berdarah yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti. Demam Berdarah Dengue merupakan  penyakit yang ditakuti karena menurunkan konsentrasi trombosit ke tingkat rendah (trombositopenia) dan dapat menyebabkan perdarahan. Jumlah sel trombosit yang rendah, harus segera ditingkatkan untuk menghindari terjadinya syok. Secara empiris, masyarakat menggunakan air rebusan daun ubi jalar pada kasus-kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) dan menunjukkan perbaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi etnomedicine daun ubi jalar ungu (ipomoea batatas l. poir) sebagai obat  demam berdarah di wilayah Sleman, DIY. Selain itu juga untuk mengetahui persentase peningkatan jumlah trombosit pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) dengan pemberian infusa Daun Ubi Jalar Ungu dan ubi jalar putih (Ipomoea batatas .L) Jenis penelitian: True experimental dengan rancangan penelitian pretest dan post test with control group design. Penelitian ini menggunakan 35 tikus putih jantan yang dibagi dalam 7 kelompok perlakuan infusa  daun ubi jalar ungu yaitu kelompok kontrol, kelompok dosis ringan, kelompok dosis sedang dan kelompok dosis berat untuk masing-masing infusa daun ubi jalar. Tikus diturunkan jumlah trombositnya melalui mekanisme kerusakan limpa dengan induksi anilin secara intravena. Setelah 24 jam penginduksian, hewan coba diberi perlakuan sesuai kelompok. Semua kelompok dihitung jumlah trombositnya sebelum dan sesudah perlakuan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian: Terjadi peningkatan jumlah trombosit pada kelompok kontrol sebanyak 43%. Pada kelompok infusa daun ubi jalar ungu dosis ringan tidak ada peningkatan, kelompok dosis sedang meningkat sebesar 94%, dan kelompok dosis tinggi diperoleh  peningkatan sebesar  224%. Pada kelompok infusa dun ubi jalar putih terdapat peningkatan pada dosis tinggi yaitu 7,2 ml/200gr BB atau 26,46 %. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pemberian infusa daun ubi jalar putih pada pre test dan post test memiliki perbedaan yang bermakna dengan nilai p value 0,023. Sedangkan pemberian infusa daun ubi jalar ungu sebelum dan sesudah perlakuan tidak memiliki perbedaan secara bermakna yang ditunjukkan dengan nilai p value 0,550. Kesimpulan: Infusa daun ubi jalar ungu mampu meningkatkan jumlah trombosit yang lebih banyak dibandingkan dengan infusa daun ubi jalar putih. Infusa daun ubi jalar ungu dan ubi jalar putih memiliki potensi etnomedicine sebagai obat demam berdarah di Sleman, DIY.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document