scholarly journals ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN POSTPARTUM BLUES DI PUSKESMAS PERUMNAS KABUPATEN REJANG LEBONG

2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 29-36
Author(s):  
RATI PURNAMA SARI ◽  
AZMIZA DENSY ◽  
BUYUNG KERAMAN

Postpartum blues merupakan salah satu masalah yang mugkin muncul setelah masa persalinan. Postpartumblues yang tidak tuntas dapat berlanjut menjadi depresi postpartum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian postpartum blues di Puskesmas Perumnas Kabupaten Rejang Lebong. Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. sampel dalam penelitian ini sebanyak 43 orang dengan menggunakan alat skrining Edinnburg Postnatal Depression Scale (EPDS). Penelitian dilakukan di Kabupaten Rejang Lebong pada bulan juli 2018. Data diambil dengan instrument test dan lembar observasi. Uji statistik dilakukan dengan Chi Square dan uji satistik Contigency Coefficient. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa hampir sebagian responden tidak mengalami kejadian postpartum blues (normal), Hampir seluruh responden memiliki rentang usia 20-35 tahun, paritas sebagian besar responden adalah primipara, sebagian besar responden memiliki pendidikan Sekolah Dasar (SD sederajat) dan sebagian besar responden tidak mendapatkan dukungan suami dalam perawatan dan pertolongan bayi pasca melahirkan. Ada hubungan antara faktor paritas, dukungan suami, pendidikan dan usia dengan postpartum blues di puskesmas Perumnas Kabupaten Rejang Lebong.

2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 91-95
Author(s):  
Intan Kumalasari ◽  
Hendawati Hendawati

Latar Belakang: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko dan angka kejadian postpartum blues di Kota Palembang. Metode: Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel adalah ibu postpartum yang diambil dari RSI Muhammadiyah, RS Bhayangkara dan RSI St. Khodijah tahun 2017dengan jumlah 90 orang, menggunakan teknik Proporsional cluster random sampling. Analisis statistik menggunakan uji chi square dan regresi binary logistik.. Intrumen penelitian menggunakan instrument baku yaitu instrument EPDS (Edinburg Postnatal Depression Scale) dengan jumlah soal 10 pertanyaan. Hasil : Angka kejadian Postpartum blues sebesar 46,7%. Terdapat hubungan yang signifikan antara paritas (pv=0,0005; OR=15,117), dukungan keluarga (pv=0,009;OR=10,996), perencenaan kehamilan (pv=0,006;OR=9,863), pendidikan (pv=0,023;OR=3,656) dan kelelahan fisik (pv=0,029 ; R=3,341),dengan kejadian Postpartum Blues. Kesimpulan Terjadinya postpartum blues melibatkan faktor-faktor biopsikososial sebelum dan setelah bersalin. Adanya kerentanan biologis, kerentanan psikologis, situasi stresfull, dukungan sosial kurang, dan strategi yang maladaptif, bersama-sama memberi kontribusi bagi berkembangnya postpartum blues. Dibutuhkan dukungan social, emosional, informasi dan bantuan tenaga bagi ibu postpartum dan mengenali penyebab postpartum blues sejak awal.


Author(s):  
Adriani

Abstrak Perubahan peran seorang wanita menjadi seorang ibu tidaklah selalu berupa hal yang menyenangkan saja bagi pasangan suami istri, kadang kala terjadi terjadi konflik baik didalam diri wanita tersebut maupun konflik dengan suami. Jika perhatian terhadap keadaan psikologis ibu post partum kurang maka dapat menyebabkan ibu akan cenderung untuk mencoba mengatasi permasalahannya atau ketidaknyamanannya tersebut sendiri, keadaan ini jika dibiarkan saja dapat menyebabkan ibu post partum mengalami postpartum blues. Di Indonesia, diperkirakan terdapat 50-70% ibu pasca melahirkan mengalami postpartum blues pada hari 4-10. Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan desain penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 160 orang. Data diambil menggunakan kuesioner yang ditampilkan dalam analisa univariat dan bivariat menggunakan sistem komputerisasi SPSS. Hasil penelitian yaitu ada hubungan antara pendidikan ibu (p 0,013), pekerjaan ibu (p 0,013), dukungan suami (p 0,021), pendapatan keluarga dengan kejadian post partum blues (p 0,000) dan tidak ada hubungan antara paritas ibu (p 0,199), umur ibu (p 0,391), dan riwayat PMS (p 0,087) dengan kejadian post partum blues. Diharapkan bagi peneliti untuk dapat melanjutkan penelitian dengan variabel yang lebih bergam dan diharapkan bagi para tenaga kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan terutama dalam pemberian dukungan pada ibu masa post partum, sehingga mengurangi resiko ibu mengalami postpartum blues. Kata kunci : Postpartum blues, pendidikan, pekerjaan, dukungan suami, riwayat PMS


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 16-21
Author(s):  
Riani Astri ◽  
Ariani Fatmawati ◽  
Gina Gartika

Postpartum Blues (PPB) jika tidak ditangani akan berkembang menjadi depresi atau psikosa postpartum. Masalah ini dialami oleh sebagian ibu postpartum karena peran barunya sebagai seorang ibu. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan dukungan sosial pada ibu postpartum primipara terhadap kejadian postpartum blues. Jenis penelitian adalah kuantitaif dengan pendekatan deskiptif korelasi, jumlah sampel 106 orang dengan kriteria inklusi ibu postpartum hari 1-7, semua jenis persalinan, ibu sadar penuh, primipara dan bersedia menjadi responden. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan consecutive sampling dengan tehnik pengumpulan data menggunakan kuesioner Edinburg Postnatal Depression Scale (EPDS) dan postpartum support system and family coping quessionaire. Analisa data dengan chi-square. Ibu postpartum primipara mendapatkan dukungan sosial baik sebanyak 89.6% dan sebanyak 40,6% ibu primipara mengalami postpartum blues. Hasil analisis bivariate didapatkan p-value 0,007 (p-value <0,005) yang berarti terdapat hubungan antara dukungan sosial terhadap kejadian postpartum blues pada ibu primipara di RSKIA Kota Bandung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penting untuk deteksi dini kejadian postpartum blues atau depresi postpartum pada saat ibu hamil.


2018 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 130-139
Author(s):  
Devi Endah Saraswati Saraswati

Childbirth is a happy moment, but there are some cases can be frightening, this is because women who give birth often experience feelings of sadness and fear that affects the emotional and sensitivity of the mother, known as postpartum blues. The purpose of this study is to know the factors - factors that affect the incidence of postpartum blues. The research design was cross sectional. The study was conducted at BPM “D” in Campurejo Village, Bojonegoro District and BPM “S” in Sukorejo Village, Bojonegoro District from January to February 2018 to 30 postpartum mothers. The study instrument used an EDPS (Edinburgh Postnatal Depression Scale) questionnaire. Data processing using Chi Square test. The results showed that the factors affecting the phenotype of postpartum blues include p value = 0,04, education with p value = 0,049, obstetric status with p value = 0,011. Factors affecting postpartum blues events include age, education, occupation, and obstetric status.


2020 ◽  
Vol 48 (2) ◽  
pp. 131-138
Author(s):  
Yustisia Imaninditya Puteri Widarini ◽  
Izzatul Arifah ◽  
Kusuma Estu Werdani

Abstract Women are prone to experiencing postpartum depression. The purpose of this study was to analyze the association of risk factors and depression symptoms in postpartum mothers in Banjarsari District, Surakarta in 2019. The design of the research is cross-sectional with the total sample was.160 postpartum mothers (0-6 weeks) from the total population of 268 mothers The independent variables included the mother’s age, education, occupation, type of delivery exclusive breastfeeding practice, and the first time breastfeeding. Whereas, the dependent variables were the symptoms of postpartum depression. Data collection using the exclusive breastfeeding practice questionnaire and the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis was performed using Chi-square and multivariate logistic regression. The results showed that 25.6% of mothers in Banjarsari experienced symptoms of postpartum depression. Type of labor (p=0,049, OR 2,333, 95% CI 1,002-5,428) and exclusive breastfeeding practice (p=0,018, OR 2,460 95% CI 1,1665,187) were significantly associated with symptoms of postpartum depression. The study concluded that the group of mothers who did exclusive breastfeed and who had delivery complications tended to experience symptoms of postpartum depression higher than that of mothers who did not experience the same conditions. Keywords : postpartum, depression, EPDS Abstrak Perempuan rentan mengalami depresi masa nifas. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan faktor risiko dengan gejala depresi pada ibu di masa nifas di Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Desain penelitian adalah crossectional dengan sampel 160 ibu nifas (0-6 minggu) dari total populasi 268 orang, Penelitian mengukur variabel independen yaitu usia ibu, pendidikan, pekerjaan, jenis persalinan, praktik menyusui eksklusif dan waktu pertama kali menyusui dengan variabel dependen yaitu gejala depresi pada ibu di masa nifas. Pengumpulan data menggunakan kuesioner praktik menyusui eksklusif dan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Analisis data menggunakan Chi-square dan multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan 25,6% ibu di Kecamatan Banjarsari, Surakarta mengalami gejala depresi di masa nifas. Jenis persalinan (p=0,049, OR 2,333, 95% CI 1,002-5,428) dan praktik menyusui eksklusif (p=0,018, OR 2,460, 95% CI 1,166-5,187) berhubungan signifikan dengan gejala depresi masa nifas. Kesimpulan penelitian ini adalah kelompok ibu yang tidak menyusui eksklusif dan kelompok ibu yang jenis persalinan disertai penyulit cenderung mengalami gejala depresi lebih tinggi dibandingkan kelompok ibu yang tidak mengalami kondisi yang sama. Kata kunci: postpartum, depresi, EPDS


Author(s):  
Brigita Renata ◽  
Dharmady Agus

Objective: To determine the association of husband support and postpartum blues in postpartum women. Methods: This was a cross-sectional study. Respondents are collected from postnatal women at the Pontianak St. Antonius Hospital, with random sampling. Retrieval of data use a research questionnaire. Data were analysed univariately and bivariate using the Chi-Square test method. Result: Of the 96 respondents, 5.2% were <20 years old, 49% were in the 20-30 years age group, and 45.8% were> 30 years old . For parity data, 38.5% were primiparous women and 61.5% were multiparous women. As for employment status, 68.8% are in the unemployed group, and 31.2% are in the working group. 47.9% of respondents received inadequate husband support, and 52.1% respondents received adequate husband support. While 44.8% of respondents experienced postpartum blues, 55.2% did not. The results of the bivariate analysis showed a significant relationship between husband support and postpartum blues  with p=0.042 and OR=2.331. Conclusion: We found a significant relationship between husband support and postpartum blues disorder. Keyword: family, husband support, postpartum blues.   Abstrak Tujuan : Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan gangguan postpartum blues pada perempuan pascamelahirkan. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan studi potong lintang, yang dilakukan di Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak pada perempuan pascamelahirkan dengan metode pengambilan sampel acak sederhana. Dukungan suami diukur dengan menggunakan kuesioner Dukungan Suami dan PPB diukur dengan menggunakan kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data dianalisis dengan menggunakan uji kai kuadrat. Hasil: Dari 96 responden, sebanyak 5,2 % berada pada usia <20 tahun, 49% berada pada kelompok usia 20-30 tahun, dan 45.8% berada pada usia >30 tahun. Untuk data paritas, 38,5% adalah perempuan primipara dan 61,5% adalah perempuan multipara. Sementara untuk status pekerjaan, 68.8% adalah kelompok tidak bekerja dan 31,2% adalah kelompok bekerja. Responden yang mendapat tingkat dukungan suami yang kurang ada sebanyak 47,9% dan dukungan suami yang baik ada 52.1%. Responden yang mengalami PPB ada sebanyak 44,8% dan yang tidak mengalami PPB ada sebanyak 55,2%. Terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan suami PPB dengan nilai p=0,042 dan OR sebesar 2,331. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan suami dan PPB. Kata kunci: dukungan suami, gangguan postpartum blues, keluarga.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Jehan Puspasari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara temperamen bayi dengan maternal self efficacy pada ibu remaja.          Penelitian cross sectional ini menggunakan tehnik consecutive sampling dengan 100 responden ibu remaja primipara. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang sudah terstruktur yaitu kuesioner demografi, Maternal Efficacy Questionnaire (MEQ), Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan Infant Characteristic Questionnaire (ICQ). Variabel temperamen bayi dan kepercayaan diri ibu dianalisis menggunakan chi-square dan regresi logistik.             Hasil penelitian menunjukkan  bahwa ada hubungan yang signifikan antara temperamen bayi dengan maternal self efficacy pada ibu remaja dengan nilai p 0,001.  Temperamen bayi sangat memengaruhi kepercayaan diri ibu remaja. Temperamen bayi yang easy berpengaruh pada peningkatan self efficacy ibu dibandingkan temperamen bayi yang difficult.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Irma Fidora ◽  
Ropika Ningsih

Masa kehamilan dan postpartum merupakan proses adaptasi perubahan fisik dan psikologis. Ibu hamil dan postpartum beresiko mengalami gangguan psikologis (maternal depressive symptoms). Gangguan ini bisa mengakibatkan penurunan kualitas hidup. Ibu bekerja memiliki peran ganda dalam kehidupannya sehingga jika terjadi maternal depressive symptoms maka efek yang ditimbulkan bisa lebih buruk.Tujuan penelitian ini untukmengetahui gambaran maternal depressive symptoms danfaktor yang mempengaruhinya pada ibu bekerja terkait masa kehamilan dan postpartum. Metodepenelitian ini merupakan analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bekerja yang menitipkan anaknya berusia 1-12 bulan di Tempat Penitipan Anak (TPA) di Kota Bukittinggi. Jumlah sampel 97 orang, Instrumen Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) digunakan untuk mengukur maternal depressive symptoms, uji statistik yang digunakan adalah chi square untuk melihat hubungan faktor usia, paritas, pendidikan dan pendapatan terhadap maternal depressive symptoms Hasil penelitian menemukan responden yang lebih banyak adalah bukan dengan maternal depressive symptoms (60,8%). Analisis hubungan menemukanp value untuk usia adalah 0,216, paritas 0,001, pendidikan 0,038 dan pendapatan 0,099. Kesimpulan penelitian ini adalah dari beberapa faktor yang diteliti, faktor yang berhubungan dengan timbulnya maternal depressive symptoms adalah paritas dan pendidikan sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah usia dan pendapatan. Kata kunci: adaptasi psikologis; depresi; maternal depressive symptoms THE INFLUENCING FACTORS OF MATERNAL DEPRESSIVE SYMPTOMS IN WORKING WORK RELATED TO PREGNANCY AND POSTPARTUM ABSTRACTPregnancy and postpartum period is a process of adaptation to physical and psychological changes. The women in this period are at risk for psychological disorders. This disorder can cause a decrease in quality of life. Working mothers have a dual role in their lives, when maternal depressive symptoms occur, the effects might be worse. The aim of this study was to determine the maternal depressive symptoms and the factors that influence maternal depressive symptoms in working mothers related to pregnancy and postpartum. This was analytical research using cross sectional design. The sample in this study were 97 working mothers who entrust their1-12 months aged children in day care centres in Bukittinggi. Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) was used to measure maternal depressive symptoms. The statistical test used was chi square to determine the relationship of age, parity, education and income factors to maternal depressive symptoms. Study showed that respondents were not with maternal depressive symptoms reached 60.8%. The relationship analysis found the p value for age was 0.216, parity 0.001, education 0.038 and income 0.099. From several factors studied, the factors that related to the onset of maternal depressive symptoms are parity and education while the factors that are not related to the onset of maternal depressive symptoms are age and income. Keywords: psychological adaptation; depression; maternal depressive symptoms


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 35
Author(s):  
Ariani Fatmawati ◽  
Aam Aminah ◽  
Nina Gartika

Postpartum blues merupakan gangguan psikologis yang dialami ibu pasca melahirkan. Rumah sakit di Indonesia belum banyak melaporkan tentang kejadiannya. Rendahnya ketertarikan ibu terhadap bayinya merupakan dampak dari postpartum blues. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kejadian postpartum blues dengan motivasi ibu untuk menyusui di RS Al-Islam Bandung. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 122 ibu postpartum hari ke-3 sampai hari ke-14. Instrumen untuk postpartum blues menggunakan Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) dan motivasi menyusui dengan instrumen Breastfeeding motivation instrucsional measurement scale (BMIMS). Data dianalisis dengan korelasi Spearman rank. Hasil penelitian menunjukan bahwa 53,3% dari 122 responden mengalami postpartum blues, dan dari 65 responden yang mengalami postpartum blues 36 orang (55,4%) memiliki motivasi menyusui yang rendah. Hasil uji korelasi menunjukan terdapat hubungan negatif antara kejadian postpartum blues dengan motivasi ibu untuk menyusui, dengan p value 0,02 (r = -0,288). Dengan tingkat kekeliruan 5%. Simpulan dari penelitian ini yaitu semakin tinggi kejadian postpartum blues pada ibu postpartum maka semakin rendah motivasi ibu untuk menyusui. Diharapkan perawat dapat mendeteksi lebih awal kejadian postpartum blues dan dapat memberikan informasi pada ibu dan keluarga tentang gangguan psikologis ibu post partum.


2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Samria Samria

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kejadian post partum blues pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Allu dan ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Pekkabata. Metode penelitian  menggunakan desain penelitian deskriptif komparatif dan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 40 orang. Pengambilan sampel menggunakan kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang telah baku. Hasil analisa hubungan kedua variabel dengan menggunakan uji statistik chi-square didapat signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah p=0,000 α (0,05). Kata kunci: post partum blues; pedesaan; perkotaan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document