1035325 Hubungan Kehamilan Ganda, Riwayat Hipertensi, dan Obesitas dengan Kejadian Pre Eklampsia Pada Ibu Hamil

Author(s):  
Maria Septiana

Abstrak Pre Eklamsi merupakan sindrom yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul di trimester kedua kehamilan yang selalu pulihdi periode postnatal. Rumusan masalah penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan kehamilan ganda, riwayat hipertensi dan obesitas secara stimultan dengan kejadian pre Eklamsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional dan data check list. Variavel independent adalah kehamilan ganda, riwayat hipertensi dan obesitas. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang pernah di rawat di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 dengan jumlah sampel 97 responden, didapatkan yang mengalami pre eklamsi sebanyak 41 responden (42,3%) dan yang tidak mengalami pre eklamsi sebanyak 56 responden (57,7%). Dari hasil analisis di dapat hasil statistik Chi-Square di peroleh p value = 0,000, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna kehamilan ganda, riwayat hipertensi dan obesitas dengan kejadian pre eklamsia. Saran yang diberikan kepada Rumah sakit Bhayangkara agar petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dengan cara penyuluhan dan konseling kepada ibu hamil mengenai pre eklamsi. Kata kunci : Kehamilan Ganda, Riwayat Hipertensi, Obesitas dan Kejadian Pre Eklamsi


Author(s):  
Wahyu Ida Muliana Wahyu Ida Muliana

ABSTRACT Hyperemesis Gravidarum marked excessive nausea and vomiting in pregnant women at a young age. WHO estimates that 536,000 women died from direct complications of pregnancy and childbirth. One complication of pregnancy is Hyperemesis Gravidarum. Hyperemesis Gravidarum in the world has been estimated to occur in 1-2% of pregnant. According to data from the Medical Record of Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital, the incidence of Hyperemesis Gravidarum in 2011 there were 72 people of 661 pregnant women. The purpose of this reseach was to determine the relationship between maternal age and parity with Hyperemesis Gravidarum in Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital 2011. The Design of this reseach used Cross Sectional by analytic approach survey. The population of this reseach are all of mother who gestational ≤ 16 weeks (four months) in the Installation of Obstetrics and Gynecology, Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital in January to December of 2011 with the sample of 661 people which taken by systematic random sampling and the reseach was conducted from 17 April to 24 April 2012.  Each variable that was observed in tests using Chi-Square test with a (0.05).  The results of this study showed that 5.9% of mothers with hyperemesis gravidarum, 21.8% of mothers with high risk age, and 30.0% primigravida. Chi-Square test showed no significant relationship between age (p value = 0.000) and parity (p value = 0.000) with the incidence of hyperemesis gravidarum. Expected to the Hospital to be implemented properly instructed how to provide counseling to pregnant women about pregnancy and childbirth, as well as provide confidence that the nausea and vomiting is a symptom of physiology in pregnancy.   ABSTRAK Hiperemesis Gravidarum ditandai mual dan muntah yang berlebihan terjadi pada ibu hamil di usia muda. WHO memperkirakan 536.000 perempuan meninggal dunia akibat langsung dari komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu komplikasi kehamilan adalah Hiperemesis Gravidarum. Insiden Hiperemesis Gravidarum di dunia telah diperkirakan terjadi pada 1-2% wanita hamil. Menurut data dari Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian Hiperemesis Gravidarum pada tahun 2011 terdapat 72 orang dari 661 ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas ibu dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Desain Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah dengan umur kehamilan ≤ 16 minggu (4 bulan) yang pernah dirawat inap di Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan Januari-Desember tahun 2011 dengan jumlah sample 661 orang yang diambil secara systematic Random Sampling (secara acak sistematis) dan penelitian ini dilakukan dari tanggal 17 April sampai dengan 24 April 2012. Masing-masing variabel yang diteliti di uji dengan menggunakan uji Chi-Square dengan a (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 5,9% ibu mengalami hiperemesis gravidarum, 21,8% ibu dengan umur resiko tinggi, dan 30,0% ibu primigravida. Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur (p value = 0,000) dan paritas (p value = 0,000) dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak Rumah Sakit agar dilaksanakan penyuluhan dengan cara memberikan konseling terhadap ibu hamil tentang kehamilan dan persalinan, serta memberikan keyakinan bahwa mual muntah merupakan gejala fisiologi pada kehamilan.



Author(s):  
Yuhemy Zurizah Yuhemy Zurizah ◽  
Rini Mayasari Rini Mayasari

ABSTRACT Low Birth Weight (LBW) was defined as infants born weighing less than 2.500 grams. WHO estimates that nearly all (98%) of the five million neonatal deaths in developing countries. According to City Health if Palembang Departement, infant mortality rate (IMR) in the year 2007 is 3 per 1000 live births, in 2008 four per 1000 live births, and in 2009 approximately 2 per 1000 live births. The cause of LBW is a disease, maternal age, social circumstances, maternal habits factors, fetal factors and environmental factors. LBW prognosis depending on the severity of the perinatal period such as stage of gestation (gestation getting younger or lower the baby's weight, the higher the mortality), asphyxia / ischemia brain, respiratory distress syndromesmetabolic disturbances. This study aims to determine the relationship between maternal age and educations mothers of pregnancy with the incidence of LBW in the General Hospital Dr Center. Mohammad Hoesin Palembang in 2010 This study uses the Analytical Ceoss Sectional Survey. The study population was all mothers who gave birth in public hospitals center Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2010 were 1.476 mothers gave birth with a large sample of 94 studies of maternal taken by systematic random sampling, ie research instument Check List. Data analysis was performed univariate and bivariate. The results of this study show from 94 mothers of LBW was found 45 people (47,9%) Which has a high risk age 26 LBW ( 27,7%) while the distance of low educations LBW (55,3%). From Chi-Square test statistic that compares the p value with significance level α = 0,05 showed a significant correlation between maternal age, where the p value = 0,002, of education mothers of pregnancy p value = 0,003 with LBW. In the general hospital center Dr. Mohammad Hoesin Palembang ini 2010. Expected to researches who will come to examine in more depth.   ABSTRAK Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) telah didefinisikan sebagai bayi lahir kurang dari 2.500 gram. WHO memperkirakan hampir semua (98%) dari 5 juta kematian neonatal di negara berkembang. Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Palembang, Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2007 yaitu 3 per 1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2008 4 per 1.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 sekitar 2 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab BBLR adalah penyakit, usia ibu, keadaan sosial, faktor kebiasaan ibu, dan faktor lingkungan. Prognosis BBLR tergantung dari berat ringannya masa perinatal misalnya masa gestasi (makin muda masa gestasi atau makin rendah berat bayi, makin tinggi angka kematian), asfiksia atau iskemia otak, sindrom gangguan pernafasan, gangguan metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur dan pendidikan ibu dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan survey analitik Cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2010 sebanyak 1.476 ibu melahirkan dengan besar sampel penelitian 94 ibu melahirkan yang diambil dengan tehnik acak sistematik, instrumen penelitian yaitu check list. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 94 ibu didapatkan kejadian BBLR 45 orang (47,9%) yang memiliki umur resiko tinggi 26 kejadian BBLR (27,7%) sedangkan yang pendidikan rendah 52 kejadian BBLR (55,3%). Dari statistik uji Chi-square yang membandingkan p value dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur ibu p value (0,002) , pendidikan p value (0,003) dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010. Diharapkan bagi peneliti yang akan datang untuk meneliti lebih mendalam.



Masker Medika ◽  
2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 233-239
Author(s):  
Eichi Septiani

Latar Belakang: Infeksi saluran pernapasan adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian dari saluran nafas yang berlangsung selama 14 hari. Berbagai macam faktor penyebab terjadinya ISPA, salah satunya adalah status gizi yang tidak baik. ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien pada sarana kesehatan. Berdasarkan data yang didapat di wilayah kerja puskesmas Tanjung Agung pada periode Januari-Maret 2019 terdapat Penderita ISPA berjumlah 391 balita. Tujuan: Untuk mengetahui Hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA pada balita di UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2019. Metode: Populasi dalam penelitian adalah ibu yang memiliki balita di UPTD PuskesmasTanjung Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu pada bulan Juli Tahun 2019 yang berjumlah 76 orang. Analisa data menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat dengan  menggunakan tabel distribusi dan uji statistik Chi-Square, dengan derajat kepercayaan 95%. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dengan melalui wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan check list yang berkaitan dengan kejadian ISPA dan pengamatan terhadap status gizi. Hasil penelitian: Variabel yang diteliti pada penelitian ini Status Gizi pada balita dan Kejadian ISPA. Pada analisa bivariat didapatkan ada hubungan yang bermakna antara Status Gizi Balita dengan Kejadian ISPA di UPTD PuskesmasTanjung Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu pada bulan Juli Tahun 2019 dengan p value 0,023. Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna antara Status Gizi Balita dengan Kejadian ISPA     Background: Respiratory tract infection is an infectious disease that attacks one part of the respiratory tract that lasts for 14 days. Various factors cause ARI, one of which is poor nutritional status. ARI is one of the main causes of patient visits to health facilities. Based on data obtained in the working area of the Tanjung Agung puskesmas in the JanuaryMarch 2019 period, there were 391 children with ARI. Objective: To find out the relationship between nutritional status and the incidence of ARI in infants in Tanjung Agung UPTD Puskesmas Ogan Komering Ulu in 2019. Methods: The population in this study was mothers who had children under five years old at UPTD Puskesmas Tanjung Agung, Ogan Komering Ulu Regency in July 2019, totaling 76 people. Data analysis uses univariate analysis and bivariate analysis using distribution tables and Chi-Square statistical tests, with a 95% confidence level. This research uses analytic method with cross sectional approach. Collecting data through direct interviews with respondents using a check list related to ARI events and observations of nutritional status. Results: In the bivariate analysis there was a significant relationship between Toddler Nutrition Status and ARI in UPTD Puskesmas Agung Tanjung Ogan Komering Ulu in July 2019 with p value 0.023. Conclusion: There is a significant relationship between Toddler Nutrition Status with ARI.



e-GIGI ◽  
2015 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Joan Christiany ◽  
Vonny N. S. Wowor ◽  
Christy N. Mintjelungan

Abstract: Gingival recession is a state or condition of the marginal gingiva that is more apical than the cementoenamel junction and is usually accompanied by opening of the root surface of teeth. Wrong brushing technique is the most common cause of gingival recession. Brushing technique that is most widely used is vertical direction. This study aimed to determine the influence of vertical brushing technique to the occurrence of gingival recession in students of Dentistry study program Sam Ratulangi University. This was a descriptive analytical study with a cross sectional design. Samples were obtained by using the purposive sampling method. Data of brushing technique were obtained by observing the vertical movement of tooth brushing used by respondents and were filled in a check list. Gingival recession was obtained by examination of the oral cavity and the severity of gingival recession was determined. There were 71 students as samples. Data were analyzed with the chi-square test. The results showed the influence of vertical brushing technique to gingival recession with a p value = 0.000 (p = <0.005).Keywords: gingival recession, vertical techniques, brushing techniqueAbstrak: Resesi gingiva adalah kondisi marginal gingiva yang lebih ke apikal dari Cemento Enamel Junction dan biasanya disertai dengan terbukanya permukaan akar gigi. Kesalahan dalam menyikat gigi merupakan penyebab resesi gingiva yang paling umum. Kesalahan yang dimaksud yaitu kesalahan dalam teknik menyikat gigi. Teknik menyikat gigi yang paling banyak di gunakan ialah teknik menyikat gigi vertikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh teknik menyikat gigi vertikal terhadap terjadinya resesi gingiva pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengambilan data teknik menyikat gigi vertikal dengan cara melihat gerakan menyikat gigi yang digunakan subjek penelitian. Hasil pengamatan dimasukkan pada check list sesuai dengan teknik menyikat gigi yang digunakan. Resesi gingiva didapat dengan melakukan pemeriksaan rongga mulut kemudian dihitung tingkat keparahan resesi gingiva. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 71 mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil data menunjukkan adanya pengaruh teknik menyikat gigi vertikal terhadap resesi gingiva dengan nilai p = 0,000 (p = <0,005).Kata kunci: resesi gingiva, teknik vertikal, teknik menyikat gigi



2020 ◽  
Vol 8 (01) ◽  
pp. 69-78
Author(s):  
Yunilda rosa

Kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikanhormonal. Keluarga Berencana menurut WHO World Health Organization ) adalah tindakan yangmembantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif – objektif tertentu,menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan,mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan antara suamiistri, menentukan anak dalam keluarga. Dari hasil penelitian rekam medik jumlah KB suntik di BPMFauziah Hatta cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pendidikan danpekerjaan ibu dengan akseptor KB suntik di BPM Fauziah Hatta PalembangTahun 2015.Metode yangdigunakan adalah survey analitik dengan cross sectional. Variabel dependen dalam penelitian iniadalah akseptor KB suntik, sedangkan variabel independen adalah pendidikan dan pekerjaan ibu.Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui dari buku laporan akseptor KBdengan menggunakan check list kepada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntikan di BPMFauziah Hatta Palembang, dengan sampel sebanyak 55 orang. Hasil analisa bivariat dengan uji Chi –Square menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna pendidikan ( p. Value = 0,034 ) dan pekerjaanibu ( p.value = 0,043 ) dengan pemakaian alat kontrasepsi suntikan. Berdasarkan hasil penelitian ini,maka disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna pendidikan dan pekerjaan ibu dengan alatkontrasepsi suntikan. Diharapkan kepada tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatanterutama KB tidak hanya memberikan penyuluhan tetapi juga lebih menekankan pada aplikasipelayanan yang berkualitas.



Author(s):  
Soep Soep

Dalam setiap rumah tangga dengan perkiraan penduduk Indonesia 185 juta jiwa paling tidak terdapat satu orang yang mengalami gejala gangguan kesehatan jiwa, dan membutuhkan pelayanan kesehatan jiwa.  Pada penelitian ini metode yang digunakan kuantitative, dengan pendekatan cross sectional.  Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga darisetiap pasien skizofrenia yang berjumlah 1.108 orang, sedangkan sampel dalam penelitian 42 orang menggunakan Accidental sampling.  Metode pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner berupa daftar pertanyaan dengan lembar Check-list.  Dari hasil uji statistic Chi square diperoleh hasil p value < 0.05.  Secara statistic menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara peranan keluarga terhadap kekambuhan pada pasien skizofrenia.  Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara hubungan peranan keluarga dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia di poliklinik sebuah Rumah Sakit Di Sumatera Utara.



Author(s):  
Rosmiati Rosmiati

ABSTRAK   Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. WHO memperkirakan hampir semua (98%) dari 5 juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Menurut data dinas kesehatan kota Palembang, angka kelahiran BBLR tahun 2008 sebanyak 213 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 sebanyak 203 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab BBLR adalah kelahiran prematur, paritas ibu, umur ibu, faktor plasenta, faktor janin dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paritas ibu dengan kejadian  BBLR di Rumah Sakit Pusri Palembang Tahun 2017. Desain penelitian ini adalah survai analitik dengan pendekatan cross sectional dimana variabel yang diteliti meliputi paritas ibu. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di Rumah Sakit Pusri Palembang tahun 2017 yang berjumlah 553 orang dengan besar sampel penelitian sebanyak 240  orang yang diambil dengan teknik acak sistematik, instrumen penelitian yaitu check list. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukan dari 240 ibu didapatkan kejadian BBLR 142 orang (59,2%) yang memiliki paritas risiko tinggi 32 orang dengan kejadian BBLR (87,5%) sedangkan umur ibu risiko tinggi 123 orang dengan kejadian BBLR ( 51,,2%). Dari statistik uji Chi-Square yang membandingkan p value dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu p value (0,00) dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Pusri Palembang Tahun 2017. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu dengan paritas dan  risiko tinggi lebih banyak melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan dengan risiko rendah. ­­ ABSTRACK Low birth weight (LBW) is a baby with a birth weight of less than 2500 grams. WHO estimates that almost all (98%) of 5 million neonatal deaths occur in developing countries. According to Palembang city health office data, the birth rate of LBW in 2008 was 213 per 1,000 live births and in 2009 as many as 203 per 1,000 live births. The causes of LBW are premature birth, maternal parity, maternal age, placental factors, fetal factors and the environment. This study aims to determine the relationship of mother parity with the occurrence of LBW at Pusri Palembang Hospital Year 2017. The design of this study is an analytical survey with cross sectional approach where the variables studied include parity of the mother. The population of this study were all maternal mothers at Pusri Palembang Hospital in 2017, which amounted to 553 people with a large sample of 240 samples taken by systematic random technique, research instrument that is check list. Data analysis was done univariat and bivariate. The results of this study showed that from 240 mothers, there was an occurrence of BBLR 142 people (59.2%) who had high risk parity of 32 people with LBW incidence (87.5%) while the high risk maternal age was 123 people with LBW incidence (51, 2% ). From Chi-Square test statistic that compare p value with significance level α = 0,05 indicate that there is significant relation between mother parity p value (0,00) with incidence of BBLR at Pusri Palembang Hospital 2017. From this research result it was concluded that mothers with parity and high risk were more likely to deliver babies with LBW than low risk.



2018 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 21-27
Author(s):  
Heryanti Heryanti

Abortus Inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Menurut data medical record Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP), angka kejadian abortus inkomplit dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 tercatat jumlah kasus abortus inkomplit sebanyak 252 kasus dari 3.910 ibu hamil. Tahun 2016 tercatat jumlah kasus abortus inkomplit sebanyak 178 kasus dari 3041 ibu hamil. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan umur dan paritas ibu hamil dengan kejadian abortus inkomplit di RSMP tahun 2017. Penelitian menggunakan survey analitik dan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil di Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSMP tahun 2017 sebanyak 2.681 dan sampel 348 dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Systematic Random Sampling. Dari analisa univariat menunjukkan responden abortus inkomplit sebanyak 123 responden (35,3%) sedangkan responden yang memiliki umur resiko tinggi sebanyak 150 responden (43,1%) sedangkan responden yang memiliki paritas tinggi sebanyak 130 responden (37,4%). Dari hasil uji statistik Chi-Square untuk variabel umur ibu didapatkan p value 0,000≤ α (0,05) berarti ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian abortus inkomplit, variabel paritas didapatkan p value 0,000 ≤ α (0,05) berarti ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian abortus inkomplit. Kesimpulan penelitian ada hubungan yang bermakna antara umur dan paritas ibu hamil dengan kejadian abortus inkomplit di RSMP tahun 2017. Diharapkan pihak Rumah Sakit agar meningkatkan pemeriksaan ibu hamil yang merupakan kunci preventif guna pengurangan kejadian abortus inkomplit.



2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 161-173
Author(s):  
Giyatno ◽  
Megawati

Law of the Republic of Indonesia number: 29 of 2004 concerning Medical Practice, which includes the obligation of doctors and dentists to make medical records. The results of the evaluation of the completeness of medical records in RSUD Dr. RM Djoelham Binjai still found incomplete medical record files. This study aims to determine the effect of predisposing factors (knowledge, attitudes), driving factors (support from other officers) and supporting factors (facilities and facilities, regulations) on the behavior of doctors in recording medical records. The research design used in this study was a descriptive analytic survey with a cross sectional design, a sample of 29 doctors and quantitative data analysis with univariate, bivariate and multivariate analysis. Based on the results of the chi square test, it was obtained that Knowledge variable p = 0.001, Attitude power p = 0.002, other support staff p = 0.000, facilities and facilities p = 0.002 and settings p = 0.007 multivariate test showed that of the 5 variables tested multiple logistic regression showed variable which has a p-value > 0.05. Based on the results of the multiple logistic regression test, the significant value of the model together was obtained at 0.002 < 0.05, which means that the four variables used as models have a significant influence on Medical Record Recording, the factor that has the greatest influence on Medical Record Recording is the Support Personnel variable. Others are indicated by an OR value of 0.062. The conclusion in this study is that there is an influence, Knowledge, Attitude, Support of Other Personnel, Facilities and Facilities, and Regulations on the Completeness of Medical Record Recording. It is hoped that doctors do not delay in recording complete medical records.



Author(s):  
Yuni Kurniati, Intan Sari Yuni Kurniati, Intan Sari

ABSTRACT According to WHO, cancer Cervical cancer is the number one most women no less than 300,000 new cases with 280,000 deaths occur annually in patients worldwide. The factors studied maternal age and parity. The purpose of this study was to determine the relationship of age and maternal parity with the incidence of Ca. Cervix at the General Hospital Dr Center. Mohammad Hoesin Palembang in 2011. This study uses the analytical survey method with cross sectional approach, where the independent variable and dependent variable were collected simultaneously using the check list. Data analysis was performed univarat and bivariate. The results of univariate analysis found that 69.9% of mothers suffer from Ca. Cervix, 30.1% of mothers who do not suffer from Ca. Cervix. At the age variables that have a low risk for mothers who have a 80.6% 19.4% high risk, and mothers who had high parity for 59.1% while the mother who has a 40.9% lower parity. Chi-Square analysis showed no significant relationship with the incidence of age Ca. Cervix where p value = 0.004, whereas parity with Ca. Cervix where there is a significant association p value = 0.001. From these findings, researchers recommend that the General Hospital Dr Center. Mohammad Hoesin Palembang have an important role to minimize the risk of occurrence of Ca. Cervix, for it needs to be improved education and counseling about Ca. Cervix as well as the health service so that when the deviation is found that good management can be performed so as to suppress the patient morbidity and mortality Ca. cervical.   ABSTRAK Menurut WHO, kanker serviks merupakan kanker nomor satu terbanyak pada perempuan tak kurang dari 300.000 kasus baru dengan kematian 280.000 penderita terjadi tiap tahun di seluruh dunia. Adapun faktor-faktor yang diteliti umur dan paritas ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian Ca. Cerviks di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan secara bersamaan dengan menggunakan check list. Analisis data dilakukan secara univarat dan bivariat. Hasil analisis univariat didapatkan bahwa 69,9% ibu menderita Ca. Cerviks, 30,1% ibu yang tidak menderita Ca. Cerviks. Pada variabel umur yang mempunyai resiko rendah sebesar 80,6% ibu yang mempunyai resiko tinggi sebesar 19,4%, dan ibu yang mempunyai paritas tinggi sebesar 59,1% sedangkan ibu yang mempunyai paritas rendah 40,9%. Analisis Chi-Square menunjukkan ada hubungan bermakna umur dengan kejadian Ca. Cerviks dimana p value = 0,004, sedangkan paritas dengan Ca. Cerviks terdapat hubungan yang bermakna dimana p value = 0,001. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang mempunyai peran penting untuk memperkecil resiko kejadian Ca. Cerviks, untuk itu perlu ditingkatkan penyuluhan dan konseling mengenai Ca. Cerviks serta pelayanan kesehatan sehingga bila ditemukan kelainan dapat dilakukan penatalaksanaan yang baik sehingga dapat menekan angka kesakitan dan kematian penderita Ca. Cerviks



Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document