scholarly journals Faktor-faktor risiko hipertensi yang berperan di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi

e-CliniC ◽  
2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Waenly M. Tumanduk ◽  
Jeini E. Nelwan ◽  
Afnal Asrifuddin

Abstract: Hypertension is characterized by increased systolic and diastolic blood pressures. Risk factors that can affect hypertension are divided into modified risk factors such as smoking habit and unmodified risk factors such as genetics, gender, and age. This study was aimed to evaluate the risk factors of hypertension at Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado. This was an observational and analytical study with a cross sectional design. There were 75 patients as respondents, obtained by using non-probability random sampling (accidental sampling). Variables in this study were age, sex, smoking habit, and family history of hypertension. Data were analyzed by using the Fisher’s exact test. The results showed that there was a significant relationship between age and hypertension (p=0.041). Albeit, there were no significant relationships between other variables and hypertension, with the p-values as follows: sex (p=1.000), smoking habit (p=1.000), and family history of hypertension (p=1.000). In conclusion, age was the risk factor of hypertension among hypertensive patients at Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado.Keywords: risk factors, hypertensionAbstrak: Hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik. Faktor risiko yang dapat memengaruhi hipertensi terbagi menjadi faktor yang dapat dikendalikan seperti kebiasaan merokok serta faktor yang tidak dapat dikendalikan seperti genetik, jenis kelamin, dan usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado. Jenis penelitian ialah observasional analitik dengan desain potong lintang. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 75 pasien yang dipilih menggunakan metode non-probability random sampling yaitu accidental sampling. Variabel penelitian yang diteliti yaitu usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, dan riwayat keluarga. Data yang diperoleh dianalisis secara bivariat menggunakan Fisher’s exact test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia dengan kejadian hipertensi (p=0,041). Variabel lainnya tidak berhubungan bermakna dengan kejadian hipertensi dengan nilai p sebagai berikut: jenis kelamin (p=1,000), kebiasaan merokok (p=1,000), dan riwayat keluarga (p=1,000). Simpulan penelitian ini ialah faktor usia merupakan faktor risiko kejadian hipertensi pada penyandang hipertensi di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado.Kata kunci: faktor risiko, hipertensi

e-CliniC ◽  
2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Waenly M. Tumanduk ◽  
Jeini E. Nelwan ◽  
Afnal Asrifuddin

Abstract: Hypertension is characterized by increased systolic and diastolic blood pressures. Risk factors that can affect hypertension are divided into modified risk factors such as smoking habit and unmodified risk factors such as genetics, gender, and age. This study was aimed to evaluate the risk factors of hypertension at Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado. This was an observational and analytical study with a cross sectional design. There were 75 patients as respondents, obtained by using non-probability random sampling (accidental sampling). Variables in this study were age, sex, smoking habit, and family history of hypertension. Data were analyzed by using the Fisher’s exact test. The results showed that there was a significant relationship between age and hypertension (p=0.041). Albeit, there were no significant relationships between other variables and hypertension, with the p-values as follows: sex (p=1.000), smoking habit (p=1.000), and family history of hypertension (p=1.000). In conclusion, age was the risk factor of hypertension among hypertensive patients at Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado.Keywords: risk factors, hypertensionAbstrak: Hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik. Faktor risiko yang dapat memengaruhi hipertensi terbagi menjadi faktor yang dapat dikendalikan seperti kebiasaan merokok serta faktor yang tidak dapat dikendalikan seperti genetik, jenis kelamin, dan usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado. Jenis penelitian ialah observasional analitik dengan desain potong lintang. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 75 pasien yang dipilih menggunakan metode non-probability random sampling yaitu accidental sampling. Variabel penelitian yang diteliti yaitu usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, dan riwayat keluarga. Data yang diperoleh dianalisis secara bivariat menggunakan Fisher’s exact test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia dengan kejadian hipertensi (p=0,041). Variabel lainnya tidak berhubungan bermakna dengan kejadian hipertensi dengan nilai p sebagai berikut: jenis kelamin (p=1,000), kebiasaan merokok (p=1,000), dan riwayat keluarga (p=1,000). Simpulan penelitian ini ialah faktor usia merupakan faktor risiko kejadian hipertensi pada penyandang hipertensi di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado.Kata kunci: faktor risiko, hipertensi


e-CliniC ◽  
2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Jane A. Kalangi ◽  
Adrian Umboh ◽  
Vivekenanda Pateda

Abstract: Essential hypertension is more commonly found in adolescent than in younger children and is strongly associated with genetic factor and obesity. Genes that play important role in hypertension mechanism are classified into genes that affect the natrium homeostasis in kidney, which include the I/D polymorphism ACE (Angiotensin Converting Enzyme) gene, and genes that affect steroid metabolism. Adolescents with hypertensive parents have higher risk of developing hypertension than those without familial history of hypertension. The aim of this research is to study the relationship between genetic factor (family history of hypertension) and blood pressure of adolescents. This was an analytic observational study with a cross sectional design. It was conducted in November- December 2014 at SMP Negeri 8 Malalayang. Samples were students with good nutritional status who are registered in that particular school and are given permission by their parents to participate in the study. There were 80 students who were involved in the study. Questionnaires were distributed to the students to know the existence of family history of hypertension especially in their parents and then the students’ blood pressure were measured. The data obtained is analyzed using Fisher’s Exact Test with SPSS program. The results showed that according to Fisher’s Exact Test, there was no significant relationship between genetic factor and blood pressure in adolescent. (p = 0.154 > 0.05). Conclusion: There was no relationship between genetic factor (hypertensive parents) and blood pressure in adolescent.Keywords: genetic factor, blood pressure, hypertension, adolescentAbstrak: Hipertensi esensial lebih sering ditemukan pada remaja dibandingkan dengan anak-anak dan dikaitkan erat dengan faktor genetik dan obesitas. Gen-gen yang berperan dalam mekanisme hipertensi dibagi menjadi gen yang mempengaruhi homeostasis natrium di ginjal, termasuk polimorfisme I/D gen ACE (Angiotensin Converting Enzyme) dan gen yang mempengaruhi metabolisme steroid. Remaja dengan orangtua hipertensif mempunyai resiko untuk mendapat hipertensi lebih tinggi dibandingkan anak dengan orangtuanya yang normotensif. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan faktor genetik (riwayat hipertensi dalam keluarga) dengan tekanan darah. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan potong lintang. Penelitian ini dilakukan pada bulan November – Desember 2014 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Malalayang. Sampel penelitian yaitu siswa yang memenuhi kriteria inklusi yaitu anak dengan status gizi baik yang tercatat di register sekolah serta mendapat izin dari orangtua untuk mengikuti penelitian. Subjek penelitian berjumlah 80 siswa. Kuesioner dibagikan untuk mengetahui riwayat hipertensi dalam keluarga terutama pada orang tua lalu tekanan darah anak diukur. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan Fisher’s Exact Test dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji Fisher’s exact, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor genetik (riwayat hipertensi dalam keluarga) dengan tekanan darah pada remaja (nilai p = 0,154 > 0.05). Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara faktor genetik (orang tua yang hipertensi) dengan tekanan darah pada remajaKata kunci: faktor genetik, tekanan darah, hipertensi, remaja


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Nurun Ayati Khasanah ◽  
Ferilia Adiesti ◽  
Citra Adityarini Safitri

Diastasis rectus abdominis dapat terjadi kapanpun pada ibu hamil trimester dua, dampaknya pada ibu post partum yang mengalami diastasis rectus abdominis adalah melemahnya dinding abdomen, mengurangi kontraksi kekuatan otot abdomen dan kestabilan pelvis. Risiko seorang perempuan mengalami diastasis recti  ini jauh lebih besar jika ukuran tubuhnya tergolong kecil, mengandung janin kembar, hamil pada usia 35 tahun ke atas, serta berat janin yang besar.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan kognitif terhadap pemeriksaan diastasis recti pada ibu nifas .Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional . Populasi pada penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan ( bidan ) di wilayah kerja  UPT Puskesmas Bangsal Kabupaten Mojokerto. Sampel penelitian ini adalah   sebagian tenaga kesehatan ( bidan ) yang ada  di wilayah kerja UPT Puskesmas Bangsal Kabupaten Mojokerto, jumlah sampel 23 orang . pengambilan sampel pada penelitian adalah simple random sampling dilkasanakan pada bulan Agustus – November 2020. Instrumen  pada penelitian menggunakan kuisioner , kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat . untuk mengetahui hubungan menggunakan Analisis statistik  Fisher’s Exact Test. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden memiliki kognitif yang baik  sebanyak 13 ( 56.53 %)dan sebagian besar melakukan pemeriksaan diastasis recti  sebanyak 17 ( 73.92%) responden .Berdasarkan uji Analisis Fisher's Exact Test dengan tingkat kemaknaan ( α< 0.05) didapatkan nilai (α = 0,022)  menunjukkan  bahwa ada hubungan kognitif  dengan  pemeriksaan diastasis recti pada ibu nifas .Pengetahuan didapat dari informasi sepanjang hidup seseorang. Pengetahuan tenaga kesehatan ( bidan ) tentang pemeriksaan diastasis recti yang mempengaruhi tenaga  kesehatan ( bidan ) tersebut untuk melakukan pemeriksaan diastasis recti. Sebagai tenaga kesehatan seyogyanya selalu  melakukan pemeriksaan diastasis recti pada ibu nifas yang datang kepelayanan baik di Rumah Sakit , Puskesmas maupun PMB


Author(s):  
Sitti Zakiyyah Putri ◽  
Dahniar ◽  
Sumantri

Stunting merupakan pertumbuhan fisik tinggi badan yang tidak normal sesuai dengan umur.  Stunting dipengaruhi oleh multifactor diantaranya adalah pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observational dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh balita usia 25-60 bulan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Banggae I yang berjumlah 96 balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu, yang pertama menggunakan cluster random sampling untuk pemilihan puskesmas kemudian yang kedua menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 77 balita. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data mengunakan analisis person chi-square dan fisher’s exact test dengan ?=0.05. Balita usia 25-60 bulan sebagian besar mendapatkan ASI eksklusif, lahir dengan berat badan normal, dan mempunyai status imunisasi yang lengkap. Kesimpulan: hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan. Saran: meninngkatkan pelayanan kesehatan bagi Puskesmas melalui kegiatan deteksi dini dengan mengukur tinggi badan anak balita secara rutin tiap bulan.      


2017 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 73-82
Author(s):  
Naresh Manandhar

Background: Hypertension is a progressive cardiovascular syndrome arising from complex and interrelated etiologies. Males have slightly higher prevalence than female in most of countries of Southeast-Asian region.Objective: The objective of study is to find out prevalence and the risk factors of hypertension at Sipaghat, Sindhulchowk, Nepal.Materials and Methods: A cross-sectional study was conducted at Sipaghat of Sindhupalchowk district in May 2016 and 260 persons were selected randomly. Results: The prevalence of hypertension was higher in male (25.4%) than female (17.4%). Mean age of study population was 42.08 years with standard deviation, 15.95 years. Variables namely age group, smoking, alcohol consumption and family history of hypertension were found to be significant at 5 percent level of significance. Alcohol consumption and smokers have more than two times higher chance of getting hypertension compared to alcohol non-consumer and nonsmoker with 95% confidence intervals were 1.08-4.80 and 1.21-6.10, respectively. Persons with family history of hypertension have 3.8 times more chance of getting hypertension compared to no family history of hypertension with 1.89-7.61 of 95% confidence interval.Conclusion: Lifestyle modification reduces blood pressure which prevents or delays the incidence of hypertension. Hypertension can be controlled and prevented by modifying the lifestyle. People should be advised to avoid modifiable risk factors of hypertension like smoking, consumption of alcohol and physical inactivity through health education programs.Nepalese Journal of Statistics, 2017, Vol. 1, 73-82


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi Supriyadi ◽  
Susmini Susmini

Gangguan metabolik mampu menyebabkan beberapa penyakit salah satunya ialah diabetes melitus. Gejala umum yang sering muncul pada kasus diabetes melitus yaitu hiperglikemia. Hiperglikemia yang berkepanjangan dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi diantaranya komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar gula darah sewaktu dengan gejala neuropati perifer penderita diabetes melitus tipe 2. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional. Jumlah sampel 32 penderita diabetes melitus yang dipilih melalui teknik simple random sampling, penelitian ini dilakukan di Desa Kedung Dowo Kecamatan Nganjuk. Berdasarkan uji statistik Fisher’s Exact Test didapatkan p value 0.002 (p value < 0.05) yang berarti terdapat hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan gejala neuropati perifer penderita diabetes melitus tipe 2.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 26-31
Author(s):  
Jeana Lydia Maramis ◽  
Ni Made Yuliana

Karies gigi adalah hasil interaksi bakteri dipermukaan gigi, plak atau biofilm, diet sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya.Orang tua sangat berperan untuk mengarahkan perkembangan anak dengan baik dan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada siswa kelas 1-3 di Desa Wori Kecamatan Wori.Penelitian ini bersifat analitik dengan metode cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 145 siswa. teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling yang berjumlah 60 orang tua dan siswa. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner tentang peran orang tua dan lembar pemeriksaan DMF-T pada siswa. Analisa data menggunakan uji chi-square.Hasil analisis dengan chi-square tentang hubungan peran orang tua dengan indeks DMF-T tidak memenuhi syarat karena terdapat nilai expected kurang dari 5 yaitu 2 cell (75%) , maka menggunakan uji Fisher’s Exact Test diperoleh nilai (p = 0,021 < α =5 %) pada tingkat kemaknaan 95%. maka H0 ditolak dan H1 diterima. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan peran orang tua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan karies gigi pada anak Sekolah Dasar kelas 1-3 di Desa Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 56-66
Author(s):  
Putri Octaviani ◽  
M. Dody Izhar ◽  
Andy Amir

Gizi dibutuhkan oleh anak sekolah untuk pertumbuhan dan perkembangan. Apabila masalah gizi pada anak tidak ditangani sedini mungkin, akan timbul masalah kesehatan di masa yang akan datang. Prevalensi anak dengan kategori kurus di Indonesia pada usia 6-12 tahun adalah 12,2% dan gemuk sebesar 9,2%, sedangkan tahun 2013 prevalensi anak dengan kategori pendek (TB/U) pada anak usia 5-12 tahun di Provinsi Jambi sebesar 29,7%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan status gizi pada anak sekolah dasar di SD Negeri 47/IV Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 1.265 siswa dengan sampel sebanyak 60 siswa pada kelas IV dan V SD Negeri 47/IV Kota Jambi. Teknik sampel dengan menggunakan stratified proportionate random sampling, penelitian dilakukan 7 Mei s/d 21 Mei 2018. Adapun yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner Food Recall 2x24 jam dan PAQ-C. Analisis data dengan menggunakan uji fisher’s exact test pada tingkat kepercayaan 95% atau α=5% (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan tidak berhubungan dengan status gizi pada anak dengan nilai p = 0,069. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi pada anak dengan nilai p = 0,033. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan status gizi, namun terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan status gizi pada anak sekolah dasar di SD Negeri 47/IV Kota Jambi.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 386
Author(s):  
Selvia Emilya ◽  
Yuniar Lestari ◽  
Asterina Asterina

Program imunisasi dasar merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita. Cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada tahun 2010 menurun dibandingkan tahun 2007. Hal ini juga terjadi di provinsi Sumatera Barat, di kota Padang terjadi penurunan pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011. Kelurahan Lambung Bukit berada di wilayah kerja Puskesmas Pauh kota Padang terjadi Kejadian Luar Biasa campak sebanyak 54 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap tindakan imunisasi dasar di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang tahun 2014. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Lambung Bukit selama 10 bulan dari bulan Februari 2014 sampai Desember 2014, dengan menggunakan desain cross sectional. Jumlah sampel 40 orang dengan teknik pengambilan sampel random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi-square dan fisher’s exact test. Hasil penelitian didapatkan lebih dari separuh responden tidak memberikan imunisasi dasar lengkap pada anaknya, memiki pengetahuan rendah dan sikap positif mengenai imunisasi. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap di Kelurahan lambung Bukit. Petugas puskesmas agar memberikan penyuluhan tentang imunisasi.


Author(s):  
Kaushik Nag ◽  
Manas Patra ◽  
Avijit Paul ◽  
Indranil Saha ◽  
Krishnadas Bhattacharyya ◽  
...  

Background: High blood pressure in childhood and adolescence is an important part of the natural history of hypertension. The objective of the study was to determine the prevalence and risk factors of hypertension among the adolescent boys of class nine (IX) to twelve (XII).Methods: A school based cross sectional study was undertaken among 894 adolescent boys aged 13 to 18 years from May 2013 to October 2014 of Burdwan municipal area. Schools were selected by Simple random sampling and systematic random sampling was used to include sample students from each school. Statistical tests like chi-square test were applied for categorical variables and p<0.05 taken as statistical significance.Results: The prevalence of hypertension was found to be 5.7%. The study revealed highest prevalence of hypertension in the age group of 13-14 and 17-18 years (6.5%), Muslim religion (17%), General caste (8.4%), and upper socio-economic status (9.3%) among which religion and caste showed significant association with hypertension (P<0.05). Students taking non-vegeterian items ≥5 days a week, chewing tobacco users, obese and having family history were more hypertensive which was statistically significant (p<0.05).Conclusions: The association of hypertension with food habit, tobacco chewing, obesity & family history of hypertension was found to be statistically significant.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document